Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

PADA ANAK

Kelompok 3 :
Indah Puspita
Neng Indri
Nurul Hafino Salim
Rahima Welemuly
Repti Napitasari
Siti Nurrokhmah
Syahrani Widya Meifani
Yulia
Pengertian

 AIDS adalah penyakit berat yang ditandai oleh kerusakan


imunitas seluler yang disebabkan oleh Retrovirus (HIV)
atau penyakit fatal secara keseluruhan dimana kebanyakan
pasien memerlukan perawatan medis dan keperawatan
canggih selama perjalanan penyakit. (Carolyn, M.H.
1996:601)
Etiologi

Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang


termasuk dalam kelompok retro virus yang biasanya
menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh
manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui penuralan
seksual, kontaminasi patogen didalam darah, dan penularan
masa perinatal.
Faktor resiko untuk tertular HIV
pada bayi dan anak adalah:
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual,
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti,
 Bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahguna
obat intravena,
 Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk
darah berulang,
 Anak yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan
seksual (perlakukan salah seksual), dan
 Anak remaja dengan hubungan seksuala berganti-ganti
pasangan.
Patofisiologi

 HIV secara khusus menginfeksi limposit dengan antigen


permukaan CD4 yang bekerja sebagai reseptor viral.
Subset limposit ini yang mencakup limposit penolong
denga peran kritis dalam mempertahankan responsivitas
imun, juga memperlihatkan pengurangan bertahap
bersamaan dengan perkembangan penyakit. Mekanisme
infeksi HIV yang menyebabkan penuruna sel CD4.
Komplikasi

 Oral lesi
 Neurologik
 Gastrointestinal
 Respirasi
 Dermatologik
 Senorik
Pemeriksaan penunjang

 Tes untuk diagnose infeksi HIV


 Tes untuk deteksi gangguan system imun
Penatalaksanaan

 Perawatan
 Pengobatan
 Pencegahan
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien dan Identitas Penanggung Jawab

Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab

Nama : An. D Nama : Ny. A


Tgl lahir : 21 Mei 2018 Tgl lahir : 23 Juni 1992
Usia : 4 Tahun Usia : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jl. Mede 1 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl masuk : 17 Maret 2021 Alamat : Jl. Mede 1
Tgl pengkajian : 18 Maret 2021 Hub dgn klien : Ibu Klien
 
2. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami batuk-batuk,
sesak nafas, dan mengalami demam. Sejak 7 hari yang lalu
dan Ibu klien juga mengatakan anaknya susah menelan
akibat luka-luka pada mulutnya,

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Demam dirasakan sejak 7 hari yang lalu, terdapat batuk-
batuk
 disertai dengan sesak dan terdapat luka-luka dimokusa
mulutnya yang menyebabkan sulitnya menelan
menjadikan klien tidak mau makan dan menjadi
terganggunya kebutuhan nutrisi pada klien.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengalami demam yang hilang timbul sejak 1 tahun
terakhir, sering batuk-batuk dan sesak nafas yang hilang
timbul.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


 Ibu klien positif HIV
 Ayah klien negatif HIV
 Kakek & Nenek klien meninggal bukan karena HIV
 Saudara kandung : klien anak pertama
4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum Klien nampak batuk terus


dan gelisah terlihat sesak
nafas selama di RS anak
selalu terlihat menangis
jika diberi makan & tidak
mau makan
Kesadaran Composmentis
BB 15 Kg
TB 84 cm
  Nadi : 120x/m
TTV RR : 29x/m
Suhu : 38,5°C
5. DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif


 Ibunya mengeluh anaknya mengalami  Klien nampak batuk terus menerus,
batuk batuk dan sesak gelisah
 Mengalami demam sejak 7 hari yang Terlihat sesak napas
lalu  Selama di RS anak selalu terlihat
 Ibunya megatakan anaknya susah menangis jika diberi makan dan tidak
menelan akibat luka-luka pada mau makan
mulutnya  Bunyi pernafasan terdengar wheezing.
 Nadi : 120x/m
RR : 29x/m
Suhu : 38,5° C
6. ANALISA DATA

Symptoms Problem Etiologi


Ds : Ibunya mengeluh Bersihan jalan nafas Respon alergi
anaknya mengalami batuk- tidak efektif
batuk dan sesak. ( D.0001/Hal
Bunyi pernafasan terdengar 18/SDKI)
wheezing.
 
Do : Klien nampak batuk
terus menerus, gelisah, dan
terlihat sesak nafas
Nadi : 120x/m
RR : 29x/m
Suhu : 38,5° C
Ds : Mengalami demam sejak 7 hari yang lalu Hipertermia Proses
Do : TTV (D.0130/Hal penyakit (mis,
Nadi : 120x/m 284/SDKI) infeksi,
RR : 29x/m kanker)
Suhu : 38,5° C
  

Ds : Ibunya mengatakan anaknya susah Defisit Nutrisi Ketidakmampu


menelan akibat luka-luka pada mulutnya. (D.0019/Hal an menelan
Do : Selama di RS anaknya selalu terlihat 56/SDKI) makanan.
menangis jika diberi makan dan tidak mau
makan .
Nadi : 120x/m
RR : 29x/m
Suhu : 38,5° C
7. PRIORITAS MASALAH
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d respon alergi d.d ibunya
klien mengatakan anaknya mengalami batuk-batuk dan sesak
nafas, bunyi pernafasan klien wheezing dan klien terlihat batuk-
batuk serta sesak nafas.
b. Hipertermia b.d proses penyakit (mis, infeksi, kanker) d.d
klien mengalami demam sejak 7 hari yang lalu, dan setelah
pengecekan suhu klien 38,5°C.
c. Defisit Nutrsi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d Ibu
klien mengatakan anaknya susah menelan akibat luka-luka pada
mukosa mulutnya dan Selama di RS anaknya selalu terlihat
menangis jika diberi makan dan tidak mau makan .
 
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d respon alergi
d.dibunya klien mengatakan anaknya mengalami batuk-
batuk dan sesak nafas, bunyi pernafasan klien wheezing dan
klien terlihat batuk-batuk serta sesak nafas.
b. Hipertermia b.d proses penyakit (mis, infeksi, kanker) d.d
klien mengalami demam sejak 7 hari yang lalu, dan setelah
pengecekan suhu klien 38,5°C.
c. Defisit Nutrsi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d
Ibu klien mengatakan anaknya susah menelan akibat luka-
luka pada mukosa mulutnya dan Selama di RS anaknya
selalu terlihat menangis jika diberi makan dan tidak mau
makan
9. INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
O
1. Bersihan jalan nafas Tujuan luaran adalah Observasi :
tidak efektif b.d setelah dillakukan  Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha
respon alergi d.d keperawatan 2×24 jam nafas).
ibunya klien maka respon alergi dapat  Monitor bunyi nafas tambahan.
mengatakan anaknya membaik yang ditandai  Monitor sputum (jumlah, warna, aroma).
mengalami batuk- dengan : Terapeutik :
batuk dan sesak nafas,  Posisikan semi fowler / fowler.
bunyi pernafasan klien  Ventilasi semenit  Berikan minuman hangat.
wheezing dan klien meningkat (5)  Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik.
terlihat batuk-batuk  Dipsnea menurun (5)  Berikan oksigen, jika perlu.
serta sesak nafas.  Frekuensi nafas Edukasi :
  membaik (5)  Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
  kontraindikasi.
(L.01004/Hal 94/SLKI)  Ajarkan teknik batuk efektif.
  Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspentoran, mukolitik.
2 Hipertermia b.d proses penyakit Tujuan luaran adalah setelah dilakukan
. (mis, infeksi, kanker) d.d klien keperawatan 1×24 jam maka respon
mengalami demam sejak 7 hari alergi dapat membaik yang ditandai
yang lalu, dan setelah pengecekan dengan :
suhu klien 38,5°C.  Kulit merah menurun (1)
   Kejang menurun (1)
 Takikardi menurun (1)
 Takipnea menurun (1)
 Suhu tubuh membaik (5)
 Suhu kulit membaik (5)
(L.14134/Hal 129/SLKI )
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat hipertermia
 Terapeutik :
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi atau kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sring jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
 Hindari pemberian antipiretikmatau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
 Edukasi :
 Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
 ( I.15506/Hal 181/SIKI)
3. Defisit Nutrsi b.d ketidak Tujuan luaran adalah setelah dilakukan
mampuan menelan makanan d.d keperawatan 3×24 jam maka respon alergi
Ibu klien mengatakan anaknya dapat membaik yang ditandai dengan :
susah menelan akibat luka-luka  Sariawan menurun (5)
pada mukosa mulutnya dan  Frekuensi makan membaik (5)
Selama di RS anaknya selalu  Nafsu makan membaik (5)
terlihat menangis jika diberi  Membran mukosa membaik (5)
makan dan tidak mau makan. (L.03030/Hal 121/SLKI )
 
Observasi :
 Identifikasi kasus nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Identifikasi penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :

 Anjurkan posisi duduk, jika mampu


Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan


(mis. Pereda nyeri ) jika perlu
 
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi


19-03-2021/ Bersihan jalan naafas tidak  Memonitor pola nafas.
14:00 WIB efektif b.d respon alergi.  Memonitor bunyi nafas
tambahan.
 Berikan minuman
hangat.
 Posisikan semi-Fowler
atau Fowler.
 Memberikan oksigen.
Evaluasi

S:
Klien mengatakan sudah tidak sesak lagi setetah melakukan posisi semi-Fowler, dan
pasien mau dimeminum air hangat.
O:
RR : 17×/menit dengan pola nafas klien membaik, pasien lebih nayman dengan posisi
Fowler, klien tampak meminum air hangatnya dan klien tampak nyaman diberikan
oksigen.
A:
Masalah teratasi seluruhnya.
P:
Intervensi dihentikan dan tujuan tercapai.
19-03-2021/ Hipertermia b.d proses penyakit  Memonitor suhu tubuh. S:
16:00 WIB (mis, infeksi, kanker).  Melakukan pendinginan Ibunya klien mengatakan tubuh
eksternal (mis. Selimut anaknya sudah tidak terasa panas
hipotermia atau kompres lagi setelah melalukan kompres
dingin pada dahi, leher, dingin pada dahi, leher, dada,
dada, abdomen, aksila) abdomen dan aksila.
O:
Suhu : 36°C
Klien terlihat lebih membaik dan
mau tersenyum dan klien ingin
melakukan kompres hipotermia
atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, dan aksila.
A:
Masalah teratasi seluruhnya.
P:
Intervensi dihentikan dan tujuan
tercapai.
19-03-2021/ Hipertermia b.d proses penyakit  Memonitor suhu tubuh. S:
16:00 WIB (mis, infeksi, kanker).  Melakukan pendinginan Ibunya klien mengatakan tubuh
eksternal (mis. Selimut anaknya sudah tidak terasa panas
hipotermia atau kompres lagi setelah melalukan kompres
dingin pada dahi, leher, dingin pada dahi, leher, dada,
dada, abdomen, aksila) abdomen dan aksila.
O:
Suhu : 36°C
Klien terlihat lebih membaik dan
mau tersenyum dan klien ingin
melakukan kompres hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, dan aksila.
A:
Masalah teratasi seluruhnya.
P:
Intervensi dihentikan dan tujuan
tercapai.
 19-03-2021/
20:00 WIB
 Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan.
Memonitor asupan makanan.
 
S:
Ibu klien mengatakan anaknya hanya makan 1 sendok dan dia
menangis saat mengunyah makanan tersebut.
O:
Klien tampak makan hanya 1 sendok, klien menjadi nangis dan
rewel saat diberi makan oleh ibunya.
A:
Masalah belum teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan.
Thank
You
Salam manis dari kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai