Anda di halaman 1dari 10

Kepemimpinan Lintas Budaya

Oleh:
Sheila Devinda Karinsqie
(17.1.02.10817)
Latar Belakang dan Definisi Kepemimpinan
Lintas Budaya
• Leadership (Kepemimpinan) adalah suatu proses
mempengaruhi antar pribadi, dalam situasi tertentu
dan langsung melalui proses komunikasi untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
• Globalisasi dalam dunia industri dan organisasi
sekarang menjadikan dunia seakan tanpa batas dan
saling terhubung, sehingga memicu perkembangan
yang pesat pada bisnis internasional. Salah satu
peningkatan aktivitas bisnis internasional ditandai
dengan meningkatnya investasi asing langsung
(Foreign Direct Investment-FDI).
• Investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
multinasional menciptakan semakin ketatnya persaingan
industri dalam melaksanakan strategi global.

• Sehubungan dengan hal tersebut berbagai persiapan telah


dilakukan oleh mayoritas perusahaan dari mulai
meningkatkan daya saing produk yang mereka hasilkan,
memberikan berbagai pengetahuan tentang lingkungan
internasional, mengamati strategi bersaing yang dilakukan
oleh para pesaing mereka, sampai kepada perubahan
kebijakan yang dilakukan terhadap penilaian prestasi atau
kinerja bagi seorang calon manajer yang akan dipromosikan
untuk menjalani penugasan luar negeri
• Expatriates (Ekspatriat) adalah karyawan yang dikirim
oleh sebuah perusahaan di suatu negara untuk
mengelola operasi di negara berbeda. Keahlian
manajerial ekspatriat menjadi salah satu bentuk
transfer teknologi yang dipertimbangkan dapat
mendukung perusahaan mencapai keunggulan
bersaing.
• Kepemimpinan lintas budaya (Cross-cultural
leadership) merupakan suatu bentuk interaksi
kepemimpinan antara pemimpin dan bawahan
dengan latar budaya yang berbeda.
Perbedaan Dalam Kepemimpinan Lintas
Budaya
Perbedaan antara manajer dan pemimpin dalam kepemimpinan lintas
budaya yang dipaparkan oleh Warren Bennis sebagai berikut :
• Manajer mengelola - pemimpin menginovasi.
• Manajer adalah tiruan - pemimpin adalah orisinal.
• Manajer mempertahankan - pemimpin mengembangkan.
• Manajer melihat hasil pokok-pemimpin menatap masa depan.
• Manajer meniru-pemimpin melahirkan.

Jadi manajer dan pemimpin yang baik adalah yang mempunyai nilai yang
baik dimata atasan maupun bawahannya. Manajer yang juga pemimpin
adalah yang tidak memandang manusia sebagai alat untuk bekerja tetapi
sebagai sebuah potensi yang perlu digali dan dikembangkan agar lebih
bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan perusahaan.
Perilaku dan Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Tipe paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan.
Pemimpin selalu memberikan perlindungan kepada para bawahan dalam
batas-batas kewajaran.

Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.

Gaya Kepemimipinan Otoriter/Otokrasi (Authoritarian)


Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara
penuh.
Pendekatan-pendekatan Konteks untuk Kepemimpinan
Transformasional dan Transaksional

Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang
memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta
mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, memelopori
perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu
karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid

KepemimpinanTransaksional 
Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional
adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya
pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan
hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan
mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
Efektivitas Gaya Kepemimpinan Lintas
Budaya
Keberhasilan mereka dalam mengemban
penugasan luar negeri atau ke tempat lain yang
berbeda karakteristik budaya ini dapat menjadi
unsur penilaian prestasi mereka untuk jabatan
yang lebih tinggi.

Untuk mengatasi hal itu tentu sosok pemimpin


harus mengetahui bagaimana budaya organisasi
yang ada pada suatu daerah, sehingga tidak
akan terjadi shock culture ketika berinteraksi
atau ditugaskan di tempat yang berbeda.
Pengetahuan tentang budaya orang lain dan
bagaimana mereka memahami cara mereka
bekerja dapat menjadi alternatif solusi bagi
kepemimpinan lintas budaya.

Sebaliknya, kekurang tepatan dalam melihat dan


menangani perbedaan budaya dapat melahirkan
beragam masalah, seperti rendahnya kinerja
pegawai, berpindahnya pegawai kompeten ke
organisasi lain, serta rendahnya semangat kerja
yang menyebabkan rendahnya produktivitas.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai