Anda di halaman 1dari 14

ASURANSI DAN

PERPAJAKAN
Kelompok 3 :
Fildzah Nandika (200810201248)
Ir. Rizki Akbar (200810201199)
Maulana Akbar Rizki (200810201113)
Wanda Amaliannisa (200810201051)
DEFINISI ASURANSI

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
UNSUR-UNSUR ASURANSI

1 2 3 4

Subyek hukum Persetujuan bebas Benda asuransi dan Tujuan yang ingin
(penanggung dan antara penanggung kepentingan dicapai
tertanggung) dan tertanggung tertanggung

5 6 7 8

Resiko dan premi Evenemen Syarat-syarat yang Polis asuransi


(peristiwa yang berlaku
tidak pasti) dan
ganti kerugian
TUJUAN ASURANSI

a. Pengalihan Risiko

Mengalihkan risiko yang mengancam harta


kekayaan atau jiwanya. Membayar/membeli premi
dari perusahaan asuransi, maka sejak saat itu juga
risiko teralihkan kepada pihak penanggung.

b. Pembayaran Pengganti Kerugian


Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian
(risiko berubah menjadi kerugian), maka
tertanggung akan menerima bayaran ganti rugi
yang besarnya sama dengan jumlah asuransinya.
ISTILAH ISTILAH DALAM
ASURANSI
2. Isi Polis
I. Berlakunya Asuransi Setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat :
Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung  Hari dan tanggal perjanjian dibuat
timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun  Nama tertanggung, untuk diri sendiri dan pihak ketiga
polis belum diterbitkan  Uraian jelas mengenai benda yang diasuransikan
 Jumlah nilai pertanggungan
II. Polis Asuransi
 Premi asuransi
1. Fungi polis  Bentuk kejadian bahaya yang menjadi tanggungan penanggung
 Jenis asuransi kebakaran, polis harus menyebutkan pula
 Sebagai perjanjian/bukti tertulis
 Letak dan batas barang tetap yang dipertanggungkan
 Memuat kesepakatan
 Penggunanya
 Syarat – syarat khusus
 Sifat dan penggunaan bangunan yang berbatasan yang
 Janji – janji khusus pemenuhan hak dan
berpengaruh
kewajiban para pihak yang terlibat
 Nilai barang yang ditanggungkan
 Letak dan batas bangunan dan tempat, dimana barang bergerak
dan disimpan berada
ISTILAH ISTILAH DALAM
ASURANSI
3. Jenis Klausula Asuransi
a. Klausula Premier Risque
III. Jenis Asuransi
b. Klausula All Risk
1. Asuransi Kerugian, terdiri dari :
c. Klausula Total Loss Only (TLO)
 Asuransi kebakaran
d. Klausula Sudah Diketahui (ALL SEEN)  Asuransi kehilangan dan kerusakan
e. Klausula Renunsiasi  Asuransi laut
 Asuransi pengangkutan
f. Klausula free particular average (FPA)  Asuransi kredit
g. Klausila Riot, Strike, Civil commotion (RSCC)
2. Asuransi jiwa, terdiri dari :
4. Hal yang harus diperhatikan  Asuransi kecelakaan
Klausula Bank adalah suatu klausula yang tercantum dalam  Asuransi kesehatan
polis yang hanya jika diminta oleh pihak Bank, yang mana  Asuransi jiwa kredit
pihak Bank adalah penerima ganti rugi atas objek
pertanggungan dalam polis.
BATALNYA ASURANSI

Perjanjian asuransi terancam batal apabila :


1. Kekeliruan/kesalahan dalam keterangan/pemberitahuan hal – hal yang
perlu diketahui oleh penanggung akan berakibat ditutupnya polis asuransi
2. Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi
ditandatangani
3. Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui
pengaadilan membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya yang
akan datang
4. Terdapat akalan penipuan, cerdik, kecurangan oleh si tertanggung
5. Ada objek yang menurut UU tidak boleh diperdagangkan
 
SANKSI
ASURANSI

ADMINISTRATIF PIDANA
TANTANGAN INDONESIA
DDALAM INDUSTRI ASURANSI

Hambatan dalam pembangunan daya saing industri


asuransi nasional diantaranya adalah:
• permodalan yang terbatas
• keterbatasan SDM yang berkualitas
• tingkat produktifitas karyawan
• integritas pelaku usaha perasuransi
• biaya operasional yang tinggi
• premi terlalu rendah
DEFINISI PERPAJAKAN

Menurut Prof. Dr.P.J.A Adriani dalam buku Konsep Dasar Perpajakan Diana Sari (2013:34)
adalah sebagai berikut : “Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan umum (Undang-
Undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.”
JENIS PERPAJAKAN DI INDONESIA

Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Penjualan Atas Barang


Mewah

Materai

Pajak Bumi Dan Bangunan

Pajak Daerah
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

Self Assessment Official Assessment


Withholding System
System. System

sistem pemungutan sistem pemungutan


pajak yang pajak yang Pada Withholding
membebankan membebankan System, besarnya
penentuan besaran wewenang untuk pajak dihitung oleh
pajak yang perlu menentukan pihak ketiga yang
dibayarkan oleh wajib besarnya pajak bukan wajib pajak dan
pajak yang terutang pada bukan juga aparat
bersangkutan fiskus atau aparat pajak/fiskus
perpajakan
sebagai pemungut
pajak.
ASPEK PAJAK DALAM BADAN USAHA
FIRMA
Dalam aspek pajak Badan Usaha Firma,
bergesernya aliran penghasilan Firma kepada
pemilik tidak dianggap sebagai terjadinya aliran
penghasilan. Sehingga pajak tidak mengakui
adanya pengurangan berupa biaya gaji pemilik di
Firma itu sendiri
PERMASALAHAN DALAM
PEMUNGUTAN PAJAK

Kurangnya
01 sosialisasi dari
pemerintah
Kurangnya kesadaran
02 masyarakat sebagai Wajib
Pajak

Tingkat kepatuhan
03 Wajib Pajak yang
masih rendah

Penerapan tarif
04 pajak yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai