Anda di halaman 1dari 123

SESI I

PENDAHULUAN

1. Pengertian risiko

a. Berbisnis berisiko gagal; berjualan berisiko rugi; memutuskan kasus


berisiko disomasi dan mengirim barang berisiko hilang / rusak;

b. Manajer yang tidak mengambil keputusan, berarti tidak berbuat


sesuatu, tidak mempunyai sesuatu dan tidak berarti apapun;

c. Manajer yang menghindar dari permasalahan memperlihatkan sifat


manajer yang berani berbuat tetapi tidak berani bertanggung-jawab;

d. Karena itu, risiko dikelola dengan cara didanai sendiri atau dianggarkan
(retensi) dan atau dialihkan ke asuransi sesuai klasifikasi risiko.

1
2. Kejadian risiko

a. Risiko terjadi pada:


- Dewan Komisaris, Direksi beserta staf dan pelanggan;
- Persediaan, pemrosesan, pengepakan dan pemasaran (4-P);
- Aliran kas, tanah-bangunan, mesin-peralatan dan merek
dagang, logo perusahaan dan hak cipta;
- Tahapan rantai nilai dan sistem operasi prosedur.

b. Risiko eksis setiap saat:


- Transaksi anjungan tunai mandiri karena rusak atau hal lain;
- Petugas lapangan yang kecewa bisa jadi berperilaku buruk;
- Perubahan teknologi informasi akan menggeser pekerjaan manual;
- Kenaikkan harga BBM akan menimbulkan kelesuan usaha;
- Penundaan investasi langsung asing berdampak terhadap masalah
penyerapan kerja.

2
3. Risiko sebagai potensi kerugian perusahaan

a. Potensi kerugian perusahaan secara langsung:


- Bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan gempa bumi;
- Kebakaran pabrik menimbulkan kerugian modal dan biaya;
- Penurunan daya beli berpengaruh pada penjualan.

b. Potensi kerugian secara tidak langsung tetapi berdampak cepat:


- Pemadaman listrik secara sepihak oleh PLN;
- Pemutusan hubungan kerja sebelum usia pensiun;
- Frekuensi kecelakaan kerja di tempat kerja.

c. Potensi kerugian secara tidak langsung tetapi berdampak panjang:


- Menurunnya reputasi perusahaan;
- Menurunnya kualitas produk dan loyalitas karyawan;
- Menurunnya peranan hubungan masyarakat.

3
4. Risiko versus ketidak-pastian

Risiko Ketidak-pastian

- Terukur secara kuantitatif; - Tak terukur secara kuantitatif;


- Dapat diketahui kejadiannya - Tak teratur kronologinya dan
dan flukstuasinya tak jelas kejadiannya;
- Berbasis data pendukung; - Tak berbasis data pendukung;

Perlunya ukuran kuantitatif untuk mengukur potensi kerugian:

- Identifikasi risiko untuk mengklasifikasikan risiko semacam apa;


- Perlunya data kuantitatif yang terukut dan atau informasi yang akurat
untuk keperluan analisis dan asesmen risiko;
- Analisis dan asesmen risiko setelah mengklasifikasikan risiko, yaitu
melalukan telaah dan pemetaan risiko;
- Penetapan prioritas kerja untuk menyusun rencana pengelolaan risiko.

4
SESI II
KEPASTIAN, KETIDAK-PASTIAN DAN RISIKO

1. Pengertian kepastian, ketidakpastian dan risiko

a. Kepastian (certainty) adalah:


- Ketidak-raguan (lack of doubt) dalam pengambilan keputusan;
- Suatu keadaan yang kondusif seperti ekonomi normal;
- Suatu jaminan yang didukung dengan tindakan hukum;
- Adanya “tata kelola perusahaan / pemerintah yang baik”;
- Adanya tingkat kepatuhan, etika dan moral yang baik.

b. Ketidakpastian (uncertainty) adalah:


- Keraguan yang disebabkan karena keterbatasan informasi;
- Ketidak-jelasan pedoman atau tak ada ketentuan untuk rujukan;
- Suatu pernyataan yang mengambang (status-quo statement).

5
c. Risiko (risk) adalah:
- Unsur ketidakpastian yang dapat menimbulkan kerugian;
- Berbagai kemungkinan kehilangan dan atau kecurangan;
- Potensi penyimpangan terhadap pencapaian sasaran usaha;
- Krisis ekonomi yang dapat menimbulkan kelesuhan usaha;
- Potensi penurunan daya beli akibat kenaikan harga BBM;
- Proses keusangan akibat frekuensi penggunaan barang modal;
- Potensi penuaan usia karena sakit, kerja keras, stress dan atau
tekanan psikologis.

Hubungan antara manajemen stratejik, manajemen operasi dan


manajemen risiko sbb:

-Manajemen stratejik  studi tentang visi, misi dan tujuan


jangka panjang perusahaan,
-Manajemen operasi  teknik manajemen untuk dukungan
visi dan misi perusahaan,
-Manajemen risiko  alat untuk mengamankan SDM dan
aset perusahaan

6
2. Tipe tipe risiko

a. Risiko murni (pure risk):


- unsur ketidakpastian atas sebab-sebab kerusakan properti karena
penggunaan tidak sesuai peruntukannya, dampak ledakan, gempa
bumi, terpaan badai dan moralitas manusia.

- Kemungkinan korban meninggal dunia karena luka parah akibat


kecelakaan lintas atau karena sakit kronis.

b. Risiko spekulatif (speculative risk):


- ketidakpastian hasil investasi saham bagi investor individual
karena flukstuasi kurs dan kenaikkan suku bunga pasar yang
berpengaruh terhadap penurunan IHSB

- risiko penurunan IHSG dapat memberikan peluang bagi investor


saham untuk memborong saham dengan harga yang menurun.

7
c. Risiko statis (static risk):

- ketidakpastian terjadi karena adanya sikap apatis dari masyarakat


yang dapat menimbulkan kegagalan misi atau orientasi;

- kebiasaan masyarakat untuk tidak melapor mengenai gangguan


kamtibmas, akan tetapi masyarakat akan melakukan aksi yang
mengarah ke pelanggaran norma apabila ada peluang;

d. Risiko dinamis (dynamic risk):

- dampak temuan teknologi baru yang dapat menggesar tenaga


manual;
- efek gaya hidup yang berakibat konsumerisme menimbulkan
potensi penurunan tabungan;
- akibat efisiensi yang berdampak terhadap program pemberdayaan;
- efek modernisasi yang berakibat pengurangan tradisi;
- pengaruh privatisasi yang berakibat pelanggaran hak/ruang publik.

8
e. Risiko subyektif (subjective risk):

- sikap mental seseorang yang tetap merespon tanpa dukungan


sumber informasi yang akurat;

- keraguan dalam kalkulasi tetapi tetap melakukan aksi atau


kita kenal dengan istilah dalam film “missing in action”;

- ketidakpastian psikologis dari sikap seseorang, sehingga


menghasilkan pernyataan yang tidak fokus;

f. Risiko obyektif (objective risk):

- ketidakpastian yang terukur dan teruji seperti pelaksanaan


operasi bayi kembar siam;

- kemungkinan variasi (terjadi pembiasan) dari suatu senyawa


unsur-unsur kimia dalam uji coba.

9
3. Klasifikasi risiko

-Diversifiable risks adalah:


potensi kerugian yang masih dapat diperkecil melalui penyebaran
penempatan pada berbagai sekuritas, misalnya investasi pada
saham LQ 45 dan berbagai saham yang terdaftar pada bursa.

-Non-diversifiable risks adalah:


risiko sistemik yang terjadi secara spontan sekalipun gejala yang
mengarah pada tanda2 krisis sudah tampak seperti krisis moneter
dan krisis ekonomi. Risiko semacam ini tak dapat didistribusikan
kecuali dilakukan penyesuaian oleh para pelaku bisnis.

Probabilita capital gain / capital loss pada saham blue-chip adalah


70% dan 30%. Hitung ekspektasi hasil, jika capital gain mencapai
Rp 125 milyar dan capital loss bisa jadi sebesar Rp. 45 milyar.
Maka hasil yang diekspektasi {(125)(0.7) +(-45)(0.3)=} menjadi
Rp. 74 milyar.

10
4. Probabilita Keuntungan Saham dan Ketidakpastian (10-09-17)

a. Ekspektasi Imbalan Saham (Ev)


Dalam bahasan sebelumnya dipaparkan Probabilita Capital Gain G(p1)
dan Probabilita Capital Loss (L)p2 sehingga dapat dihitung besarnya
ekspektasi imbalan atas investasi pada saham dengan rumus sbb:

Ev = G(p1) + (L)(p2), → p1+p2 = 1 dimana p1>p2

b. Ekspektasi Imbalan Saham dapat saja terjadi penyimpangan antara 1-20%

yang diyakini kebenarannya antara 90-99% sehingga masing2 kebenaran


tsb memiliki nilai statistik dan berikut formulasinya:

VaR = σZ, dan EvaR = G(p1)(σZ) sedang Ev-Neto = G(p1)-


G(p1)(σZ)
Keterangan:
Net Ev = (Ekspektasi Imbalan Neto) ≡ G(p1) - rEvaR[G(p1)]
VaR = Nilai berisiko, EvaR (Imbalan investasi berisiko dan
G(p1)(σZ) besarnya imbalan investasi berisiko).
11
Contoh soal:

a. Diketahui keuntungan saham sebesar USD 150 juta dengan probabilita


70% sedangkan kerugian saham ditaksir sebesar USD 80 juta. Dengan
probabilita keuntungan saham sebanyak 70% masih dihadapkan pada
ketidakpastian, yaitu penyimpangan sebesar 10% dengan tingkat
kepercayaan 90. Hitunglah besarnya imbalan investasi saham dan
imbalan investasi saham neto setelah mempertimbangkan risiko.

Jawaban:
Ev = 150(0,70)+(80)(0,3), → USD 81 juta
VaR = 81x0.1x1,65 → USD 13,365 juta
Ev neto = 81-13,365 → USD 67,635

b. Apabila keuntungan saham sebesar USD 200 juta dengan probabilita


60% dan kerugian saham USD 100 juta, maka hitunglah ekspektasi
imbalan investasi. Akan tetapi capaian keuntungan saham dengan tsb
masih terjadi penyimpangan sebanyak 15% yang diyakini 99% benar.
Karena itu, hitunglah imbalan investasi saham Neto, untuk tugas
mahasiswa.
Bp.10-09-17
12
5. Ekspektasi Kerugian karena Kegagalan bayar Utang

a. Ekspektasi Kerugian oleh Kreditur (EL)


Dalam pengembalian utang oleh debitur masih dihadapkan pada peristiwa
kegagalan bayar (default). Kegagalan bayar utang (D) yang dinyatakan
dalam probabilita gagal bayar antara 1-70% merupakan risiko bagi
kreditur
yang disebabkan oleh besarnya utang oleh debitur (EAD) dan rendahnya
tingkat pemulihan (R) dalam % tertentu yang dinyatakan dalam kerugian
yang diderita kreditur akibat debitur gagal bayar (LGD), yaitu 1 –R. EL
merupakan harapan kreditur yang diupayakan tidak terlalu besar, karena
sifatnya tak dapat dihindari dan berikut perumusannya.

EL = PD x LGD x EAD
EL = Expected loss, dicari atau dihitung
PD = Probability at default antara 1-70%
LGD = Loss given by default, kerugian yang dihadapi oleh Bank
karena nasabah gagal bayar dimana LGD ≡ 1- R
EAD = Exposure at default, yaitu besarnya pinjaman bank
R = Tingkat pemulihan antara 1-60%
Bp.10-09-17
13
b. Ekspektasi Pemulihan (ER)
Dalam skedul pembayaran bunga dan utang oleh debitur ditentukan oleh
ketersediaan kas, yang bervariasi antara 50-150% dari pinjaman agar tak
terjadi default. Dalam eksposur utang diperlukan besarnya agunan yang
telah ditetapkan oleh BI maksimum 150%, yaitu properti yang diagunkan
sedangkan α adalah rasio antara agunan dan besarnya pinjaman, dimana
besarnya rasio = 1 berarti aman bagi kreditur. Berikut perumusannya

ER = %CA x L x α
ER = Ekspektasi pemulihan, yaitu tingkat keamanan
pengembalian pinjaman bila α di atas 100%
CA = Ketersediaan kas 50%-150% dari pinjaman
L = Loan atau besarnya pinjaman bank yang diekspos
α = Rasio antara agunan dan pinjaman, yang dinyatakan sbb:
= 1,50 tak berisiko bagi kreditur
= 1,00 berisiko bagi kreditur adanya potensi kredit macet
= 0,67 bermasalah
RL (%) = [(PD)(LGD)]/α
RL = Real Loss
Bp. 10-09-17

14
Contoh Soal Ekspektasi Kerugian oleh Kreditur (EL)

a. Diketahui besarnya pinjaman bank adalah Rp 20 milyar, tk pemulihan


yang disanggupi debitur 60%. Dari data tsb, hitunglah ekspektasi besarnya
kerugian apabila probabilita gagal bayar 50%.

Jawab: EL = PD x LGD x EAD


= 0,5 x 0,4 x 20
= Rp 4 milyar

b. Misalkan besarnya pinjaman bank adalah Rp 30 milyar dan diperoleh


informasi bahwa probabilita gagal bayar 40% sedangkan ketersediaan kas
debitur yang ada di bank sebesar Rp 20 milyar. Hitunglah ekspektasi
kerugian apabila besarnya agunan Rp 45 milyar.

Jawab R = 20/30 ≡ 0,67


EL = 0,4 x 0,33 x 30
= Rp 3,96 milyar

15
Contoh Soal Ekspektasi Pemulihan (ER)

c. Diketahui besarnya pinjaman bank adalah Rp 50 milyar, ketersediaan kas


di bank Rp 30 milyar sedangkan besarnya agunan Rp 60 milyar. Dari data

tsb, hitunglah ekspektasi pemulihan pinjaman, bila poersediaan cash 60%.

Jawab: ER = CA x L x α
= 0,6 x 50 x 1,25
= Rp 37 milyar (berisiko)

d. Misalkan besarnya pinjaman bank sda, kemudian ketersediaan kas, dan


agunan juga = pinjaman. Hitunglah ekspektasi pemulihan pinjaman.

Jawab EL = 1 x 50 x 1
= Rp 50 milyar (tak berisiko)

e. Besarnya pinjaman bank dan ketersediaan kas = Rp 50 milyar, dan agunan

sebesar Rp 75 milyar. Hitunglah ekspektasi pemulihan pinjaman

Jawab EL = 1 x 50 x 1,5
16
= Rp 75 milyar (aman)
SESI III
KERANGKA MANAJEMEN RISIKO KORPORAT

1. Pengertian manajemen risiko korporat

Johanputra (2004) mendefinisikan manajemen risiko korporat sebagai


suatu proses yang terintegrasi, terstruktur dan sistematis dalam mengenali,
mengukur, memetatakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko,
dan memonitor serta mengendalikan implementasi penanganan risiko.

Manajemen risiko korporat yang didefinisikan oleh Djohanputra pada


dasarnya bagaimana mengubah pendekatan pengelolaan risiko tradisional
ke model korporat yang terintegrasi. Karena itu, diperlukan integritas
dalam penanganan risiko mengingat semakin kompleksnya ragam risiko
dan kondisi eksternal yang merupakan ancman perusahaan. Penanganan
risiko harus ditindak-lanjuti dengan pembentukkan organisasi manajemen
risiko (OMR).

17
2. Perbedaan dan kesamaan penanganan risiko antara cara
konvensional dan model integrasi korporat

Konvensional Konsep integrasi korporat

- Risiko bersifat murni; - Dapat bersifat murni / spekulatif;


- Risiko sebagai sumber - Boleh jadi sebagai salah satu sum-
masalah; ber keunggulan untuk bersaing;
- Risiko menimbulkan biaya; - Risiko sebagai tantangan;
- Risiko tak dapat dicegah; - Risiko sebagai potensi kerugian
tapi diminimalisasi dikelola sesuai portofolio;
- Risiko harus dialihkan ke - Mengalihkan risiko ke asuransi
ke asuransi untuk terbaik; sesuai obyek risikonya;
- Risiko harus dikelola melalui - Risiko dikelola secara rintegrasi
organisasi. dengan membentuk unit kerja khusus.

18
3. Siklus manajemen risiko

Adalah proses daur ulang atas operasionalisasi fungsi2 manajemen risiko


untuk mengetahui sebab2 terjadinya risiko agar dengan mudah dilakukan
mitigasi risiko (lihat Bagan 1):

BAGAN 1 SIKLUS MANAJEMEN RISIKO

Identifikasi risiko

Pengawasan dan Analisis / asesmen


Evaluasi
pengendalian risiko risiko
risiko

Penanganan risiko Pemetaan risiko

19
4. Manajemen risiko total

Pemahaman manajemen risiko korporat yang dipaparkan sebelumnya


masih belum terintegrasi dengan faktor keselamatan. Berikut pemahaman
manajemen risiko total oleh Purwoko (2006):

Manajemen risiko total adalah pengelolaan risiko koporat dengan


pendekatan sistem yang terintegrasi antara risiko murni, risiko
finansial dan faktor operasional yang dilakukan untuk mitigasi
risiko melalui fungsi manajemen risiko yang meliputi identifikasi,
analisis-asesmen, teknik kontol dan metoda pembiayaan sesuai
klasifikasi risiko untuk maksimalisasi nilai tambah ekonomi dan
nilai tambah manajemen dalam jangka panjang (lihat Bagan 2).

“Analog: -Employers shall commit for safety and aware of risk,


-Employees shall comply with operating rules in order
to make corporate value creation with safe.
(lihat Bagan2 3 dan 4)

20
BAGAN 2 MANAJEMEN RISIKO TOTAL

Kecelakaan,
Risiko pasti sakit, mati
dan penuaan

Risiko Illikiditas, Asuransi


Risiko Mitigasi
gagal-bayar,
korporat finansial Retensi risiko
potensi rugi K3, POS

Keselamatan dan
Gangguan kesehatan kerja
Risiko
salah seting (K3); Prosedur
operasional operasi standar
gagal sistem
(POS)

21
BAGAN 3 ANCAMAN SISTEMIK PERUSAHAAN

Lingkungan Kehilangan Divestasi dan


eksternal peluang kemitraan

Bencana Grup Kehilangan Asuransi Survival


alam perusahaan aset dan retensi of the firm

Moral atasan Kehilangan Jaminan


& bawahan reputasi dan sosial
kepercayaan

22
BAGAN 4 ATRIBUT OPERASIONAL PERUSAHAAN

Ekspansi
Atribut
Ekuitas Operasional Gangguan
berisiko
Pinjaman

Operasional -Moralitas Gagal atau


perusahaan -Bencana sukses

Retensi
Atribut tak
Ekuitas Operasional K3, SOP
berisiko
Ekspansi

Sumber: Purwoko (2006)

23
SESI IV
TIPE TIPE RISIKO DAN PERHITUNGAN RISIKO

1. Pengertian tipe risiko

a. Risiko korporat
-Dampak ketergantungan perusahaan lokal terhadap impor barang modal

dari negara-negara tertentu;


-Posisi kehabisan stok sebagai potensi kehilangan kepercayaan.

b. Risiko sosial
Potensi pemboikotan oleh pelanggan terhadap produk kita karena
masalah status hukum perusahaan termasuk kasus korupsi para manajer
perusahaan yang tak terselesaikan.

c. Risiko lingkungan
Potensi problem suatu produk lini yang rentan terhadap tren terkini atau

perubahan mode. 24
d. Risiko politik
Potensi untuk pengambil-aliah perusahaan2 asing dan aksi lobi kepada
pengusasa untuk tidak menggunakan produk buatan LN.

e. Risiko industri
Tekanan publik untuk pemerintah agar mengenakan pajak nilai tambah

terhadap produk produk tertentu;

f. Risiko ekonomi
Dampak kenaikkan harga BBM menyusul depresiasi uang keras terhadap
kenaikan harga sembako dan penurunan daya beli sangat nyata.

g. Risiko pasar
Penurunan IHSG berpotensi penurunan investasi terhadap saham dan
ketidak-percayaan terhadap fundamental perusahaan sebagai emiten.

h. Risiko bisnis
Dampak dari variabilitas aset, penjualan, biaya operasional dan laba.25
i. Risiko likiditas
Adalah kemungkinan kegagalan perusahaan dalam penjualan aset
sesuai harga pasar dalam jangka pendek.

k. Risiko gagal bayar (default-risk)


Adalah risiko kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
pembayaran bunga dan pokok pinjaman saat jatuh tempo.

l. Risiko tingkat bunga


Adalah flukstuasi nilai aset karena perubahan2 tingkat bunga dalam
pasar uang dan pasar modal. Contoh, peningkatan suku bunga SBI
selalu disertai dengan penurunan IHSG di Bursa Efek Jakarta.

m. Risiko daya-beli
Adalah kemungkinan penurunan daya beli pada pasca kenaikkan
harga BBM walaupun pendapatan masyarakat secara nominal naik.

26
2. Perhitungan Risiko

a. Risiko dengan faktor diskonto (faktor bunga pasar):


Adalah perhitungan ekspektasi aliran kas dengan basis probabilita yang
disertai faktor diskonto sesuai risiko dari masing masing usulan proyek.
Berikut sebagai contoh ekspektasi aliran kas.

b. Simpangan baku dan koefisien variasi


Simpangan baku () dan koefisien variasi (kv) adalah salah satu alat
untuk mengukur risiko melalui distribusi probabilita untuk penetapan
ekspektasi nilai aliran kas di masa datang. Berikut rumusannya:
n
 = AiPi,
i=1
Dimana  = Ekspektasi atau rata-rata aliran kas;
Ai = Perkiraan aliran kas;
Pi = Probabilita kejadian atas ekspektasi aliran kas;
n = Jumlah aliran kas secara berkala

27

 = (Ai – Âi)2Pi dan kv = --
Â
 = Besarnya simpangan baku secara absolut
kv = Besarnya simpangan secara relatif

c. Derajat kesamaan kepastian


Adalah salah satu metoda statistik untuk menghitung risiko yang terkait
dengan derajat kepastian aliran kas di masa datang akan mendekati atau
kesamaan dengan yang diekspektasi. Semakin tinggi nilai ekspektasi,
maka semakin rendah derajat kesamaannya terhadap ekspektasi.

d. Pohon keputusan
Adalah keputusan finansial yang diambil dari alternatif usulan suatu
produk yang berbeda. Pohon keputusan menetapkan nilai sekarang neto
atas ekspektasi aliran kas dari usulan alternatif produk dengan basis
probabilita dan tingkat bunga pasar yang berlaku.
28
3. PERHITUNGAN PRAKTEK PRESENT VALUE (PV)

a. Seseorang dijanjikan manfaat tunai sebesar USD 2000 untuk 10 th


yang akan datang. Hitung nilai 10 th mendatang dinilai sekarang apabila
tingkat bunga bank 5%.

FUTURE VALUE (FV) USD 2000 2,000


PV = ---------------------------- ≡ -------------; -------- =
USD 1228
(1+i)n (1.05)10 1.6288

b. Sebaliknya sumbangan yang diberikan 10 th yang lalu sebesar USD


2000. Hitunglah nilai uang sekarang (PV) dengan tingkat bunga bank 5%.
USD 2000 2,000
PV = ------------- ≡ ---------- atau USD 3,257
(1+i)–n 0.6139

c. Bagaimana uang USD 2000 dinilai sekarang dengan tingkat bunga 5%

PV = PV / (1+i)0 ???
29
4. Illustrasi

a. Risiko dengan faktor diskonto


Ekspektasi aliran kas masuk A dan B dalam USD dengan modal awal
USD 12.000 untuk jangka waktu 3 tahun:

Tahun Aliran kas A Probabilita Aliran kas B Probabilita

0001 5.800 0,4 3.400 0,3


0002 6.400 0,5 8.000 0,5
0003 7.000 0,1 11.000 0,2

Hitung NPV masing masing, jika tingkat bunga untuk proyek A 8%


dan proyek B 10%.

30
Tabel 1 Nilai Sekarang dan Tingkat Risiko Proyek A
Peri- Eksptasi- Probabi- Kepasti-an Rata-rata Nilai-nila Faktor Nilai sekarang
odi- tasi kas lita kas kas masuk kepastian kepastian diskonto kas keluar-
sasi masuk masuk (XiPi) kas masuk kas masuk bunga 8% masuk (PV
(n) (Xi) (Pi) 4 (Xi-Ᾱ) (X-Ᾱ)2 (DF i=8% i=8%
1 2 3 5 6 7 8=(6)(7)
0 (12.000) - - - - - (12.000) +
1 5800 0.4 2320 (420) 176.400 0,9259 6220 x 2.5771
2 6400 0.5 3200 180 32.400 0,8573 = 16.029
3 7000 0.1 700 780 608.400 0,7938
1.0 6220 817.200 2.5771 4.029

Hitunglah risiko investasi Proyek A (σA)

a. σ = √ 817.200 ≡ 903,99, artinya bahwa terjadi penyimpangan Rp 904 dari rata


rata aliran kas masuk sebesar Rp 6220,

b. Tingkat risiko (varians) proyek A = σ/Ᾱ ≡ 904/6220 = 14,53%

31
Tabel 2 Nilai Sekarang dan Tingkat Risiko Proyek B
Peri- Eksptasi- Probabi- Kepasti-an Rata-rata Nilai-nila Faktor Nilai sekarang
odi- tasi kas lita kas kas masuk kepastian kepastian diskonto kas keluar-
sasi masuk masuk (XiPi) kas masuk kas masuk bunga 10% masuk (PV
(n) (Xi) (Pi) 4 (Xi-Ᾱ) (X-Ᾱ)2 (DF i=10% i=8%
1 2 3 5 6 7 8=(6)(7)
0 (12.000) - - - - - (12.000) +
1 3400 0.3 1020 (3820) 14.592.400 0,9091 7220 x 2.4868
2 8000 0.5 4000 780 608.400 0,8264 = 17.954,69
3 11000 0.2 2200 3780 14.288.400 0,7513
1.0 7220 29.489.200 2.4868 5.954.69

Hitunglah risiko investasi Proyek B (σb)

a. σ = √ 29.489.200 ≡ 5430, artinya bahwa terjadi penyimpangan Rp 5430 dari


rata rata aliran kas masuk sebesar Rp 7220,

Tingkat risiko (varians) proyek A = σ/Ᾱ ≡ 5430/7220 = 75,2%

Proyek B lebih berisiko tetapi memberikan Nilai sekarang > Proyek A


32
b. Simpangan baku dan koefisien variasi
Berikut adalah usulan investasi C dan D dengan aliran kas masuk
yang disertai probabilita kondisi ekonomi (USD).

Kondisi Probabilita Usulan C Usulan D


ekonomi

Resesi 0,3 1.000 500


Normal 0,4 2.000 2.000
Makmur 0,3 3.000 5.000

Dari data di atas, hitung ekspektasi nilai, simpangan baku dan koefisien
variasi. Tentukan usulan investasi C atau D untuk dipilih.

33
Tabel 3. Ekspektasi nilai, simpangan baku & koefisien variasi C
Ai Pi AiPi (Ai – Â) 2=(Ai – Â)2 Pi
1.000 0,3 300 (1000-2000) 1.000.000 x 0,3 = 300.000
2.000 0,4 800 (2000-2000) 0
3.000 0,3 900 (3000-2000) 1.000.000 x 0,3 = 300.000
1,0 2000 600.000

Simpangan baku () = 600.000


= USD 775

775
Koefisien variasi (kv) = -------  39%
2000

34
Tabel 4. Ekspektasi nilai, simpangan baku & koefisien variasi D

Ai Pi AiPi (Ai – Â) 2=(Ai – Â)2


500 0,3 150 (500-2450) 3.802.500 x 0,3 = 1140750
2.000 0,4 800 (2000-2450) 202.500 x 0,4 = 81000
5.000 0,3 1500 (3000-2450) 6.502.500 x 0.3 = 1950750
1,0 2450 3.172.500

Simpangan baku () = 3.172.500


= USD 1781

1781
Koefisien variasi (kv) = -------  73%
2450

Usulan C diterima karena risiko lebih kecil daripada D

35
c. Derajat kesamaan kepastian
Dengan investasi modal awal sebesar USD 50000 untuk jangka waktu 4
tahun diperlukan biaya modal 10% setelah pajak. Hitunglah NPV, jika
bunga bebas risiko 5% per tahun. Berikut ekspektasi aliran kas dan
koefisien kepastian.

Tahun Aliran kas setelah pajak Koefisien kepastian


0001 10.000 0,95
0002 15.000 0,80
0003 20.000 0,70
0004 25.000 0,60

d. Aliran kas dan koefisien kepastian sama dengan no c. Akan tetapi hitng
NPV, jika modal awal USD 40,000 dan bunga bebas risiko 6%

e. Aliran kas = no c, dan modal awal = no d sedangkan tingkat bunga = 6%.


Hitunglah NPV, jika koefisien kepastian berubah dari tahun 1 sd tahun 4
masing2 90%, 80%, 75%, 70%.

36
Tabel 5. Kepastian ekspektasi aliran kas (USD)

Tahun Ekspektasi Koefisien Kepastian Faktor Nilai sekarang


aliran kas kesamaan ekspektasi diskonto aliran kas
masuk kepastian aliran kas i = 5% masuk
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5) (6)=(4)(5)
1 10.000 0,95 9.500 0,9524 9.048
2 15.000 0,80 12.000 0,9070 10.884
3 20.000 0,70 14.000 0,8638 12.093
4 25.000 0,60 15.000 0,8227 12.341
44.366

NPV = PVCF – Initial Outlay


= USD 44.366 – USD 50.000
= (USD 5,634)
Usulan investasi tersebut ditolak, karena menghasilkan NPV negatif

37
d. Berikut adalah usulan peluncuran 2 produk yang berbeda:
.
Produk Modal awal Ekspektasi Probabilita
aliran kas
A USD 225.000 450.000 0,4
200.000 0,5
(100.000) 0,1
B USD 80.000 320.000 0,2
100.000 0,6
(150.000) 0,2

Hitung NPV kedua produk, jika tingkat bunga 5%.

38
Jawaban d
Produk Modal Prob. Ekspektasi Probabilita Faktor Nilai sekarang
awal aliran kas aliran kas bunga 5% aliran kas
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5) (6)=(4)x(5)

0.4 450.000 180.000 0,9524 171.432


A 225.000 0.5 200.000 100.000 0,9070 90.700
0.1 (100.000) (10.000) 0,8628 (8.628)
270.000 253.504
or

0.2 320.000 64.000 0.9524 60.954


B 80.000 0.6 100.000 60.000 0,9070 54.420
0.2 (150.000) (30.000) 0,8628 (25.884)
94,.000 89.490

NPV Produk A : 253.504 – 225.000 = USD 28.504


NPV Produk B : 89.490 – 80.000 = USD 9.490
Produk A diterima
39
SESI V
RISIKO VERSUS IMBALAN INVESTASI

1. Pengertian Holding Period Return

Risiko versus imbalan (return) adalah hasil investasi yang diterapkan


pada institusi keuangan seperti asuransi, dana pensiun dan perusahaan
jasa investasi. Total return dari institusi keuangan meliputi pendapatan2
bunga obligasi, deposito, deviden tunai dan return saham. Ekspektasi
imbalan investasi merupakan rata2 tertimbang atas hasil investasi dari
lamanya pelepasan sekuritas atau saham dengan berbagai kemungkinan
hasil yang dicapai yang kita kenal dengan istilah holding period return
(HPR).

Jika investasi disebar ke deposito, obligasi dan saham, maka akan


menghasilkan rata rata return. Rata-rata return investasi merupakan
hasil investasi dari pembelian berbagai sekuritas yang menghasilkan
pendapatan bunga deposito, pendapatan bunga obligasi, penerimaan
deviden dan return saham dari hasil penjualan saham dalam periode
berjalan atau disebut sebagai Total HPR.
40
2. Konsep HPR

Adalah hasil investasi saham yang diperoleh dengan melepas saham dalam
periode berjalan. Berikut rumusan sederhana tentang HPR:

D + RS D = Deviden tunai
HPR = ---------- RS = Return saham S
IS IS = Investasi pada saham S

Berikut perumusan total HPR:

I D + E B + DS + R S
HPR = -----------------------
I
ID = Pendapatan investasi pada deposito
EB = Pendapatan investasi pada obligasi
DS = Penerimaan deviden tunai
RS = Return saham
41
3. Illustrasi

a. Misalkan investasi saham X sebesar USD 100.000 kemudian dijual


seharga USD 113.000, sedang penerimaan deviden tunai diharapkan
USD 7.000 per tahun. Dari data tsb, maka

USD 7.000 + 13.000


HPR = -------------------------  20%
USD 100.000

b. Kemudian hitung koefisien variasi saham X yang memiliki simpangan


baku 14.28% dan rata2 ekspektasi nilai 19%. Maka koefisien variasi:

14.28% / 19%  0,75

42
c. Harga saham perdana USD 2. Total pembelian saham 100.000 unit
dan deviden 2.5%. Setahun kemudian harga saham menjadi USD 2.5
per unit. Harap hitung (a) HPR dan (b) susun neraca investasi.

USD 6.250 + 50.000


(a) HPR = -------------------------  28,125% / year
USD 200.000

(b) Neraca investasi (USD)

Investasi Sumber2 dana


-Saham 250.000 -Modal awal 200.000
-Keuntungan 50.000
Total 250.000 250,000

43
d. Misalkan budget investasi sebesar Rp. 100 milyar ditempatkan untuk
sekuritas sekuritas: deposito 60% dengan bunga 8%; obligasi 25%
dengan bunga 7% dan sisanya saham 15% dengan return saham 12%.
Hitunglah total HPR jika tingkat deviden 5%.

Deposito : 0,60 x 100 x 0,08 = Rp 4,80 milyar


Obligasi : 0,25 x 100 x 0,07 = Rp 1,75 milyar
Saham : 0,15 x 100 x 0,05 = Rp 0,75 milyar
Saham : 0,15 x 100 x 0,12 = Rp 1,80 milyar
Tota l = Rp 9,10 milyar atau

4,8 + 1,75 + 0,75 + 1,8


HPR = ------------------------- → 9,1%

100

Karena HPR di atas bunga 8%, maka penyebaran investasi


tsb dapat diterima. 44
e. Misalkan budget investasi sebesar Rp. 100 milyar ditempatkan untuk
sekuritas sekuritas: deposito 60% dengan bunga 8%; obligasi 25%
dengan bunga 7% dan sisanya saham 15% dengan deviden 5%. Apakah
hasil investasi dihitung merupakan holding period return atau tidak?

Deposito : 0,60 x 100 x 0,08 = Rp 4,80 milyar


Obligasi : 0,25 x 100 x 0,07 = Rp 1,75 milyar
Saham : 0,15 x 100 x 0,05 = Rp 0,75 milyar
Total = Rp 7,30 milyar atau

4,8 + 1,75 + 0,75


Hasil investasi = ------------------ → 7,3%

100

Tidak terjadi HPR karena tak menjual saham. Karena hasil investasi
lebih kecil dari bunga 8%, maka penyebaran investasi ditolak.
45
SESI VI
DURASI INVESTASI DAN TINGKAT BUNGA

1. Pengertian durasi investasi

Dana investasi biasanya bersumber dari pinjaman. Akan tetapi investasi


boleh menggunakan dana pihak III seperti asuransi dengan premi yang
terkumpul untuk investasi pada berbagai sekuritas yang berisiko dan tetap
memperoleh ekspektasi imbalan investasi yang memadai. Sehubungan
dengan itu, investasi pada berbagai sekuritas perlu memperhatikan durasi
investasi agar investor dapat menjaga likiditas dan solvabilitas sehingga
terbebas dari kegagalan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.

Durasi adalah rata2 tertimbang tentang periode pengembalian pinjaman


yang jatuh tempo setelah digunakan untuk investasi dengan kriteria lebih
pendek dari skedul yang ditetapkan. Kebaikan pengembalian pinjaman
lebih pendek adalah untuk memperoleh kepercayaan dari bank sebagai
pemilik dana. Berikut adalah formulasi durasi, paparan dan potensi rusi
untuk solusi kasus durasi.
46
PV of Weighted Payback on Borrowing Falling Due
a. Durasi (D) = --------------------------------------------------------------
PV of Annual Interests and Principal Payback

b. Paparan (E) = Duration x Interest Rate of Borrowing (i B)

c. Apabila terjadi perubahan tingkat bunga pinjaman (∆i B) yang


dipercayai terjadi dengan persentasi tertentu akan memiliki nilai
statistik tertentu pula, maka potensi rugi menjadi
(Lp) = E x iB x (1 + ∆iB)

d. Nilai yang risiko (VaR) = Lp x Z

Berikut tingkat keyakinan atas perubahan variabel dan nilai statistik


a. Confidence level 99% 98% 95% 90% 80% 50%
b. Rate of alpha 1% 2% 5% 10% 20% 50%
c. Statistical value (Z) 2,58 2,33 1,96 1,65 1,28 0,67

47
a. Diketahui emisi obligasi bernilai USD 100 juta untuk 5 tahun dengan
bunga 12% / tahun. Hitunglah durasi investasi jika bunga pasar yang
berlaku 15%;
Tabel 6. Durasi investasi obligasi
Tahun Pembayaran FD bunga Nilai sekarang Nilai sekarang
(waktu) bunnga dan pasar 15% pembayaran+ rata2 jatuh
pinjaman bunga pinjaman tempo alkas
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5)=(1)(4)
1 12 0,8696 10,43 10,43
2 12 0,7561 9,07 18,14
3 12 0,6406 7,69 23,07
4 12 0,5717 6,86 27,44
5 112 0,4972 55,69 278,45
89,74 357,53

48
USD 357,53
Durasi investasi = -----------------  3,98 tahun
USD 89,74

Paparan = Durasi x bunga pinjaman


= 3,98 x 0,12
= 0,4776

Pengaruh perubahan tingkat bunga pinjaman


sebesar 2% diyakini 95%, maka potensis rugi
atau risiko

Potensi rugi = [0,4476(0,12)(1.02)


= 5,48% sebagai potensi rugi

Nilai berisiko = (0,0548 x 1,96)


= 0,1074

49
b. Diketahui emisi obligasi bernila USD 100 juta untuk 5 tahun dengan
bunga 12% / tahun. Hitunglah durasi investasi jika bunga pasar yang
berlaku 10%;
Tabel 7. Durasi investasi obligasi
Tahun Pembayaran Faktor Nilai sekarang Nilai sekarang
(waktu) bunga dan diskonto pembayaran+ rata2 jatuh
pinjaman bunga 10% bunga pinjaman tempo alkas
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5)=(1)(4)
1 12 0,9090 10,91 10,91
2 12 0,8264 9,92 19,84
3 12 0.7513 9,01 27,03
4 12 0,6830 8,20 32,80
5 112 0,6209 69,54 347,7
107,58 438,28

50
USD 438,28
Durasi investasi = -----------------  4,07 tahun
USD 107,58

Paparan = Durasi x bunga pinjaman


= 4,07 x 0,12
= 0,4884

Pengaruh perubahan tingkat bunga pinjaman


sebesar 2% diyakini 95%, maka potensis rugi
atau risiko

Potensi rugi = [0,4884(0,12 x (1,02)] 5,97%.

Nilai berisiko = (0,0597x1,96)


= 0,1157

51
c. Diketahui emisi obligasi bernila USD 100 juta untuk 5 tahun dengan
bunga 12% / tahun. Hitunglah durasi investasi jika bunga pasar yang
berlaku 12%;
Tabel 8. Durasi investasi obligasi
Tahun Pembayaran Faktor Nilai sekarang Nilai sekarang
(waktu) bunga dan diskonto pembayaran+ rata2 jatuh
pinjaman bunga 12% bunga pinjaman tempo alkas
(1) (2) (3) (4)=(2)(3) (5)=(1)(4)
1 12 0,8928 10,71 10,71
2 12 0,7972 9,57 19,14
3 12 0.7118 8,54 25,62
4 12 0,6335 7,60 30,40
5 112 0,5674 63,55 317,75
99,97 403,62

52
USD 403,62
Durasi investasi = -----------------  4,04 tahun
USD 99,97

Paparan = Durasi x bunga pinjaman


= 4,04 x 0,12
= 0,4848

Pengaruh perubahan tingkat bunga pinjaman


sebesar 2% diyakini 95%, maka potensi rugi
atau risiko

Potensi rugi = [0,4848(0,12 x (1,02)]


= 5,93%.

Nilai berisiko = (0,053x1,96)


= 0,1163

53
2. Tingkat bunga mengambang versus tingkat bunga tetap

Bunga obligasi = JIBOR + 150 b.p. ( 1.5%)


JIBOR = Jakarta interest on borrowing
overseas rate

in = ir + rp + tc + p
Bunga nominal = in sebagai suku bunga pasar

Bunga ril = ir Premi risiko = rp


Biaya transaksi = tc Laju inflasi = p

DEmo
Tingkat bunga ril = ------- - 1, dimana DEmo > SUmo
SUmo

54
Preferensi untuk menabung / investasi
= --------------------------------------------- - 1
Preferensi likiditas untuk usaha bisnis

DEmo = Permintaan uang dasar dari sisi perbankan sebagai


target penrikan dana,
SUmo = Pemasokan uang dasar dari sisi pemilik dana
sebagai preferensi untuk menabung,

f-s
rp = --- risk premium berkisar (1-3%)
s

tc = 0.1 to 0.75% and


p = 1-3%

55
3. Illustrasi

a. Pemerintah bermaksud menyesuaikan tingkat bunga pasar sebagai


solusi atas flukstuasi IDR terhadap USD. Kemudian uang dasar yang
beredar sebesar IDR 175 trilyun sedang IDR 70 trilyun merupakan
pasokan uang normal. Selanjutnya harap hitung tingkat bunga ril jika
target penarikan dana dari masyarakat sebesar 42%.

Effective demand for money = 0.42 x IDR 175 trillion


= IDR 73.5 trillion

73.5
Real interest rate = ----- - 1
70
= 5%

56
b. Diketahui bahwa tingkat bunga yang sekarang berlaku 6,5% dinilai
rendah, karena belum lagi dikaitkan dengan inflasi. Selanjutnya harap
hitung tingkat bunga pasar, jika tingkat bunga ril 5%; risiko premi
1,5%; rata2 biaya transaksi 0,45% dan tingkat inflasi untuk katagori
makanan & minuman 2%.

Nominal interest rate = 0.05 + 0.02 + 0.015 + 0.0045


= 0.0895 or 8.95%

Jika tak terjadi financial default, maka risk premium menjadi nul.
Jadi tingkat bunga pasar akan bergeser dari 8.95% menjadi 7.45%.
Jika tingkat inflasi bisa ditekan menjadi 1.5%, maka tingkat bunga
pasar sebesar 6.95% akan mendekati 6.5%.

57
II. RISIKO KREDIT

1. Pengertian risiko kredit


Risiko kredit adalah risiko kegagalan bank dalam menarik pinjaman
nasabah yg jatuh tempo. Karena itu, penerapan besarnya kolateral sebesar
150% atas pinjaman nasabah sebagaimana ditetapkan oleh BI sebagai
regulator menjadi syarat utama. Pengenaan kolateral tsb dilakukan untuk
mencegah kredit macet (Non-Performance LOAN) dan berikut penjelasan
prinsip 5-C:

a. Default risk
Adalah probabilita kegagalan bank dalam penerapan prinsip 5-C untuk
menentukan rating perusahaan dengan prinsip 5-C:

-Character : track record, moral hazard dan etiket baik,


-Capacity : likuiditas, kinerja finansial dan efisiensi,
-Capital : rasio debt to equity,
-Collateral : batas jaminan pinjaman dan solvabilitas,
-Condition : kondisi ekonomi dan para stake-holders
58
b. Exposure risk
Adalah risiko yang terkait dengan jumlah kegagalan pengembalian
pinjaman nasabah saat jatuh tempo. Kegagalan dalam pembayaran
pinjaman oleh nasabah adalah bentuk paparan risiko yang terjadi pada
perusahaan2 pengecer (perusahaan yang berhutang).

Dalam perjanjian pinam meminjam dengan bank diperlukan tingkat


pemulihan yang dilakukan sesuai kemampuan finansial perusahaan,
karena perusahaan diduga mengalami kegagalan dalam bayar pinjaman
bank yang jatuh tempo. Sebagai contoh, misalkan aliran kas masuk neto
sebesar 40%, sehingga gagal mengembalikan pinjaman, maka sisanya
sebesar 60% harus disediakan secara internal untuk bank.

c. Recovery risk
Adalah risiko yang berhubungan dengan kemampuan debitur untuk
memenuhi sebagian kewajiban finansial dengan cara mengubah skedul
utang dan atau melakukan tukar guling (assets swap). Pemulihan
(recovery) tak akan tercapai 100%, karena alat tunai yang ada di
perusahaan dipakai untuk keperluan operasional sehari hari.
59
2. Prinsip 5 C

a. Skor Komponen-komponen 5-C

Kompetensi 0,25
Character Integritas 0,50 Jika tidak, dinilai 0
Reputasi 0,25
1,00

Capacity Likiditas 0,40 Jika tidak, menjadi


Solvabilitas 0,60 likid/solvabel dst
1,00

50/50 Berisiko
Capital Debt to equity 40/50 Masih berisiko
20/50 Tak berisiko

150% Aman
Collateral Wealth to loan 100% Tak aman
50% Berisiko secara absolut

Condition Normal 70% Operasi


Crisis 30% Tak beroperasi
60
Formula of Total Prinsip 5-C

= {a1Ch + (CRa2Cr + a2Sol) + a3Cap + a4Col}C5

Contoh Prinsip 5-C

a. Berikut laporan posisi keuangan perusahaan-perusahaan A dan B per


31-Desember 2014 dalam milyar Rp

Laporan Keu PT A Laporan Keu PT B

AL 450 UL 150 AL 250 UL 100


Utang 450 Utang 400
Ekuiti 450 Ekuiti 500
1050 1050 1000 1000

PT A punya rekam jejak yang sangat baik di masa lalu, PT B punya


kompetensi dan mencapai repuasi di masa lalu. Kedua perusahaan
menggunakan utang dalam ekspansi bisnis dengan bunga 10% masing2

dalam jangka waktu 5 tahun. Jaminan agunan PT A 100% sedangkan


PT B 150% dan kondisi ekonomi normal. Harap hitung total prinsip 5-C
agar Bank dapat memutuskan apakah PT A atau PT B yang diterima
untuk menerima pinjaman dari bank. 61
Jadi prinsip 5-C

PT A = {1+(3x0,4)+(1,75x0,6)+1+1}0,7 ≡ 5,25 x 0,7 = 3,675

PT B = {0,5+(2,5x0,4)+(2x0,6)+0,8+1,5}0,7 ≡ 5,00 x 0,7 = 3,5

PT B diterima untuk menerima pinjaman bank, sebab agunan-nya


lebih tinggi daripada PT A, meskipun PT memiliki rekam jejak lebih
baik.

b. Apa yang terjadi jika PT A PT A memililiki agunan 150% sedang PT B


memiliki rekam jejak yang baik serta rasio utang terhadap ekuiti 40/50.
Harap hitung prinsip 5-C.

c. Apa yang terjadi jika baik PT A maupun PT B memiliki rekam jejak yang
baik tetapi PT A dinyatakan ilikid sedangkan PT B insolvabel. Harap
hitung prinsip 5-C.

62
b. Perumusan risiko kredit

LC = RLi - C, jika LC positif, maka tak aman untuk bank


LR = RLi (1 – r)
LP = C – LR,, jika LP positif, maka tak aman untuk bank
LP = RLi – LC – LR
TR = C + r, jika (C+r) > RLi , maka aman untuk bank lakukan
tukar guling

Dimana LC : Kekurangan jaminan / kolateral


LR : Kerugian nyata
LP : Kerugian potensi
C : Nilai jaminan / kolateral
RLi : Pengembalian pinjaman plus bunga
r (%) : Kemampuan debitur untuk memenuhi sebagian
kewajiban finansial atau pemulihan utang
TR : Total pemulihan pinjaman

63
3. Illustrasi

a. Jumlah pinjaman yang diberikan kepapda pihak III adalah Rp 100


milyar dengan bunga 9% / tahun untuk jangka waktu 5 tahun. Nilai
kolateral sebesar 75%. Harap hitung potensi rugi pengembalian
pinjaman dengan tingkat pemulihan 60%

Berdasarkan regulasi perbankan ditetapkan nilai jaminan 150%, dengan

nilai jaminan 75% berarti bank mengalami kegagalan finansial sebesar


50%. Berikut penjelasan nominal kolateral:

Nilai pinjaman : Rp. 100 milyar dengan bunga 9%


Nilai kolateral seharusnya : 150% x Rp. 100 = Rp. 150 milyar
Nilai kolateral yang ada : 0,75 / 1,5 x 150 = Rp. 75 milyar

Kewajiban bunga / tahun : 9% x 100 = Rp. 9 milyar


Pembayaran bunga 5 tahun : 5 x 9 = Rp. 45 milyar
Pengembalian pokok pinjaman dan bunga = Rp. 145 milyar
64
Berikut perhitungan potensi rugi yang dialami bank sebagai lembaga
yang meminjamkan dana kepada pihak III

LC : RLi – C → 145 – 75 = Rp. 70 milyar


karena LC positif, maka tak aman untuk bank

LR : RLi (1–r) → 145(0,40) = Rp. 58 milyar


kerugian nyata yang dialami bank

LP : C – LR → 75 – 58 = Rp. 17 milyar

atau dapat dihitung secara keseluruhan sbb

LP : RLi – LC – LR → 145 – 70 – 58 = Rp. 17 milyar

TR : C + r(RLi) → 75 + 87 = Rp. 162 milyar


karena TR > C, maka bank bisa lakukan tukar guling

65
b. Jumlah pinjaman yang diberikan kepapda pihak III adalah Rp 100
Milyar dengan bunga 9% / tahun untuk jangka waktu 5 tahun. Total
nilai jaminan sebesar 150%. Harap hitung potensi rugi terhadap
pengembalian pinjaman dengan tingkat pemulihan 75%:

Kewajiban bunga / tahun : 9% x 100 = Rp. 9 milyar


Pembayaran bunga 5 tahun : 5 x 9 = Rp. 45 milyar
Pengembalian pokok pinjaman dan bunga = Rp. 145 milyar

LC : RLi – C  145 – 150 = - 5 (aman untuk bank)


LR : RLi (1 –r) → 145(0,25) = Rp. 36,25 milyar
kerugian nyata yang dialami bank

Untuk mengukur LP, gunakan rumus LP = %C x RL1(1-r)

LP : C – LR  150 – 36,25 = Rp 113,75 milyar

66
SESI VIII
RISIKO MODAL

1. Pengertian risiko modal

Risiko modal adalah risiko yang terkait dengan penggunaan utang untuk
menjalankan usaha. Konsekuensi perusahaan dalam penggunaan utang
adalah kewajiban bunga sebagai overhead cost yang dapat mengurangi
laba perusahaan. Untuk mengukur risiko modal diperlukan konsep degree
of financial leverage (DFL) guna mengetahui risiko kapital dalam jangka
panjang.
a. Financial leverage
Adalah ukuran risiko atas laba terhadap EPS sedang besaran EPS
sangat tergantung dari struktur modal perusahaan yang dimiliki.
b. Degree of financial leverage
Adalah efek kelipatan  EBIT atas  EPS. Misalkan DFL= 2.5 x, maka

berarti bahwa setiap kenaikkan 15% EBIT akan berpengaruh terhadap


peningkatan EPS sebesar 37.5%.
67
2. Perumusan leverage

 EPS / EPS (1-T)(EBIT-i) EAT


FL = -------------------; EPS = -----------------  ------
 EBIT / EBIT n n

EBIT (1-T)(EBIT-i)
DFL = ----------; EPS = --------------------
(EBIT-i) n

PER = MV/EPS semakin tinggi PER semakin menarik bagi


investor saham

EPS = Earning per share


EBIT= Earnings before interest paid and taxes
I or i = Interest expenses
T = Tax rate
n = number of outstanding shares
EAT = Earning after tax  EBT(1-T)
68
3. Illustrasi

a. Operasional perusahaan tidak dengan utang

Projeksi Laba Rugi (Rp. Milyar)

2009 2008 2007 2006


Penjualan 550 425 350 225
-/-Biaya tetap (175) (150) (135) (85)
375 275 215 140
-/-Biaya variabel (125) (100) (90) (65)
EBT (Laba operasi) 250 175 125 75
-/-Pajak 20% (50) (53) (25) (15)
EAT 200 140 100 60

Saham beredar 10 10 9 8
(Jutaan lembar)

Dari data di atas, hitunglah DFL; EPS; EPS; EBIT


69
Berikut perhitungan DFL; EPS; EPS; EBIT

2009 2008 2007 2006

DFL (time) 1.00 1.00 1.00 1.00

EPS (IDR 000) 20.0 14.0 11.11 7.5

 EAT 60 40 40 -

 EPS 6.0 2.89 3.61 -

 EBIT 75 50 50 -

70
b. Operasional perusahaan dengan utang

Projeksi laporan laba-rugi (Rp. Milyar)


2009 2008 2007 2006

Penjualan 550 425 350 225


-/-Biaya tetap (175) (150) (135) (85)
375 275 215 140
-/-Biaya variabel (125) (100) (90) (65)
EBIT (laba operasi) 250 175 125 75
-/-Biaya bunga (75) (60) (50) (40)
Laba sebelum pajak 175 115 75 35
-/-Pajak 20% (35) (23) (15) (7)
Laba setelah pajak 140 92 60 28

Saham beredar (juta lembar) 10 10 9 8

Dari data di atas, hitunglah DFL; EPS; EPS; EBIT

71
Berikut perhitungan DFL; EPS; EPS; EBIT

2009 2008 2007 2006

DFL (time) 1.43 1.53 1.66 2.14

EPS (IDR 000) 14.0 9.2 6.6 3.5

 EAT 48 32 32 -

 EPS 4.8 2.6 3.1 -

 EBIT 75 50 50 -

72
Jumlah simpangan (Rp.Milyar)

 EPS tidak  EPS dgn Simpangan


Tahun dengan utang utang yang merugi

2007 3.60 3.10 0.51


2008 2.89 2.60 0.29
2009 6.00 4.80 1.20

Keterangan:
Perusahaan go public yang mengoperasikan usahanya tidak dengan
utang, maka akan menghasilkan delta earning per share jauh lebih
tinggi daripada perusahaan yang menggunakan utang. Karena utang,
maka ada kewajiban bunga yang berpengaruh terhadap pengurangan
laba. Perlu dicatat bahwa konsep DFL tidak berlaku bagi asuransi
dan perbankan sebagai perusahaan2 keuangan.

73
SESI IX
RISIKO BISNIS

1. Pengertian derajat ungkitan operasi

Adalah tingkat efektivitas penggunaan barang modal untuk meningkatkan

penjualan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan laba. Efektif


tidaknya tergantung dari barang modal yang digunakan. Barang modal
yang baru atau terkini akan meningkatkan kinerja. Untuk itu diperlukan
anggaran untuk operasional perusahaan. Berikut rumus derajat ungkitan
operasi atau degree of operating leverage (DOL).

S–V S = Sales
DOL = ----------- V = Variable cost
S–V–F F = Fixed cost

Anggaran operasional tsb adalah biaya2 pemeliharaan, penyusutan dan


asuransi yang bersifat tetap. DOL adalah derajat ungkitan operasional
yang menimbulkan beban tetap karena penggunaan barang modal. 74
2. Derajat ungkitan finansial

Derajat ungkitan finansial atau degree of financial leverage (DFL) adalah


derajat perlunya penggunaan pinjaman untuk membiayai barang modal.
Konsekuensi menggunakan pinjaman adalah kewajiban pembayaran
bunga yang bersifat tetap. Dalam hal ini, perlu dibedakan antara overhead

cost yang terkait dengan beban bunga (OHIC) dan overhead cost yang
terkait dengan biaya asuransi dan penyusutan (OHFC) sebagai berikut:

Biaya tetap finansial OHIC


----------------------------- atau ------- ≡ komposisi leverage < 60%
Biaya tetap operasional OHFC

Komposisi leverage yang wajar adalah 60% sedang sisanya merupakan


komponen laba yang harus dipertahankan agar perusahaan dapat bertahan
untuk operasional. Beban biaya tetap finansial bersifat lebih pasti bila
dibandingkan dengan biaya tetap operasional yang masih bisa terjadi
deviasi saat operasional perusahaan berjalan. Soal 16a di bawah ini
75
adalah untuk illustrasi.
3. Illustration

a. Derajat ungkitan operasi (DOL) dapat dihitung sebagai berikut:

2009 2008 2007 2006

Sales 550 425 350 225


Variable costs (125) (100) (90) (65)
425 325 260 160
Fixed costs (175) (150) (135) (85)
Net operating income 250 175 125 75

Harap hitung DOL:


DOL 1,70 1,86 2,08 2,13

Setiap kenaikkan 1% sales di tahun 2009 dst. akan berdampak pada


peningkatan laba sebesar 1,7% dst.

76
b. Misalkan penjaman sebesar Rp. 100 milyar dengan bunga 9% / tahun
dibelikan barang modal sebesar Rp. 60 milyar sedangkan sisanya
ditempatkan dalam bentuk deposito untuk mendapatkan pendapatan
bunga 8% / tahun. Penjualan diperkirakan naik dengan pembelian
barang modal tsb sebesar 20% dari nilai penjualan sebelumnya yang
hanya sebesar Rp. 40 milyar. Sehubungan dengan itu, tentukan
komposisi leverage jika biaya asuransi Rp 5 milyar / tahun, gaji
eksekutif Rp. 5 milyar dan biaya variabel Rp 5 milyar.

Penjualan baru : 1,2 x Rp. 40 milyar = Rp. 48 milyar


-/-Biaya variabel : Rp 5 milyar
-/-biaya tetap asuransi : Rp 5 milyar
biaya gaji eksekutif : Rp. 5 milyar
penyusutan / tahun : Rp. 12 milyar = (Rp 27 milyar)
Pendapatan operasi bersih = Rp. 21 milyar
-/-biaya bunga = (Rp 9 milyar)
Laba sebelum pajak = Rp. 12 milyar

77
Komponen biaya tetap finansial : Rp. 9 milyar

Komponen biaya tetap operasional


- biaya asuransi 5 milyar
- gaji eksekutif 5 milyar
- penyusutan 12 milyar : Rp. 22 milyar

Rp. 9 milyar
Komposisi leverage : ----------------- = 41%
Rp. 22 milyar

Maka berarti biaya tetap finansial jauh lebih kecil dari 60%. Dengan
begitu, maka tidak akan ada gangguan operasional perusahaan agar
dapat meningkatkan tambahan pendapatan sampai dengan 59%.

78
Selanjutnya komposisi leverage sebagaimana dipaparkan sebelumnya
dapat dinyatakan kembali sebagai berikut:

OHIC EBIT-i EBT EBT


------- = ---------- = ----- dimana OHIC = OHFC ----- < 60%
OHFC S-V-F NOI NOI

c. Diketahui data finansial perusahaan tahun ini sbb:


-penjualan : Rp. 60 milyar
-aktiva : Rp. 240 milyar
-aktiva tetap : Rp. 100 milyar
-Utang jangka 5 tahun : Rp. 100 milyar
-Modal saham : Rp. 100 milyar
-bunga pinjaman : 9% / tahun
-biaya asuransi : Rp. 5 milyar / tahun
-gaji eksekutif : Rp. 7,5 milyar
-biaya variabel : Rp. 12,5 milyar

Apakah komposisi leverage di atas dalam batas wajar?


79
Jawaban: OHIC OHFC .

Penjualan Rp. 60,0 milyar


-/-Biaya variabel (Rp 12,5 milyar)
Rp. 47,5 milyar
-/-Biaya tetap
asuransi 5,0
gaji eksekutif 7,5
penyusutan 20,0 (Rp 32,5 milyar)
Pendaptan operasi neto (PON) Rp. 15,0 milyar

-/-Biaya bunga Rp. 9,0 milyar

Pendapatan sebelum pajak Rp. 6,0 milyar


(PON – biaya bnga)

Maka komposisi leverage = 40% (sangat wajar)

80
SESI X
RISIKO NILAI TUKAR

1. Pengertian perubahan kurs

Nilai tukar IDR thdp USD flukstuatif setiap tahun. Hal itu berisiko,
karena
perubahan suku bunga dan atau kenaikan harga impor barang modal dan
perubahan komoditi lain. Perubahan suku bunga DN bisa jadi berdampak

pada nilai tukar, sehingga Pemerintah perlu malakukan kebijakan moneter


ketat, agar IDR tidak dikonversikan ke USD dan atau mengurangi
demand
thdp valuta asing (valas), dalam hal ini USD untuk lindung aset (hedging)

bagi masyarakat, sehingga membuat cadangan devisa berkurang.

Perubahan nilai tukar ke depan atau disebut forward foreign exchange


rate (F) adalah besaran nilai kurs mata uang lokal terhadap mata uang
asing dengan melemah atau menguat. Perubahan kurs bisa terjadi di 81
Secara teori, perubahan kurs terjadi karena perubahan suku bunga lokal

dengan harapan untuk mencegah konversi rupiah ke mata uang keras,


misal USD. Perubahan kurs juga dapat dipengaruhi oleh faktor bunga
lokal (Purwoko, 2005). Berikut adalah perumusan perubahan
faktor bunga lokal sedangkan faktor bunga asing diasumsikan konstan.

(1 + id)  Faktor bunga domestik


(1 +  id) = --------
(1 + if)  Faktor bunga non-domestik

(1 + id)
 id = -------- - 1  (1 + id) > (1 + if)
(1 + if)

(1 + id)
Kurs baru  F = S ---------- atau F = S(1+id)
(1 + if)
82
2. Perubahan kurs yang inkonsisten

Perubahan kurs uang lokal terhadap uang asing misalkan dari AUD ke
USD pada dasarnya bersifat konsisten, yaitu apabila AUD dinilai
lemah
atau rendah terhadap USD akan berlangsung beberapa saat tergantung
dari kecukupan cadangan devisa. Pengertian konsistensi kurs adalah
bahwa AUD akan dikonversikan sesuai penurunan nilainya terhadap
USD di setiap pasar valuta asing (pasvalas) untuk beberapa saat misal
kan satu bulan.

Misalkan kurs spot jual USD 1 = AUD 1,05, artinya orang Australia
membeli USD 1 dengan harga AUD1,05. Apabila orang Australia
akan menjual USD 1 dikenakan kurs spot beli dengan harga USD 1 =
AUD 1,03. Dengan demikian, pedagang valas di Australia akan
memperoleh keuntungan sebesar AUD 0,02 per penjualan USD 1.

Contoh warga negara Australia dapat mengkonversikan dari USD


1000 menjadi AUD 1050 dengan kurs yang sama baik di Jakarta
maupun di Sydney. Konversi kurs ini merupakan kurs konsisten.83
Adapun perubahan kurs yang inkonsisten adalah perubahan kurs resmi
yang tak direspon pelaku pasar lokal dengan tujuan untuk memperkuat
posisi uang lokal terhadap beberapa uang keras utamanya USD. Secara
resmi, walaupun kurs spot USD 1 = AUD 1,05 akan tetapi kurs resmi
tsb kenyataannya tak konsisten di pasar uang. Bisa jadi terjadi kurs yg
inkonsisten terjadi di mana mana terutama terhadap USD, misalkan
USD 1 = AUD 0,95.

Dalam hal ini warga negara Indonesia memiliki AUD 1050 dari hasil
konversi terhadap USD 1000 di Jakarta. Apabila uang sebesar USD
1000 ditukar ke AUD di Australia, maka berlaku kurs USD 1 = AUD
0,95. Dengan demikian nilai uang AUD menjadi berkurang sebesar
AUD 950 (1000 x 0,95).

Maka kerugian yang terjadi dengan pengalaman penukaran uang di


Australia adalah sebesar (AUD 1050-AUD 950) AUD 100.

84
Perubahan kurs terjadi karena perubahan tingkat bunga domestik
sedangkan tingkat bunga non-domestik konstan. Karena faktor
inkonsistensi, maka perubahan tingkat bunga domestik tidak diyakini
keakuratannya. Misalnya perubahan tingkat bunga 2% akan diyakini
kebenarannya antara 98% dan 99% yang memiliki tingkat simpangan
() masing masing 2-1%. Berikut perumusannya

F = S(1+id) : perubahan kurs yang konsisten


F = S(1+(id)(1+) : perubahan kurs yang inkonsisten

Misalkan diketahui kurs spot USD 1 = IDR 9000. Dengan perubahan


tingkat bunga 2%, maka kurs forward menjadi IDR 9000 (1,02) =
IDR 9180 / USD 1. Perubahan kurs tsb bersifat konsisten. Karena
faktor inkonsistensi, maka perubahan tingkat bunga tsb diyakini
antara 98% kebenarannya. Maka kurs forward dengan tingkat
simpangan 2% menjadi

F = IDR 9000 [1,02(0,98)]  IDR 8996

85
3. Illustrasi

a. Diketahui nilai ekspor USD 75,000 yang akan diterima 3 bulan yad.
Kurs yang berlaku saat transaksi IDR 9800 / USD 1 dan bunga USD
4%. (i) Hitunglah kurs yang baru, jika tingkat bunga domestik
dinaikkan dari 6,5% menjadi 10% sementara bunga USD konstan.
(ii) hitunglah berapa besarnya keuntungan modal dalam IDR?

1,1 1,1
1,065 = ----  1,065 = 1,1, maka id = ------- = 1,0328
 1,065

(i) F = 9800 x 1,0328  IDR 10121 / USD 1

(ii) Keuntungan modal dalam IDR


- IDR 10.121 x 75.000 = IDR 759.075.000
- IDR 9.800 x 75.000 = (IDR 735.000.000)
= IDR 24.075.000

86
b. Diketahui nilai impor USD 65,000 yang akan dibayar 3 bulan yad.
Kurs yang berlaku saat transaksi IDR 9800 / USD 1 dan bunga USD
4%. (i) Hitunglah kurs yang baru, jika tingkat bunga lokal dinaikkan
dari 6,5% menjadi 12% sementara bunga USD konstan. (ii) hitung
berapa besarnya kerugian modal dalam IDR?

1,12 1,12
1,065 = -----  1,065 = 1,12 maka fid = ------ = 1,0516
 1,065

(i) F = 9800 x 1,0516  IDR 10306 / USD 1


(ii) Kerugian modal dalam IDR
- IDR 9.800 x 65.000 = IDR 637.000.000
- IDR 10.306 x 65.000 = (IDR 669.890.000)
= (IDR 32.890.000)

87
c. Soal perubahan kurs yang inkonsisten
Diketahui bahwa
kurs beli IDR 8800 / USD 1, kurs beli IDR 8500 / AUD 1
kurs jual IDR 9000 / USD 1, kurs jual IDR 8600 / AUD 1

Uang perjalanan dinas ke Sydney-Australia untuk 2 hari ditetapkan


sebesar IDR 5.400.000 kemudian dibelikan USD dan setelah tiba di
Sydney akhirnya dibelikan AUD. Hitung (i) berapa USD diperoleh;
(ii) kurs beli-jual AUD terhadap USD di Jakarta; (iii) berapa AUD
diperoleh jika ekspektasi kurs AUD terhadap USD yang berlaku di
Jakarta hanya diyakini keakuratannya 97% dan (iv) berapa AUD
diperoleh jika ditukar secara langsung di Jakarta.

Penukaran dari IDR ke USD berarti membeli USD dan penjual akan
mengenakan kurs jual:

i. Perolehan USD = IDR 5400000 / 9000  USD 600


ii. Kurs beli = AUD 1,03 / USD 1 dan kurs jual = AUD 1,05 / USD 1

88
iii. Kurs jual = 0,97 x 1,05  1,0185. Jadi penukaran dari USD ke
AUD sebagai berikut”

- Perolehan AUD : 600 x 1,0185 = AUD 611,1


- Semestinya : 600 x 1,05 = (AUD 630,0)
Jadi rugi = AUD 18,9

iv. Jika ditukar langsung ke AUD di Jakarta, maka perolehan AUD


menjadi:

- 5400000 / 8800 : AUD 614.

Kesimpulan dalam penukaran uang akan lebih untung


menukar langsung dari IDR ke AUD. Masalahnya adalah
bahwa penukaran IDR ke AUD di Jakarta tak dilayani
karena keterbatasan stok AUD yang memadai.

89
SESI XI
MODAL BERBASIS RISIKO (RBC)

1. RBC
a. Adalah sejmlah kapital minimum yang perlu dipenuhi oleh
perusahaan asuransi untuk menopang operasional asuransi dan menutup
proteksi tertanggung,

b. Asuransi adalah bisnis yang berisiko untuk proteksi jiwa terhadap


risiko kematian dini selama hidupnya for the safeguard on the assets of the
firms due to the incidence on mordan untuk pengamanan aset perusahaan
terhadap pencurian, kebakaran dan bencana;

2. Aset yang diperkenankan [admitted assets (AA)] untuk Asuransi:


a. Deposito berjangka: 60-80%
b. Obligasi pemerintah/korporat: 30-50%
c. Saham-saham perusahaan: 10-20%
d. Dana reksa: 20-40%

90
3. Kewajiban Aktuaria (AL)
a. Adalah salah satu kewajiban bisnis asuransi yang meliputi premi
belum jatuh tempo dan atau cadangan teknis sebagai akumulasi premi yang
belum jatuh tempo untuk dikembalikan kepada tertanggung,

b. Adalah dana cadangan yang disisihkan dari premi untuk antisipasi


dalam mana katastrope terhadi dengan tertanggung,

c. Formula sederhana tentang AL yang dihitung dari premi:

ΔAL = (Pre-Clm-Ops)(1+ia) - Zil(Pre-Clm)


where
ΔAL = Penambahan besarnya kewajiban aktuaria
Pre = Premi asuransi diasumsikan tercapai 100%
Clm = Klaim asuransi 30-40%
Ops = Biaya-biaya operasional asuransi 5-10%
1a = Bunga aktuaria bervariasi antara 5-10%
Zill = Faktor Zilmer sebagai penyesuaian asuransi 1-
5%
91
4. Kalkulsasi Premi secara sederhana

a. Premi = Manfaat,
Manfaat sebagai kompensasi asuransi yang dijanjikan perlu dinilai
menggunakan net present value (PV)

Mati D = 25
b. P = B → Pi of Age 35 ≡ 1000 ------------ = 0.025 (2.5%)
Hidup L = 1000

c. Misalkan manfaat asuransi kematian untuk 20 years kemudian adalah


Rp 100.000.000,-

d. Hitunglah PV manfaat asuransi dengan tingkat bunga 5% untuk kontrak


20 tahun dan besarnya premi asuransi per tahun

PV = 100 Mil x (1,05)-20 = 100 Mil x 0,3768, → Rp 37,68 Mil

92
e. Premi = Manfaat,
Manfaat didefinisikan sebagai nilai yang dijanjikan atas penerimaan
di masa datang selama 10 atau 15 tahun setelah jatuh tempo polis
asuransi yang perlu dievaluasi dengan nilai sekarang (PV).

B Pil at 35 x DF 0.05
f. Formula premi secara sederhana = ------- atau -----------------------
PVA PVA

Misalkan bahwa manfaat asuransi sebesar Rp 200 juta selama 15 t


ahun di masa datang. Berapa premi asuransi, jika bunga aktuaria
sebesar 5%. Jika PVA = 5% dan n=15. Jadi PVA sebesar 10,38

Pr = 200/10,38 ≡ Rp 19,28 juta / tahun;

0,995 x 0,9524
Pr. = ------------------ x 200 ≡ Rp 18,35 juta p.a
10,38

93
5. Formula
Penerimaan Premi
a. Rasio Pertanggungan (UR) = -----------------------
Premi Neto

Premi yg blum menjd penghasilan


b. Rasio Cadangan Teknis (TR) = ----------------------------------------
Premi Neto

Investasi
c. Rasio Modal Berbasis Risiko = -----------------------
Kewajiban Aktuaria

Investasi
d. Rasio investasi thdp cadangan = --------------------------
Cadangan Teknis

Dana Pemegang Saham


e. Rasio tambangan modal = ----------------------------
Premi Neto
94
6. Formula of RBC menurut OJK dengan rasio minimal 120%

AA – AL TA > AA
a. RBC = -----------, dimana AA > AL
TRFs TRFs = % AA
b. TAt+1 = At (AA/AL)
c. ALt+1 = ALt ΔALt+1 .
d. TRFs = 5-10%
e. If TRF = Nol, jadi RBC = (AA/AL) > 1

f. Komponen-komponent TRFs
- Risiko nilai tukar : 5.0%, None
- Salah investasi: 2.0% Yes
- Tidak bayar reasuransi: 1.5% “
- Keterlambagan bayar klaim: 0.75% “
All - Salah estimasi aliran kasi: 0.50% “ none
- Tunggakan premi: 0.25% “
Total 10.0% 5% 0%
95
7. Contoh Kalkulasi RBC menurut OJK

Diketahui bahwa:
a. Aset tahun lalu Rp 1000 Milyar
b. Aset investasi Rp 900 “
c. Kewajiban aktuaria Rp 700 “
d. Premi tahun ini Rp 100 “
e. Klaim tahun ini Rp 30 “
f. Biaya2 operasional Rp 5 “
g. Total faktor risiko 8%
g. Hasil investasi neto 10%
h. Faktor Zilmer 5%
j. Bunga aktuaria 10%

Dari data di atas, hitunglah i) ΔAL, ii) AL, iii) AA, iv) TA and v) RBC

i) ΔAL = (100-30-5)(1.1)-0,05(70), → Rp 68 Milyar,


ii) AL = 700+68, → Rp 768 Milyar
iii) AA = 900 + (0,1x900), → Rp 990 Milyar
iv) TA = 1000x(990/768), → Rp 1289 Milyar
96
TRFs = 0,08 x 990, → Rp 79,2 milyar

990-768
v) Risk Based Capital (RBC) = ------------
79,2

RBC = 280% > Regulated RBC

Jadi bisnis asuransi secara keseluruhan tidak berisiko

97
SESI XI
MODAL BERBASIS RISIKO

1. Pengertian modal berbasis risiko (MBR)

MBR atau risk based capital (RBC) berhubungan dengan pemenuhan


kewajiban jangka panjang atau tingkat aman solvabilitas. Perusahaan2
perbankan dan asuransi di Indonesia terikat oleh UU No 2/1992 dan
perangkat PP untuk mematuhi tingkat keamanan solvabilitas. Salah satu
konsep yang digunakan untuk mengukur tingkat keamanan solvabilitas
adalah MBR.

Modal asuransi atau ekuitas asuransi harus terbebas dari risiko. Karena
itu berdasarkan PP No 63/1999 tentang penyelenggaraan usaha asuransi
dalam Pasal 6 ditetapkan bahwa modal setor untuk asuransi sekurang-
kurangnya IDR 100 milyar dan modal setor utuk reasuransi sekurang-
kurangnya IDR 200 milyar. Kemudian tingkat solvabilitas, yaitu selisih
antara jumlah kekayaan yang diperkenankan (permitted assets) dan
kewajiban yang merupakan akumulasi premi belum jatuh tempo
ditetapkan sebesar 120%.
98
Apabila tingkat solvabilitas kurang dari 120%, maka usaha asuransi
tsb
berisiko bagi para tertanggung. Aset yang diperkenankan dalam hal ini
adalah penempatan dana yang berasal dari akumulasi premi dari para
tertanggung pada surat surat berharga yang dinyatakan aman seperti
obligasi pemerintah. Saham, obligasi perusahaan dan reksadana masih
diperkenankan untuk investasi akan tetapi besarannya ditetapkan tidak
boleh lebih 20%, karena saham berflukstuatif sehingga dinilai berisiko

bagi usaha asuransi. Penyertaan saham pada perusahaan masih boleh


tetapi tidak lebih dari 10% sedang bentuk investasi yang dilarang atau
tak diperkenankan bagi bisnis asuransi adalah investasi dalam bursa
komoditi dan penyertaan langsung di luar negeri.

Bisnis asuransi identik dengan kegiatan investasi pada surat2 berharga

untuk memperoleh imbal balik. Untuk mengetahui apakah investasi


asuransi berisiko atau tidak, maka gunakan konsep MBR. Adalah alat
finansial untuk mengenali portofolio, klasifikasi dan pilihan investasi
apakah berisiko atau tidak. RBC digunakan oleh perusahaan asuransi
asuransi untuk mengenali, menganalisis, memilih surat2 berharga99
2. Perumusan MBR

a. Return on capital
Adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan pendapatan
atas modal yang ditempatkan di perusahaan. Ukuran besarnya
pendapatan untuk diterima apabila pendapatan atas modal yang
ditempatkan di atas bunga pasar. Berikut perumusannya:

EBIT (1 – T) EBIT (1 – T)
ROC = ---------------  --------------------------------
Capital BV of loan + BV of equity

b. Risk based capital (RBC)


Adalah rasio antara investasi akhir dan investasi awal atau rasio
antara aset yang diperkenankan dan investasi awal dengan rasio di
atas 100%. Jika rasio < 1, maka terjadi RBC.

Ending investment Admitted investment


RBC = -------------------------- or -------------------------- < 1
Beginning investment Initial investment 100
100
3. Illustrasi

a. Misalkan modal yang ditempatkan IDR 175 milyar dan laba kotor
IDR 25 milyar sedang pajak ditetapkan 30%. Dari data tsb, maka
hitunglah ROC bila tingkat bunga pasar 8,5%.

25 (1-0,3)
ROC = ------------ ≡ 10,0%
175

b. Misalkan modal yang ditempatkan IDR 75 milyar, utang jangka


menengah sebesar IDR 125 milyar dengan bunga 12% dan harus
lunas dalam 5 tahun ke depan. Hitunglah ROC tahun ketiga jika
laba kotor sebesar IDR 45 milyar dan pajak 30% sedang biaya
ekuitas 5%.
35 (1-0,3)
ROC = ------------ ≡ 12,25%
75 + 125

101
c. Misalkan investasi awal pada saham non-blue chip sebesar IDR
100 milyar, kemudian investasi menjadi berkurang sebesar IDR 95
milyar. Tentukan apakah investasi pada non-blue chip berisiko
atau tidak.

RBC = 95 / 100  95%, investasi berisiko

d. Misalkan anggaran investasi sebesar IDR 100 milyar kemudian


disebar ke obligasi, saham dan deposito. Selanjutnya manajer
investasi memutuskan alokasi pada obligasi, saham dan deposito
masing masing 40%, 25% dan 20% sedang sisanya ditujukan
untuk investasi pada bursa komoditi. Harap hitung apakah hasil
investasi tsb berisiko?

0,4 + 0,25 + 0,2


RBC = ------------------- ≡ 0,85
1
Investasi di atas berbasis risiko karena RBC < 1 atau dengan kata
lain bahwa investasi akhir < pokok investasi awal.

102
SESI XII
NILAI TAMBAH EKONOMI (NTE)

1. Pengertian NTE

NTE atau economic value added (EVA) merupakan salah satu metoda
untuk mengukur risiko korporat dengan mengevaluasi kapasitas laba
apakah dapat menutup biaya ekuitas tanpa mengganggu ekspansi.
Secara teori, NTE adalah alat manajemen untuk evaluasi kinerja
kinerja perusahaan. Biaya ekuitas untuk tahap awal tak dibukukan,
karena perusahaan belum operpasional.

NTE terjadi pada perusahaan apabila laba akhir setelah dikurangi


biaya modal (cost of capital) masih memberikan kontribusi terhadap
ekspansi perusahaan. Modal yang digunakan akan meningkatkan
laba perusahaan, sedang laba yang diperoleh masih mampu menutup
biaya modal. Kriteria yang digunakan adalah bahwa jika NTE positif,
maka perusahaan tidak berisiko karena memiliki nilai tambah ekonomi.

Sebaliknya jika NTE negatif, maka perusahaan berisiko karena tidak


memiliki nilai tambah ekonomi.
103
Ada 2 (dua) tipe laba yaitu laba ekonomi (economic profit) dan laba
akuntansi (accounting profit) dan perbedaan antara kedua laba sbb:

-Laba ekonomi mempertimbangkan 2 (dua) komponen beban tetap


yaitu biaya bunga (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity)
dalam pengukuran kinerja. Laba ekonomi ini sangat penting bagi
evaluasi kinerja perusahaan perusahaan publik;

-Laba akuntansi hanya mempertimbangkan biaya bunga sebagai


komponen beban tetap karena ekuitas terlebih dulu digunakan untuk
operasional kemudian setelah berkembang baru diperlukan utang
untuk keperluan ekspansi.

Penemu konsep NTE adalah Prof. Dr. Merton H. Miller dan Prof. Dr.
Franco Modigliani (1958-1961) yang menerima hadiah nobel dalam
bidang ekonomi. G. Bennet Stewart sebagai Managing Partner of Stern

Steward and Co adalah manajer yang pertama menggunakan konsep


EVA pada tahun 1989 untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

104
2. Perumusan economic profit (EVA)

a. EVA = NPAT- CC → Invested capital x cost of capital


P/L B/S (menurut Anjar V. Thakor, 2000:9)

b. EVA = (r – c)Capital → EVA = (rC – cC)


(menurut Paul A. Dierks, 2000:271)
c. EVA = (So – Xo) + D

(So – Xo) + D
d. EVA = ---------------- f. EVA = {[So - Xo) + D]N
Xo

e. PS = (r – wacc) g. EVA = (r – wacc)C

Keterangan
CC : Capital charges or value of cost of capital
P/L; B/S : Profit & loss summary; Balance sheet
C : Capital (debt + equity)

105
r : Rate of return on capital
c : Cost of equity
wacc : weighted average cost of capital
So, Xo : Harga pasar dan harga perdana saham
PS : Performance spread
D : Deviden yang dibayar
N : Jumlah lembar saham yang beredar

Syarat:

EVA = +, maka perusahaan dapat menciptakan nilai


atau terjadi value creation;

EVA = -, maka perusahaan gagal menciptakan nilai


atau terjadi value destruction.

Kegunaan EVA memastikan apakah ada peningkatan nilai terhadap


modal yang ditempatkan baik oleh share-holders maupun stake-
holders.

106
3. Illustrasi

a. Misalkan diketahui data finansial sbb:


-Modal yang ditempatkan : IDR 250 milyar
-Hutang perusahaan : IDR 100 milyar
-Biaya modal : 10%
-Bunga pinjaman : 15%
-Penjualan : IDR 150 milyar
-Biaya operasi : IDR 100 milyar
-Pajak perusahaan : 30%

Hitunglah NPAT, EVA dan apakah perusahaan dapat ciptakan nilai?

NPAT = (150-100-15)x0,7 → IDR 24,5 Milyar


EVA = 24,5 – (0,10 x 250) → (IDR 0,5 Milyar)
Perusahaan tak dapat ciptakan nilai tambah bagi para
pemegang saham

107
b. Misalkan diketahui data finansial sbb:
-Modal yang ditempatkan : IDR 150 milyar
-Hutang perusahaan : IDR 100 milyar
-Biaya modal : 10%
-Bunga pinjaman : 12%
-Return perusahaan : 12,5%

Hitunglah EVA dan apakah perusahaan dapat ciptakan nilai?

Modal = Ekuitas + Utang → IDR 250 milyar

EVA = (0,125 x 250) – (0,1 x 150)


= IDR 16,25 milyar atau

= (0,125 x 0,60) – (0,1 x 0,40)


= 3,5%

Perusahaan masih dapat menciptakan nilai tambah bagi


para pemegang saham.

108
c. Misalkan diketahui data finansial sbb:
-Harga perdana saham : IDR 15.000
-Harga pasar saham : IDR 20.000
-Deviden yang dibayarkan : IDR 1.000
-Jumlah lembar saham : 1.000.000 lembar

Hitunglah EVA dan apakah perusahaan dapat ciptakan nilai?

EVA = (20.000-15.000) + 1.000


= IDR 6.000 atau

= 6.000 / 15.000
= 40% atau secara total

= IDR 6.000 x 1.000.000


= IDR 6.000.000.000

Perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi para


pemegang saham.

109
d. Misalkan diketahui data finansial perusahaan:
-Nilai ekuitas : IDR 200 Milyar
-Utang jangka panjang : IDR 125 Milyar
-Utang jangka pendek : IDR 75 Milyar
-Pajak penghasilan badan : 30%; bunga utang jk panjang 12%
-Bunga utang jk pendek : 9%; biaya ekuitas 7%

Hitunglah WACC dan EVA jika rate of return on capital 10%

Amount % CoC % After tax WACC


Equity 200 50,00 7 7,0 3,50
LTD 125 31,25 12 8,4 2,625
STD 75 18,75 9 6,3 1,18
400 100,00 7,305

EVA = (0,1 – 0,07305)200


= IDR 5,39 Milyar

110
SESI XIII
NILAI TAMBAH MANAJEMEN (NTM)

1. Pengertian NTM

Adalah konsep manajemen yang mengevaluasi kinerja para manajer


lini
atas penciptaan nilai perusahaan bagi para pemangku kepentingan
perusahaan. Akan tetapi direksi harus menerima apapun nilai tambah
manajemen yang dihasilkan sekalipun direksi telah melakukan berbagai
pelatihan dan pemberian kewenangan. Dalam kaitan itu NTM adalah
hasil tindaklanjut dari NTE sebagai salah satu komponen aliran kas
untuk dinilai sekarang dengan harapan dapat menutup biaya investasi.

Secara teori, NTM adalah mencari besarnya nilai positif dari selisih
antara hasil nilai sekarang NTE dan biaya investasi. Apabila nilai dari
selisih tersebut positif, berarti rencana investasi tak berisiko. Apabila
nilai dari selisih tersebut negatif, maka rencana investasi berisiko
sehingga tak perlu diteruskan. Karena itu diperlukan kecukupan dana
dan kompetensi para manajer lini.
111
2. Perumusan

FCF1 FCF2 FCFt 1- (1/(1+coc)n)


PVFCF = ---------- + ---------- + ---------- atau -----------------
(1+coc)1 (1+coc)2 (1+coc)n i

CF = [EBIT (1-t) + Dep] or CF = NPAT + Dep


FCF = CF - Investment
EVA = NPAT - CC
MVA = (PVFEVA)* – Invested capital

EVA(1+g) FEVA = EVA


CrVA = ------------ CVA = (CFFO – CC)(1-t)
coc - g SVA = [CVA(1+g)] / (coc – g)

1 - 1 / (1+i)n
*PVEVA = FEVA ----------------  PVA (A-2)
i

112
Keterangan
PVFCF = PV of free cash flows
FCF = Free cash flows
MVA = Management value added
CrVA = Corporate value added
FEVA = Future of economic value added or just EVA
PVEVA = EVA x PVA [present value of annuity (Table A-2)]
Dep = Annual depreciation of fixed assets
CC = Capital charges or nominal value of cost of capital
coc & i = Rate of cost of capital and interest rate
CFFO = Cash flow from operation, that is just cash flow
CVA = Cash value added
SVA = Share-holders’ value added
g = Growth of EVA

Persyaratan terjadinya NTM apabila


-FCF, EVA dan CVA positif, maka terjadi penciptaan nilai
-PVEVA > Equity atau Capital, maka terdapat penciptaan nilai
(kriteria akhir yang digunakan).

113
3. Illustrasi

a. Misalkan diketahui data finansial suatu proyek


-EBIT : IDR 75 milyar
-Aktiva tetap : IDR 125 milyar
-Umur aktiva tetap : 1 tahun
-Rencana investasi : IDR 65 milyar
-Tingkat biaya modal : 10%
-Modal perusahaan : IDR 100 milyar
-Pajak perusahaan : 30%
-Umur proyek : 5 tahun
-Tingkat pertumbuhan : 7,5%

Hitung a. FCF, b. PVFCF, c. FEVA, d. MVA, e. CrVA


f. CVA dan g. SVA

CF = NPAT + Dep  52,5+25 = 77,5


EVA = NPAT – CC  [(75x0,7)-(0,1x100)] = 42,5

114
a FCF = CF – Investment  77,5-65 = 12,5
b PVFCF = FCF x PVA n:5;c:10%  12,5 x 3,791 = 47,39

c PVEVA= EVA x PVAn:5%,coc:10% 


42,5 x 3,791 =
161,12
d MVA = PVEVA – Investment  161,12-65 = 96,12

EVA (1+g) 42,5(1,075)


e CrVA = -------------  -------------- = 1827,5
coc – g 0,025

f CVA = (CF-CC)(1-t)  (77,5-10)(0,7) = 47,25

CVA(1+g) 47,5(1,075)
g SVA = ------------  -------------- = 2031,6
coc – g 0,025

115
Penjelasan hasil perhitungan:

a. FCF positif, maka berarti perusahaan baru memiliki potensi


penciptaan nilai
b. Setelah FCF dinilai sekarang dan menghasilkan nilai yang lebih
kecil dari biaya investasi, maka rencana investasi tsb berisiko
c. FEVA atau EVA yang positif adalah titik awal untuk menjadikan
nilai tambah manajemen
d. MVA positif, maka berarti terjadi rencana investasi tak berisiko
dan perlu diteruskan
e. CrVA positif, maka berarti terjadi proses maksimalisasi nilai
perusahaan
f. CVA positif, maka berarti perusahaan memiliki nilai tambah uang
tunai
g. SVA positif, maka berarti perusahaan memberikan manfaat lebih
besar kepada para pemangku kepentingan.

116
b. Diketahui proyeksi perkembangan aliran kas (IDR Milyar) sbb:

2008 2009 2010 2011 2012


Laba kotor 75 90 125 150 185
Penyusutan 25 50 75 100 125
Rencana investasi 65 75 90 115 125
Modal perusahaan 100 120 140 160 190

Hitunglah CF, EVA, FCF, PVEVA, jika pajak 30%; coc 10%

117
SESI XIV
POTENSI PERUBAHAN NILAI (VAR)

1. Pengertian VAR

Adalah potensi perubahan nilai tunai atas aliran kas, nilai pasar surat2
berharga dan harga barang modal yang diimpor, yang disebabkan oleh
perubahan nilai tukar valuta asing antara uang lokal terhadap valuta
asing. Nilai tukar uang lokal terdepresiasi terhadap USD karena faktor
tingginya (spekulatif) permintaan atas USD sebagai preferensi utama
untuk lindung aset di Indonesia.

Adapun sebab-sebab terjadinya (potensi) perubahan nilai


(a) perubahan tingkat bunga federal di AS
(b) flukstuasi rupiah terhadap dolar AS;
(c) perubahan tingkat bunga sertifikat BI;
(d) kenaikkan harga BBM dunia;
(e) penyesuaian TDL dan kenaikana tarif jalan tol.

118
2. Pasca kebijakan publik

Kebijakan untuk penyesuaian harga BBM adalah rencana aksi untuk


pengurangan subsidi BBM kecuali untuk angkutan umum. Akan tetapi
berdampak bagi penurunan nilai uang dan kenaikan harga sembako
yang pada akhirnya berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
BBM adalah komoditi internasional sehingga harga BBM ditentukan
secara internasional dan gangguan pasokan minyak dunia karena
perang teluk yang berkepanjangan sebagai penyebab kenaikan harga
BBM dunia.

Kebijakan penyesuaian TDL akan menaikan harga industri makanan


dan minuman yang pada akhirnya memberatkan konsumen. Kemudian

penyesuaian tarif tol yang diseting setiap 2 tahun juga berdampak bagi
ongkos transportasi dan kenaikan harga sembako. Kenaikan harga
BBM, TDL dan penyesuaian tarif tol serta perbedaan harga karena
faktor eksklusif akan menjadikan nilai-nilai perusahaan seperti aset,
pasiva, penjualan, harga pokok, biaya operasional dan laba berisiko.
119
3. Perumusan VAR

CUSD = (CUSD x Fx) x Fx dan Fx = IDR/USD .

Dimana  = tingkat risiko


CUSD = risiko kapital dalam dolar AS;
Fx = risiko kurs dan Fx = kurs forward;
 = tingkat error dalam keputusan
IDR/USD = risiko kurs rupiah terhadap dolar
z = nilai statistik dari tingkat keyakinan
(lihat Sesi VI)

Selanjutnya VAR dapat dirumuskan secara sederhana sbb:


VAR = zC x Fx or Sx
LP = LE x VAR

Dimana LP = Potensi kerugian;


LE = Estimasi rugi karena kurs spot dan forward

120
4. Illustrasi

a. Misalkan pinjaman antar bank dalam valas sebesar USD 200 ribu itu
dilakukan pada saat kurs spot IDR 8500 / USD 1 (Mei 2006). Karena

terjadi kerusuhan terus menerus di Indonesia, maka IDR


diperkirakan
terdepresiasi 2% di bulan Juni 2006. Akan tetapi perkiraan 2% itu
tidak sepenuhnya benar dan kalaupun terjadi hanya diyakini 95%.
Atas opini publik tersebut: (i) hitunglah berapa potensi kurugian
bank yang menggunakan valas itu jika penyimpangan terhadap
kebenaran depresiasi sebesar 5%; (ii) hitunglah estimasi kurs baru
dan berapa diperlukan tambahan rupiah yang harus dikeluarkan.

Dengan confidence level 95%, maka nilai statistiknya


z(C) = 1,96; dan VAR = zC x Fx  1,96 x 0,05 = 0,098

121
(i) Potential loss = (CUSD x Sx)VAR
= 200 x IDR 8500 x 0,098 = IDR 166,6 juta

VAR Kurs (Vx) = (fx . x) zC


= (2% x 5%)1,96 = 0,00196

(ii) Estimasi Fx = [(fx – Vx) + 1]Sx


= [(0,02–0,00196)+1]8500 = IDR 8653,34

Kewajiban baru = IDR 8653,34 x USD 200.000


= IDR 1.730.668.000

Nilai pinjaman = IDR 8500 x 200 = IDR 1700 juta

(iii) Tambahan dana = 1730,66–1700 = IDR 30,66 juta

122
b. Diketahui uang belanja bulanan rutin sebuah rumah tangga IDR 10
juta sampai dengan September 2010, kemudian belanja kebutuhan
rutin lain sebesar IDR 5,5 juta sedang sisanya dapat ditabung.
Karena
pengaruh kenaikan harga BBM dan TDL, maka belanja sembako
diperkirakan mengalami perubahan 15% per bulan. Akan tetapi
perubahan tsb baru diyakini 90%. Atas opini tersebut: (i) hitunglah
berapa potensi kekurangan belanja bulanan, jika penyimpangan
terhadap perubahan belanja rutin 10%; (ii) hitunglah estimasi
perubahan untuk tambahan belanja rutin yang harus disesuaikan.

Dengan confidence level 90%, maka nilai statistiknya


z(B) = 1,65; dan VAR = zB x x  1,65 x 0,1 = 0,165
i. LP = (zB)VAR  IDR 5,5 jt x 0,165 = IDR 0,9075 juta
VAR perub (Vx)=(x.x)zB  (0,15x0,1)1,65 = 0,025
ii. Est x = [(x–Vx)+1]Sx  [(0,15-0,025)+1]5,5 = 6,1875
Belanja rutin bulanan yang disesuaikan IDR 6,1875 juta,
maka
tab berkurang dari IDR 4,5 juta menjadi IDR 3,8175 juta.
123

Anda mungkin juga menyukai