Tafsir Hadits Kelompok 1
Tafsir Hadits Kelompok 1
َّالَر ْح َم ِن ّـ
Tafsir & Hadits
Tarbawi
“Tema
Tema kedua
kedua :: Pendidikan
Pendidikan anak”
anak”
Dosen
Dosen pengampu
pengampu :: Drs.
Drs. Abdul
Abdul Haris,
Haris, M.Ag
M.Ag
- Presentation -
Disusun oleh:
1. Fadhilah Azzahra Hadi
(11200140000067)
2. Mira Ramadhanti
(11200140000069)
3. Putri Alfiana Amalia
(11200140000090)
TABLE OF CONTENTS
01 Introduction 03 Q&A
Introduction about the Questions and Answers
topic of the discussion. about the topic of the
discussion.
02 Presentation 04 Conclusion
Presentation and Conclusion, summary,and
explanation about the key points from the topic
topic of the discussion. of the discussion.
01
Introduction
Introduction about the topic of the
discussion here!
Tiga pokok pembahasan:
1 2 3
Tafsir Tafsir
Al- Hadits
Al-Qur’an Al-Qur’an
Surat Al-Isra’ Surat An-Nisa’ Riwayat Sunan Al-
Surat ke : 17 Surat ke : 4 Tirmidzi
Ayat : 23-28 Ayat : 9
Daftar Isi
pembahasan surat Al-Isra’:23-28
0101 02 02 03 03 04 04
Nilai religus Nilai peduli
Nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling
kuat dibandingkang dengan nilai-nilai lainnya. Nilai
sosial
ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang sikap dan tindakan yang selalu
datangnya dari Tuhan memberi bantuan pada orang lain
dan masyarakat yang
membutuhkan.
Daftar Isi
pembahasan surat An-Nisa’: 9 dan Hadits
Riwayat Al-Tirmidzi
Aisarut Tafasir / Syaikh
Abu Bakar Jabir al-
Jazairi, mudarris tafsir di Hadits riwayat
Masjid Nabawi sunan Al-Tirmidzi
0101 02 02 03 03 04 04
Tim Mujamma’ Raja Fahd
Hidayatul Insan bi Tafsiril
arahan Syaikh al-Allamah
Qur'an / Ustadz Marwan
Dr. Shalih bin Muhammad
Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Alu asy-Syaikh
02
Presentation
Presentation and explanation about the
topic of the discussion
here!
1. Tafsir Al-Qur’an surat Al-Isra’:17:23-28
Tuntunan budi pekerti yang terkandung dalam surat Al- isra’ ayat 23-28 dalam tafsir al-misbah karya M.Quraish Shihab dapat
dikelompokkan dalam nilai-nilai pendidikan diantaranya meliputi :
1. Nilai religus
Nilai religus merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan niali-nilai lainnya. Nilai ini bersumber dari
kebenaran tertinggi yang datangnya dari Allah SWT.
Nilai pendidikan karakter religius yang terdapat dalam QS al-Isra’ ayat 23 tafsir Al-Misbah yaitu perintah menuhankan, mengesakan dan
menyembah Allah SWT. Berikut paparannya :
َوق ََض ٰى َر ُّب َكأَلَّا تَ ْع ُب ُدوا إِلَّا إِيَّاه
“Dan Tuhanmu telah menetapkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia” (Q.S Al-isra’: 23).
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugasa dan kewajibannya, yang seharusnya ia lakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial,budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai pendidikan karakter tanggung jawab yang terkandung dalam tafsir al-Misbah sebagai berikut:
Kandungan nilai yang terdapat dalam QS al-Isra’ ayat 23 tafsir al-Misbah termasuk dalam nilai pendidikan karakter tanggung jawab,
berikut paparannya:
Kandungan nilai yang terdapat dalam QS al-Isra’ ayat 24 tafsir al-Misbah termasuk dalam nilai pendidikan karakter tanggung jawab, berikut
paparannya:
Kandungan nilai yang terdapat dalam QS al-Isra’ ayat 25 tafsir al-Misbah termasuk dalam nilai pendidikan karakter tanggung jawab, berikut
paparannya:
“Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi
orang-orang yang bertaubat”. (Q.S Al-isra’: 25) .
Dari ayat diatas dapat kita ambil beberapa pelajaran :
Allah menegaskan bahwa Ia mengetahui apa yang terbesit didalam hati setiap manusia
Allah memberitahu setiap manusia untuk benar-benar hormat,ikhlas, dan tulus berbuat baik kepada kedua orang tua
Segera meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah SWT dan kepada orang tua jika berbuat salah kepada mereka
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Nilai pendidikan karakter peduli sosial yang terdapat dalam QS al-Isra’ ayat 26-27 tafsir Al-Misbah yaitu membantu kerabat dan selain
mereka serta larangan menghamburkan harta (boros). Berikut paparannya :
Cinta damai adalah sebagai sikap,perkataan,dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya.
Kandungan nilai yang terdapat dalam QS al-Isra’ ayat 28 tafsir al-Misbah termasuk dalam nilai pendidikan karakter cinta damai, berikut
paparannya:
)٢٨(ورا
ً سُ ضنَّ َع ْن ُه ُم ا ْبت َِغا َء َر ْح َم ٍة مِنْ َر ِّب َك َت ْر ُجوهَا َف ُقلْ َل ُه ْم َق ْواًل َم ْي
َ َوإِ َّما ُت ْع ِر
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan
yang pantas”. (Q.S Al-isra’:28).
َ ش ا َّلذِينَ َل ْو َت َر ُكوا مِنْ َخ ْل ِف ِه ْم ُذ ِّر َّي ًة ضِ َعا ًفا َخافُوا َع َل ْي ِه ْم َف ْل َي َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َيقُولُوا َق ْواًل
)٩(سدِيدًا َ َو ْل َي ْخ
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur
kata yang benar”(Q.S An-Nisa’:9).
Tuntunan budi pekerti dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat An-Nisa’ ayat 09 dapat dikelompokkan
dalam beberapa tafsir diantaranya:
1. Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh
Orang-orang yang seandainya mereka mati dan meninggalkan anak-anak kecil lagi lemah sesudah mereka, hendaknya takut dan khawatir
mereka akan dizalimi dan disia-siakan.
Hendaknya mereka bertakwa kepada Allah terhadap anak-anak yatim dan lainnya yang menjadi tanggung jawab
Menjaga harta harta anak yatim, mendidik mereka dengan baik, menepis gangguan dari mereka
Hendaknya mereka mengucapkan kata-kata yang sejalan dengan kebaikan dan keadilan.
2. Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Surat An-Nisa’ ayat 9 ini ditujukan kepada mereka yang menghadiri seorang yang akan meninggal, namun ia (yang akan meninggal)
menetapkan wasiat yang zalim, agar mengingatkannya
Menyuruh berlaku adil dalam berwasiat
Menyuruhnya jika hendak bersedekah agar di bawah sepertiga harta, menyisakan untuk ahli waris dan tidak meninggalkan ahli waris
dalam keadaan miskin. Inilah maksud mengatakan perkataan yang benar (lihat akhir ayat tersebut).
Ada pula yang mengatakan, bahwa ayat ini ditujukan kepada para wali terhadap orang-orang yang kurang akalnya baik orang gila, anak-
anak maupun orang-orang yang lemah agar mereka menyikapi orang-orang yang lemah itu seperti sikap mereka terhadap anak-anak
mereka sendiri.
3. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nisa’ ayat 9 ini memberi anjuran untuk memperhatikan nasib anak-anak mereka apabila menjadi yatim.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan di kemudian hari anak-anak yang lemah
dalam keadaan yatim yang belum mampu mandiri di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya lantaran
mereka tidak terurus, lemah, dan hidup dalam kemiskinan.
Hendaklah mereka para wali bertakwa kepada Allah dengan mengindahkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
Hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar, penuh perhatian dan kasih sayang terhadap anak-anak yatim dalam
asuhannya
Memperingatkan bahaya berlaku aniaya khususnya kepada anak yatim.
Memperingatkan kepada orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim tanpa alasan yang dibenarkan menurut agama,
(menggunakannya untuk kepentingan diri mereka sendiri) maka dengan perbuatan tersebut mereka akan mendapat balasannya
diakhirat
3. Hadits Riwayat Al-Tirmidzi
Nabi SAW. bersabda, “Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik baginya dari pada ia menshadaqahkan (setiap hari) satu sha’(Sho’ adalah
ukuran timbangan pada zaman Rosulullah SAW dulu. Namun, para ulama’ fiqih menyebutkan adanya perbedaan pendapat mengenai ukuran 1
sha’. Satu sha’ ukurannya sama dengan 4 mud, yaitu sekitar 2,7 – 2,75 kg.) .” Hadis ini diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dari sahabat Jabir
bin Samurah r.a
Islam mengajarkan kebaikan termasuk memuliakan anak-anak. Memuliakan anak bisa dilakukan dengan cara memberikan pendidikan yang
terbaik dan mengajarinya tentang akhlak atau tata krama dalam norma sosial dan norma agama. Anak dalam Islam adalah anugerah yang
harus dimuliakan, bukan beban hidup kedua orang tuanya.
Apa yang telah disebutkan di atas adalah lima dari sepuluh hadits tentang keutamaan mendidik anak yang telah dijelaskan oleh Imam As-
Suyuthi di dalam kitab yang berjudul Lubbabul Hadits.
03
Q&A
Questions and Answers about the topic of
the discussion here!
04 Conclusion
Conclusion, summary, and key
points from the topic of the
discussion Here!
Some conclusions can be drawn from the
discussion:
★ Pokok‐pokok pendidikan yang harus di berikan kepada anak dapat dikelopokkan menjadi tiga yaitu:
akidah,ibadah,dan akhlaq.
★ Seorang pendidik (orang tua/guru) menempati posisi utama dalam pendidikan,sebab mereka merupakan
model dari karakter yang diajarkannya.
★ Mendidik bukan hanya di ruang lingkup pribadinya saja,tapi juga di ruang lingkup ia dengan penciptanya,
juga ia dan lingkungan sekitarnya (masyarakat) sesuai dengan yang diajarkan di dalam surat Al-isra’
★ Diperlukannya kesungguhan dalam mendidik, agar nanti berhasil menghasilkan generasi dan keturunan-
keturunan yang kuat dan tidak lemah sesuai dengan yang telah di ajarkan dalam surat an-nisa’
★ Medidik adalah perkara yang sangat penting dan pekerjaan yang amat mulia seperti yang dijelaskan di
dalam hadits.
★ Pendidikan adalah hal utama,mendidik bukan hanya terbatas pada bidang tertentu,akan tetapi meliputi
semua bidang (umum,agama,akhlaq,akidah,ibadah,sosial dll) yang tentunya mengikuti tuntunan Al-
quran,Hadits,dan yang dicontohkan nabi SAW.
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan
mengajarkannya”. (HR. Bukhori).
ْت ِف ْيك ُْم أ َ ْم َر ْي ِن ل َْن تَ ِضلُ ّ ْوا َما تَ َم ّ َسكْتُ ْم
ُ تَ َرك
الله َو ُسن ّ َ َة َر ُس ْولِ ِه
ِ اب َ َ تكِ : ِب ِه َما
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya,
(yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu
Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis
Sunnah, hlm. 12-13).
Thank you!
Jazakumullah khairan katsir… CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.