Anda di halaman 1dari 41

LESI ULCERASI

RONGGA MULUT

Wahyuni Dyah Parmasari, drg., Sp. Ort.


LESI : kelainan pada jaringan/mukosa yang menimbulkan gejala
atau symptom

Klasifikasi menurut gambaran klinis :

1. MAKULA : - lesi datar, batas jelas.ukuran&bentuk bervariasi


- warna tergantung penyebab
 merah : dari vaskularisasi
 berpigmen : dari pigmen melanin

2. PAPULA : - lesi batas jelas, ada peninggian


- Ø<1cm

3. PLAK : - variasi dari papula


- Ø>1cm
4. NODUL : - pemadatan massa yg berbatas jelas, berisi jar.
ikat dilapisi epitel
- dasar nodula melibatkan submukosa & daerah
di bawah epidermis

5. VESIKEL : - peninggian yg berisi bahan cair (serum/plasma


darah)
- Ø<1cm

6. BULA : - = vesikel,tapi Ø>1cm


- bula pecah  ulkus/ulcer, sembuh  jar parut

7. EROSI : - lesi merah & basah


- sering disebabkan pecahnya vesikel/bula, trauma

8. PUSTULA : - = vesikel/bula,tapi berisi pus


9. ULCER : - lesi dangkal, batas jelas
- lapisan epidermal diatasnya telah hilang

10. PURPURA : - lesi datar, warna kemerahan sampai ungu


- disebabkan darah dari pembuluh darah bocor
masuk ke dalam jaringan subkutan
- tidak pucat bila ditekan

11. PTEKIE : - lesi purpurik Ø1-2mm


ETIOLOGI :

1. Trauma : Traumatik ulcer

2. Infeksi : a. Virus : - Herpes simplex


- Herpes Zoster
- Herpangina
b. Bakteri : - syphilis
- TBC
- ANUG

3. Multifactorial : Recurrent Apthous Stomatitis (RAS)


1. TRAUMATIK ULCER

- Etiologi
- Trauma  - mekanik
- kimia
- fisik
- elektrik

- Klinis :
- Ulcer soliter/multipel, ada rasa sakit
- Ukuran & bentuk bervariasi mengikuti sumber trauma
- Dasar lesi putih kekuningan dengan tepi kemerahan

- Diagnosa :
- Berdasarkan riwayat penyakit (anamnesis)
- Identifikasi sumber iritasi
- Terapi :
- Eliminasi penyebab
- Simptomatik : - obat kumur  - saline (garam fisiologis)
- H2O2 2%
- salep anastetikum
2. RECURRENT APTHOUS STOMATITIS (RAS)

- Ulcer yang timbul berulang/berurutan pada tempat yang sama/


berbeda
- Single/multipel
- Sering pada wanita

- Etiologi . Tidak jelas, faktor predisposisi 


- defisiensi nutrisi
- siklus menstruasi
- psikologi/stress

- Klinis  = TU
- dapat sembuh sendiri 7-14 hari
Lokasi :
- Bukal/labial
- Ventral lidah
- Mukosa alveolar/gingiva
Jarang ditemukan pad daerah yang berkeratin tebal (pal durum)

Diagnosa :
- Manifestasi klinis
- Riwayat rekurent
- Terjadinya lesi

Terapi  tujuan :
- Menghilangkan keradangan
- Mengurangi rasa sakit
- Mempercepat kesembuhan/menjarangkan kekambuhan
3. VIRAL STOMATITIS

Ciri utama :
a. Vesikulo multipel yang menggerombol  pecah  timbul ULCER
 - tengah putih
- pinggir kemerahan
- sangat sakit

b. Diawali gejala prodomal :


- suhu tubuh meningkat
- pusing
- malaise
- anoreksia
A. HERPES SIMPLEX

- Tipe I : pada kulit, mukosa oral, faring


- Tipe II : pada genital

- Penularan  DROPLET INFECTION


 kontak langsung dengan lesi pada kulit,saliva,
alat-alat yg tercemar VSH

- Diawali dengan gejala prodomal 1-2hr  multiple vesikula sekitar


oral terutama bibir.
Semula lesi dangkal  sakit tenggorokan
 lesi menyatu  meluas  mukosa kemerahan & sakit

- EO : Kel. Submandibular membesar


- Gingiva  edematous  gingivitis marginalis akut

Lokasi :
- Bibir  herpes labialis
- Sudut mulut
- Mukosa rongga mulut
- Hidung (filtrum)
- Wajah  herpes facialis

Diagnosa :
- Anamnesa
- Pemeriksaan IO, EO, KU
- Lab : sitologi & titer Ab

Terapi :
- Analgetik & antipiretik
- Perbaikan KU
- Anti virus
B.VARICELA ZOSTER

- Penularan : droplet infection


- Disertai gejala prodomal
- Dapat menyerang kulit & mukosa rongga mulut

KULIT  gatal pada semua anggota badan


vesikel bergerombol  pustula  krusta

RONGGA MULUT  vesikel kecil-kecil pada palatum & uvula


 pecah  ulcer dangkal & sangat sakit
PRIMER : Varicella = chicken pox = cacar air
- sangat menular
- 90% pada anak-anak

SEKUNDER : H.zoster = shingles = ruam ruam


- Recurrent  Reaktivasi virus yang laten & tinggal
dalam ganglion syaraf
- usia diatas 40tahun

KHAS : vesikel bergerombol unilateral, terutama


sepanjang lintasan syaraf
C. COXSAKIE = HERPANGINA

- Menyerang anak-anak pada suatu epidemi ( musim panas)


- Gejala prodomal lebih ringan dan lebih cepat (<24 jam)
- Tidak menyebabkan gingivitis marginalis akut

- Lokasi : - 1/3 posterior rongga mulut


- palatum molle
- orofaring

IO : - vesikula multiple, dasar kemerahan, sakit


- pecah  ulcer
4 SYPHILIS

- Etiologi : treponema palidum


- Penularan : kontak langsung ( ex. hub sexual)

- Stadium I : CHANCRE
- Sangat infeksius
- Tepi ulcer indurasi,tidak sakit,warna kecoklatan
- Lokasi : bibir, lidah, mukosa pipi
- Chancre timbul pada tempat masuknya kuman  mukosa genital,
mukosa mulut/merah bibir
- Lesi hilang 1-5 minggu  stadium II
- Stadium II
- 6 minggu – 2 tahun
- Gejala sistemik “flu like syndrome’
- Kulit  Makula/papula kemerahan  skin rash
 bercak-bercak pad tangan, kaki
- Mukosa RM  mucous patch  yg ditutupi membram putih
keabuan
- Sangat infeksius, tapi tidak sakit
- Lokasi : lidah, pal molle, tonsil, merah bibir

- Stadium III
- Tidak infektius, tidak sakit
- GUMMA  sangat destruktif (ulcer dalam,mengadakan penetrasi
ke jaringan yg lebih dalam
- Lokasi rm : lidah (interstisial glositis),bibir, palatum
- Lokasi luar rm : kulit, tulang,syaraf (general parosis)

- Terapi : ulcer  simptomatik


5. TUBERCULOSIS

- Etiologi : mycobacterium TBC


- Manifestasi primer : paru-paru
- Manifestasi sekunder : infeksi rongga mulut
- lokasi : terutama lidah (daerah posterior rongga mulut)

- Klinis : ulkus dengan indurasi dan dalam, soliter, khronik


diameter lebih dari 1 cm, permukaan granuloma-
tosa, tepi tidak beraturan

- Penularan : airbone infection (sputum)

- Terapi : lesi IO  simptomatik


6. ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG)

- Paling sering anak remaja dan dewasa muda

- Predisposisi : - nutrisi kurang


- penyakit hematologi
- istirahat kurang
- perokok berat

- Faktor lokal : - perikoronitis


- restorasi berlebih
- OH buruk
- gingivitis marginalis
- Faktor sistemik : - stress
- kelelahan
- kelainan darah
- malnutrisi

- Etiologi : - Bakteri fusospirochates

- Klinis  AKUT :
- Sakit, sensitif, saliva berlebih
- Rasa metalik, perdarahan spontan jaringan gingiva
- Biasanya mengalami kehilangan indera pengecap
- Gigi sedikit terdorong keluar  goyang
- Sensitif terhadap tekanan
Lesi khas ANUG :
- Ulcerasi dangkal dan nekrotik sering timbul pada interdental
dan gingival margin
- Ulcer bisa timbul di pipi, bibir, lidah, dimana jaringan kontak
dengan lesi gingiva atau setelah trauma

- Terapi :
- Ringan & tanpa penyakit sistemik
 debridemen lokal  irigasi & kuretase periodontal
kumur H2O2 3%
- Ada tanda sistemik
 dipertimbangkan pemberian antibiotik

- Sembuh  kontrol drg.


jika faktor lokal tidak dihilangkan  kambuh
7. ERITEMA MULTIFORMIS

- Penyakit akut pada kulit dan mukosa rongga mulut dengan bentuk
lesi yg brrmacam-macam (bentuk & ukuran)  multiforme
- Dapat timbul sekali/berulang
- Lesi timbul banyak/multipel

- Ciri khas : TARGET / IRIS


- Bula dengan dasar kemerahan & edema
- Mudah berdarah

- Etiologi : - Dihubungkan dengan emosi/stress


- Mayoritas tidak adak hubungan dengan alergi
- Klinis :
- Anak-anak/dewasa muda
- Gejala umum : demam, malaise
- lesi berbentuk makula,papula  pecah  terkelupas 
mudah berdarah
- Sering terjadi pada bibir,gingiva jarang

- Kulit  kaki, tangan, muka, permukaan ektensor lengan/kaki,


leher.
Parah  seluruh tubuh

- Terapi : - Ringan : suportif  obat kumur,diet makanan lunak/cair


- Parah : kortikosteroid sistemik
PAROTITIS

Parotitis merupakan penyakit virus akut yang menyerang


kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis (sekitar 60%) namun
tidak menutup kemungkinan menyerang kelenjar ludah yang
lain seperti kelenjar submaksilaris dan kelenjar
submandibularis
ANATOMI PAROTIS
EPIDEMIOLOGI DAN PREVALENSI.
 menyebar dengan kontak langsung melalui percikan air ludah,
muntah yang bercampur dengan saliva serta urin.
 85% dari kasus mumps terjadi pada anak-anak berusia dibawah
15 tahun

EPIDEMIOLOGI
 Masa inkubasi terjadinya antara 14 - 21 hari

 Virus sangat infeksius : Hari 1 sampai 3 sebelum


pembengkakan sampai 2 minggu setelah pembengkakan
  ETIOLOGI PAROTITIS

 anggota dari kelompok paramyxovirus


 Virus RNA rantai tunggal genus Rubulavirus subfamily
Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae
PATHOGENESIS

 Masa inkubasi 15 – 21 hari -> virus bereplikasi di dalam


saluran pernafasan atas dan nodus limpatikus servikalis ->
menyebar melalui aliran darah ke organ – organ lain seperti
selaput otak, gonad, thyroidea, jantung, hati, ginjal, dan saraf
otak
 Penyebaraannya virus dapat ditularkan melalui kontak
langsung via hidung/ mulut disaat seseorang yang terinfeksi
bersin lalu droplet masuk melalui rongga mulut
 Dapat juga ditularkan melalui percikaan ludah, bahan muntah,
dan urin
MENIFESTASI KLINIS

Pada tahap awal 1-2 hari (Prodormal)


 demam (suhu badan 38,5 – 40 ° C)

 sakit kepala,

 nyeri otot,

 kehilangan nafsu makan

 nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah


MENIFESTASI KLINIS

Stadium pembengkakan :
 terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang
diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar
kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan selama 3
hari kemudian mengempis
 terjadi edema kulit yang sudah meluas

 nyeri baik spontan maupun pada perabaan, terlebih apabila


penderita makan atau minum seusatu yang asam
GAMBARAN KLINIS
GAMBARAN KLINIS PADA ANAK
KOMPLIKASI

Meningoencepalitis

Tuli Orchitis

Kelainan Mata
Ooforitis
Parotitis

Pankreatitis Miokarditis

Nefritis Artritis

Tiroiditis
PROGNOSIS

 Prognosis parotitis epidemika adalah baik


DIAGNOSA BANDING

 Adenopati dari tonsilofaringitis


 Difteri berat / bullnec

 Salivary Calculus

 Tetanus

 Penyakit lain yang bergejala pembengkakan kelenjar parotid :


Sarkoidosis, Lukemia, Sindrom Uveoparotitis (Mickulic)
TATALAKSANA

Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited


(sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam
satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus
“Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya
simptomatis dan suportif.
PENDERITA RAWAT JALAN

Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi


(keadaan umum cukup baik).
a. Istirahat yang cukup, di berikan kompres.
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Kompres panas dingin bergantia
d. Medikamentosa 
Analgetik-antipiretik bila perlu
- metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari
maksimum 2 g/hari
- parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
PENDERITA RAWAT INAP

Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri


kepala hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi
a. Diet lunak, cair dan TKTP
b. Analgetik-antipiretik
c. Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi
TATALAKSANA UNTUK KOMPLIKASI YANG
TERJADI
a.Encephalitis
simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna
untuk mengurangi sakit kepala.
b.Orkhitis
- istrahat yang cukup
- pemberian analgetik
- sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam,
peroral, selama 2-4 hari
c.Pankreatitis dan ooporitis
Simptomatik saja
PENCEGAHAN

1. Pasif
Gamma globulin parotitis tidak efektif dalam mencegah
parotitis atau mengurangi komplikasi.
2. Aktif
vaksinasi dengan virus parotitis yang hidup tapi telah dirubah
sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp and dohme) atau diberikan
subkutan pada anak berumur 15 bulan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai