Anda di halaman 1dari 33

PENGELOLAAN AIR PDAM

Air Itu Berasal Dari Mana Sih ?


Sumber air dapat berasal dari mata air di pegunungan,
danau, sungai, sumur, hujan, dan lainnya. Air yang ada
di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni
bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral lain
yang terlarut di dalamnya. Selain daripada itu, air
seringkali juga mengandung bakteri atau
mikroorganisme lainnya.
Air Bisa Diminum Langsung ?
Air itu tidak bisa diminum secara langsung loh.
Kenapa? Karna itu sudah tercampur dengan bakteri
atau mikroorganisme bahkan ada senyawa atau
mineral lain yang terlarut di dalamnya. Lalu
bagaimana supaya bisa diminum ? Itu dengan cara
diolah dengan berbagai cara salah satunya yaitu
metode PDAM. Yuk mari kita cari tahu bagaimana
pengolahan air PDAM ?
Pengertian PDAM
PDAM (singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum)
Merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak
dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.PDAM
terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di
seluruh Indonesia.PDAM merupakan perusahaan daerah
sebagai sarana penyedian air bersih yang diawasi dan
dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif
daerah. Karna Air merupakan salah satu kebutuhan yang
sangat vital dan mutlak diperlukan oleh semua makhluk hidup
terutama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
mungkin terlepas dari kebutuhannya akan air.
Lanjutan
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum sebagai
Perusahaan Daerah dalam lembaga pemerintahan memiliki
ciri/sifat yang telah dijelaskan pada Pasal 5 Undang-Undang
No. 5 tahun 1962. Perusahaan daerah bukan merupakan
perusahaan yang semata-mata mencari keutungan atau profit
namun sifat utamanya adalah pemberian jasa dan manfaat
kepada masyarakat serta menunjang kegiatan pembangunan
didaerah. Berdasarkan pasal tersebut, maka fungsi yang
diemban Perusahaan Daerah di samping pelayanan umum
(Public Service) juga bertujuan untuk memupuk pendapatan
karena itu agar dapat memperoleh laba yang semaksimal
mungkin.
Sejarah Air Minum di Indonesia

Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern


sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an
dengan namaWaterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang
perusahaan air minum dinamai Suido Syo.

Kurun 1400an
Ditahun 1443 terekam adanya bukti tertulis sebagaimana
dilaporkan bahwa pada masa itu air yang merupakan minuman
sehari-hari orang Asia Tenggara dialirkan dari gunung
mengalir kerumah-rumah penduduk dengan pipa bambu.
Kurun 1600an
Air minum disalurkan langsung ke Istana Aceh sedangkan sumur diperuntukan
bagi daerah yang jauh dari sungai seperti dilaporkan terjadi pada tahun 1613.
Dimulailah penjajahan 13 VOC mBelanda melalui misi dagangnya yang terkenal
VOC (mulanya pada tahun 16enyewa mendirikan loji tidak permanen dengan sewa
1.200 rijkdaader atau 3.000 gulden tapi kemudian mereka dengan liciknya
membuat bangunan tembok permanen dengan bahan batu dan beton dan
dijadikan benteng pertahanan mereka), kemudian mereka membumi hanguskan
Bandar Sunda Kelapa dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, resmilah
Belanda menjajah Indonesia dengan diselingi oleh penjajah Perancis ( 1808-1811)
dan penjajahan Inggris (1811-1816) penduduk Jakarta waktu itu sekitar 15.000 jiwa
dan air minum masih sangat sederhana dengan memanfaatkan sumber air
permukaan (sungai) yang pada masa itu kualitasnya masih baik.
Di Asia Tenggara kebiasaan penduduk untuk mengendapkan air sungai dalam
gentong atau kendi selama 3 minggu atau satu bulan telah dilakukan untuk
mendapatkan air minum yang sehat.
Kurun 1800an
Di Pulau Jawa sebagaimana dilaporkan oleh Raffles pada tahun
1817 penduduk selalu memasak air terlebih dulu dan diminum
hangat-hangat untuk menjamin kebersihan dan kesehatan dan
dilaporkan bahwa orang Belanda mulai mengikuti kebiasaan ini
terutama di Kota Banjarmasin yang airnya keruh.
Pada tahun 1818 salah satu syarat penting untuk pemilihan pusat
kota serta Istana Raja ditentukan oleh faktor tersedianya air minum.
Di Jakarta tahun 1882 tercatat keberadaan air minum di Tanah
Abang yang mempunyai kualitas jernih dan baik yang dijual oleh
pemilik tanah den gan harga F 1,5 per drum, sedangkan untuk air
sungai dijual 2-3 sen per pikul (isi dua kaleng minyak tanah).
Kurun 1900-1945
Pada tahun 1905 terbentuklah Pemerintah Kota
Batavia dan pada tahun 1918 berdiri PAM Batavia
dengan sumber air bakunya berasal dari Mata Air
Ciomas, pada masa itu penduduk kurang menyukai air
sumur bor yang berada di Lapangan Banteng karena
bila dipakai menyeduh teh menjadi berwarna hitam
(kandungan Fe/besi nya tinggi).
Kurun 1945-1965
Urusan ke-Cipta Karya-an masih sekitar pembanguan,
perbaikan dan perluasan Gedung Gedung
Negara.Pemerintah Pusat belum menangani air
minum dikarenakan keterbatasan keuangan serta
tenaga ahli dibidang air minum. Tahun 1953
dimulailah pembangunan Kota Baru Kebayoran di
Jakarta, pada saat itu dilakukan pelimpahan urusan air
minum ke pemerintah Propinsi Pulau Jawa dan
Sumatera. Pada tahun 1955 diadakan Pemilu yang
pertama.
Kurun 1965-1969
Melalui SK Menteri PUTL no 3/PRT/1968 lahir Direktorat Teknik
Penyehatan, Ditjen Cipta Karya.Tiga waduk yang dibangun di
wilayah Jawa Barat dengan membendung Sungai Citarum, yaitu
Waduk Jatiluhur (1966), Waduk Cirata (1987), dan Waduk
Saguling (1986) menandai era dimulainya penanganan
sumberdaya air secara terpadu. Waduk Jatiluhur, seluas sekitar
8.300 hektare, dimanfaatkan untuk mengairi sekitar 240.000
hektare sawah di empat kabupaten di utara Jawa Barat. Air waduk
juga digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
dengan kapasitas terpasang 150 MW dan sebagai sumber air baku
untuk air minum Jakarta (sekitar 80% kebutuhan air baku untuk
Jakarta dipasok dari waduk ini melalui Saluran Tarum Barat).
Kurun 1969-1973 (Pelita I- Pelita II)
Pembangunan sistem air minum secara lebih terencana
mulai dilaksanakan pada periode pembangunan lima
tahunan (Pelita). Dalam Pelita I (1969 - 1973),
kebijaksanaan pembangunan air minum dititikberatkan
pada rehabilitasi maupun perluasan sarana-sarana yang
telah ada, serta peningkatan kapasitas produksi melalui
pembangunan baru dan seluruhnya didanai oleh APBN.
Target pembangunan sebesar 8.000 l/detik.Pembangunan
air minum melalui pinjaman OECF (overseas economic
cooperation fund) di kota-kota Jambi, Purwekerto, Malang,
Banyuwangi dan Samarinda.
Kurun 1979-1983 (Pelita III)
Periode berikutnya (Pelita III, 1979 - 1983),
pembangunan sarana air minum diperluas sampai
kota-kota kecil dan ibu kota kecamatan (IKK), melalui
pendekatan kebutuhan dasar. Pada awal tahun 1981
pula diperkenalkan “dekade air minum” (Water
Decade) yang dideklerasikan oleh PBB.
Kurun 1984-1998 (Pelita IV- Pelita VI)
Pada Pelita IV (1984 - 1988) pembangunan sarana air minum mulai dilaksanakan
sampai ke perdesaan Target perdesaan 14 juta jiwa di 3.000 desa. Diawal era 90-an
terjadi perubahan organisasi yang tadinya berbasis sektoral, menjadi berbasis
“wilayah”. Dimulai didengungkannya program KPS (kerjasama pemerintah dan
swasta) di sektor air minum, contohnya mulai digarap Air Minum “Umbulan”
Kabupaten Pasuruan sayang belum bisa terealisir karena adanya kendala “tarif air
minum-nya” serta masalah kebijakan Pemda lainnya.
Pembangunan pada periode berikutnya (Pelita VI, 1994 - 1998) merupakan
pinjakan landasan baru bagi pemerintah untuk memulai periode PJP II, akan
tetapi krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan, yang disertai dengan pergantian pemerintahan beberapa kali,
telah mempengaruhi perkembangan air minum di Indonesia, banyak PDAM yang
mengalami kesulitan, baik karena beban utang dari program investasi pada
tahun-tahun sebelumnya, maupun akibat dari dampak krisis ekonomi yang
terjadi.
Kurun Waktu 1998 - sekarang
Pada tahun terbit Permen OTDA No.8/2000 tentang Pedoman Sistim Akuntasi PDAM yang berlaku
sampai sekarang. Program WSSLIC I dilanjutkan pada tahun ini dengan nama WSLIC II (Water and
Sanitation for Low Income Community).
Pada tahun 2002 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum, yang akan menjadikan pedoman dalam monitoring kualitas air minum
yang diproduksi oleh PDAM. Dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM dan pembangunan sistem
penyediaan air minum, dilakukan upaya perumusan kebijakan melalui Komite Kebijakan Percepatan
Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), untuk merumuskan kebijakan dan strategi percepatan penyehatan
PDAM melalui peningkatan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta/investor.
Dimulai tahun 2004 inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan perundangan yang memayungi
air minum yaitu dimulai dengan terbitnya UU no 7 Tahun 2004 tentang SDA (sumber daya air). Setelah
60 tahun Indonesia merdeka pada tahun ini Indonesia baru memiliki peraturan tertinggi disektor air
minum dengan terbitnya PP (peraturan pemerintah) No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM
(sistim penyediaan air minum). Dengan dimulainya kembali pembinaan Air Minum dari yang semula
berbasis “wilayah” menjadi berbasis “sektor” lahir kembali Direktorat Jenderal Cipta Karya dan
Direktorat Pengembangan Air Minum keluarlah kebijakan “Penyehatan PDAM” yang dimulai dengan
dilakukannya Bantek Penyehatan PDAM.
Kelompok atau Golongan Pelanggan

• SOSIAL
 Sosial Umum
 Sosial Khusus
• NON NIAGA
 Rumah Tangga
 Kedutaan / Konsulat (KK)
 Instansi Pemerintah / TNI / POLRI (I P)
• NIAGA
 Niaga Kecil (N.1)
 Niaga Menengah (N.2)
 Niaga Besar (N.3)
•  INDUSTRI
 Indutri Kecil (IN.1)
 Industri Besar (IN.2)
• NIAGA KHUSUS (NK)
Proses Pengolahan Air Bersih PDAM

Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas


sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan
suatu instalasi pengolahan air (IPA) guna menunjang kelancaran distribusi
air pada masyarakat. Pemilihan unit operasi dan proses pada IPA harus
disesuaikan dengan kondisi air baku yang digunakan. Sumber air bakunya
adalah air tanah dengan kualitas air baku yang melebihi baku mutu air yaitu
besi, mangan, warna, dan bau. Pengertian air bersih menurut Permenkes RI
No 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak. Sedangkan pengertian air
minum menurut Kepmenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air
yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik)
dan dapat langsung diminum.
Pengolahan yang dimaksud dapat berupa pengolahan
sederhana sampai lengkap. Peningkatan kuantitas air
adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena
semakin maju taraf hidup seseorang, maka akan semakin
tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut.
Standar air bersih memiliki 3 aspek yaitu kualitas,
kuantitas dan kontinuitas.Dalam upaya penyediaan air
bersih, salah satu BUMN Indonesia khususnya PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) sebagai penyedia.Air
dari PDAM berasal dari mata air yang berasal dari mata
air, sungai, danau atau pegunungan.
Pengolahan ini secara umum dapat dilakukan dengan 3 cara:
fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika biasanya
dilakukan dengan memanfaatkan sifat makanis dari air tanpa
tambahan zat kimia.Contoh penerapannya adalah
pengendapan, adsorbsi, filtrasi, dll.Pengolahan secara kimiawi
tentu saja dengan penambahan zat kimia seperti tawas, klor,
dll yang biasanya untuk menyisihkan logam-logam berat yang
terkandung dalam air.Sedangkan pengolahan secara biologi
dengan memanfaatkan mikroorganisme tertentu yang dapat
membantu menjernihkan air. Dasar pengolahan air bersih
meliputi beberapa aspek berikut ini:
a) Bersifat tepat guna dan sesuai dengan kondisi,
lingkungan fisik, dan masyarakat setempat.
b) Pengoperasiannya mudah dan sederhana.
c) Bahan-bahan yang digunakan berharga murah dan
sederhana.
d) Bahan-bahan yang digunakan tersedia di lokasi dan
mudah di peroleh.
e) Efektif, memiliki daya pembersih yang besar untuk
memurnikan air.
PDAM di Indonesia umumnya menggunakan instalasi pengolahan air (IPA)
secara fisika, kimiawi dan biologi, yaitu :
 Pengolahan secara fisik, yaitu proses pengolahan yang bertujuan
mengurangi kotoran yang relatif besar yang terdapat didalam air
bakudengan menggunakan filter.
 Proses pengolahan secara kimia, yaitu proses pengolahan air baku dengan
menggunakan zat kimia Alumunium Sulfat AL2 (SO4 ) 3 sesuai dosis,
biasanya berkisar antara 17 sampai 21 ppm, dengan tujuan untuk mengikat
kotoran kecil yang terkandung didalamair sehingga terbentuk gumpalan-
gumpalan kecil yang mana sering disebut dengan proses koagulasi.
Gumpalan-gumpalan itu akan bersatu dan membentuk flok-flok dan mudah
terpisah dengan air, yang mana proses ini disebut flokulasi.
 Proses pengolahan baktereologi, yaitu proses pengolahan yang bertujuan
membunuh bakteri yang ada didalam air bersih dengan jalan membubuhkan
kaporit atau gas chlor (CL2 ).
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih diatas terbagi lagi
dalam tahapantahapan pengolahan sebagai berikut:
Intake Building
Sesuai dengan namanya, bangunan ini berfungsi sebagai tempat
pertama masuknya air dari sumber air.Bangunan ini dilengkapi
dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring benda-benda
asing yang terdapat dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke
dalam bak besar sebelum dipompakan ke water treatment plant.
Water Treatment Plant
WTP merupakan instalasi utama pengolahan air bersih.Terdapat
beberapa bagian pengolahan pada STP yang membuat air menjadi
layak digunakan. Adapun bagian tersebut
 Aerasi digunakan untuk menyisihkan gas yang terlarut di air
permukaan atau untuk menambah oksigen ke air untuk
mengubah substansi yang di permukaan menjadi suatu oksida.
Dalam keadaan teroksidasi, besi dan mangan terlarut di air
 Koagulasi Pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air
baku selamabeberapa saat hingga merata. Setelah pencampuran
ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada pada air baku.
Koloid yang sudah kehilangan muatannya atau terdestabilisasi
mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung untuk
membentuk gumpalan yang lebih besar. Faktor yang
menentukan keberhasilan suatu proses koagulasi yaitu jenis
koagulan yang digunakan, dosis pembubuhan koagulan, dan
pengadukan dari bahan kimiaPengadukan cepat
 Flokulasi, Flok-flok kecil yang sudah terbentuk di koagulator
diperbesar disini. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk flok
yaitu kekeruhan pada air baku, tipe dari suspended solids, pH,
alkalinitas, bahan koagulan yang dipakai, dan lamanya
pengadukan
 Sedimentasi ,Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara
gravitasi. Pengendapan kandungan zat padat di dalam air dapat
digolongkan menjadi pengendapan diskrit (kelas 1),
pengendapan flokulen (kelas 2), pengendapan zone,
pengendapan kompresi/tertekan. Jenis bak pengendap adalah
bak pengendap aliran batch danbak pengendap dengan aliran
kontinu. Uniformitas dan turbulensi aliran pada bidang
pengendap sangat berpengaruh.
 Filtrasi Proses filtrasi adalah mengalirkan air hasil sedimentasi atau
air baku melalui media pasir. Proses yang terjadi selama penyaringan
adalah pengayakan (straining), flokulasi antar butir, sedimentasi
antar butir, dan proses biologis. Dilihat dari segi desain kecepatan,
filtrasi dapat digolongkan menjadi saringan pasir cepat (filter
bertekanan dan filter terbuka) dan saringan pasir lambat
 Desinfeksi Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri
patogen yang ada dalam air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu:pemanasan, penyinaran antara lain dengan sinar
UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver, asam atau
basa, senyawa-senyawa kimia, dan chlorinasi (Sutrisno, 2002). Proses
desinfeksi dengan klorinasi diawali dengan penyiapan larutan kaporit
dengan konsentrasi tertentu serta penetapan dosis klor yang tepat.
Reservoir
Reservoir digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran,
untuk mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat. Jenis pompa
penyediaan air yang banyak digunakan adalah: jenis putar (pompa
sentrifugal, pompa diffuser atau pompa turbin meliputi pompa turbin
untuk sumur dan pompa submersibel untuk sumur dalam), pompa
jenis langkah positif (pompa torak, pompa tangan, pompa khusus
meliputi pompa vortex atau pompa kaskade, pompa gelembung udara
atau air lift pump, pompa jet, dan pompa bilah). Efisiensi pompa
umumnya antara 60 sampai 85%. Setelah air selesai diolah, air akan
dimasukkan ke tempat penampungan sementara di dalam reservoir
sebelum didistribusikan ke rumah dan bangunan. Untuk
mengalirkan air, biasanya digunakan pipa HDPE dan pipa PVC.
Bahan Kimia yang Digunakana

Koagulan PAC, Koagulan yang digunakan adalah PAC (Poly


Alumunium Chloride). Pertimbangan digunakannya PAC
adalah daya ikatnya terhadap zat pengotor lebih besar
dibandingkan dengan aluminium sulfat, sifat kelarutan yang
lebih baik di dalam air, tidak dipengaruhi temperatur, efektif
pada pH 6-9, ukuran flok relatif lebih besar dan berat sehingga
dapat diendapkan di bak sedimentasi. Standar PAC yang
digunakan di lapangan sebesar 15 mL/15 detik, kadar PAC
sebesar 1,2 kg/L. Dari perhitungan didapatkan konsentrasi PAC
yang dibubuhkan adalah 78,95 mg/L dan kebutuhan PAC dalam
satu hari adalah 60,48 kg/hari. Penggunaan PAC di lapangan
adalah 35 kg/hari, maka terjadi kekurangan penggunaan PAC
sebesar 25,48 kg/hari
Desinfektan
Desinfektan yang digunakan adalah kaporit.Kaporit berfungsi
untuk membunuh bakteri dan protozoa yang berbahaya di air
serta menghambat pertumbuhan lumut. Standar kaporit yang
digunakan di lapangan adalah 20 mL/15 menit, berat jenis kaporit
= 0,86 kg/L. Dari perhitungan, didapatkan konsentrasi kaporit
yang dibubuhkan adalah 1,26 mg/L dan kebutuhan larutan
kaporit adalah 7,84 L/minggu. Di lapangan menggunakan 25,81 L
larutan kaporit per minggu. Sehingga terjadi pemborosan sebesar
17,97 L atau 69,62%. Pembubuhan PAC dan kaporit dilakukan
dengan kran manual.Sehingga dosis pembubuhan kaporit dan
PAC tidak stabil akibat tekanan pada kran.Ketidakstabilan ini
cenderung menyebabkan pemborosan larutan kaporit.
 
Penilaian Kinerja PDAM

Menurut Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja PDAM dari BPPSPAM, kegiatan


penilaian kinerja PDAM melalui beberapa tahapan seperti berikut :
1.Inventarisasi dataTahap ini berisi langkah pengumpulan data disesuaikan dengan
aspek-aspek indikator kinerja, yaitu: aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek
operasional, dan aspek sumber daya manusia.
2.Verifikasi, validasi dan updatingTahap ini berisi langkah untuk mendapatkan
data-data terkini yangbersifat valid dan terverifikasi sehingga akan diperoleh hasil
evaluasi yang on the trackdan seragam.
3.Formula evaluasi kinerja PDAMTahap ini berisi langkah memasukkan data-data
yang telah terkumpul ke dalam rumus-rumus perhitungan indikator kinerja.
Perhitungan nilai indikator kinerja didasarkan pada bobot dan nilai
standar/kriteria masing-masing indikator sehingga nantinya akan diperoleh nilai
total kinerja.
4.Penetapan status kinerja, Penetapan status kinerja dilakukan dengan
membandingkan nilai total kinerja yang diperoleh dengan kriteria yang telah
ditetapkan, yaitu: sehat, kurang sehat, dan sakit.
Fasilitas Penunjang Operasional PDAM

Intake adalah bangunan yang digunakan untuk menampung air dari sungai (atau mata air
terbesar suatu daerah) sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Menara air baku adalah sebuah bangunan yang mengontrol air baku supaya tetap konsisten,
sehingga proses proses selanjutnya bisa terlaksana maksimal.
Clarifier menjadi tempat proses bernama koagulasi. Di mesin clarifier, air akan melalui proses
pengendapan sehingga kotoran didalamnya akan terpisah dengan air.
Rapid Mixing bangunan pengaduk cepat ini merupakan tempat pencampuran antara
koagulan dan air baku.
Pulsator tempat ini akan memproses pengadukan lambat, dimana menaikkan dan
menurunkan air, jadi flok yang ada bisa bercampur. Lumpur yang mengendap akan dibuang
otomatis oleh mesin setiap 20 menit sekali. Proses ini diharapkan dapat mengubah kekeruhan
air menjadi 1 FTU sehingga siap untuk di filter.
Filtrator atau bangunan filtrasi merupakan tempat penyaringan kotoran yang tidak
mengendap pada 2 proses sebelumnya. Selain kotoran, proses ini juga akan menyaring
berbagai bakteri dan mikroorganisme yang larut dalam air. Didalam bangunan ini ada pasir
silica hitam yang tebal serta batuan batuan diantaranya kerikil yang akan menyaring air.
Reservoir Bangunan satu ini adalah bangunan untuk menampung air bersih yang telah diolah
dan sudah siap didistribusikan kemasyarakat yang berlangganan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai