Anda di halaman 1dari 87

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DI SEKOLAH DASAR

2 SKS

BADARUDIN
Pertumbuhan dan Perkembangan
Individu

Part 1
Apa perkembangan individu itu?

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan


yang sistematis, progresif dan berkesinambungan
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir
hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan – perubahan yang dialami individu
menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun
(rohaniah)-nya.
Apa yang dimaksud dengan sistematis ?

Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu


bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun
psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.

Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan


kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya.
Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan
otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja
terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan
organ-organ seksualnya.
Apa yang dimaksud dengan progresif ?

Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,


meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik)
mapun kualitatif (psikis).

Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari


pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar);
perubahan pengetahuan dan keterampilan dari
sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari
mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca
buku).
Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?

Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada


bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan.

Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih


dahulu harus menguasai tahapan perkembangan
sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.
Apa ciri-ciri perkembangan individu?
Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :

1. Terjadinya perubahan dalam aspek :


•Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.
•Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.

2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.


•Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
• Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.

3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.


•Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.
•Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.

4. Diperolehnya tanda-tanda baru.


Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan
jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada
masa tua.
Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex,
ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.
Pengertian Pertumbuhan

Perubahan secara fisuiologis sebagai hasil dari proses


kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu
tertentu.

Proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan


yang terjadi pada aspek fisik.

Perubahan struktural dan fisiologis yang terjadi dalam


konstitusi fisik (susunan keseluhan tubuh).

Contoh pertumbuhan : munculnya gigi-gigi baru,


bertambahnya tinggi badan, bertambahnya panjang
rambut, dst.
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan
yang dialami oleh individu atu organisme menuju
tingkat kedewasaaanya (maturity) yang
berlangsung secara sistematik, progresif, dan
berkesinambungan, baik mengenai fisik
(jasmaniah) maupun (rohaniah)-nya.

Pertumbuhan atau Growth merupakan suatu


perubahan yang dialami oleh individu yang
berbentuk fisik dan biasanya dikatagorikan dalam
kuantitas. Perubahan ini menunjukkan kepada
suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya
belum tampak) dari individu
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
 Persamaan pertumbuhan dan perkembangan : keduanya
merupakan proses perubahan progresif.
 Perbedaannya :
Sifat perubahan : pada pertumbuhan perubahan bersifat
kuantitatif sedangkan pada perkembangan perubahan bersifat
kualitatif fungsional.
Aspek yang berubah : pada pertumbuhan yang berubah
adalah aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek
yang berubah adalah aspek fisik dan psikis.
Proses : Perkembangan berjalan terus menerus sampai akhir
hayat, pertumbuhan berhenti setelah mencapai maturasi
(kedewasaan).
Perubahan : Perkembangan, perubahan terletak pada
penyempurnaan fungsi, pertumbuhan lebih menekankan
kepada struktur organ tubuh.
Perkembangan sebagai Proses Holistik
di Sekolah Dasar

Aspek Perkembangan Biologis


Aspek Perkembangan Psikologis
Aspek Perkembangan Sosial
Aspek Perkembangan Biologis
A. Perkembangan Motorik

Pada usia SD perkembangan motorik tampak pada kegiatan bermain yaitu


permainan yang sifatnya fantasi berkembang kepada permainan yang
sifatnya realistik dan melibatkan gerakan-gerakan yang lebih kompleks
disertai aturan-aturan yang ketat.

B. Perkembangan Seks

1. Mulai menyadari akan peranan seksnya sebagai laki-laki atau


perempuan
2. Melakukan aktivitas sesuai dengan peranan seksnya
3. Menciptakan kesan akan kesesuaian dengan peranan seksnya
4. Mulai sadar akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran
seksnya
Aspek Perkembangan Psikologis
A. Perkembangan Kognitif
bahwa pengetahuan di pelajari dan menyebabkan prilaku yang melibatkan pikiran,
perasaan dan bahasa. Teori Perkembangan Kognitif menurut PIAGET yaitu :

1. Periode Sensori Motor (Usia 0 – 2 tahun)


Berfikir mula-mula terjadi melalui perbuatan-perbuatan , mulai mengenal dan
membedakan benda, orang, termasuk dirinya dengan orang lain.
2. Pertiode Preoperasional (2 – 7 tahun)
Peningkatan kemampuan berfikir dan penggunaan bahasa, dapat berfikir sesuatu
hal tetapi tidak dapat jika dibalik, jadi hanya satu arah, dapat mengamati objek
yang hampir sama , nama-nama dihubungkan dengan benda atau klasifikasi benda.
3. Periode Concrete Operasional (7 – 11 tahun)
Berfikir logis terhadap obyek yang konkrit, berkurang rasa egonya dan mulai
bersikap sosial. Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian
yang loebih kompleks serta hubungannya, mengelompokan benda-benda yang
sama ke dalam atau lebih kelompok yang berbeda.
4. Periode Formal Operasional (11tahun – dewasa)
Terbentunya ide-ide menghubungkan diantara simbol-simbol untuk membentuk
konsep yang tidak dialami secara langsung dan mengerti. Berfikir secara abstrak.
B. Perkembangan Emosi
Ketidakisenangan berdifresiensi di dalam rasa malu, cemas, kecewa,
sedangkan kesenangan diperlihatkan ke dalam harapan dan kasih sayang.

C. Perkembangan Persepsi
Persepsi adalah proses yang sifatnya kompleks dalam menerima dan
menginterpretasikan informasi yang datangnya dari berbagai indera
penerima seperti rasa, raba/sakit, pembauan, pendengaran, penglihatan.

D. Perkembangan Kepribadian
1. Sosialisasi mulai pesat, sudah mulai berhubungan dengan kawan-kawan
baru di lingkungannya.
2. Mulai banyak berhubungan dengan teman sebayanya.
3. Mudah terpengaruh alih sikapnya.
4. Memandang teman sebayanya sama dengan dirinya.
Aspek Perkembangan Sosial
A. Perkembangan Keagamaan
1. Bersifat reseptif tetapi disertai pengertian-pengertian
2. Pandangan dan paham ke Tuhanan diterangkan secara nasional
3. penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melangsungkan
kegaitan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.

B. Perkembangan Moral Anak Usia SD


1. Mempertimbangkan tingkah laku baik buruk dipandang dari akibat yang
ditimbulkan oleh tingkah laku itu bukan niat atau maksud sipelaku.
2. Kesalahan tingkah laku dilihat dari maksud orang bertingkah laku
bukan dari akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku.
Faktor Kematangan, Kontinuitas dan
Diskontinuitas
A. Faktor Kematangan
Proses kematangan ditandai oleh kematangan potensi-potensi dari
organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk terus maju menuju
perkembangan secara maksimal. Kematangan merupakan kesiapan fungsi-
fungsi organ pada individu untuk melakukan potensinya.

B. Kontinuitas
Perkembangan berlangsung terus menerus sejak masa konsepsi sampai
akhir hayat

C. Diskontinuitas
Pertumbuhan tidak terus menerus dan pertumbuhan akan berakhir atau
berhenti setelah individu itu mencapai kedewasaan (maturasi).
Faktor Hereditas dan Lingkungan
Perkembangan Anak

Teori Empirisme
Teori Nativisme
Teori Konvergensi
1) Menurut Teori Empirisme
Tokoh Teori Empirisme : John Locke
Teori Empirisme disebut juga Teori Tabula
rasa
perkembangan individu ditentukan oleh
pengalamannya.
Pada saat dilahirkan jiwa manusia dalam
keadaan kosong, ibarat tabularasa yang belum
tertulisi, dan akan berkembang bagaimana,
pengalamanlah yang menentukan
2) Menurut Teori Nativisme
Tokoh Teori Nativisme : Arthur Schopenhauer
Perkembangan individu ditentukan oleh
pembawaannya.
Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang
baik, maka otomatis dia berkembang menjadi baik,
dan sebaliknya.
Lingkungan tidak dapat merubah apa yang sudah
dimiliki oleh individu sebagai pembawaan.
3) Menurut Teori Konvergensi
Tokoh Teori Konvergensi : William Stern
Teori Konvergensi disebut juga Teori
Interaksionisme.
Perkembangan individu merupakan
perpaduan antara faktor pembawaan dengan
faktor pengalaman
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan dan Pertumbuhan

1. Faktor Pembawaan (heredity)


Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan
ataukesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu
individu yang dapat diwujudkan atau direalisasikan.

aspek yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik,diantaranya:


a. Kecerdasan
b. Temperamen
2. Faktor Lingkungan (environment)
Lingkungan tersebut dibagi kedalam 3 bagian, sebagai berikut:
 Lingkungan alam atau luar (external or phsycal environment)
yaitu segala sesuatu yang ada didunia diluar diri manusia.
 Lingkungan dalam (internal environment) yaitu diri manusia.
 Lingkungan social masyarakat (social environment)

3. Faktor waktu (time)


Saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation), yang
dipadukan dengan kemungkinan-kemungkinan dan pengaruh
lingkungan yang tepat akan mewujudkan kemampuan (actual
ability).
4. Faktor-Faktor Lainnya
Gizi

Pengaruh
Kesehatan status sosial
ekonomi

Suku Aktivitas

Pengaruh
Kecenderung
Himpitan
an sekular
Psikososial

Pengaruh
Urbanisasi
Lingkungan Perkembangan Peserta Didik
LINGKUNGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DEFINISI LINGKUNGAN

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar


kita, yang mampu kita rasakan dan berpengaruh terhadap
tingkah laku atau perilaku manusia.

Lingkungan menurut Sartain (seorang psikolog dari


America) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
lingkungan (environment ) meliputi semua kondisi dan
dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen.
Bahkan, gen-gen dapat pula dipandang sebagai
menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen
yang lain.
Macam- macam Lingkungan Perkembangan
Peserta Didik

1. Lingkungan
Keluarga

2. Lingkungan
Sekolah

3. Lingkungan
Masyarakat
1. Lingkungan Keluarga (Lingkungan Pertama)
 Merupakan lingkungan dimana anak dididik untuk
pertama kalinya. Dimana orang tua sangat berperan
dalam mendidik anaknya agar mempunyai bekal untuk
hidup yaitu taqwa kepada Tuhan dan berperilaku baik
sesuai nilai dan norma yang berlaku. Kesatuan
kekeluargaan yang besar disebut FAMILI.

 Menurut Comenius (seorang ahli didaktik) beliau


mengemukakan bahwa tingkat permulaan pendidikan
anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang disebut
scola-materna (sekolah ibu).

 Jadi,orang tua sangat berperan penting untuk selalu


menekankan pada aspek moral dan kepribadian.
Contohnya, dalam hal sopan santun atau tata krama.
2. Lingkungan Sekolah (Lingkungan Kedua)
 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dibuat
oleh pemerintah, dimana terdapat Kepala Sekolah
sebagai orang yang mempunyai kekuasaan tertinggi
dan Guru sebagai pendidik. Sekolah dapat membantu
orang tua yang merasa sudah tidak mampu lagi dalam
memberikan bekal kepada anak untuk hidup.

 Lingkungan Sekolah mempunyai peranan sebagai


media untuk mempengaruhi kehidupan Intelektual,
sosial, dan moral anak/siswa. Suasana dilingkungan
sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan
proses dan pola penyesuaian diri yangg dapat dijadikan
sbg bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.
3. Lingkungan Masyarakat ( Lingkungan Ketiga)

Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup


sendiri tanpa orang lain. Oleh karena itu, anak/siswa dari
awal sudah harus mengenal apa itu lingkungan
masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan
lingkungan sosial yang manusianya saling berinteraksi
sehingga terjalin sebuah komunikasi.
Keadaan lingkungaan masyarakat dimana siswa berada
merupakan kondisi yang menentukan proses dan pola-pola
penyesuaian diri. Pergaulan anak yang slah akan
mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya. Misalnya,
anak yang masih polos berteman dengan anak yang suka
merokok atau suka mecuri. Anak polos tersebut akan
mudah dipengaruhi, dan akhirnya terjadi tindakan yang
menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat.
Tugas-tugas Perkembangan
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

a. Bahwa tahap-tahap perkembangan awal


merupakan dasar untuk tahap-tahap
perkembangan selanjutnya.
b. Bahwa perkembangan membutuhkan stimuli.
c. Bahwa tempo perkembangan bersifat
individual.
d. Bahwa perkembangan berlangsung dengan
mengikuti pola tertentu.
e. Bahwa perkembangan berlangsung secara
bertahap.
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
muncul pada periode tertentu dalam hidup.

Jika kita berhasil menyelesaikannya maka akan


membawa kebahagiaan dan membantu
penyelesaian tugas perkembangan selanjutnya.

Sedangkan jika gagal diselesaikan akan


mengakibatkan ketidakbahagiaan, penolakan
dari lingkungan, dan kesulitan dalam
menghadapi tugas perkembangan selanjutnya
Tugas perkembangan terdiri dari tiga jenis
tugas:

Pertama adalah tugas yang berasal dari


pertumbuhan fisik.

Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari


kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan
pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi.

ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan


masyarakat.
Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan

Hukum Cephalocoudal
Hukum Proximodistal
Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
A. Hukum Cephalocoudal
Pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki

B. Hukum Proximodistal
Pertumbuhan fisik berpusat di pusat, seperti jantung , hati, dan alat-alat
pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di
tepi.aan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi

C. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus


Anak akan mampu lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa
mempergunakan kedua tangkainya untuk menyangga batang tubuhnya,
melangkahkan kaki dan berjalan.

D. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan


Perkembangan
Masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu-1
tahun), masa anak pra sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun),
masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun), dan masa tua (65
tahun ke atas).
E. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
1. Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal
dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya
yang terganggu.
2. Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat lambat di bandingkan
dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak
yang pada umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam
berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan kata,
mudah diramalkan anak itu akan mengalami kelambatan pada seluruh
aspek perkembangannya.
Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan manusia tidak terjadi begitu saja, akan tetapi terjadi dengan hukum-
hukum tertentu. Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain :

1. Perkembangan adalah kualitatif. Perkembangan tidak mengenai materi


melainkan fungsi dan perubahan fungsi bersifat kualitatif.

2. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Dengan belajar,
seseorang akan memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan
seseorang merupakan indicator perkembangan orang itu.

3. Usia ikut mempengaruhi perkembangan. Bertambahnya usia, membuat


seseorang tumbuh menuju kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi
jasmaniahnya. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses
perkembangan.

4. Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda.


Tempo perkembangan pada setiap individu cenderung menunjukkan kelangsungan
perkembangan secara tetap dari bayi sampai dewasa, demikian pula pada orang
lain.
5. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap spesies perkembangan
individu mengikuti pola umum yang sama. Setiap individu berkembang dengan
mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memiliki
materiil serta fungsi-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Secara umum, masing-
masing anak yang sebaya mempunyai minat dan kebutuhan yang bersamaan.

6. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Hereditas


menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan
mengembangkan fungsi-fungsi dan kapasitas itu.

7. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat. Perkembangan seseorang dikatan


terlambat apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan pola
perkembangannya sendiri yang normal.

8. Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi. Perkembangan pribadi


seseorang terjadi dari sederhana menuju kompleks. Kecakapan-kecakapan yang
bersifat kompleks berkembang melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi
yang sederhana dan kecil-kecil.
Tahap-tahap Tugas Perkembangan
Periodisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Prenatal : Saat konsepsi sampai lahir

Masa Neonatus : lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir

Masa Bayi : Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua

Masa kanak-kanak awal : 2 tahun sampai 6 tahun

Masa kanak-kanak akhir : 6 sampai 10/11 tahun

Pubertas : 10/12 sampai 13/14 tahun

Masa Remaja Awal : 13/14 – 17 tahun

Masa Remaja Akhir : 17 – 21 tahun

Masa Dewasa Awal : 21 – 40 Tahun

Masa Setengah Baya : 40 – 60 tahun

Masa Tua : 60 – meninggal dunia


Tahap-Tahap Tugas Perkembangan
a.Balita (0-5 Tahun)
Belajar merangkak
Belajar berjalan
Belajar makan makanan halus dan padat
Belajar bicara
Belajar mengontrol buang air
Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
Belajar menjalin hubungan dengan orang tua, saudara kandung, dan
orang lain
Membentuk konsep sederhana mengenai dunia sekitar
Menyiapkan diri untuk membaca
b. Masa Kanak-Kanak (6-12 Tahun)
Bisa bermain dengan teman sebaya
Membentuk sikap positif terhadap diri sendiri
Mempelajari peran gender yang sesuai
Mengembangkan kemampuan dasar dalam
membaca, menghitung, dan menulis
Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan
sistem nilai
Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan
sehari-hari
c. Remaja(13-18 Tahun)
Memiliki hubungan yang lebih dewasa dengan
teman sebaya dari kedua jenis kelamin
Memiliki peran maskulin atau feminin
Menerima keadaan fisik yang dimiliki dan
menggunakannya secara efektif
Memiliki kemandirian emosi dari orang tua dan
orang dewasa lain
Mengembangkan pemahaman tentang
pernikahan dan kehidupan berkeluarga
Mulai berusaha mandiri secara ekonomik dan
memiliki aktivitas menghasilkan
Memiliki sistem nilai dan etika sebagai panduan
berperilaku
d. Dewasa Muda (19-29 Tahun)
Mencari dan memilih pasangan hidup
Belajar hidup bersama pasangan
Memulai sebuah keluarga
Merawat anak
Mengatur rumah tangga
Memulai jenjang karier
Mengambil tanggung jawab sipil
e. Paruh Baya (30-60 Tahun)
Membantu anak yang sudah remaja untuk
menjadi bertanggung jawab dan bahagia
Menjadi warga negara dan masyarakat sosial
yang bertanggung jawab
Mencapai dan mempertahankan performa karier
yang memuaskan
Mengembangkan aktivitas waktu luang
Menjalin hubungan yang lebih intim dengan
pasangan hidup
Menerima dan beradaptasi dengan perubahan
fisik yang terjadi
f. Lanjut Usia (61 Tahun Keatas)
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan
fisik
Menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
karena pensiun dan berkurangnya penghasilan
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
Menerima fakta bahwa dirinya termasuk golongan
lanjut usia dan mencari kelompok seusia
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara
fleksibel
Merasa puas terhadap lingkungan hidup yang
mungkin diatur orang lain
Hakikat
{ Belajar
Moh. Surya (1997) : “suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan
sebagai pola-pola respons yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow (1958) : “ belajar adalah
diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses
dimana suatu perilaku muncul atau berubah
karena adanya respons terhadap sesuatu
situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman”
Belajar sebagai Perubahan Perilaku
Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari
perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja
(intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha
sadar dan disengaja dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,
individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya
pengetahuannya semakin bertambah atau
keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan
sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
2. Perubahan yang berkesinambungan
(kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan
yang dimiliki pada dasarnya merupakan
kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga,
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan berikutnya.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat
normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.

5. Perubahan yang bersifat aktif.


Untuk memperoleh perilaku baru, individu
yang bersangkutan aktif berupaya
melakukan perubahan.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses
belajar cenderung menetap dan menjadi bagian
yang melekat dalam dirinya.

7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.


Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang.
8. Perubahan perilaku secara
keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya
sekedar memperoleh pengetahuan semata,
tetapi termasuk memperoleh pula perubahan
dalam sikap dan keterampilannya.
HASIL BELAJAR
Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar dapat berbentuk :
Informasi verbal; penguasaan informasi dalam bentuk
verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya
pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi
Kecakapan intelektual; keterampilan individu dalam
melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan
menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan
simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan
intelektual adalah kecakapan dalam membedakan
(discrimination), memahami konsep konkrit, konsep
abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat
dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
Strategi kognitif; kecakapan individu untuk
melakukan pengendalian dan pengelolaan
keseluruhan aktivitasnya. Misal;
kemampuan mengendalikan ingatan dan
cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas
yang efektif. Kecakapan intelektual
menitikberatkan pada hasil pembelajaran,
sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran.
Sikap; berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan
dilakukan. Sikap adalah keadaan dalam
diri individu yang akan memberikan
kecenderungan bertindak dalam
menghadapi suatu obyek atau peristiwa,
didalamnya terdapat unsur pemikiran,
perasaan yang menyertai pemikiran dan
kesiapan untuk bertindak.
Kecakapan motorik; ialah hasil belajar
yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.
Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi
perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor

A. Kawasan Kognitif, kawasan yang berkaitan


aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar
terdiri dari :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Penguraian (analysis)
5. Memadukan (synthesis)
6. Penilaian (evaluation)
B. Kawasan Afektif, kawasan afektif yaitu
kawasan yang berkaitan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap,
kepatuhan terhadap moral dan sebagainya,
terdiri dari :
1. Penerimaan (receiving/attending)
2. Sambutan (responding)
3. Penilaian (valuing)
4. Pengorganisasian (organization)
5. Karakterisasi (characterization)
C. Kawasan Psikomotor, Kawasan psikomotor yaitu
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf
dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Kawasan ini terdiri dari :
(a) kesiapan;
(b) peniruan (imitation);
(c) membiasakan (habitual);
(d) menyesuaikan (adaptation) dan
(e) menciptakan (origination).
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi dan Motivasi Belajar

 Dorongan dasar yang menggerakkan seseorang


bertingkah laku

- Suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat


tingkah laku (Thomas L. Good dan Jere B. Braphy)

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di


dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang
dapat menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai
Jenis Motivasi

1. Motivasi Intrinsik
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Intrinsik
Strategi dalam mengajar agar siswa termotivasi :

 Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa


 Memberikan kebebasan kepada siswa memperluas materi
pelajaran sebatas yang pokok
 Memberi banyak waktu ekstra bagi siswa untuk
mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di
sekolah
 Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas
pekerjaannya
 Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya
Motivasi Ekstrinsik
Strategi untuk membimbing siswa agar
termotivasi :

 Memperkenalkan tujuan pengajaran sehingga siswa


mengetahui dengan jelas apa yang harus ia capai dalam
proses belajar itu
 Memonitor kemajuan dan memberikan penguatan pada
siswa lebih dari pada siswa yang memiliki motivasi
intrinsik
 Menilai setiap tugas siswa dan memberikan komentar
secara tertulis atas tugas-tugas yang berbentuk tulisan
Fungsi Motivasi

1. Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu


perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk
belajar,
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan
yang diinginkan,
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
atau lambatnya suatu perbuatan.
Unsur Motivasi Belajar
Enam Motif yang menggerakkan anak mau
belajar, menurut Atto Wilman antara lain :

1. Motif psikologik
2. Motif praktis
3. Motif pembentukan kepribadian
4. Motif kesusilaan
5. Motif sosial
6. Motif ketuhanan
Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut  Hidayat R (2005 : 23) ada beberapa ciri motivasi belajar, antara lain :
 Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
 Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang tekah dicapainya).
 Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa
(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap tindak kriminal amoral, dan
sebagainya).
 Lebih senang bekerja mandiri.
 Cepat bosan dengan tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
 Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu).
 Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Usaha Meningkatkan Motivasi Belajar
Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan
cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa di sekolah, antara lain :
 1. Memberi Angka
 2. Hadiah
 3. Saingan/Kompetisi
 4.  Memberi Ulangan
 5. Mengetahui Hasil
 6. Pujian
 7. Hukuman
 8. Hasrat untuk belajar
 9. Minat
 10.  Tujuan yang Diikuti
Usaha guru untuk membangkitkan
perhatian siswa secara sepontan

1. Mengajar yang menarik sesuai dengan tingkat


perkembangan anak
2. Mengadakan selingan dalam mengajar yang sehat
3. Menggunakan media yang sesuai dengan bahan ajar
4. Menjauhkan pengaruh yang mengganggu konsentrasi
belajar anak
Usaha guru untuk membangkitkan perhatian
siswa secara disengaja

1. Memberikan pengertian manfaat bahan pelajaran yang


akan diajarkan pada siswa
2. Menghubungkan antara hal-hal yang sudah diketahui
siswa dengan hal-hal yang akan diketahui siswa
3. Mengadakan kompetisi dalam belajar
4. Memberikan hukuman dan pujian tetapi yang bijaksana
Berikut Beberapa Faktor Pendorong Mengapa
Manusia Memiliki Keinginan Untuk Belajar

 1. Adanya dorongan rasa ingin tahu


 2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
 3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas
manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari
kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
 4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah
diketahuinya.
 5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan
lingkungannya.
 6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan
potensi diri.
 7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
Karakteristik anak SD
Kemampuan berpikir berkembang dari konkret menuju
abstrak
Anak harus siap tidak boleh dipaksakan menuju tahap
perkembangan berikutnya
Belajar melalui pengalaman langsung
Anak SD itu unik
Dari egosentris mulai berempati
Bahasa harus efektif dan mudah dimengerti
Bagaimana Anak SD Belajar

Teori Behaviorisme
belajar adalah proses perubahan yang terjadi
karena adanya stimulus dan respon, untuk itu
guru harus menciptakan stimulus-stimulus
tertentu.
Implikasi dari teori behavioristik

Pengembangan kurikulum yang berorientasi


tujuan
Pembelajaran lebih banyak dikendalikan oleh
guru
Penggunaan reinforcement
Pemberian latihan atau tugas
Teori belajar konstruktivisme
Anak belajar dari interaksi antara pikiran
denga pengalaman, dan melalui urutan
perkembangan struktur kognitif yang lebih
kompleks. Anak belajar aktif membangun
pengetahuan tentang dunianya.
Implikasi teori konstruktivisme dalam
pembelajaran

Perubahan dari rote learning menuju student learning


Penggunaan berbagai metode pembelajaran
Pengorganisasian kelas lebih bervariasi
Penggunaan media dan sumber belajar
Penggunaan papan display untuk memajang hasil karya
siswa
Teori belajar konstruktivisme sosial

Teoribelajar ini lebih menekankan pada pentingnya


konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam
proses belajar siswa.

Ada dua teori ini:


ZPD (Zone of Proximal Development)
peranan konteks sosial dan kebudayaan
Implikasi teori Konstruktivisme sosial
Diterapkan di SD awal tahun 80an dalam bentuk
metode kerja kelompok,
Pemecahan masalah secara kolaboratif
Diskusi
Review pengalaman yang dipelajari
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak
SD
Faktor individual:
kematangan/pertumbuhan
intelegensi
latihan dan ulangan
sifat-sifat pribadi
motivasi belajar
Faktor Eksternal

Keadaan keluarga anak


Masyarakat kelompok sebaya
Tokoh idola anak
Tuntutan bahan pelajaran oleh guru
Semoga Bermanfaat dan Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai