Anda di halaman 1dari 36

Masa Akhir Majapahit

sudrajat@uny.ac.id
Istri Hayam Wuruk
Dari perkawinan Tribhuwana dengan
Kertawardhana lahir Dyah Hayam Wuruk dan 2
orang perempuan: Bhre Lasem dan Bhre Pajang.
Setelah Perang Bubat Hayam Wuruk kawin
dengan Paduka Sori tahun 1357 (Pararaton).
Negarakretagama (5/1) puteri Indudewi
keturunan Wijayarajasa. Jadi Hayam Wuruk
kawin dengan saudara sepupunya.
Keturunan Hayam Wuruk
• Dari perkawinannya dengan Indudewi lahirlah
Kusumawardhani (Bhre Lasem Sang Ahayu) yang
dikawinkan dengan Wikramawardhana putera
Bhre Pajang dengan Paguhan Singawardhana.
• Dengan selir (rabihaji), Hayam Wuruk berputera
Bhre Wirabhumi yang dikawinkan dengan Bhre
Lasem Sang Alemu putera Bhre Lasem dengan
Rajasawardhana.
Kematian Gajahmada
• Negarakretagama 71/1 memberitakan bahwa
Gajahmada meninggal dunia pada tahun saka 1286
(AD 1364). Masa jabatan Gajahmada 23 tahun (1334-
1357), setelah Pasunda Bubat (1357) Gajahmada
sempat dibebastugaskan.
• Tahun 1359 menjabat kembali sebagai patih
Amangkubumi dan mendampingi Raja dalam
perjalanan keliling Lumajang. Namun Gajahmada
sudah terlanjur kecewa dengan sang Prabu dan merasa
sudah tua sehingga politik Nusantara berhenti, hanya
menjaga apa yang sudah dicapai.
Pengganti Gajahmada
• Sidang Dewan Sapta Prabhu tidak berhasil memilih
pengganti Gajahmada. Jabatan Patih Amangkubhumi
dijalankan oleh Hayam Wuruk.
• Pararaton menyatakan saka 1298 Gajah Enggon
diangkat sebagai patih Amangkubhumi dengan
candrasengkala guna sanga paksaning wong (tahun
saka 1293 atau 1371 M).
• Pasca kematian Gajahmada Majapahit masih jaya
(paling tidak sampai tahun 1365), Hayam Wuruk
memerintah sampai meninggalnya yaitu tahun 1389.
Pasca Hayam Wuruk
1. Wikramawardhana atau Hyan Wisesa (1389-1492)
2. Suhita atau Prabhu Stri (1492-1447)
3. Wijayaparakramawardhana , Dyah Kertawijaya, Bhre Tumapel
(1447-1451)
4. Rajasawardhana, Sang Sinagara, Bhre Pamotan, Keling,
Kahuripan (1451-1453). (1453-1456 masa interegnum)
5. Girisawardhana, Dyah Suryawijayakrama, Bhre Wengker (1456-
1466)
6. Sinhawikramawardhana, Dyah Suprabhawa, Bhre Tumapel, Bhre
Pandansalas (1466-1474)
7. Bhre Kertabhumi (1468-1478)
8. Girindhrawardhana, Dyah Ranawijaya, Bhatara I Klin (1474-
1519).
Kerajaan Timur
• Tahun 1377 negeri Cina kedatangan utusan dari dua negara di
Jawa (Barat dan Timur). Raja yang memerintah Kerajaan Barat
Pa-ta-na-pa-la-hu. Raja Kerajaan Timur Wu-(yuan)-lao-wang-
chieh
• Brian E Colles menyebut yang dimaksud Pa-ta-na-pa-la-hu
(Batara Prabhu) sedang Wu-(yuan)-lao-wang-chieh (Bhre
Wengker).
• Menurut Pararaton, Prasasti Her Abang, dan Negarakretagama,
Bhre Wengker adalah Sri Wijayarajasa, suami Dyah Wiyat Sri
Rajadewi Maharajasa (mertua sekaligus paman Hayam Wuruk).
Bhre Wirabhumi
• Bhre Wirabhumi putera Hayam Wuruk dari selir (binihaji)
kawin dengan Bhre Lasem Sang Alemu, adik Raden Gagak Sali
(Wikramawardhana) putera Bhre Pajang dan Singawardhana.
Jadi Bhre Wirabhumi adalah adik ipar Wikramawardhana.
• Bhre Wirabhumi diangkat anak oleh Rajasaduhitendudewi
karena perkawinannya dengan Bhre Matahun tidak
mendapatkan anak. 1388 Rajasaduhitendudewi menggantikan
ayahnya menjadi Bhre Pamotan. 1403 Bhre Wirabhumi
menggantikannya menjadi penguasa Kerajaan Timur yang
berkedudukan di Pamotan dan mengirimkan utusan ke China
untuk mendapat pengakuan.
Perang Pareg-reg
• Pararaton menyatakan bahwa pada tahun 1403-1406 timbul
peperangan antara Kerajaan Barat di bawah Wikramawardhana
melawan Kerajaan Timur di bawah pimpinan Bhre Wirabhumi.
Hal ini didukung oleh catatan Cheng Ho dalam perjalanan
keliling dunia pertama yang singgah di Majapahit.
• Pada awalnya Wikramawardhana mengalami kekalahan, namun
berkat bantuan Bhre Parameswara dan Bhre Tumapel, Bhre
Wirabhumi dapat dikalahkan. Bhre Wirabhumi yang berusaha
melarikan diri dengan kapal dapat ditangkap Bhre Narapati
Raden Gajah, kemudian dipancung kepalanya ditanam di desa
Lung, dicandikan dengan nama candi Grisapura.
Hubungan dengan China
• Pada masa Hayam Wuruk (1351-1389) hubungan dengan
China yang lama terputus dipulihkan kembali. Tahun
1358 Majapahit mengirimkan utusan ke China.
• Saat itu Dinasti Yuan menghadapi pemberontakan Tsu
Yuan Tsiang. Tahun 1370 kaisar Hung Wu (Dinasti
Ming) mengirimkan utusan ke Majapahit dan negeri lain
(Swarnabhumi, Jambi, Palembang, Dharmasraya). 1377
Majapahit menggempur Swarnabhumi, utusan China
berhasil dicegat dan dibunuh.
• 1379 utusan Majapahit datang ke China namun ditahan
oleh kaisar terkait dengan peristiwa tahun 1377.
Dinasti Girindrawangsa
Girindrawangsa
Ada tiga orang tokoh yang menggunakan nama
Girindrawardhana (Prasasti Waringin Pitu (1447), Prasasti Ptak
dan Prasasti Jiwu (1486) :
1. Girindrawardhana Dyah Wijayakarana, Bhattara I Klin,
pada masa pemerintahan Dyah Kertawijaya.
2. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya, Bhattara I Klin,
menjadi raja Majapahit dengan gelar: Paduka Sri Maharaja
Sri Wilwatiktapura Janggala Kediri Prabhu Natha.
3. Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma Sri
Sinhawarddhana yang menjadi Bhattara I Klin pada masa
pemerintahan Dyah Ranawijaya.
NJ Krom
• NJ. Krom. (1923). Inleiding tot de Hindoe Javansche Kunst.
Tweede herziene druk s’Gravenhage: Martinus Nijhoff.
• Pada periode akhir Majapahit telah muncul dinasti baru
(Dinasti Girindrawardhana) yaitu raja-raja Kediri yang tampil
kembali merebut kerajaan Majapahit.
• Prasasti Jiwu I dan III menyebut diselenggarakannya upacara
srada untuk memperingati 12 tahun wafatnya Sri Paduka
Bhattara rin Dahanapura san mokta in Indrabhawana.
• Atas dasar ini Krom menyatakan bahwa pada tahun 1478
Majapahit telah direbut oleh dinasti Girindrawardhana dari
Kediri (Daha).
WF. Stutterheim
• Stutterheim, WF. (1932). Indische cultuur-
geschiedenis: iI Het Hinduisme in den Archipel. Den
Hag/Batavia: JB Wolters.
• Stutterheim mendukung pendapat Krom bahwa
Dinasti Girindrawardhana dari Kediri telah naik tahta
Majapahit pada tahun 1486.
• Pendapat ini didasarkan pada pernyataan upacara
srada untuk memperingati 12 tahun wafatnya
Bhattara rin Dahanapura dilaksanakan bertepatan
dengan Girindrawardhana naik tahta di Majapahit.
Schrieke
• Schrieke, BJO. (1957). Indonesian Sociological Studies, Part II: Ruler
and Realm in Early Java. The Hague/Bandung: W van Hoeve.
• Menurut Schrieke Bhattara rin Dahanapura identik dengan
Bhattara I Klin Girindrawarddhana Dyah Wijayakarana yaitu anak
Bhre Kelin yang meninggal tahun 1446. Dyah Wijayakarana ini
menyerang Majapahit dan menyingkirkan keponakannya
Sinhawikramawardhana pada 1468.
• Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dan Girindrawardhana Dyah
Wijayakusuma keduanya adalah anak Girindrawardhana Dyah
Wijajakarana, sebutan Bhattara I Klin yang digunakan oleh ketiga
tokoh tersebut mendorong Schrieke untuk berpendapat bahwa
Girindrawardhana adalah dinasti baru raja-raja Majapahit akhir
merupakan rulling family of Kelin.
De Casparis
• De Casparis (1962). Historical Writing on Indonesia (Early
Period). Lihat, Hall, DGE. History of South East Asia.
• De Casparis tidak membenarkan anggapan adanya dinasti
baru di Majapahit akhir. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya
dan Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma adalah anak
Girindrawardhana Dyah Wijayakarana Bhre I Klin yang
meninggal 1446. Bhre Klin merupakan cucu
Wikramawardhana jadi mereka masih keturunan Raden
Wijaya juga.
• Girindrawardhana sebagai the Rulling Family of Kelin masih
dapat diterima.
Brawijaya: antara
mitos dan sejarah
Pengantar
• Masyarakat Jawa menyakini adanya dinasti
Brawijaya sebagai penguasa Majapahit. Nama
Kodam Brawijaya dan Universitas Brawijaya
merupakan representasi dari keyakinan tersebut.
• Dinasti Brawijaya bersumber dari uraian Babad
Tanah Jawi dan naskah kuno lainnya yang ditulis
pada masa Islam (abad XVII-XVIII).
• Menurut naskah tersebut pendiri dinasti Brawijaya
adalah Jaka Sesuruh, putera mahkota Kerajaan
Pajajaran.
Raja-raja Dinasti Brawijaya
1. Jaka Sesuruh (Brawijaya I)
2. Prabhu Anom
3. Ardaningkung
4. Hayam Wuruk
5. Lembu Amisani
6. Bratanjung
7. Raden Alit (Brawijaya VII)
Identifikasi Brawijaya I
• BTJ dan Serat Kandha menyebut Brawijaya sebagai pendiri
Majapahit dengan patihnya bernama Patih Wahan.
• Nama Patih Wahan ada dalam Prasasti Trailokyapuri
sebagai patih yang mendampingi Girindrawardhana Dyah
Ranawijaya.
• Tome Pires (1513) menyatakan raja Jawa bersemayam di
Dayo (Daha) bernama Bhatara Wijaya, patih Wahan telah
mangkat dan diganti Patih Amdura (Patih Udara).
• Simpulan: Brawijaya: Ranawijaya yang memerintah tahun
1513 dan bukan Raden Wijaya yang mendirikan Majapahit
tahun 1294.
Rajasa-Brawijaya
• Prabhu Kertawijaya • Brawijaya I (1447-1451)
• Prabhu • Brawijaya II (1451-1453)
Rajasawardhana / tidak ada penguasa
(1453-1456) • Brawijaya III (1456-1466)
vacum • Brawijaya IV (1466-1468)
• Prabhu Hyang • Brawijaya V (1468-1478)
Purwawisesa • Brawijaya VI (1478-1498)
• Prabhu Pandansalas • Brawijaya VII (1498-
1518)
• Prabhu Kertabhumi
Solichin Salam, 1980, Sekitar Walisanga, Kudus:
• Prabhu
Menara Kudus
Girindrawardhana
Islam di Majapahit
Sumber Sejarah
• Ma Huan dalam kunjungannya tahun 1433 menyatakan
penduduk Majapahit terdiri dari 3 golongan: Kaum
muslim yang datang dari Barat, Orang Tionghoa, dan
penduduk pribumi.
• Nisan di Leran (Gresik) yang tertulis bernama Fatimah
binti Maimun bin Hibatullah dan berangka tahun 475 H
atau 1082 (Ravaisse, Rouffear, Husein Jayadiningrat).
• Nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang berangka
tahun 882 H atau 1419 sebagai tahun kematian Maulana
Malik Ibrahim (von Ronkel, Juynboll, dan Moquette)
Makam Tralaya
• Di desa Tralaya terdapat sebuah kompleks
pemakaman dengan nisan yang khas yaitu
terdapat lambang surya Majapahit dan tulisan
Arab. Masyarakat sekitar menyebut dengan
nama kubur pitu.
• Menurut penelitian (Damais dan Krom) angka
tahun dari nisan tersebut adalah: 1203 saka
(1281), 1533 saka (1611), 1391 (1469).
Makam Tralaya
Gresik
Simpulan:
• Pada masa Majapahit (Hayam Wuruk),
sudah ada komunitas penduduk yang
beragama Islam, kebanyakan orang Cina
dan India (dari Barat).
• Agama Islam sudah dikenal oleh bangsa
Indonesia jauh sebelum abad XIII, namun
baru tersebar secara luas pada abad XIII
dan menjadi kekuatan politik pada abad
XVI
Munculnya Tradisi Asli
• Pembuatan bangunan suci keagamaan misal
punden berundak dan piramid seperti di
lereng Gunung Penanggungan.
• Ritual ruwatan, penyembahan arwah nenek
moyang, perdukunan.
• Karya sastra dengan isi dewadan tokoh suci:
Tantu Pagelaran, Kidung Sudamala, Calon
Arang, dan lain-lain
Runtuhnya Majapahit
Raffles & Krom
• Raffles (1817) menyatakan Majapahit runtuh pada
tahun 1478. Pendapat ini didasarkan pada informasi
dari Serat Kandha yang menyatakan Majapahit
runtuh pada tahun saka 1400 karena mendapat
serangan dari Kerajaan Demak yang ditandai dengan
sengkalan sirna ilan kertanin bhumi.
• Pendapat ini disetujui NJ Krom tapi keruntuhannya
bukan karena serangan dari Kerajaan Demak, tapi
Majapahit mendapat serangan dari Kerajaan Hindu
lainnya yaitu Kerajaan Kediri (Daha) yang dipimpin
oleh Girindrawardhana. Sampai 1521 Majapahit
masih berdiri bahkan masih ada sampai 1541
Veth & Rouffaer
• PJ. Veth (1898), Java: Geographisch, Ethnologisch,
Historich, Haarlem: De Erven F Bohn. Beliau
menyatakan Majapahit baru runtuh setelah 1410
Saka atau 1488 M (sumber Prasasti
Girindrawardhana).
• Sedangkan GP Rauffaer dalam karangannya Wanner
is Madjapahit gevallen? menyatakan Majapahit
runtuh antara tahun 1516-1521 yaitu kira-kira pada
tahun 1518.
Stutterheim & Schrieke
• Stutterheim (1932) menyadari bahwa keruntuhan Majapahit
tidak diketahui dengan pasti, dan menyebut antara 1514-
1528 yaitu 1520 sebagai tahun runtuhnya Majapahit.
• Sementara Schrieke (1957) menyatakan keruntuhan
Majapahit terjadi tahun 1468 yaitu ketika diserang oleh
Bhattara rin Dahanapura yaitu Bhattara in Klin (Dyah
Wijayakarana Girindrawardhana) dengan bantuan kerajaan
lain. Raja Majapahit waktu itu adalah Sinhawikrama-
wardhana
Muh. Yamin

• Dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1962 dengan


judul Tatanegara Majapahit, Muh Yamin menyatakan
Majapahit runtuh antara 1522-1528 yang kemudian
disimpulkan pada tahun 1525.
• Berdasarkan pemberitaan Pigafetta yang menyebut
nama Magepaher tahun 1522 serta informasi dari de
Barros yang menyebut 1528 daerah Panarukan telah
mengirimkan duta sendiri ke Malaka sehingga terjadi
perjanjian antara Panarukan dan Portugis.
Slamet Mulyono
• Dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu Djawa
dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara
(1968) beliau menyatakan bahwa Majapahit runtuh
pada tahun saka 1400 akibat serangan dari Demak.
• Pendapat ini didasarkan atas informasi dari resume
laporan Residen Portman tentang naskah kronik
Cina dari kelenteng Sam Po Kong Semarang dan
kelenteng Talang Cirebon.
Hasan Djafar
Berdasarkan informasi Pigafetta bahwa 1522 Pati
Unus sebagai penguasa Majapahit dengan kata-
kata “ketika rajanya (Pati Unus) masih hidup”. Pati
Unus meninggal 1521 sehingga beliau
menyimpulkan 1519 sebagai tahun jatuhnya
Majapahit karena serangan Demak (Pati Unus)
1519.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai