Anda di halaman 1dari 16

Peranan Etika dalam Produksi,

Distribusi, dan Konsumsi

Kelompok 12
- Ara Lusiowati 1802010308
- Nissa Mu’iz Utami 1802010343
- Luna Dinatalia P 1802010346
- Intan Maulidiah 1802010377

1
Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaar dalam
memenuhi kebutuhan.

Menurut Karf (1992) mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam


sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya,
tetapi juga moralitas, sebagai saran untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana
digariskan dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

2
Kerja merupakan unsur produksi terpenting
Tenaga kerja merupakan faktor pendapatan yang sangat penting dan diperhatikan
dalam proses produksi dan dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari
ketersediaan nya tapi kualitas dan macam-macamnya. Setiap proses produksi
harus disediakan tenaga kerja yang cukup memadai, jumlah tenaga kerja yang
digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga
optimal. Tidak hanya dilihat dari jumlah tenaga kerja yang cukup saja, tetapi juga
kualitas dan macam tenaga kerja perlu diperhatikan, antara lain:​
- Ketersediaan tenaga kerja.  
- Jenis kelamin akan menentukan jenis pekerjaan, pekerja laki-laki akan
mempunyai fungsi yang cuku​p kelihatan berbeda dengan pekerja perempuan.​
- Upah tenaga kerja. Perempuan dan laki-laki tentu berbeda, perbedaan ini pun
juga disebabkan oleh tingkat golongan dan pendidikan.

3
Prinsip-prinsip produksi
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam produksi yang dikemukakan oleh
Muhammad Al Mubarak, yaitu:
1. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang tercela
karena bertentangan dengan syariah.
2. Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kedzaliman.
3. Larangan melakukan ikhtikar (penimbunan barang), dan
4. Memelihara lingkungan, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian
dan ketersediaan sumber daya alam.

Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Prinsip Produksi :


“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang
mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman
yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah
mereka tidak memperhatikan?”{Q.S. As-Sajdah(32):27}

4
Tujuan Produksi
Tujuan produksi dalam islam yaitu untuk memberikan mashlahah yang maksimum
bagi konsumen. Menurut Nejatullah Ash-Shiddiqi, tujuan produksi adalah sebagai
berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhuan individu secara wajar
2. Pemenuhan kebutuhan keluarga
3. Bekal untuk generasi mendatang
4. Bantuan kepada masyarakat dalam rangka beribadah kepada Allah

5
Etika Produksi
1. Peringatan Allah akan kekayaan alam
Kekayaan adalah berbagai pemberian Allah berupa alam yang biasa digarap
dan diproses menjadi kekayaan,sumber alam adalah kekayaan alam yang
diciptakan Allah untuk manusia dengan bermacam-macam jenis.​ 
- lapisan kering dalam bentuk tanah,batu-batua bumi dan tambangnya
- lapisan air ialah fauna dengan beraneka ragam.​
- sumber-sumber kekayaan berupa tumbuh-tumbuhan yang lebat.​
2. Berproduksi dalam lingkaran yang halal
Sendi utamanya dalam berproduksi adalah bekerja dan berusaha, bahkan
dalam proses memproduksi barang dan jasa itu yang toyyib, termasuk dalam
menentukan target yang harus dihasilkan dalam berproduksi.

6
3. Etika mengelola sumber daya alam dalam berproduksi
Dimaknai sebagai proses menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan

sumber daya alam harus bersandarkan visi penciptaan alam ini dan seiring
dengan visi penciptaan manusia yaitu sebagai rahmat bagiseluruh alam.
4. Etika dalam berproduksi memanfaatkan kekayaan alam, juga sangat
tergantung dari nilai-nilai sikap manusia, nilai pengetahuan, dan keterampilan.
Dan bekerja sebagai sendi utama produksi yang harus dilandasi dengan ilmu
dan syari’ah islam.

7
Distribusi

Definisi distribusi menurut para ahli adalah suatu proses penyaluran atau
penyampaian hasil produksi berupa barang/jasa dari produsen ke konsumen guna
memenuhi kebutuhan manusia, baik primer maupun sekunder.

Distribusi dalam ekonomi islam mempunyai makna yang lebih luas mencakup
pengaturan kepemilikan, unsur-unsur produksi, dan sumber-sumber kekayaan.
Dalam ekonomi islam sudah di atur kaidah distribusi pendapatan, baik antara
unsur-unsur produksi maupun antara individu dan masyarakat dan anggota
perserikatan, maupun distribusi dalam jaminan sosial.

8
Prinsip-prinsip Distribusi
1. Prinsip Keadilan dan Pemerataan
Prinsip keadilan dan pemerataan tersebut mengandung maksud. Pertama,
kekayaan tidak boleh dipusatkan pada sekelompok orang saja, tetapi harus
menyebar kepada seluruh masyarakat. Kedua, hasil-hasil produksi yang
bersumber dari kekayaan nasional harus dibagi secara adil. Ketiga, Islam tidak
mengizinkan tumbuhnya harta kekayaan yang tidak melampaui batas-batas
yang wajar. Untuk mengetahui pertumbuhan dan pemusatan, Islam melarang
penimbunan harta (ihtikar) dan memerintahkan untuk membelanjakannya demi

kesejahteraan masyarakat.
2. Prinsip Persaudaraan dan Kasih Sayang
Konsep persaudaraan dalam islam menggambarkan solidaritas individu dan
sosial dalam masyarakat islam yang tercermin dalam pola hubungan sesama
muslim. Prinsip ini digambarkan dalam firman Allah Q.S Al Hujurat ayat 10.
3. Prinsip Solidaritas Sosial

9
Tujuan Distribusi
1. Tujuan dakwah, yakni dakwah kepada islam dan menyatukan hati kepadaNya.
Contohnya adalah bagian muallaf di dalam zakat.
2. Tujuan Pendidikan, yakni seperti dalam suart At-Taubah ayat 103 yang
bermaksud menjadikan insan yang berakhlak karimah,
3. Tujuan Sosial, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat serta keadilan dalam
distribusi sehingga tidak terjadi kerusuhan dan perkelahian.
4. Tujuan Ekonomi, yakni pengembangan harta dan pembersihannya,
memberdayakan SDM, kesejahteraan ekonomi dan penggunaan terbaik dalam
menempatkan sesuatu.

10
Etika Distribusi
Etika distribusi merupakan studi moral atau segala hal yang harus dilakukan
didalam melakukan kegiatan distribusi menurut pandangan islam, yaitu:
1. Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas
2. Memberikan informasi tentang barang secara jujur dan transparan
3. Tidak mendistribusikan barang-barang yang membahayakan dan yang
diharamkan
4. Melakukan metode distribusi bersifat jujur, memegang amanah, dan berdakwah
5. Tidak mengurangi ukuran, standar, kualitas, timbangan secara curang.
6. Harus tetap menjaga sifat adil dalam segala bentuk.
7. Melarang kegiatan monopoli ang merusak kepentingan sosial.
8. Menganjurkan sifat saling menolong, toleransi, dan sedekah.

11
Konsumsi
Konsumsi berperan sebagai pilar dalam kegiatan ekonomi seseorang (individu),
perusahaan maupun negara. konsumsi secara umum diformulasikan dengan :
”Pemakaian dan penggunaan barang- barang dan jasa, seperti pakaian, makanan,
minuman, rumah, peralatanrumah tangga, kenderaan, alat-alat hiburan, media
cetak dan elektronik, jasa telephone, jasa konsultasi hukum, belajar/ kursus, dsb”.

Tujuan konsumsi dalam Islam adalah :


- Untuk mengharap Ridha Allah SWT,
- Untuk mewujudkan kerjasama antar anggota masyarakat dan tersedianya jaminan
sosial
- Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab individu terhadap kemakmuran diri,
keluarga dan masyarakat
 

12
Prinsip-prinsip Konsumsi
Menurut Abdul Mannan bahwa perintah Islam mengenai konsumsi dikendalikan oleh
lima prinsip, yaitu:
1. Prinsip Keadilan 
2. Prinsip Kebersihan
3. Prinsip Kesederhanaan
4. Prinsip Kemurahan Hati
5. Prinsip Moralitas 

13
Etika Konsumsi
1. Sederhana tetapi efektif dan efesien
2. Memperhatikan yang halal dan thayyib
3. Tidak kikir, tidak mubazir dan boros
4. Bersyukur kepada Allah dan memperhatikan hak-hak orang lain

14
Sumber-sumber Dana Jaminan Sosial

1. Zakat, sebagai kewajiban dan rukun yang ketiga dari agama Islam​
2. Infaq, harta yang dikeluarkan untuk membantu orang lain dan kemaslahatan
umum karena Allah tanpa dibatasi sampai berapapun​.
3. Wakaf, terdiri dari dua macam, yakni wakaf yang diberikan sebagai jamiman
sosial dalam lingkungan keluarga dan wakaf untuk amal kebaikan umum.​
4. Wasiat​
5. Ghanimah atau harta rampasan perang​
6. Penggalian harta terpendam dari dalam bumi, baik barang tambang (rikaz),
barang yang disimpan dalam tanah (kanz)
 

15
Thank You

Anda mungkin juga menyukai