Anda di halaman 1dari 11

Teori Sosiokultural Penuanaan

Novia DwiSartika
Nur Adila
Nur Syahraini
Prayuni Saputri
Raihanil Jannah
Raja Heny Musliha

Kelompok 3
Penuaan adalah proses menghilangnya kemampuan
jaringan secara perlahanlahan untuk memperbaiki atau
mengganti diri dan mempertahankan struktur, serta
fungsi normalnya yang mengakibatkan tubuh tidak
dapat bertahan terhadap kerusakan atau memperbaiki
kerusakan tersebut (Pangkahila, 2007).
Penyebab Penuaan
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi, yaitu: faktor
internal dan faktor eksternal.
• Faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang
berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis,
sistem kekebalan yang menurun dan genetik.
• Faktor eksternal yang utama adalah pola hidup yang
tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan,
strees, kemiskinan dan diet yang tidak sehat.
Proses penuaan berlangsung melalui tiga tahap
sebagai berikut:
• Tahap Subklinik (usia 25-35 tahun)
• Tahap Transisi (usia 35-45 tahun)
• Tahap Klinis (usia 45 tahun keatas)
Teori Sosiokultural Penuaan
Teori sosiokultural yang berkaitan dengan penurunan fungsi
kognitif yaitu teori penarikan diri atau pemutusan hubungan
(disengagement theory). Teori ini menggambarkan lansia yang
menarik diri dari tanggung jawabnya. Lansia dikatakan
bahagia bila lansia tersebut dapat mengurangi kontak sosial
dan tanggung jawabnya dan akan diteruskan oleh generasi
selanjutnya dengan tujuan agar lansia dapat menghadapi
harapan yang tidak terpenuhi dan dapat merefleksikan dirinya
untuk pencapaian hidupnya (Stanley dan Beare, 2007).
Lingkungan sosial mengharapkan lansia yang telah
pensiun untuk tetap berkontribusi aktif. Penelitian lain
menyebutkan bahwa kegiatan yang informal seperti
makan siang bersama teman dan melakukan hobi lebih
mampu meningkatkan kepuasan hidup dibandingkan
dengan kegiatan formal. Penuaan yang baik yaitu ketika
lansia mampu melakukan aktivitasnya meskipun
mengalami keterbatasan. (Mauk, 2010)
Berikut beberapa teori:
• Teori Pemutusan Hubungan (Disengagement)
Cumming & Henry pada tahun 1961 mengembangkan
teori disengagement yang menjelaskan proses menua dengan
upaya penarikan diri lansia terhadap lingkungannya.
• Teori Aktivitas
Gerontologis sosial mengembangkan teori aktivitas
menua sekitar tahun 1970. Teori ini menjelaskan bahwa
kesuksesan lansia pada aspek sosial dan psikologis akan tetap
ada jika lansia terlibat dalam aktivitas sehari-hari (Wallace,
2008).
• Teori Subkultural
Teori subkultural menjelaskan bahwa lansia
merupakansuatu kelompok yang memiliki norma,
harapan, keyakinan, dan kebiasaan tersendiri.
• Teori Stratifikasi Umur
Riley, Johnson, dan Foner pada 1972
mengembangkan teori stratifikasi umur (Miller, 2012).
Teori stratifikasi umur menjelaskan keterkaitan antara
umur sebagai komponen struktur sosial, proses menua,
dan kelompok individu pada proses sosial.
• Teori Person-Environment Fit
Teori person-environment fit berfokus pada
hubungan kompetensi lansia dan lingkungan (Lawton,
1982; Miller, 2012). Lingkungan mempengaruhi respon
perilaku lansia. Lansia memiliki kompetensi dalam
keahlian motorik, pengetahuan, dan kesehatan yang
dapat menerima tekanan atau tuntutan dari lingkungan.
• Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas menjelaskan bahwa lansia akan
mempertahankan kepribadian dan strategi koping untuk
menjaga stabilitas (Wallace, 2008 dan Potter&Perry,
2013).

Anda mungkin juga menyukai