Aspek Keperilakuan Pada Desentralisasi
Aspek Keperilakuan Pada Desentralisasi
PENDAHULUAN
Dengan demikian, istilah ini memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.
Dalam praktiknya, difinisi ini sangat sulit diterapkan, hal ini dikarenakan konsep
mengenai keputusan yang dapat diidentifikasikan merupakan suatu konsep yang samar-
samar. Pandangan yang terkait menyatakan bahwa dalam banyak kasus, kemampuan
pencarian, profesionalisme, sosialisasi, dan hal-hal semacam itu dalam organisasi dapat
itu dibuat.
Bahkan jika orang harus menerima lokasi pengambilan keputusan sebagai aspek
akan melakukan desentralisasi. Hal ini tidaklah terlalu membantu, karena dapat dibuat
argumentasi bahwa keputusan-keputusan yang penting sebaiknya disentralisasikan dan
startegis mencakup periode waktu yang lebih panjangdan tidak berulang, sementara
survey lapangan yang dilakukan oleh L. P. Jennergen pada tahun 1981 menunjukan
desentralisasi, mungkin adalah lebih berguna untuk focus pada apa yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi melalui desentralisasi. Yaitu, masalah tersebut sebaiknya adalah
mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh organisasi dari para menejernya. Definisi
keperilakuan dari desentralisasi sebagai suatu system yang mendorong berbagai manjer
dalam suatu hierarki untuk berfikir dan bertindak secara independen sementara pada saat
bersamaan merupakan bagian dari suatu tim. R. F. Vancil menangkap semangat ini ketika
kebijakan untuk mencari nasihat pada kesempatan yang lain, dan akal sehat untuk
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah desentralisasi digunakan dalam sejumlah besar literatur yang beragam. Untuk
membatasi lingkup desentralisasi ini, maka hanya akan dibahas dalam konteks perusahaan
bisnis. Definisi desentralisasi oleh H.A Simon adalah suatu organisasi administratif yang
tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi
tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada
operasi.
2. Desentralisasi memungkinkan organisasi untuk memberikan resons secara cepat dan
efektif terhadap masalah, karena mereka yang berada paling dekat dengan suatu
masalah (manajer local) memiliki informasi yang paling baik dan oleh sebab itu dapat
depan.
5. Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan
desentralisasi diberikan oleh Chandler dalam dua karya besar. Pertama, strategi and structure
strateginya. Kedua, the visible hand (1977), menyediakan suatu survey historis yang
diterima secara luas sebagai penjelasan dari desentralisasi dan telah menjadi dasar bagi
Pengambilan
risiko
informasi
Keabsahan)
Gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik utama dari lingkungan tugas adalah
kelimpahan sumber daya, saling keterikatan dari aktor sosial,dan konsentrasi kekuasaan. Fitur
utama dari komunitas adalah sekelompok nilai dan kepercayaan yang dianutnya. Lingkungan
menentukan suatu konteks dari suatu organisasi. Penyedia sumber daya menentukan tingkat
konflik dan perubahan; serta sistem nilai mendefinisikan sekelompok batasan. Konteks pada
gilirannya akan menetukan perilaku yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisasi.
seperti apa yang sebaiknya diterapkan sebagai sumber daya yang digunakan dalam
sekarang harus diatur berdasarkan wilayah, dimana setiap wilayah memiliki organisasi
fungsional atau produk yang lebih lanjut. Suatu masalah yang sulit timbul ketika hanya
ada beberapa produk saja dari banyak produk perusahaan tersebtu yang dijual diberbagai
wilayah. Dalam situasi semacam itu, organisasi dihadapkan pada pilihan yang sulit antara
Langkah kedua dalam memilih suatu struktur adalah merencanakan suatu system yang
sesuai untuk akuntanbilitas sumber daya pada berbagai sub unit fungsional, produk, atau
wilayah. Biasanya, suatu struktur akuntanbilitas sumber daya mengikuti logika dari
distribusi fisik aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan subunit. Empat jenis
unit akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literature terdiri atas : pusat biaya, pusat
1) Pendelegasian aktivitas
Dalam teori, system terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas yang
dapat dipisahkan kepada subunit, dengan hanya sedikit atau tidak sama sekali peran dari
manajemen sentral.
Anggaran dasar yang baik juga memberikan peraturan-peraturan dasar untuk mengelola
pertukaran antarunit. Pertukaran ini adalah perlu ketika subunit-subunit saling bergantung
Pendekatan kompetitif, mengandalkan pada mekanisme pasar dan mensubsitusi pasar internal
yang fiktif dengan pasar eksternal. Pendekatan kolaboratif, menekankan pada keanggotaan
organisasional dan mendorong individu untuk bekerja sebagai satu tim dengan menggunakan
Sikap kompetitif diantara subunit-subunit mungkin hanya jika ada pasar eksternal
untuk produk atau jasa yang diperdagangkan secara internal. Tersedianya kompetisi aktif
dipasar eksternal membuat kompetisi internal menjadi lebih mungkin dan praktis.
Ada dua alasan mengapa jenis pasar eksternal yang dapat diperbandingkan semacam
ini sulit ditemukan dalam peraktek. Pertama, sejumlah unit internal diciptakan untuk
kemudahan administratif. Hal ini menghasilkan unit-unit yang secara teknologi tidak dapat
dipisahkan, tetapi secara administratif terpisah. Produk yang akan diperdagangkan dalam
situasi seperti ini mungkin tidak memiliki pasar eksternal karena produk tersebut merupakan
hasil dari “kecurangan administratif.” Kedua, pasar eksternal tidak dianggap aktif jika pasar
tersebut melibatkan pertukaran diantara sejumlah kecil pelaku pasar. Disini, keputusan untuk
melakukan internalisasi dibuat untuk menghindari ketergantungan yang mungkin terjadi pada
Faktor utama dalam memilih antara kompetisi dan kolaborasi merupakan strategi bagi
suatau organisasi. Bahkan, ketika produk-produknya secara teknis independen, strategi suatu
organisasi dapat membuat produk-produk tersebut menjadi saling tergantung sebagai contoh,
Hotel di Las Vegas pada umumnya menawarkan empat produk terpisah secara teknologi:
penginapan, makanan, perjudian, dan hiburan. Secara strategis, suatu hotel dapat memilih
untuk menciptakan empat unit yang berdiri sendiri dan melakukan transfer pada harga pasar.
Atau, hotel tersebut dapat meniciptakan empat pusat yang saling tergantung dimana salah satu
produk misalnya penginapan menjadi penghasil laba sementara ketiga produk lainnya
menjadi pendukung.
c. Ketidaklengkapan Harga
mengatur pertukaran. Selama harga mencakup semua variabel keputusan yang relevan,
pendekatan kompetitif akan berhasil. Namun, harga transfer internal jarang mencakup semua
variabel keputusan yang relevan dalam suatu pertukaran. Hal yang terutama sangat penting
opsi untuk keluar. Opsi untuk keluar memungkinkan seseorang produsen internal yang tidak
efisien diberikan sanksi dengan cara mengizinkan pembeli menolak untuk membeli secara
internal. Dari sudut pandang suatu perusahaan tunggal opsi untuk keluar dapat memecahkan
masalah yang dihadapi oleh unit pembeli, tetapi tidak melakukan apa-apa untuk
mengkangkap penurunan lebih lanjut dalam kualitas penjual. Dalam situasi semacam ini,
pendekatan kompetitif harus diperketat untuk memaksa baik pihak pembeli maupun pihak
Harga pasar digunakan ketika terdapat beberapa jenis pasar eksternal untuk produk
tersebut. Harga pasar mendorong perilaku yang kompetitif antar subunit dan dapat
menurunkan komitmen terhadap suatu organisasi karena harga pasar memberikan kebebasan,
baik pada divisi pembeli maupun divisi penjual untuk melakukan transaksi secara eksternal.
Biaya plus dapat berupa biaya penuh atau biaya variabel plus margin laba. Kedua
aturan ini dapat mendorong para pemasok internal untuk menjadi tidak efisien dengan
memungkinkan mereka untuk meneruskan biaya kepada divisi pembeli. Jika biaya plus akan
digunakan, maka, dari sudut pandang keprilakuan, alternatif yang paling diinginkan adalah
“biaya standar” yang dinaikkan dengan margin laba yang dapat diterima bagi divisi penjual.
Penggunaan biaya standar untuk tujuan ini dapat diharapkan untuk mendorong manajer divisi
c. Biaya variabel
Biaya variabel mungkin optimal secara ekonomi karena biaya tersebut mendekati
biaya produksi marginal dalam jangka pendek. Akan tetapi, biaya variabel secara
motivasional tidak mendukung unit penjual karena biaya tersebut tidak memungkinkan unit
dengan mengorbankan produktifitas karena negosiator yang paling baik dapat mengenal
harga yang lebih tinggi. Menurut N.Dopouch dan R.Drake, harga transfer yang
dinegosiasikan merupakan “dasar yang tidak memuaskan bagi evaluasi kinerja dari subunit
Digunakan ketika dua subunit tidak mencapai kesepakatan mengenai harga transfer
yang memuaskan kedua belah pihal atau jika satu divisi menolak untuk melakukan transaksi
dengan divisi lain. Dalam kasusu semacam ini merupakan praktik umum bagi manajemen
puncak untuk menetukan suatu solusi yang tepat guna menyelesaikan perselisihan ini. Ketika
hal ini dilakukan, para manajer yang terlibat tidak lagi mempunyai tanggung jawab penuh
atas aktifitas dari divisi mereka. Hal ini menimbulkan masalah-masalah keprilakuan langsung
dalam hal semangat dan motivasi. Hal itu juga berarti bahwa kinerja divisional dievaluasi,
para manajer tersebut akan tetap dianggap bertanggungjawab atas akibat dari keputusan yang
terhadap harga transfer sebagai mekanisme keprilakuan untuk mendukung tingkat kompetisi
atau kolaborasi antar subunit yang diinginkan oleh suatu organisasi. Tabel dibawah ini
menunjukkan suatu kaitan antara harga transfer dengan anggaran dasar untuk desentralisasi.
Diperlukan
1. Tingkat kompetisi dan saling 1. Harga kompetitif berbasis pasar digunakan
ketergantungan yang tinggi antar unit. sebagai ukuran dari efisiensi ekonomi.
2. Tingkat kompetisi menengah antar 2. Harga berbasis pasar digunakan sebagai
variabel-variabel yang tidak dicakup umum antara harga internal dengan harga
3. Kebutuhan yang setara, baik untuk 3. Harga transfer yang dinegosiasikan untuk
berkolaborasi.
5. Kolaborasi yang erat dan sedikit 5. Harga transfer yang diperintahkan untuk
Bagian ini menyatakan bahwa elemen utama dari desentralisasi adalah kebutuhan
untuk mengembangkan anggaran dasar yang sesuai. Anggaran dasar yang semacam itu harus
memutuskan aktivitas dan keputusan manakah yang akan dibuat oleh kantor pusat dan
yang sesuai untuk diikuti oleh unit-unit dalam melaksanakan aktifitas yang ditugaskan; dan
menetapkan apakah pertukaran antar unit akan diatur terutama oleh aturan-aturan kompetisi
atau kolaborasi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desentralisasi adalah satu dari dua pola organisasi. Lewat desentralisasi, berbagai hal
yang terkait dengan organisasi telah didelegasikan ke tingkat yang lebih rendah. Meskipun
demikian, terdapat aspek keperilakuan dari pihak penerima. Untuk menghindari perilaku
disfungsional yang pada gilirannya dapat merugikan organisasi secara keseluruhan. Terdapat
banyak pihak yang diuntungkan dan dirugikan oleh desentralisasi. Masing-masing pihak
berbeda. Kondisi inilah yang sangat potensial akan menimbulkan perilaku yang disfungsional
ketika satu ukuran tunggal digunakan dalam proses penilaian kinerja dari masing-masing
bagian. Untuk itu, diperlukan berbagai kebijakan dan keputusan yang sesuai dalam proses
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA