Anda di halaman 1dari 30

Congestive heart failure &

Diabetes melitus tipe II

Karima Chendy Verliani 18360096


Lailatul Hikmah 18360098

Pembimbing
Dr. Armon Rahimi, Sp.PD, KPTI
Pendahuluan
Resiko kematian yag diakibatkan oleh CHF
adalah skitar 5-10% per tahun pada kasus
gagal jantung ringan, dan 30-40% pada gagal
jantung berat. Menurut penelitian, sebagian
besar lansia yang didiagnosis menderita CHF
tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun
Penderita diperkirakan pada tahun 2025
prevalensinya akan meningkat menjadi 6,3%.
Sementara itu, jumlah penderita diabetes di
Indonesia berdasarkan perkiraan World
Health Organization (WHO), akan
mengalami kenaikan dari 8,4 juta jiwa pada
2000 menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030,
sehingga menjadikan Indonesia berada pada
urutan ke-4 di dunia
Congestive Heart Failure
Definisi
Kongestive Heart Failure (CHF)
merupakan suatu keadaan patologis
di mana kelainan fungsi jantung
menyebabkan kegagalan jantung
memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan jaringan.
Faktor Risiko
Mayor Minor

Merokok
Usia
Dislipidemia
Jenis kelamin Gagal ginjal kronik
Hipertensi Albuminuria
Infark miokard Anemia
Obesitas Stres
Lifestyle yang buruk
Diabetes
Sistem imun Toksik

Hipersensitivitas Agen kemoterapi


(antrasiklin,
Faktor genetik siklofosfamid, 5FU)
NSAID
Riwayat dalam keluarga Kokain
Alkohol
Etiologi
 Kelainan otot jantung
 Aterosklerosis koroner  Hipertensi sistemik atau
pulmonal
  Peradangan dan penyakit
miokardium degeneratif

Penyakit jantung lain


Faktor sistemik
Klasifikasi
Menurut American Heart Association :
1. Stage A
-ResikoAdd Text
tinggi (+)
Simple
-Kerusakan struktural pada jantung & gejala
PowerPoint
(symptom) dari gagal jantung (-)
Presentation

2. Stage B
-Kerusakan struktural pada jantung (+)
-tanda dan gejala dari gagal jantung (-)
3. Stage C
-kerusakan struktural pada jantung (+)
-gejala gagal jantung (+) Gejala yang timbul dapat berupa nafas
pendek, lemah, tidak dapat melakukan Addaktivitas
Text berat
4. Stage D Simple
PowerPoint
-Gejala timbul bahkan saat pasien sedang beristirahat
Presentation
(+)
Kriteria Mayor
 Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
 Kehilangan berat badan >4,5 kg dalam 5 hari sebagai respon
terhadap pengobatan
 Distensi venaleher
 Ronki paru
Kriteria Diagnosis
 Kardiomegali
 Edema paru akut
 Gallop S3
 Peninggian tekanan vena jugularis lebih dari 16 cm H2O
 Waktu sirkulasi ≥ 25 detik
 Refluks hepatojugular
 Edema pulmonal, kongesti viseral, atau kardiomegali saat autopsi
Kriteria Minor
 Edema ekstremitas
 Batuk malam hari
 Dyspnea d’effort
 Hepatomegali
 Efusi pleura
 Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
 Takikardia (>120/menit)
Gagal jantung kongestif ditegakkan bila pada pasien
didapatkan paling sedikit 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor dari Kriteria Framingham
kontraktilitas otot
jantung

Kegagalan pompa dari ventrikel Kegagalan pompa dari ventrikel


dextra sinistra

Bendungan di Atrium
Bendungan di Atrium
Dextra+Ventrikel Dextra
Dextra+Ventrikel Dextra

Tekanan kapiler paru


Tekanan. V cava Tekanan. V cava
superior inferior
Edema paru

Tek. V. Tek. V. Tek. V. di Tek. V.


TVJ
Peritoneal Hepatica Extremitas Lienalis

Edema
Asites Hepatomegali Splenomegali
tungkai
Manifestasi klinis
Dispnea pada istirahat atau
aktivitas
Ortopnea
Pernafasan cheyne stoke

1 Paroxismal nocturnal dispnea

Asites piting edema



2
Berat badan meningkat
Sesak nafas pada malam hari,
3
muncul tiba-tiba dan menyebabkan
4
penderita terbangun
Pemeriksaan penunjang
Foto thoraks : Cardiomegali dan Edema Paru
Elektrokardiogram (EKG) : Takikardia, Cardiomegali
Sonogram : Pembesaran pada ventrikel, perubahan fungsi katup
Scan jantung
Pemeriksaan laboratorium :
• Anemia
• Prerenal azotemia
• Hipokalemia dan hiperkalemia,
• Hiponatremia
• Peningkatan kadar tiroid
• Peningkatan produksi Brain Natriuretic Peptide (BNP),
Diagnosis Diferensial
1. Congestive Heart Failure2
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
3. Asma Bronkhial
4. Chronic Kidney Disease

Diagnosa Kerja
Congestive Heart Failure
 
Penatalaksanaan

Angiotensin converting enzyme Inhibitor


(ACE I)
Beta bloker
Angiotensin II receptor type 1 Inhibitor
(ARB)
Diuretik
Antagonis aldosteron
Digoksin
Nitrat dan hidralazin
Pencegahan

Obati penyakit potential dari kerusakan miokard, faktor risiko jantung koroner.
Pengobatan infark jantung segera di triase, serta pencegahan infark ulangan.
Pengobatan hipertensi yang agresif.
Koreksi kelainan congenital serta penyakit jantung katup.
Memerlukan pembahasan khusus.
Bila sudah ada disfungsi miokard, upayakan eliminasi penyebab yang mendasari
Prognosis

Dubia, tergantung ketepatan


penatalaksanaan dan kepatuhan
pasien meminum obat serta gaya
hidup sehat pasien.
Diabetes Melitus
Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya
Etiologi
Agenda Style
faktor risiko yang tidak dapat diubah:
keluarga adengan DM
umur ≥45 tahun
riwayatmelahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi
>4000 gram
riwayat pernah menderita DM gestasional
dan riwayat lahir dengan beratbadan rendah (<2,5 kg)
faktor risiko yang dapat diubah:
obesitas berdasarkan IMT
≥25kg/m2
kurangnya aktivitas fisik
hipertensi,
dislipidemi
dan diet
Klasifikasi
1. Diabetes tipe I
• Autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan
kerusakan sel-sel beta dan
• Idiopatik, tanpa bukti adanya autimun dan tidak
diketahui sumbernya.
2. Diabetes tipe II
3. Diabetes gestasional
4. Diabetes tipe lain, contohnya : sindroma chusing
Autoimun dan
idiopatik Obesitas, genetik, kurangnya aktivitas,
konsumsi karbohidrat dan glukosa berlebihan
Kerusakan sel
B Pankreas
Ketidakseimbangan antara jumlah
Produksi insulin insulin dengan glukosa di dalam darah
berkurang
Resistensi
insulin

hiperglikemia
Sensitifitas insulin menurun
Suplai glukosa ke sel
menurun glukosuria
Sering BAK
Peningkatan
lapar Diuresis (Poliuri)
glukoneogenesis dari
protein dan lemak osmotik

Polifagi Banyak
BB menurun dehidrasi Haus minum
(Polifagi)
Manifestasi klinis
Keluhan klasik DM berupa:
poliuria,
polidipsi,
polifagi, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain dapat berupa:
lemah badan,
kesemutan,
gatal,
mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria serta
pruritus vulvae pada wanita
Pemeriksaan penunjang

Glukosa Plasma
Vena Sewaktu

Glukosa Plasma
Pemeriksaan glukosa Vena puasa
1
darah
Glukosa 2 jam Post
Prandial (GD2PP)

Glukosa jam ke-2 pada


Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO)

2 Pemeriksaan HbA1c >6,5%


Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosis
Diabetes dan Prediabetes

  HbA1c Glukosa Darah Glukosa plasma 2 jam

(%) Puasa (mg/dL) setelah TTGO (mg/dL)

       

Diabetes > 6,5 > 126 mg/dL > 200 mg/dL

       

Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199

       

Normal < 5,7 < 100 < 140


Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM (mg/dL)

  Bukan DM Belum DM

pasti DM

Kadar glukosa Plasma vena <100 100-199 ≥ 200

darah sewaktu Darah kapiler <90 90-199 ≥ 200

(mg/dl)

Kadar glukosa Plasma vena <100 100-125 ≥126

darah puasa Darah kapiler <90 90-99 ≥100

(mg/dl)
Diagnosa Banding
1.Diabetes mellitus tipe 2

2.Diabetes mellitus 1

3.Diabetes tipe lain

4.Diabetes mellitus kehamilan

Diagnosa Kerja
Diabetes Mellitus tipe 2

 
Penatalaksanaan
Pemicu sekresi insulin peningkat sensitivitas insulin Penghambat Glukoneogenesis
• Sulfonilure Thiazolidinediones Biguanid
a (Glitazone) (Metformin,
• meglitinid fenformin,
buformin).

Penghambat Alfa Glukosidase


acarbose DPP-4 Inhibitor
Insulin diperlukan pada keadaan :
1. HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolic
2. Penurunan berat badan yang cepat
3. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
4. Krisis Hiperglikemia
5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
6. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
7. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

LONG ACTING:
SHORT ACTING:
-LEVEMIR
-NOVORAPID
-HUMULIN-N
-HUMULIN-R MIX
-NEUTRAL
-APIDRA
PROTAMINE
-ATROPID
HEGEDORN (NPH)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai