Anda di halaman 1dari 41

Peer grup 9

Elsha Saskia
Fraktur Terbuka
• Adanya hubungan antara tulang yang fraktur
dengan dunia luar melalui luka traumatik
– Luka besar tanpa tereksposnya tulang yang fraktur
≠ fraktur terbuka
• Kontaminasi dan risiko infeksi tinggi
Gustilo-Anderson Classification

• I  luka kecil (< 1 cm), bersih, cedera jaringan lunak minimal tanpa crushing,
fraktur non-kominutif
• II  luka 1-10 cm, tanpa hilangnya kulit penutup luka (skin cedera jaringan
flap),
• III  luka
lunak tidaklaserasi
banyak,luas (> 10 cm),
moderate kerusakan
crushing, kulit dan
moderate jaringan lunak luas, high
comminution
energy injury.
– IIIA  laserasi luas, namun tulang yang fraktur masih dapat ditutup oleh jaringan lunak
– IIIB  periosteal stripping ekstensif, fraktur tidak dapat ditutup tanpa flap jaringan
– IIIC  terdapat cedera arteri yang memerlukan repair, dengan atau tanpa cedera jaringan lunak
Fraktur terbuka III termasuk farmyard injuries, fraktur dengan luka tembak, fraktur pada lingkungan yang
terkontaminasi
Manajemen Fraktur Terbuka
ATLS (initial trauma survey & resuscitation)
• Safe the life then safe the limb

Pencegahan infeksi
• Antibiotik profilaksis (IV lokal), profilaksis tetanus, debridemen
, luka
Stabilisasi fraktur
• Internal or external

Early soft tissue coverage


• Initial flap preservation, secondary intention, skin graft, flap
Gustilo Type I II IIIA IIIB IIIC
Wound Size < 1 cm > 1cm >10cm >10cm >10cm
Soft Tissue Minimal Moderate Extensive Extensive Extensive
Moderate
Contamination Clean contaminat
Extensive Extensive
Extensive Simple fx Severe Severe Severe
pattern with ion
Moderate comminution comminution comminution
Fracture Pattern minimal comminution or segmental or segmental or segmental
comminution fractures fractures fractures
Requires free Typically
Local tissue flap or
Skin Coverage Local coverage Local coverage coverage rotational flap requires
flap
including coverage coverage

•1st generation
•1st generation cephalosporin for gram positive
cephalosporin for 24 hours coverage.
Antibiotics after closure (ex: Cefazolin
•Aminoglycoside (such as gentamicin) for gram
“initiate as soon IV) negative coverage in type III injuries
as possible” Clindamycin or Vancomycin
• the cephalosporin/aminoglycoside should
can also be used if allergies be continued for 24-72 hours after the
exist
last debridement procedure
www.orthobullets.com/open fracture management
RETENTION (Hold Reduction)
• Nama lain = imobilisasi
• Mempertahankan supaya tidak terjadi displacement
setelah reduksi
• Metode Retensi
– Continuous traction
– Cast splintage
– Internal fixation
– External fixation
Bidai / Splint
• Alat yang digunakan untuk mengimobilisasi bagian
tubuh, dapat bersifat lunak ataupun kaku (rigid)
• Tujuan  mengurangi nyeri, mencegah kerusakan
jaringan lebih lanjut

Melibatkan 2 sendi (proksimal dan distal lokasi fraktur)


Internal Fixation vs External Fixation
Internal Fixation External Fixation
• Fraktur yang tidak dapat direduksi • Fraktur dengan kerusakan jaringan
kecuali tanpa operasi lunak berat
• Fraktur yang tidak stabil dan  Fraktur terbuka (II, III),
cenderung mengalami redisplace terkontaminasi
setelah reduksi  Luka bakar
• Fraktur yang union-nya lama dan  Perlunya akses dan perawatan
sulit (ex: Fraktur collum femoris) luka berulang
• Fraktur patologis  Fraktur kominutif berat dan
• Multiple fractures unstable
• Fraktur pada pasien yang memiliki • Fraktur di sekitar sendi
kesulitan merawat diri (Pasien • Ununited fracture
paraplegia, multiple injuries, usia • Multiple injuries yang berat (ex:
tua) Fraktur femur bilateral, fraktur pelvis
dengan perdarahan)
• Fraktur yang terinfeksi
Visceral Injury
KOMPLIKASI
FRAKTUR Neurovascular
compromised
Early
Infection

Compartement
syndrome
Fracture
complicati
on Delayed union

Non union
Late
Mal union

Avascular
Necrosis
KLASIFIKASI TSCHERNE
• Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang
berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma,
yaitu:
• Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa
cedera jaringan lunak sekitarnya.
• Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar
kulit dan jaringan subkutan.
• Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio
jaringan lunak bagian dalam danpembengkakan.
• Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan
lunak yang nyata dan ancaman sindroma
kompartement
MANIFESTASI KLINIK
•. Deformitas
•. Bengkak/edema
•. Echimosis (memar)
•. Spasme otot
•. Nyeri
•. Kurang/hilang sensasi
•. Krepitasi
•. Pergerakan abnormal
•. Rontgen abnormal
DIAGNOSIS
• Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat
penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap
jalan napas (airway), proses pernapasan (breathing),
dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau
tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi,
baru dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara terperinci. Waktu terjadinya kecelakaan
penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama
sampai di RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila
lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
•Pemeriksaan Radiologi
PENATALAKSANAAN
• Ada empat konsep dasar dalam menangani
fraktur

• 1. Rekognisi/pengenalan
• 2. Reduksi/manipulasi/reposisi
• 3. Retensi/Immobilisasi
• 4. Rehabilitasi
METODE PENGOBATAN
1. Konservatif
2. Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna
atau fiksasi perkutaneus dengan K-wire
3 Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau
fiksasi eksterna tulang
4. Eksisi fragmen tulang dan penggantian
dengan protesis
Terapi Konservatif

- Proteksi semata-mata (tanpa reduksi atau


imobilisasi)
- Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi)
- Reduksi tertutup dengan manipulasi dan
imobilisasi eksterna, mempergunakan gips
- Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti
dengan imobilisasi
- Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan
counter traksi
• Terapi operatif
• - Reposisi terbuka dan fiksasi interna
• (open reduction and internal fixation / ORIF)
• - Reposisi tertutup dan fiksasi eksterna
• (open reduction and eksternal fixation / OREF)
• - Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis
diikut fiksasi interna
• - Excisional arthroplasty
• - Eksisi fragmen dan pemasangan
endoprostesis
INDIKASI REDUKSI TERTUTUP

Fraktur dengan tanpa pergeseran


Fraktur yang stabil setelah reposisi/ reduksi
Fraktur pada anak-anak
Cedera jaringan lunak minimal
Trauma berenergi rendah.
KOMPLIKASI
•A. Komplikasi Awal
• - Kerusakan arteri
• - Kompartement syndrom
• - Fat embolism syndrom
• - Infeksi
• - Avaskuler nekrosis
• - Shock

•B. Komplikasi dalam waktu lama


• - Delayed union
• - Nonunion
• - Malunion
FRAKTUR PATOLOGIS
Fraktur ; hilangnya kontinuitas tulang.

Fraktur patologis ; fraktur yang terjadi pada


tulang karena adanya kelainan/penyakit yang
menyebabkan kelemahan pada tulang.

Spontan Secondary fracture


Trauma dan spontaneous
ringan fracture
Epidemiologi

• Cukup jarang terjadi


• Tidak terdiagnosis
• Keganasan tulang primer utama
(osteosarcoma, chondrosarcoma, dan
sarkoma Ewing) ; 0,2% keganasan di
Inggris dan USA
Anatomi Fisiologi
Fungsi;
• Penunjang dan
pelindung tubuh
• Tempat melekat otot
• Membentuk sel darah
• Reservoir mineral
Etiologi
Tabel 1. Penyebab Fraktur Patologis4
Kondisi lokal benigna Penyakit tulang umum
1.Infeksi kronik 1.Osteogenesis imperfecta
2.Kista tulang soliter 2.Osteoporosis post menopause
3.Defek fibrosa korteks 3.Penyakit tulang metabolic
4.Fibroma kondromiksoid 4.Mielomatosis
5.Kista tulang aneurisme 5.Displasia fibrosa poliostotik
6.Diplasia fibrosa monostotik 6.Penyakit paget
Tumor maligna primer Tumor metastatic
1.Kondrosarkoma Karsinoma metastatic dari payudara,
2.Osteosarkoma paru-paru, ginjal, tiroid dan prostat.
3.Tumor ewing
Diagnosis

Anamnesis Pencitraan:
• X-Ray
• CT-Scan
• MRI
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Lainnya:
• CBC, LED, elektroforesis
protein dan tes lain untuk
Pemeriksaan menilai penyakit tulang
Penunjang metabolik.
• BIOPSI
Non-ossifying fibroma Simple bone cyst
Predileksi: Anak-anak Predileksi: Anak-anak, dewasa jarang
Lokasi: metafisis tulang panjang Lokasi: metafisis tulang panjang

Giant cell tumour


Predileksi: 20-46 tahun
Lokasi: distal femur, proximal tibia,
proximal humerus, distal radius
Osteosarcoma Chondrosarcoma
Predileksi: Anak-anak dan dewasa muda (10-30 th) Predileksi: dekade 3-4
Lokasi: Metafisis tulang panjang, umumnya sekitar lutut dan Lokasi: metafisis tulang
proximal humerus.

Ewing’s tumour
Predileksi: 10-20 tahun (5-30 th)
Lokasi: Tubular bone; tibia, fibula,
clavicula.
Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana  sama dengan fraktur yang lain.
Kelainan patologis  perlu diterapi setelah di diagnosis.

Nonfarmakologi
• Reduksi Farmakologi
• Imobilisasi
TRAUMA MAKSILOFACIAL
Le Fort I Le Fort II Le Fort III
Fraktur maksila horizontal Fraktur piramid, dengan Fraktur transversal
(fraktur Guerin), gigi sebagai dasar dan (craniofacial dysjunction).
memisahkan gigi dari wajah sutura nasofrontalis Garis fraktur dimulai dari
bagian atas.Garis fraktur sebagai puncak. Garis sutura nasofrontalis,
berjalan sepanjang maksila fraktur dimulai dari sutura memanjang ke belakang
bagian bawah sampai nasofrontalis, berjalan ke melewati dinding medial
dengan bawah rongga prosesus frontalis maksila, orbita (os etmoid). Di
hidung. lalu ke tulang lakrimalis dan bagian posterior orbita,
dasar orbita, ke dinding garis fraktur melewati
anterior sinus maksilaris, ke fisura orbita inferior, lalu
bawah os zigoma, sampai memanjang ke depan
mencapai lempeng mencapai dinding lateral
pterigoid. orbit (os zygoma).
TRAUMA COSTAE
FLAIL CHEST
• Fraktur costae : segmental, multipel,
berurutan
– Segmental : fraktur komplit pada 2
X-Ray
tempat atau lebih pada costa
Thorax
– Multipel berurutan : terjadi pada 2 atau
lebih costa berurutan
• Severe respiratory distress
• Paradoxal movement
• Asymmetrical chest wall movement
• Crepitation on palpation
• Pain>>>>

Tx: • ABCDE
• Adequate ventilation, oxygenation,
cairan, analgesik
Fraktur Clavicula
Mechanism of Evaluation Classification Treatment
Trauma
Fall on the PE: Swelling, • 1/3 media (69%) • Konservatif  arm
shoulder, direct tenderness, tenting • 1/3 lateral/distal sling 1-3 minggu ;
blow to clavicle, fall skin, deformity (28%) Figure of 8 bandage
on outstretched • 1/3medial/prox (ransel bandage) 
hand i mal (3 %) Not recommend
• Distal  ORIF
Severely
shortened, open,
tented,
neurovascular
injury  ORIF
Fraktur Pediatrik
GREENSTICK

INKOMPLIT TORUS/BUCKLING
FRAKTUR
PEDIATRI
K
KOMPLIT BOW
Greenstick Fracture

• Suatu kondisi fraktur inkomplete pada tulang, dimana garis fraktur


hanya terjadi pada salah satu sisi dan tidak meluas ke seluruh
korteks.
Torus / Buckle Fracture

• Suatu kondisi fraktur yang diakibatkan oleh gaya


yang
menekan pada aksis longitudinal tulang, yang
Bow Fracture

Fracture yang terjadi karena adanya tekanan longitudinal yang


• melebihi kemampuan tulang untuk rekoil ke posisi normal
sehingga menyebabkan terjadinya lengkungan.
Fraktur Colles VS Fraktur Smith

CollExt-FlexSmith
CD-VS

Fraktur Colles
• Fraktur pada distal tulang radius yang berjarak ≤ 2,5
cm dari pergelangan tangan yang disertai dengan
pergeseran fragmen distal patahan ke arah DORSAL
• Deformitas = “Dinner fork deformity”
CD-VS

Fraktur Smith (Reversed Colles)


• Fraktur pada distal tulang radius yang berjarak ≤ ½ - 1
inchi dari pergelangan tangan yang disertai dengan
pergeseran fragmen distal patahan ke arah VENTRAL
• Deformitas = “House spade / garden spade deformity”
MONTEGGIA GALEAZZI

MoNaP-GaRaD
ATAU
MU-GR

Anda mungkin juga menyukai