KONSEP TEORI
DEFINISI
Penyakit Dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn
virus) da ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegypti)
(Ngastiyah, 2014). DBD adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia
terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak berusia di bawah 15
tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. Sumber
penularan utama adalah manusia, sedangkan penularannya adalah nyamuk Aedes
(Soedarto, 2009)
ETIOLOGI
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue. Virus dengue ini terutama ditularkan
melaui vektor nyamuk Aesdes aegypti. Jenis nyamuk ini terdapat hampir diseluruh
Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan laut. Di Indonesia, virus
tersebut sampai sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang
termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses (Arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3, dan DEN-4. DEN-3 merupakan penyebab terbanyak di Indonesia. Infeksi salah
satu serotipe menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan, tetapi
tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain (Nursalam dkk, 2008)
FAKTOR RESIKO
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Vektor
4. Host
5. Agent
PETA PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF. Pasien akan mengalami gejala
viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hyperemia
ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti
pembesaran kelenjer getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila
seseorang mendaparkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini disebut
the secondary heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis. Re-
infeksi akan menyebabkan suatu rekasi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi (Wijaya &
Putri, 2016).
Diagnosa Medik :
DBD
Keluhan Utama:
Orang tua mengatakan saat ini anak M. T masih batuk dan pilek. Batuk tidak mengeluarkan
lendir, tetapi pilek ada lendir. Lendir berwarna bening dan encer.
Keadaan Umum : Sakit Sedang GCS : E4 V1 M6 = 11 Kesadaran : Composmentis
Pengkajian
Kepala
Fontanel anterior tegas dan datar
Molding : tidak ada
Status Neurologi
Peda pemeriksaan 12 saraf kranial tidak terdapat masalah terkait penyakit yang
diderita pasien
Ekstremitas
Gerakan : bebas
Ekstrmitas atas : normal
Ekstremitas bawah : normal
Abdomen
Lingkar perut : 54 cm Liver : tidak teraba Umbilikus : normal
Bising usus : ada dengan frekuensi 10 x /m pada kuadran kanan bawah
TEST DIAGNOSTIK
Laboratorium Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 9,2
Eritrosit 4,18
Hematokrit 29,1
Trombosit 100.000/mm3
Serologi Uji HI (hemoaglutination
inhibition test
Rontgen effusi pleura
Rontgen Thoraks
EKG
Belum dilakukan
Lain-lain
Menunggu arahan
dokter untuk
pemeriksaan lanjutan
terkait nilai Trombosit
ANALISA DATA
Objek
Pasien masih batuk dan pilek. batuk tidak
mengeluarkan lendir, tetapi pilek masih
mengeluarkan sekret. Sekret berwarna
bening dengan konsistensi encer. :
TTV = Nadi : 110x/menit RR : 46x/menit
Suhu : 36,4°C : terdapat bunyi ronchi di
lobus kanan atas
Objek
Pasien tampak takut, menangis, tidak
mau di sentuh, hanya mau dengan orang
tuanya saja.
Pasien banyak bertanya tentang penyakit
yang dideritanya
Objek
Kulit/mukosa tidak pucat : akral hangat :
tidak ada ptechie/kemerahan di kulit :
Tidak ada perdarahan gusi,
ASUHAN KEPERAWATAN
KONSEP TEORI
DEFINISI
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi fese. Seseorang
dikatakan menderita bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga
kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes,
2016).
ETIOLOGI
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab
lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada
sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan.
FAKTOR RESIKO
Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana
air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas
bakterologis air, dan kondisi rumah.
PETA PATOFISIOLOGI
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan factor diantaranya:
a. Factor infeksi
1). Virus Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi rotavirus. Setelah
terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan
dan minuman yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat sel-sel
mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus. Sel-sel mukosa yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang
berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih
belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat
menyerap cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi perubahan kapasitas usus
yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit.
Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri virus akan menyebabkan system transport aktif
dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit akan meningkat.
2). Bakteri Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa,
terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam
darah dan menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan kejang-kejang.
Selain itu, mukosa usus, yang telah dirusak mengakibatkan mencret berdarah berlendir.
Penyebab utama pembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.colli. diare ini bersifat
self-limiting dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang rusak
diganti dengan sel-sel mukosa yang baru (Wijoyo, 2013).
b. Factor malabsorbsi,
1). Gangguan Osmotik Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan terkumpul di usus
halus dan akan meningkatkan tekanan osmotic usus Akibatnya akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat. Gangguan osmotik meningkatkan menyebabkan
terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Hal ini menyebabkan terjadinya
hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar
melalui anus dan terjadilah diare (Nursalam, 2008).
2). Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
3). Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya bisa peristaltic usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Akibat dari. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di sebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit,
serta mengalami gangguan asam basa dapat menyebabkan dehidrasi,asidosis metabolik dan
hypokalemia,hypovolemia.Gejala dari dehidrasi yang tampak yaitu berat badan turun, turgor
kembali sangat lambat,mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung,mucosa bibir kering.
Diagnosa Medik:
Diare Akut
Keluhan Utama:
Klien mengalami BAB cair sehari lebih dari 7 kali, Klien dibawa ke IGD RSU Royal Prima
Medan pada tanggal 15 Desember 2021 dengan keluhan BAB cair sehari lebih dari 7 kali.
Mual, muntah, badan klien suhunya 37 C ̊ , keluarga mengatakan, klien menderita penyakit
tesebut sudah 2 hari sebelum dibawa ke RSU. Dari hasil pemeriksaan klien dinyatakan
menderita Gastroenteritis dan dianjurkan untuk rawat inap
Kronologis riwayat gejala pertama kejadian atau perawatan yang telah diterimah
pasien:
Klien pernah menderita sakit maag,demam ,batuk, diare dan hanya beli obat ke warung
Pengkajian
Kepala
Tidak ditemukan pembengkakan
Status Neurologi
1) Tingkat kesadaran : Compos mentis 2) Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5
Ekstremitas
Tidak ada ditemukan bengkak
Abdomen
Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Kembung (+)
BU 20 x / menit
TEST DIAGNOSTIK
LAB : Pemeriksaan Darah Rutin,
Urine Rutin dan Feces
Foto Thorax (Bila ada gejala lain yang timbul/ di keluhkan)
ANALISA DATA
Objek
Klien tampak lemas, porsi diet 2 – 3
sendok habis,
TD: 100 / 60 mmHg
Nadi: 62 x/menit
Suhu: 37.5 C
Pernapasan: 18 x / menit
Subjek Masalah Keperawatan
Klien mengatakan Bab cair lebih 10x Pola kebutuhan eliminasi terganggu
dalam sehari, mules dan melilit saat Bab
Objek
Feces cair, tidak ada darah atau lendir,
warna dan aroma khas feces , BU : 20
x/mnt
KONSEP TEORI
Stroke atau Cerebro Vaskuler Ascident adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Stroke merupakan gangguan
peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologik mendadak sebagai akibat
iskemia atau hemoragik sirkulasi saraf otak.(Arif, 2014).
ETIOLOGI
Penyebab Stroke dibedakan dalam dua jenis stroke, yaitu: stroke iskemik dan stroke
hemoragik.Stroke iskemik (hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti, 80% stroke
iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi3 jenis yaitu: Stroke trombotit: proses
terbentuknya tombus yang membuat penggumpalan; Stroke embolik: tertutupnya
pembuluh arteri oleh bekuan darah; Hipoperfusion sistemik: berkurangnya aliran darah
keseluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. Stroke iskemik juga
dapat menyebabkan Subdural hematoma (Brain Hematoma) atau juga disebut perdarahan
subdural adalah kondisi di mana darah menumpuk di antara 2 lapisan di otak: lapisan
arachnoidal dan lapisan dura atau meningeal. Kondisi ini dapat menjadi akut terjadi
tibatiba, atau kronis muncul dengan perlahan. Hematoma (kumpulan darah) yang sangat
besar atau akut dapat menyebabkan tekanan tinggi di dalam tengkorak. Akibatnya dapat
terjadi kompresi dan kerusakan pada jaringan otak. Kondisi ini dapat membahayakan
nyawa.
Strokehemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu: hemoragik intraserebral: pendarahan yang
terjadi didalam jaringan otak; hemoragik subraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yanag menutupi
otak).
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke antara lain hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, kolesterol tinggi, obesitas, peningkatan hemotokrit meningkatkan resiko
infark serebral, diabetes dikaitkan dengan aterogenesis terakserelasi, kontrasepsi oral
(khususnya disertai dengan hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi), merokok,
penyalahgunaan obat (khususnya kokain), komsumsi alcohol.(Andra W & Yessie P,
2013).
PETA PATOFISIOLOGI
Pathway Stroke Hameoragik :
Obstruksi Trombus
Perubahan Persepsi Sirkulasi serebral terganggu di otak
Sensori
Gangguan
Penurunan darah dan O2 ke otak perfusi
Mobilitas
menurun
Defisit Perawatan
diri
Diagnosa Medik :
Stroke Hameoragik
Keluhan Utama :
Ny.M. T mengalami kebas pada tangan kiri dan kaki kanan dan sulit untuk berbicara
Kronologis riwayat gejala pertama kejadian atau perawatan yang telah diterima pasien:
Ny M.T dirujuk dari Puskesmas rantang dengan keluhan mengalami mati rasa pada tangan
kiri dan kaki kanan setelah jatuh di kamar mandi saat mencuci pakaian.
Pengkajian
D. Disability Tingkat
kesadaran :
( ) CM (√) Apatis ( ) Somnolent ( ) Sopor ( ) Soporocoma (Coma)Pupil
: (√) Isokor ( ) Miosis ( ) Anisokor ( ) Midriasis ( ) Pin poin Reaksi
terhadap cahaya :Pupil bereaksi terhadap cahaya
Kanan (√) Positif () Negatif
Kiri (√) Positif () Negatif
GCS : E :4 M:3 V :1
Jumlah : 8
TEST
DIAGNOSTIK
Laboratorium Hasil Nilai Normal
DO :
Hasil pengukuran kekuatan otot di dapatkan
eksremitas atas bagian dextrabernilai 2 dan
eksremitas bagian bawahbernilai 1
ekremitas bagian atasbawah sinistra 1
DO :
Pasien tampak terdengar tidak jelas saat
berbicara lidah tidak simetris
DO :
Pasien tampak sesak tanpa aktivitas
RR:23x/menit,batuk non produktif,sputum
tidak keluar,pada paru-paru pasien terdengar
bunyi napas ronchi pada lobus kanan atas
paru
ASUHAN KEPERAWATAN