Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN

PEMELIHARAAN
BURUNG CUCAK RAWA
RAI WINAR GURUSINGA
1803511061
BURUNG CUCAK RAWA

▪ Burung cucak rawa dikenal sebagai Straw-headed


Bulbul dalam bahasa Inggris. Sedangkan dalam bahasa
latinnya burung ini disebut Pycnonotus zeylanicus.
▪ Masyarakat Medan menyebut burung ini dengan
sebutan barau-barau, sedangkan di Lampung cucak
rawa disebut baro-baro . Selain itu juga, di Maluku
burung tersebut dikenal dengan nama burung siang.
▪ Cucak Rawa tergolong sebagai burung yang berukuran
sedang, panjang tubuh totalnya (diukur dari ujung
paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm. Memiliki suara
yang keras, merdu dan panjang (roupel)
KLASIFIKASI BURUNG CUCAK RAWA

▪ Klasifikasi dan sistematika cucak rawa


adalah sebagai berikut.
– Kerajaan : Animalia
– Filum : Chordata
– Kelas : Aves
– Ordo : Passeriformes
– Famili: Pycnonotidae
– Genus : Pycnonotus
– Spesies : P. zeylanicu
– Nama binomial : Pycnonotus zeylanicus
JENIS-JENIS CUCAK RAWA

1. Cucak Rawa Aceh


2. Cucak Rawa Medan
3. Cucak Rawa Lampung
4. Cucak Rawa Sumsel, Jambi dan Riau daratan
5. Cucak Rawa Kalimantan
Habitat dan penyebaran

▪ Cucak rawa dapat hidup di daerah dataran rendah


sampai ketinggian sekitar 1 050 mdpl. Cucak rawa
lebih sering dijumpai di pohon-pohon bakau dan di
tebing daerah pekapuran, tetapi tidak dapat
ditemukan di daerah perbukitan.
▪ Penyebaran cucak rawa umumnya berada di
wilayah Semananjung Malaya (Sabah dan
Serawak), Pulau Sumatera, Pulau Nias, Pulau
Kalimantan, dan Pulau Jawa.
Karakteristik

▪ Cucak rawa merupakan jenis burung arboreal karena menghuni


pohon-pohon serta hidupnya berkelompok walaupun cucak
rawa hidup berkelompok, tetapi ketika mencari makan mereka
soliter (sendiri-sendiri).
▪ Kelompok kecil terdiri dari 3‒5 ekor, yang umumnya terdiri dari
sepasang induk dan anakannya, sedangkan kelompok besar
yakni berjumlah 5‒6 ekor.
▪ Cucak rawa produktif ketika berumur 3‒4 tahun
▪ Jumlah telur yang dihasilkan oleh cucak rawa rata-rata 2 butir,
walaupun terkadang ada yang menghasilkan 3 butir setiap
musim kawin.
▪ Masa pengeraman telur selama 12‒14 hari yang dilakukan cucak
rawa
CIRI FISIK

▪ JANTAN ▪ BETINA :
▪Kepala bulat, dengan bulu berwarna - Kepala lebih datar, dengan bulu
kuning pada bagian atas kepala, berwarna lebih ringan/muda, dan
tampak ada semacam belahan bulu. tidak ada belahan bulu.
▪Bulu rahang/dagu bawah lebih -Bulu rahang lebih kotor, tampak
putih dan tampak bersih cerah. putih keabu-abuan. Garis-garis
▪Bulu punggung dan sayap lebih abu- hitam putih kurang jelas.
abu, garis-garis, hitam putih lebih
nyata. -Ekor lebih pendek dan sedikit agak
mengembang.
▪Ekor lebih panjang dan menyatu
paruh tampak lebih kokoh kuat dan -Paruh lebih pipih dan cenderung
tebal serta agak melengkung. tampak lebih cantik.
▪Garis hitam di bawah mata tampak -Garis hitam di bawah mata dengan
lebih jelas. warna lebih ringan.
MANAJEMEN PEMELIHARAAN

▪ Manajemen pemeiliharaan burung cucak rowo


tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan
burung-burung kicau yang lainnya dimana yang
perlu diperhatikan adalah pola
perawatan,pemilihan bibit,aspek
perkandangan,aspek produksi,penyakit dan
cara penanganannya.
PEMILIHAN BIBIT

▪ Memiliki bentuk kepala besar, agak bulat, dan


dahinya menonjol.
▪ Bagian paruh berpangkal tebal, panjang dan kuat.
▪ Lubang hidung tidak terlalu lebar.
▪ Mempunyai leher yang panjang serta pangkal
bagian leher sedikit agak mengembang.
▪ Memiliki dada yang bidang dan sedikit
membungkuk pada bagian punggungnya.
▪ Tulang bagian paha baik kanan dan kiri agak rapat.
▪ Badan keseluruhan berukuran besar dan panjang.
▪ Bulu sayap yang panjang serta bulu dibagian dada
terlihat lembut dan mengkilap.
▪ Ekor burung panjang dan mengumpul dengan
bentuk meruncing.
ASPEK PERKANDANGAN

▪ hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kandang


cucak rawa yakni ukuran dan konstruksi kandang, sarana
pendukung di dalam kandang, serta kondisi lingkungan
kandang
▪ Ukuran panjang-lebar 45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm
▪ Tenggeran atau pangkringan dengan diameter 1,5 cm-2,5
Cm
▪ Kandang umbaran untuk di ternakkan umumnya
berukuran 2 m x 3 m atau bisa lebih luas lagi
▪ Lokasi kandang yang sepi dan nyaman (tidak tergagu oleh
hewan liar dan lalu lalang manusia yang tidak dikenal)
ASPEK PAKAN

▪ Pakan yang diberikan kepada burung harus


megandung enam zat makanan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan air.
▪ Pakan cucak rawa dapat diberikan berupa jenis
buah-buahan seperti pisang, pepaya, ceri, dan
jambu. Dapat juga diberi pakan hewani berupa
siput sungai, kumbang kecil, lebah penggerek,
telur semut merah, rayap, belalang, dan cacing
tanah
ASPEK KESEHATAN

▪ Kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan keberhasilan
pemeliharaan cucak rawa. Namun dalam pemeliharannya burung cucak rawa bisa jadi
terkena penyakit adapun jenis penyakit yang biasanya dialami oleh burung cucak rawa
adalah seperti
▪ Bulu Rontok .
▪ Seperti pada jenis unggas lain, setiap satu tahun sekali, cucak rawa akan mengalami
pergantian bulu dan biasanya terjadi sesudah musim kawin.
▪ Berak Darah.
▪ Burung tampak lesu, bulu kusut, sayap ke bawah, mata tertutup, mencret tinjanya encer,
dan bila telah parah sering berwarna kemerahan karena darah, tidak mau bertengger dan
akan duduk di lantai sangkar
▪ Radang Mata.
▪ Mata membengkak dan mengandung air, mungkin dapat menyebabkan matanya melekat
sehingga sukar dibuka. Sehingga kurang bergairah dan tampak bingung bila didekati
▪ Penyakit penyakit tersebut dapat diobati dengan cara
▪ Berak Darah
▪ Bila menghadapi keadaan seperti ini segera pisahkan burung ini dan
masukkan ke dalam sangkar karantina.
▪ Kurangi porsi makannya agar ada kesempatan untuk menyembuhkan
usus yang terluka, dan berikan makan yang halus. Berikan minum
coxilin atau sulfaquinoxilin dan tambahkan vitamin ke dalamnya
▪ Radang Mata
▪ Periksalah keadaan mata, bila bengkak atau infeksi berikan salep
mata pada bagian luar. Tetapi bila tidak, cukup cuci dengan obat
pencuci mata atau obat tetes mata.
ASPEK REPRODUKSI

▪ Reproduksi adalah kunci keberhasilan suatu manajemen


pemeliharaan untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak
yang dipelihara. Pengetahuan mengenai cara membedakan jenis
kelamin jantan dan betina cucak rawa sangat diperlukan untuk
menunjang keberhasilan perkembangbiakannya. Apabila peternak
salah dalam menentukan jenis kelamin cucak rawa yang akan
dijodohkan maka proses reproduksi tidak akan berhasil.
▪ Proses penjodohan berhasil apabila terlihat ada pasangan cucak rawa
yang saling tertarik. Hal ini ditandai dengan cucak rawa terlihat saling
berdekatan, terlihat tenang, terbang berkejaran, serta terkadang
terdengar kicauan dari jantan dan betina secara bergantian. Namun,
apabila pasangan tidak cocok ditandai dengan adanya perkelahian
diantara kedua pasangan.
▪ Jumlah telur yang dihasilkan setiap musim kawin
pada umumnya 2 butir. Telurnya berukuran 26.45
mm x 19.35 mm (cucak rawa kalimantan) dan 25.25
mm x 18.75 mm (cucak rawa sumatera). Bentuk
telurnya seperti telur burung puyuh dengan ujung
yang lebih tumpul serta warna dasarnya putih
pucat dengan bercak-bercak berwarna abu-abu,
cokelat, dan keunguan.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai