Anda di halaman 1dari 33

Uji Pemompaan

( Pumping Test )
SIFAT HIDROLIK BATUAN
Akuifer
Unit geologi / Formasi batuan yang jenuh dan cukup permeabel untuk
menghasilkan air dalam jumlah yang ekonomis.;

Contoh : pasir dan kerikil yang tidak konsolidasi, batu pasir dan batu
gamping, dan batuan vulkanik dan kristalin yang sangat
retak atau lapuk.

Akuiklud
Unit geologi / Formasi yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat
mengalirkan air dalam jumlah besar,
Contoh : lempung,tuff halus dan silt.
Akuitar
Unit geologi / Formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya
dapat meloloskan air dalam jumlah yang sangat terbatas. Atau unit
geologi yang cukup permeabel untuk mentransmisikan air dalam jumlah
yang signifikan bila dilihat di area yang luas dan dalam jangka waktu
yang lama, namun permeabilitasnya tidak cukup untuk membenarkan
sumur produksi yang ditempatkan di dalamnya. Lempung, loam atau
lanau dan serpih adalah akuitar khas.(Kruseman & de Ridder, 2000)

Akuifug
adalah lapisan / formasi batuan yang tidak dapat menyimpan dan
mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuanyang kompak
JENIS AKUIFER
AKIFER HOMOGEN AKIFER HETEROGEN

akuifer isotropik akuifer stratifikasi

akuifer anisotropik akuifer retakan


SIFAT FISIK AKUIFER

POROSITAS

Sistim porositas dalam batuan : A : porositas


Tunggal, B : Porositas Retakan Mikro, C : Porositas
Pori-pori, Celah dan Rekahan dalam Batuan
Ganda

porositas adalah perbandingan antara Porositas primer : terbentuk bersamaan dengan


volume rongga dalam batuan dengan terbentuknya batuan itu sendiiri.
volume total batuan termasuk volume Porositas sekunder terbentuk setelah batuan
rongga itu sendiri terbentuk, misalnya rekahan
SPESIFIC STORAGE (Ss)

Jumlah air yang dilepas dari cadangan per satu unit


volume akuifer per satu unit penurunan hydraulic
head

SPESIFIC YIELD (Sy)


Adalah volume air yang dihasilkan dari pematusan
secara gravitasi terhadap volume aquifer.
Nilainya umumnya antara 0.01 -0,3 (tanpa dimensi)
STORATIVITY(S)
Storativity dari akuifer tertekan adalah jumlah
air yang dikeluarkan dari cadangan per unit luas
permukaan per unit perubahan head nilainya
berkisar antara 5 X 10-5 sampai 5 X 10-3 (tanpa
dimensi)

KONDUKTIVITAS HIDROLIK (K)

Sifat yang menggambarkan aliran fluida melalui


media berpori. K adalah fungsi dari
permeabilitas media dan sifat fluida (dimensi
panjang / waktu)
PERSIAPAN UJI PEMOMPAAN

Persiapan Lokasi dan


Komunikasi
• Jalan : Persiapan jalan masuk lokasi untuk mobilisasi
peralatan dan personil
• Air Lingkungan : Buangan hasil pemompaan tidak mengganggu
pengamatan dan sumur
• Komunikasi : Antar pengamat di setiap piezometer

Bahan dan Personil


Bahan bakar, Pelumas mesin,
Perbekalan Personil, obat obatan
Jumlah personil, pembagian kerja, personil cadangan
Peralatan Uji pemompaan

Pompa air

Pompa Sentrifugal Pompa Turbin Pompa Selam

Pengukur waktu Pengukur Muka Air Tanah


Pengukur Debit

Meter air Beberapa alat ukur ambang tajam

pH dan Conductivity meter


kertas laksmus berskala warna

Alat ukur debit Orifice weir


Jenis Uji Pemompaan

1. Pengujian Akuifer (Aquifer Test)


Pengujian akuifer atau lebih dikenal dengan metode long-term
Constant rate test : pengukuran parameter arahnya horizontal, diperlukan
beberapa sumur pengamat disekitar sumur uji.
recovery test atau uji kambuh, merupakan uji pemulihan kedudukan muka airtanah
setelah dipompa sampai seperti sebelum dipompa.

Dilaksanakan dengan pengujian debit tetap (Constant rate pumping test)


Jenis Uji Pemompaan

2. Pengujian sumur (Well test)

Tujuannya menentukan kemampuan sumur.


Uji ini lebih ditekankan pada perekaman data / parameter sumur secara vertikal.
Pengukuran debit dan muka air tanah, dapat di peroleh kapasitas jenis (specific
capacity) sumur, yang dinyatakan oleh besarnya debit setiap satuan penurunan
air dan dapat diperoleh penurunan jenis ( specific drawdown ) yang
dinyatakan dengan besarnya penurunan setiap satuan debit.
Pengujian ini akan menghasilkan koefisien kehilangan sumur dan koefisien
kehilangan akuifer
Dilaksanakan dengan pengujian debit bertingkat (step drawdown pumping test)
Data yang direkam dalam uji pemompaan adalah :

1. Muka airtanah/pisometrik awal (sebelum pemompaan) SWL (m)


2. Debit pemompaan  Q (l/d)
3. Penurunan muka airtanah selama pemompaan (drawdown), baik pada sumur
yang dipompa maupun pada sumur pengamat  s (m)
4. Waktu sejak dimulainya pemompaan  t (menit)
5. Sifat fisik dan kimia airtanah  Warna, Bau, Sand content, EC, pH. TDS
6. Kenaikan muka airtanah kambuh (recovery) setelah pompa dihentikan
7. Waktu setelah pompa dimatikan.  t’
8. Diameter sumur yang diuji.  rw
9. Jarak antara sumur pengamat dan sumur yang diuji.  r1. r2, r3 .....
Uji Pemompaan Debit Bertingkat
Tujuan dilakukannya pengujian sumur adalah untuk menetapkan kemampuan sumur
yang akan diproduksi.
Dari data debit Q dan penurunan muka air “ s ” yang diukur dapat diperoleh
kapasitas jenis sumur atau sebaliknya penurunan jenis sumurnya.
Kapasitas jenis sumur merupakan ukuran kemampuan produksi suatu sumur.

Metode yang banyak digunakan di Indonesia adalah metode “Step Drawdown Test”
yaitu dengan melakukan pemompaan secara terus menerus dengan perubahan debit
secara bertahap pada sumur-sumur yang telah ditetapkan.
Kapasitas Jenis Sumur

Q = debit pemompaan
 
=
sw = penurunan muka air

Penurunan muka airtanah dalam sumur akibat pemompaan karena adanya :


1. Aquifer Loss (BQ), : turunnya muka air karena aliran laminer dalam akuifer. Nilai
BQ bertambah linier terhadap perubahan debit dan tergantung sifat hidraulik
akuifer (formasi geologinya). Nilai ini bersifat alami sehingga tidak dapat diperbaiki.
2. Well Loss (CQ2), turunnya muka air karena aliran turbulen dalam sumur. Nilai CQ2
bertambah kuadratik terhadap perubahan debit dan tergantung karakteristik sumur
(development, screen dll). Nilai ini dapat diperbaiki.
Total penurunan muka air di sumur produksi pada kondisi keseimbangan tercapai
dapat ditulis sebagai :
Q  ro 
sw  ln    CQ n
2  T  rw 
dimana C = koefisien yang dipengaruhi oleh jari-jari sumur, konstruksi dan kondisi
sumur produksi.

1 r 
Disederhanakan menjadi persamaan baru : B ln  o 
2  T  rw 

Sehingga total penurunan muka air di sumur dinyatakan sebagai :

sw = BQ + CQ2
dimana :
B = koefisien akuifer loss (dt/m2) C = koefisien well loss (dt2/m5)
Bila hubungan ini digambarkan dalam suatu
kurva diperoleh hubungan sebagai berikut :

sw C
) Fd   100
l ( sw B
a
tot
nan
uru
Pen BQ Sumur produktif bila sumur
sw mempunyai harga C dan Fd
CQ2 (Faktor develovment) yang
kecil. (Walton dan Bierschenk)
Q
KLASIFIKASI DAN KONDISI SUMUR

Nilai C menurut Walton : Nilai Fd menurut Bierschenk :


C Fd
2 5
Kondisi Sumur 3
Klas
(menit /m ) (hari/m )
< 0,5 Baik < 0,1 Sangat Baik
0,5 - 1 Mengalami sedikit penyumbatan 0,1 - 0,5 Baik
1-4 Penyumbatan di beberapa tempat 0,5 - 1 Sedang
>4 Sulit dikembalikan seperti semula >1 Jelek

Efisiensi Sumur : E = BQ/Sw x 100 %


Pelaksanaan Pengujian

• Sumur dipompa mulai dengan debit kecil dan dicatat, diamati penurunan
muka air tanah (s) dan dicatat selama periode tertentu, misalnya 1 jam.
• Pada saat tertentu (misal setelah 1 jam) debit pemompaan dinaikkan dan
dicatat, pengamatan muka air tanah tetap terus diamati dan dicatat
• Setiap menaikkan debit pemompaan disebut sebagai satu tingkat.
• Jumlah tingkat makin banyak makin baik
Cara Perhitungan

Cara Perhitungan :
1. Dari data hasil Step Drawdown Test, pada setiap Q diperoleh nilai sw yang
konstan, maka selanjutnya hitung nilai sw/Q untuk Q yang bersesuaian,
2. Plot titik-titik hubungan antara sw/Q sebagai sumbu Y dan Q sebagai sumbu X
pada skala normal.
3. Regresi tititk-titik data tersebut dengan persamaan linier.
4. Nilai B diperoleh dari perpotongan garis regresi dengan sumbu Y.
5. Nilai C diperoleh dari kemiringan garis regresi, atau :

y
C  tg
x
Contoh :

Setelah dianalisa diperoleh hasil perhitungan :


Long-term Constant Rate
Test
Uji Pemompaan ini debit
Jenis Akuifer Unstedy State Steady State
konstan bertujuan
Theis's method
menentukan beberapa Confined Akuifer Thiem's method
Jacob,s method
karakteristik akuifer. Walton's method De Glee's method
Banyak metode yang Hantush's inflection- Hantush-Jacob's
tersedia, pemilihan point method method
metode tergantung pada Leaky Aqufer Hantush's curve-fitting
kondisi akuifer dan method
aliran dalam akuifer Neuman-Witherspoon's
method  
tersebut Unconfine Neumans's curve fitting
Akuifer method Theim-Dupuit's method
Metode Theis

Theis memberikan penyelesaian pers. (1) untuk luas akuifer  :

Q  e u
s
4  T u u
du ………………………..(2)

W(u) (Well Function)

dimana : r2 S
u ………………………..(3)
4T  t
Fungsi sumur, W(u). :

u2 u3 u4
W (u )   0,5772  ln u  u     ......
2  2! 3  3! 4  4!
Atau secara umum dapat ditulis sbb :

i 1 ui
W (u )   0,5772  ln u  u  (1) ………………..(4)
i  i!

r2 S r 2 4T
Pers. (3) : u  dapat juga ditulis sbb :  u
4T  t t S
…………………..(5)
Jika pers. (2) dibagi pers. (5) diperoleh :
 Q 
s

  W (u ) s  S  Q  W (u ) …………………..(6)
 4 T   2 

 16  T  u
2
r 2

 4T  r
u t
t  S 

s W (u )
Maka kurva hubungan antara s – r2/t dan kurva
serupa dengan W(u) – u mempunyai bentuk yang sama atau dapat
r2 u berimpit. (dengan menggeser sumbu)
t
Kurva Hubungan W(u) versus u dan W(u) versus 1/u

GRAFIK FUNGSI W(U) VS 1/U

GRAFIK FUNGSI W(U) VS U


METODE COOPER - JACOB

- Dikenal juga dengan nama Metode Jacob


- Merupakan turunan Metode Theis
- Digunakan untuk nilai u kecil (u<0,01) rumsnya (Cooper-Jacob)
Q r 2S Q r 2S Q  4Tt  e 0,5772 
s  0,5772  ln  ln e  0 , 5772
 ln  ln  
4  T 4T  t 4  T 4T  t 4  T  r 2S 

Q  2,25T  t  2,3Q  2,25T  t 


s ln   Log 10 s log  
4  T  r S 2
4  T 2
 r S 

Saat t = to, penurunan muka airtanah s = 0,

2,3Q  2,25T  t o   2,25T  t o 


log  0  2
 1
4  T 2
 r S   r S 
2,25T  t o
Maka : S
r2
Jika (s) = Selisih dua pengukuran penurunan muka airtanah

2,3Q   2,25T  t1   2,25T  t 2 


s1  s 2  log    log  
4  T 2
  r S   r S
2


2,3Q t 
s  log  1 
4  T  t2 

t  2,3Q 2,3Q
bila log 1   1 maka s  Jadi T
 t2  4  T
4  s

T = K.D = Konduktivitas X Tebal Akuifer


Langkah perhitungan :
1. Hasil data pemompaan (s dan t) diplot kurva linier dengan t pada
sumbu X dan s pada sumbu Y,
2. Kurva diperpanjang sampai memotong sumbu X, diperoleh to
3. s ditentukandengan mengambil satu log cycle misal nilai t2 = 10.t1.
Misalnya t1 = 1 s = s1
s = s2 – s1
t2 = 10 s = s2
2,3Q
4. Hitung nilai T dengan rumus : T
4  s

5. Hitung nilai S dengan rumus : 2,25T  t o


S
r2
METODE RECOVERY COOPER - JACOB

 Menggunakan data recovery


(pemulihan) muka air sumur s’
setelah pemompaan dihentikan, s

 s’ (penurunan residual)tetap
diukur dari elevasi muka airtanah
sebelum pemompaan.
 Untuk menghitung nilai T sebagai
t
pembanding nilai T yang t’
dihitunga dari tes pemompaan
Pemompaan Recovery

t-saat pompa
berhenti
 Penurunan Residual (s’) dianggap pemompaan diteruskan dengan debit
Q, dioperasikan pemompaan dengan debit – Q (minus Q)
 Waktu t dianggap menerus sehingga untuk harga t = t henti + t’

Q Q Q
Rumus yang diberikan s'  W (u )   W (u ' ) s'  W (u )  W (u ' )
4  T 4  T 4  T
pemompaan masa kambuh

Q   r 2S   r 2 S  
Jika dijabarkan :
s'    0,5772  ln     0,5772  ln   
4  T   4T  t   4T  t '  
Sehingga :
 t 
Q t 2,3Q  ( t ' )1 
s'  ln   s'  log
4  T  t '  4  T  ( t ) 2 
 t' 
 ( t )1  2,3Q
Nilai T diperoleh pada : log  t '  1
 T
 ( t )2
 t'  4  s '
Langkah-langkah perhitungan :
1. Data recovery pemompaan (s’ dan t) diplot dalam kurva
linier dengan s sebagai sumbu Y dan t sebagai sumbu X,
2. Hitung s’ dengan mengambil nilai satu siklus
4. Hitung nilai T dengan rumus :

2,3Q
T
4  s '
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai