Anda di halaman 1dari 33

MATA KULIAH

PSYCHIATRIC TRAVEL MEDICINE


(Kedokteran Wisata Psikiatri/ Gangguan jiwa
pada perjalanan)

Dr. ALIT ARYANI SpKJ (K)


PRODI PSIKIATRI FK UNUD
PENDAHULUAN
• Tahun 2003, World Tourism Organization mencatat ada 691
juta international arrivals di seluruh bandara di dunia dan
tahun 2020 diproyeksikan akan meningkat 1,56 milyar.
• Pelayanan kedokteran wisata diberikan di travel clinic yg
umumnya berada di negara maju untuk memenuhi
kebutuhan warga mereka yg bepergian ke negara lain
• banyak gangguan psikiatri dan psikologi mengenai
wisatawan internasional.
• WHO  gangguan mental merupakan satu dari tiga masalah
medis utama terkait perjalanan udara
ASURANSI KESEHATAN WISATA
(Travel Health Insurance )
• Dua perusahaan asuransi di Australia menghapus perkecualian
membiayai kasus gangguan jiwa  langkah yang bagus

• Di Indonesia sebagian besar asuransi tidak menanggung


gangguan kesehatan jiwa, yang perlu diperbaiki di kemudian
hari,
TIPOLOGI WISATAWAN

International Recommendations For Tourism Statistics Compilation


Guide
Alasan Pribadi
• Rekreasi • Kegiatan keagaamaan
• Mengunjungi keluarga • Ziarah
• Pendidikan • Berbelanja
• Olahraga dan seni • Menghadiri konferensi
• Perawatan medis • Relawan sosial

Alasan Bisnis / Profesional


LATAR BELAKANG

Minimnya konsultasi Konsultasi fokus pada


pre travel penyakit infeksi

Penanganan tidak Menjumpai stresor


maksimal sebagai pemicu

Informasi riwayat minim,


masalah asuransi
LATAR BELAKANG

Psikotik Akut 29.4%

Jumlah Pasien Asing di Ruang Lely RSUP


Sanglah Bipolar 20.5%

GMP 16.7%

33

28
26
21 58% 42%
2016 2017 2018 2019 (Mei)
EPIDEMIOLOGI

Gangguan mental akibat penggunaan zat 28%

Gangguan afektif 22.3%

Gangguan penyesuaian 19.4%

Gangguan kepribadian 10.3%

Gangguan somatoform 4%

Gangguan paranoid 3.4%


FAKTOR RISIKO GANGGUAN MENTAL SAAT TRAVELLING

• Stresor  eksaserbasi akut atau pencetus episode pertama


• Perpisahan dari keluarga atau sistem dukungan sosialnya dapat
mengurangi kemampuan coping wisatawan
Faktor stress terkait travelling

Beban Beban psiko


Beban fisik Beban psikis
lingkungan sosial

Perubahan status
Kelelahan Gejala
mental
FAKTOR RISIKO GANGGUAN MENTAL SAAT TRAVELLING

Korban kriminalitas di negara dengan middle low income  1.92x di


1.72x daerah perkotaan (DeVylder, et al., 2018)

2.7x Pengalaman trauma pelecehan seksual (McGrath, et al., 2017)

3.5x Pengalaman trauma pemerkosaan (McGrath, et al., 2017)

1.68x Pengalaman trauma bencana alam (Keraitea, et al., 2016)


GANGGUAN MENTAL PADA WISATAWAN

01 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

02 Gangguan Skizoafektif

03 Gangguan Afektif Bipolar

04 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat


GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA

• Psikotik akut  onset yang cepat dari satu atau lebih lebih dari gejala psikotik
dengan durasi yang relatif singkat (hitungan hari sampai sebulan), dan dapat
kembali ke tingkat fungsi semula sepenuhnya. (APA, 2013)
• Episode psikotik akut telah dilaporkan dalam beberapa studi dari para peziarah
haji ke Mekah, dan turis-turis yang bepergian ke Yerusalem. (Valk, 2019)
• Voyager Syndrome (travel related psychosis)  suatu fenomena dimana episode
psikotik singkat terjadi selama travelling ke negara tujuan dengan religiusitas,
spiritual, budaya atau estetika yang tinggi. (Airault & Valk, 2018)
• Gejala psikotik utama yang biasa ditemukan adalah waham, halusinasi dan/atau
gangguan proses pikir dan memenuhi kriteria diagnosis Brief Psychotic pada DSM-
5
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA

Jerusalem Syndrome merupakan sebuah fenomena dimana wisatawan mengalami


episode psikotik saat travelling ke Yerusalem.
• Tipe I : episode psikotik bertumpang tindih dengan penyakit psikotik yang telah
ada sebelumnya seperti. Seringkali motivasi untuk travelling  bagian dari gejala
(pathological travel)
• Tipe II : pasien dengan gangguan kepribadian atau memiliki ide obsesif, tetapi
tidak ada gejala psikotik.
• Tipe III : dimana terjadi episode psikotik akut dengan tidak adanya riwayat
gangguan mental sebelumnya. Tipe ini mudah diobati, dan berlangsung singkat
(5-7 hari) dengan pasien kembali normal setelahnya. Prevalensi sindrom ini
didapatkan sebesar 3,5%
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Ketaatan berobat Alphsa et al, 2016 :


• 15,1% pasien tetap mengalami
kekambuhan walaupun rutin
Merokok, Tingkat menggunakan injeksi antipisikotik
alkohol pendidikan long acting selama 1 tahun
Belum • Dipengaruhi oleh durasi sakit >10
Laki-laki
menikah
tahun, jumlah rawat inap
sebelumnya, serta duration of
untreated illness
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

Ketaatan berobat • Kehilangan orang yang dicintai


• Masalah interpersonal
• Krisis keuangan
Fluktuasi • Kesulitan terkait pekerjaan
Alkohol
mood • Kegagalan & kehilangan pekerjaan
Life Kurang
sering ditemukan sebelum tercetusnya
event tidur
episode manik. (Aldinger & Schulze, 2016)
GANGGUAN MENTAL & PERILAKU AKIBAT ZAT

• Studi Flaherty et al, 2017  1008 sampel wisatawan Inggris yang


berlibur ke Australia, 55% menggunakan setidaknya satu jenis narkoba
selama liburan mereka.
• Faktor risiko terkait jenis kelamin laki-laki, travelling sendiri, travelling
selama lebih dari 4 minggu, dan riwayat konsumsi alkohol atau merokok
selama 5 hari atau lebih dalam seminggu. (Flaherty, et al., 2017)
• Drug tourism  fenomena dimana seseorang menjadi tertarik untuk
mendatangi lokasi tertentu karena memiliki akses terhadap obat-obatan
terlarang atau layanan terkait yang tidak tersedia di negaranya
GANGGUAN MENTAL & PERILAKU AKIBAT ZAT

Belanda
Amerika Serikat (Cannabis)
(Mariyuana) Ceko
(Cannabis, mariyuana)
Thailand
(Opioid, ekstasi, mariyuana)
Meksiko
(Psilocybin mushroom)
Bali
Bolivia Uruguay (Psilocybin mushroom)
(Bar Kokain) Narkoba pribadi
legal Australia
(Mariyuana)
JET LAG

• Definisi  kombinasi dari malaise, kelelahan, terganggunya siklus tidur-


bangun, dan kinerja yang menurun, yang terjadi ketika wisatawan
melintasi beberapa waktu wilayah zona waktu dengan cepat dan
berusaha mengikuti jadwal waktu yang baru di tempat tujuan. (McLellan, 2013)
• Terjadi kalibrasi ulang paksa dari jam alami tubuh atau ritme sirkadian.
• Gejala tambahan  sakit kepala, keluhan pencernaan, kecerobohan,
lekas marah, sulit berkonsentrasi, dan penurunan dalam fungsi kognitif
dan psikomotor
Ilustrasi Kasus
• Mr A seorang pebisnis. Melakukan perjalanan bisnisnya ke luar negeri.
Dengan Riwayat Bipolar sebelumnya terkontrol.
• Mengalami kekambuhan yg cukup berat. Rawat Inap. Mendapat terapi
Haloperidol dan Lithium.
• Setelah cukup stabil untuk terbang, Mr A diterbangkan ke negara asalnya
dengan kolega dan perawat laki-laki sebagai pendamping. Dia tidak
diijinkan untuk kembali ke tugasnya ke luar negeri
• Hati hati pemberian antidepresan, membuat maniknya muncul. Pekerjaan
yang mengharuskan pasien kurang tidur, ketidakpatuhan, edukasi
• DD dengan Episode Manik, skizoafektif tipe Manik, Siklotimia, GMP
Kasus Depresi
• Dokter menduga depresi berat, episode pertama. Tidak ada
fasilitas rawat inap psikiatri yang memadai atau sesuai dengan
budaya atau spesialis tersedia. Selain itu, banyak antidepresan
baru tidak tersedia di pasaran lokal. Karena keinginan bunuh
diri, yang dinilai serius, jika tidak segera akan terancam bahaya
dalam beberapa hari berikutnya, Nyonya B diminta untuk
terbang ke negara asalnya hari berikutnya, dengan suami dan
perawat wanita sebagai pendamping.
SKIZOFRENIA
• Individu dengan skizofrenia ada bepergian ke luar negeri.
• Banyak ditemukan gangguan ini pada wisatawan di bandara
internasional, di Hawaii, dan di Yerusalem dan sejumlah perwira
konsulat AS
• Individu yang mungkin memenuhi kriteria skizofrenia tersebut
dikenal berkeliaran di dunia internasional, kadang muncul di
kedutaan untuk mendapatkan bantuan.
• Individu-individu ini mungkin wisatawan internasional yang
tunawisma dengan penyakit kronis.
• Mengingat sifatnya, skizofrenia mungkin terjadi pada business
traveler atau expatriate employee.
PTSD
• Wisatawan internasional bisa terkena berbagai potensi
kejadian traumatis, termasuk kecelakaan kendaraan
bermotor, gangguan sipil, insiden teroris, dan bencana alam.
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• BUNUH. DIRI
• GADUH GELISAH
• PENELANTARAN DIRI
• INTOKSIKASI ZAT
JET LAG

• SCN pada hipotalamus pengatur


waktu internal utama dan jadwal
siklus berdurasi 24 jam  sinyal
dari lingkungan seperti cahaya,
ketersediaan makanan, dan
aktivitas  (entrainment)

• Proses re-entrainment  sekitar 1


hari per zona waktu yang dilewati
JET LAG

14.00 (Phase Delay)


GMT +3 – Moscow

19.00 (Home Schedule)


GMT +8

23.00 (Phase Advance)


GMT +12 – New Zealand
JET LAG

Rekalibrasi Rekalibrasi
• <8 zona : cari paparan sinar malam hari • <8 zona : cari paparan sinar pagi hari
• >8 zona : hindari paparan sinar malam hari • >8 zona : hindari paparan sinar pagi hari

Melatonin 0,5mg saat terbangun dari tidur Melatonin 2-4mg saat jam tidur

WESTWARD TRAVEL EASTWARD TRAVEL

Manajemen tidur Manajemen tidur


• Geser jam tidur 1-2 jam lebih lama • Geser jam tidur 1-2 jam lebih awal
• Tidur siang 20-30 menit • Tidur siang 20-30 menit

Rekomendasi AAMS dan Inders et al, 2015


UPAYA PENCEGAHAN GG. MENTAL SAAT TRAVELLING

Pre Travel Screening

Riwayat
Riwayat Penggunaan Zat Keluarga / teman
Pengobatan & yang menemani
Riwayat Rawat Inap
Riwayat
Psikiatri
Mood Asuransi
UPAYA PENCEGAHAN GG. MENTAL SAAT TRAVELLING

Konsultasi dengan dokter Persediaan obat yang cukup


IAMAT
Rute penerbangan Travel & Mental
Checklist Biaya ekstra / asuransi
tersingkat

Ajak keluarga / teman PRE TRAVEL


Informasi mengenai fasilitas
kesehatan
Melapor pada kedutaan Pelajari budaya
Skrining Pra-Perjalanan

Perhatian Khusus Tingkat resiko


Perhatian yang besar

 Psikotik
 keadaan manik  Gangguan Bipolar I
 Diagnose
 depresi berat  Depresi mayor
 Tingkat Stabilitas
 riwayat bahaya bagi diri berulang
 Kemungkinan kekambuhan
atau orang lain,  Gejala Psikotik
 Durasi perjalanan
 rawat inap psikiatri,  Resiko bunuh diri
 Obat-obatan psikotropika
 penyalahgunaan zat, yang signifikan
 penyedia kesehatan mental
 ketergantungan atau  Obat terlarang
withdrawal
KONSULTASI PRA WISATA
• Perlu mempertimbangkan
• riwayat gangguan jiwa sebelumnya,
• riwayat pengobatan yang pernah diberikan,
• tersedianya fasilitas pelayanan kegawatdaruratan psikiatri,
serta harus melakukan konsultasi pra wisata.
• Untuk orang orang dengan riwayat pemakaian zat, maka harus
diberikan penjelasan tentang status legal dan tidal legal suatu
zat di suatu negara sangat berbeda dengan negara lain
sehingga tidak akan menimbulkan masalah gangguan putus zat
pada seorang pemakai yang berimplikasi pada kasus hukum.
PSIKOEDUKASI PADA WISATAWAN

Datang lebih awal ke Latihan relaksasi


bandara IAMAT
Travel & Mental
Bawa benda-benda Kenali lingkungan sekitar
familiar
Checklist

Kenali batas kemampuan DURING TRAVEL


Hindari dehidrasi
fisik & mental

Hindari konfrontasi Waktu tidur yang cukup


FIT TO PLAY
• Pada kondisi salah satu di bawah ini maka perjalanan harus
dilengkapi dengan formulir medical certificate dan fit to fly dengan
catatannya :
• Kondisi medis akut
• Kondisi tidak stabil
• Memerlukan Oksigen atau peralatan medis lain
• Alasan Kesehatan atau kondisi khusus
• Memerlukan alat kesehatan
• Penerbangan tidak bisa menyiapkan pelayanan kesehatan yang
diperlukan
FIT TO PLAY
• Untuk alasan kondisi khusus seperti gangguan jiwa, syarat
pasien layak untuk bepergian adalah dalam keadaan stabil
tidak gaduh gelisah, tidak dalam psikotik berat, tidak ada
ide bunuh diri, tidak dalam intoksikasi atau putus zat.
• Untuk menyatakan fit to fly, pasien dievaluasi dengan
wawancara, psikometri dan observasi minimal stabil dalam 3
hari serta berangkat didampingi oleh keluarga dengan
edukasi pengobatan atau oleh tenaga kesehatan yang
kompeten tergantung kondisi masing masing pasien.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai