Anda di halaman 1dari 18

Program Studi Profesi Ners

Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan


Universitas Prima Indenesia

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK


FORMAT PENGKAJIAN RESUME KASUS

Nama Mahasiswa : Agus Darianto


Tempat Praktek : IGD RS Royal Prima Medan
Tanggal Praktek : 6-11 Desember 2021

KONSEP TEORI
DEFINISI
Penyakit Dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn
virus) da ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegypti)
(Ngastiyah, 2014). DBD adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia
terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak berusia di bawah 15
tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. Sumber
penularan utama adalah manusia, sedangkan penularannya adalah nyamuk Aedes
(Soedarto, 2009)

ETIOLOGI
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue. Virus dengue ini terutama ditularkan
melaui vektor nyamuk Aesdes aegypti. Jenis nyamuk ini terdapat hampir diseluruh
Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan laut. Di Indonesia, virus
tersebut sampai sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang
termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses (Arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3, dan DEN-4. DEN-3 merupakan penyebab terbanyak di Indonesia. Infeksi salah
satu serotipe menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan, tetapi
tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain (Nursalam dkk, 2008)

FAKTOR RESIKO
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Vektor
4. Host
5. Agent

PETA PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF. Pasien akan mengalami gejala
viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hyperemia
ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti
pembesaran kelenjer getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila
seseorang mendaparkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini disebut
the secondary heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis. Re-
infeksi akan menyebabkan suatu rekasi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi (Wijaya &
Putri, 2016).
Diagnosa Medik :
DBD

Keluhan Utama:
Orang tua mengatakan saat ini anak M. T masih batuk dan pilek. Batuk tidak mengeluarkan
lendir, tetapi pilek ada lendir. Lendir berwarna bening dan encer.
Keadaan Umum : Sakit Sedang GCS : E4 V1 M6 = 11 Kesadaran : Composmentis

Kejadian penyebab/ awal dari masalah:


Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan panas tinggi, batuk dan pilek 5 hari sebelum
masuh rumah sakit royal prima medan.

Kronologis riwayat gejala pertama kejadian atau perawatan yang telah


diterimah pasien:
Pasien berobat ke Pukesmas Darusalam Medan mendapat obat Hufagrip dan Amoxicilin.
Obat yang diberikan hanya di minum 2 hari, tetapi karena tidak sembuh dan demam semakin
tinggi, serta pasien muntah 2 kali

Pengkajian
Kepala
Fontanel anterior tegas dan datar
Molding : tidak ada

Pernafasan dan pola nafas


Suara napas kanan kiri : sama
Suara napas : ronchi di lapang paru kanan bagian atas
Respirasi : spontan
Alat bantu napas : tidak ada

Sirkulasi dan jantung


Bunyi normal sinus rhythm 115 x /m
Auskultasi jantung : lup dup tanpa ada bunyi tambahan
Saat menangis tidak mengalami sianosis

Status Neurologi
Peda pemeriksaan 12 saraf kranial tidak terdapat masalah terkait penyakit yang
diderita pasien

Ekstremitas
Gerakan : bebas
Ekstrmitas atas : normal
Ekstremitas bawah : normal

Abdomen
Lingkar perut : 54 cm Liver : tidak teraba Umbilikus : normal
Bising usus : ada dengan frekuensi 10 x /m pada kuadran kanan bawah
TEST DIAGNOSTIK
Laboratorium Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 9,2
Eritrosit 4,18
Hematokrit 29,1
Trombosit 100.000/mm3
Serologi Uji HI (hemoaglutination
inhibition test
Rontgen effusi pleura
Rontgen Thoraks
EKG
Belum dilakukan

Lain-lain
Menunggu arahan
dokter untuk
pemeriksaan lanjutan
terkait nilai Trombosit

Terapi dan Obat- Obatan:


- Infus RL 3 cc/kgBB/hari IV
- Ampicilin 4x175 mg IV

ANALISA DATA

Subjek: Masalah Keperawatan


Pasien mengatakan demam tidak Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
turun disertai batuk sudah 4 hari

Objek
Pasien masih batuk dan pilek. batuk tidak
mengeluarkan lendir, tetapi pilek masih
mengeluarkan sekret. Sekret berwarna
bening dengan konsistensi encer. :
TTV = Nadi : 110x/menit RR : 46x/menit
Suhu : 36,4°C : terdapat bunyi ronchi di
lobus kanan atas

Subjek Masalah Keperawatan


Pasien mengatakan bahwa dia takut kalau Ansietas
penyakitnya tidak akan sembuh

Objek
Pasien tampak takut, menangis, tidak
mau di sentuh, hanya mau dengan orang
tuanya saja.
Pasien banyak bertanya tentang penyakit
yang dideritanya

Subjek Masalah Keperawatan


- Risiko Perdarahan

Objek
Kulit/mukosa tidak pucat : akral hangat :
tidak ada ptechie/kemerahan di kulit :
Tidak ada perdarahan gusi,

ASUHAN KEPERAWATAN

No Tujuan/ Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi


Hasil
1 Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Mengkaji status S: orang tua
asuhan keperawatan, pernapasan 2. pernapasan mengatakan saat ini
diharpkan pasien Anjurkan orang tua 2. Menganjurkan anak masih demam dan
dapat meningkatkan untuk memberikan orang tua untuk batuk dan pilek.
keefektifan bersihan klien minum air memberikan klien O:
jalan napas selama hangat 3. Berikan minum air hangat RR: 34 x /m Auskultasi
dalam perawatan. cairan yang adekuat 3. Memberikan cairan terdengar bunyi nafas
Kriteria hasil : 4. Pantau dan catat yang adekuat ronchi pada lobus
- Suara napas bersih karakteristik sputum 4. Memantau dan kanan atas.
- Tidak batuk 5. Kolaborasi catat karakteristik Klien batuk tidak
- Secret dapat pemberian inhalas sputum mengeluarkan secret
dikeluarkan uap jika sekret sulit 5. Melakukan Teradapat secret di
- RR : 30-40 x /m dikeluarkan 6. kolaborasi pemberian hidung, berwarna
Lakukan drainase inhalas uap jika sekret bening dan encer
postural sulit dikeluarkan N: 118 x /m
6. Melakukan S: 36,8˚C
drainase postural A: masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan ke ruangan
2 Setelah dilakukan 1. Bina hubungan 1. Membina S: orang tua
asuhan keperawatan baik dengan pasien hubungan baik mengatakan anak
diharapkan pasien dan keluarga. dengan pasien dan selalu menangis bila
tidak mengalami 2. Jelaskan pada keluarga. ada dokter atau
kecemasan. orang tua tentang 2. Menjelaskan pada perawat yang datang
Kriteria hasil: kondisi anak orang tua tentang O: anak menangis dan
- Ekspresi wajah anak 3. Anjurkan orang tua kondisi anak takut
tidak takut membawa mainan 3. Menganjurkan A: masalah belum
-Anak bisa kesukaan anak orang tua membawa teratasi
beradaptasi dengan 4. Alihkan perhatian mainan kesukaan P: intervensi
orang lain klien saat akan anak dilanjutkan diruangan
- Anak tidak melakukan tindakan 4. Mengalihkan
menangis perhatian klien saat
akan melakukan
tindakan
3 Setelah dilakukan 1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan S: -
tindakan keluarga pasien kepada keluarga O: tidak ada tanda
keperawatan, tentang tanda pasien tentang tanda perdarahan, tanda vital
diharapkan pasien perdarahan yang perdarahan yang dalam batas normal,
tidak menunjukkan mungkin terjadi mungkin terjadi yaitu : - N : 118 x /m -
tandatanda perdaraha. 2. Monitor tanda dan 2. Memonitor tanda S : 36,8˚C - RR : 34x
Kriteria hasil : gejala perdarahan dan gejala perdarahan /m Trombosit : 43 103
Kulit/mukosa tidak 3. Monitor tanda- 3. Memonitor tanda- /uL Kulit/mukosa tidak
anemis tanda vital tanda vital anemis akral hangat.
Akral hangat A: masalah belum
Tidak ada ptechie, teratasi
ekimosis dan purpura P: intervensi
Tidak ada perdarahan dilanjutkan ke ruangan
gusi, epistaksis,
melena, hematemesis.
Jumlah trombosit
dalam batas normal
TTV dalam batas
normal (N : 115-120
x /m, RR : 30-40 x
/m, S :36,5-37,5 ˚C)
Program Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Universitas Prima Indenesia

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK


FORMAT PENGKAJIAN RESUME KASUS

Nama Mahasiswa : Agus Darianto


Tempat Praktek : IGD RS Royal Prima Medan
Tanggal Praktek : 13-18 Desember 2021

KONSEP TEORI
DEFINISI
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi fese. Seseorang
dikatakan menderita bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga
kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes,
2016).

ETIOLOGI
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab
lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada
sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan.

FAKTOR RESIKO
Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana
air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas
bakterologis air, dan kondisi rumah.

PETA PATOFISIOLOGI
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan factor diantaranya:
a. Factor infeksi
1). Virus Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi rotavirus. Setelah
terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan
dan minuman yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat sel-sel
mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus. Sel-sel mukosa yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang
berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih
belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat
menyerap cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi perubahan kapasitas usus
yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit.
Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri virus akan menyebabkan system transport aktif
dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit akan meningkat.
2). Bakteri Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa,
terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam
darah dan menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan kejang-kejang.
Selain itu, mukosa usus, yang telah dirusak mengakibatkan mencret berdarah berlendir.
Penyebab utama pembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.colli. diare ini bersifat
self-limiting dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang rusak
diganti dengan sel-sel mukosa yang baru (Wijoyo, 2013).
b. Factor malabsorbsi,
1). Gangguan Osmotik Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan terkumpul di usus
halus dan akan meningkatkan tekanan osmotic usus Akibatnya akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat. Gangguan osmotik meningkatkan menyebabkan
terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Hal ini menyebabkan terjadinya
hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar
melalui anus dan terjadilah diare (Nursalam, 2008).
2). Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
3). Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya bisa peristaltic usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Akibat dari. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di sebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit,
serta mengalami gangguan asam basa dapat menyebabkan dehidrasi,asidosis metabolik dan
hypokalemia,hypovolemia.Gejala dari dehidrasi yang tampak yaitu berat badan turun, turgor
kembali sangat lambat,mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung,mucosa bibir kering.

Diagnosa Medik:
Diare Akut

Keluhan Utama:
Klien mengalami BAB cair sehari lebih dari 7 kali, Klien dibawa ke IGD RSU Royal Prima
Medan pada tanggal 15 Desember 2021 dengan keluhan BAB cair sehari lebih dari 7 kali.
Mual, muntah, badan klien suhunya 37 C ̊ , keluarga mengatakan, klien menderita penyakit
tesebut sudah 2 hari sebelum dibawa ke RSU. Dari hasil pemeriksaan klien dinyatakan
menderita Gastroenteritis dan dianjurkan untuk rawat inap

Kejadian penyebab/ awal dari masalah:


Setelah memakan makanan pedas

Kronologis riwayat gejala pertama kejadian atau perawatan yang telah diterimah
pasien:
Klien pernah menderita sakit maag,demam ,batuk, diare dan hanya beli obat ke warung

Pengkajian
Kepala
Tidak ditemukan pembengkakan

Pernafasan dan pola nafas


Tidak ditemukan sesak

Sirkulasi dan jantung


Nadi : 62 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat

Status Neurologi
1) Tingkat kesadaran : Compos mentis 2) Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V : 5
Ekstremitas
Tidak ada ditemukan bengkak

Abdomen
Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Kembung (+)
BU 20 x / menit

TEST DIAGNOSTIK
LAB : Pemeriksaan Darah Rutin,
Urine Rutin dan Feces
Foto Thorax (Bila ada gejala lain yang timbul/ di keluhkan)

Terapi dan Obat- Obatan:


Terapi cairan infuse RL 500 ml (40 tpm)
Fuazolidone 5ml 4 kali perhari
Parasetamol 250mg/hr
Tomit 5mg 3x/hari

ANALISA DATA

Subjek: Masalah Keperawatan


Klien mengatakan nafsu makan menurun, Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
mual, muntah, badan terasa lemas yang dibutuhkan tubuh

Objek
Klien tampak lemas, porsi diet 2 – 3
sendok habis,
TD: 100 / 60 mmHg
Nadi: 62 x/menit
Suhu: 37.5  C
Pernapasan: 18 x / menit
Subjek Masalah Keperawatan
Klien mengatakan Bab cair lebih 10x Pola kebutuhan eliminasi terganggu
dalam sehari, mules dan melilit saat Bab

Objek
Feces cair, tidak ada darah atau lendir,
warna dan aroma khas feces , BU : 20
x/mnt

Subjek Masalah Keperawatan


Klien mengatakan kurang minum terasa Resiko terjadi gangguan keseimbangan
haus tapi tidak ada selera untuk minum cairan dan elektrolit yang diperlukan
Objek tubuh
Bibir klien tampak pucat 2.klien tampak
lemas
ASUHAN KEPERAWATAN

No Tujuan/ Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi


Hasil
1 Setelah dilakukan 1. Cek TTV setiap 1. Mencek TTV S: Klien mengatakan
rawatan selama 1x 24 Pergantian ship setiap Pergantian ship mual sudah berkurang,
jam kebutuhan 2. Berikan makan 2. Memberikan muntah tidak ada,
asupan nutrisi dalam porsi sedikit makan dalam porsi nafsu makan sudah
terpenuhi Dengan Tapi sering sedikit Tapi sering meningkat
Kriteria Hasil: 3.Kaji asupan Nutrisi 3. Mengkaji asupan O: Klien tampak lebih
Mual, muntah hilang. klien Nutrisi klien segar, Diet: ½ porsi
Nafsu makan kembali diet RS habis,
normal TD: 110/70mmHg,
Nadi; 78 x/i, Suhu:
36C, P: 18x/i
A. Masalah sudah
teratasi sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
2 Setelah dilakukan 1. Monitor Bab Klien 1. Memonitor Bab S. Klien mengatakan
rawatan selama 1x 24 tentang Klien tentang Bab sudah berkurang
jam frekwensi jumlah.warna, jumlah.warna, (5 x sejak tadi malam),
kebutuhan pola konsistensi dan konsistensi dan aroma rasa mules dan melilit
eliminasi menurun. aroma feses. feses. tidak ada.
Dengan 2. Anjurkan klien 2. Menganjurkan O. Feces sudah ada
Kriteria Hasil: banyak makan buah klien banyak makan ampas, B/U: 10
Frekwensi Bab dan sayur buah dan sayur x/menit
berkurang, feses 3. Kolaborasi dengan 3. Melakukan A. Masalah sudah
berampas medis untuk olaborasi dengan teratasi sebagian
Pola eliminasi pemberian medis untuk P. Intervensi
kembali normal. antifulgatif pemberian antifulgatif dilanjutkan
3 Setelah dilakukan 1. Jelaskan 1. Menjelaskan S. Klien mengatakan
rawatan selama 1x 24 pentingnya cairan pentingnya cairan rasa haus tdk ada,
jam kebutuhan bagi tubuh bagi tubuh badan terasa segar O.
keseimbangan cairan 2. Anjurkan klien 2. Menganjurkan Klien tampak
dan elektrolit tubuh agar banyak minum klien agar banyak segar,mukosa mulut
terpenuhi Dengan 3. Kaji asupan dan minum dan bibir basah, turgor
Kriteria Hasil: keluaran cairan klien 3. Mengkaji asupan baik, akral basah, tanda
Rasa haus hilang. dan keluaran cairan dan gejala dehidrasi (-)
Tanda dan gejala klien A. Masalah sudah
gangguan teratasi P. Intervensi
keseimbangan cairan dihentikan
tidak terjadi
Turgor kulit baik,
Mukosa mulut dan
bibir basah
Program Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Universitas Prima Indenesia

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK


FORMAT PENGKAJIAN RESUME KASUS

Nama Mahasiswa : Agus Darianto


Tempat Praktek : IGD RSU Royal Prima
Tanggal Praktek : 20-25 Des 2021

KONSEP TEORI

Stroke atau Cerebro Vaskuler Ascident adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Stroke merupakan gangguan
peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologik mendadak sebagai akibat
iskemia atau hemoragik sirkulasi saraf otak.(Arif, 2014).

ETIOLOGI
Penyebab Stroke dibedakan dalam dua jenis stroke, yaitu: stroke iskemik dan stroke
hemoragik.Stroke iskemik (hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti, 80% stroke
iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi3 jenis yaitu: Stroke trombotit: proses
terbentuknya tombus yang membuat penggumpalan; Stroke embolik: tertutupnya
pembuluh arteri oleh bekuan darah; Hipoperfusion sistemik: berkurangnya aliran darah
keseluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. Stroke iskemik juga
dapat menyebabkan Subdural hematoma (Brain Hematoma) atau juga disebut perdarahan
subdural adalah kondisi di mana darah menumpuk di antara 2 lapisan di otak: lapisan
arachnoidal dan lapisan dura atau meningeal. Kondisi ini dapat menjadi akut terjadi
tibatiba, atau kronis muncul dengan perlahan. Hematoma (kumpulan darah) yang sangat
besar atau akut dapat menyebabkan tekanan tinggi di dalam tengkorak. Akibatnya dapat
terjadi kompresi dan kerusakan pada jaringan otak. Kondisi ini dapat membahayakan
nyawa.
Strokehemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu: hemoragik intraserebral: pendarahan yang
terjadi didalam jaringan otak; hemoragik subraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yanag menutupi
otak).
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke antara lain hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, kolesterol tinggi, obesitas, peningkatan hemotokrit meningkatkan resiko
infark serebral, diabetes dikaitkan dengan aterogenesis terakserelasi, kontrasepsi oral
(khususnya disertai dengan hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi), merokok,
penyalahgunaan obat (khususnya kokain), komsumsi alcohol.(Andra W & Yessie P,
2013).

PETA PATOFISIOLOGI
Pathway Stroke Hameoragik :

Penyakit yang mendasari stroke (alkohol,


hiperkolesteroid, merokok, stress, kegemukan

Kepekatan darah Pembentukan


Arterosklerosis (elasitisitas
meningkat Trombus
pembuluh darah menurun)

Obstruksi Trombus
Perubahan Persepsi Sirkulasi serebral terganggu di otak
Sensori

Gangguan
Penurunan darah dan O2 ke otak perfusi

Hipoksia Serebri Kelemahan pada


Kerusakan gerakan motorik
nervus V, VII, IX, XI

Gangguan Tirah baring Perubahan Persepsi Sensori


Mobilitas
Fisik

Mobilitas
menurun

Defisit Perawatan
diri
Diagnosa Medik :
Stroke Hameoragik

Keluhan Utama :
Ny.M. T mengalami kebas pada tangan kiri dan kaki kanan dan sulit untuk berbicara

Kejadian penyebab/ awal dari masalah:


Ny M.T mengalami mati rasa pada tangan kiri dan kaki kanan setelah jatuh di kamar mandi
saat mencuci pakaian.

Kronologis riwayat gejala pertama kejadian atau perawatan yang telah diterima pasien:
Ny M.T dirujuk dari Puskesmas rantang dengan keluhan mengalami mati rasa pada tangan
kiri dan kaki kanan setelah jatuh di kamar mandi saat mencuci pakaian.

Pengkajian

A. Airways (jalan nafas)


Sumbatan: Tidak ada sumbatan pada jalan nafas()
benda asing () bronscospasme
() darah () sputum () lendir()
lain-lain sebutkan:-
B. Breathing (pernafasan)

Sesak dengan : pasien tidak mengeluh sesak nafas


() aktifitas tanpa aktifitas (√) terpasang O2 lpm/ nasal kanul()
menggunakan otot tambahan
Frekuensi: 23 x/mnt
Irama
(√) teratur () tidak teratur
Kedalaman:-
(√) dalam () dangkal
Reflek batuk : () ada (√) tidak ada
Batuk: Tidak ada batuk
() produktif (√) non produktif
Sputum : () ada (√) tidak
Warna:-
Konsistensi:-
Bunyi napas:
(√) ronchi () creakles ()
BGA:-
C. Circulation
a. Sirkulasi perifer
Nadi :88 x/menit
Irama: (√) teratur () tidak
Denyut: () lemah () kuat (√) tidak kuat
TD: 140/90 mmHg
Ekstremitas :
(√) Hangat ( ) Dingin
Warna Kulit :
( ) cyanosis ( √) Pucat () Kemerahan
Nyeri Dada : Tidakadanyeri dada
( ) Ada (√) Tidak
Karakteristik nyeri dada :Tidak ada nyeri dada( )
Menetap ( ) Menyebar
( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti ditimpah benda berat
Capillary refill : Normal
(√ ) < 3 detik ( ) > 3 detik
Edema : Tidak ada edema( )
Ya (√ ) Tidak
Lokasi edema : Tidak ada edema
( ) Muka ( ) Tangan ( ) Tungkai ( ) Anasarka
b. Fluid (cairan dan elektolit)
1. Cairan
Turgor Kulit
(√ ) < 3 detik ( ) > 3 detik (√)
Baik ( ) Sedang ( ) Jelek
2. Mukosa Mulut
(√ ) Lembab ( ) Kering
3. Kebutuhan nutrisi :
Oral :Terpasang NGT (mlp 6x200cc), Parenteral :Terpasang infuse Nacl 0,9% 20tpm.
4. Eliminasi :
BAK : terpasang DC (100cc/6jam)
Jumlah : 600 cc
() Banyak ( ) Sedikit (√) Sedang
Warna :
(√) Kuning jernih ( ) Kuning kental ( ) Merah ( ) Putih
Rasa sakit saat BAK :
( ) Ya (√ ) Tidak
Keluhan sakit pinggang :
( ) Ya (√ ) Tidak
BAB :1-2 x/hari
Diare :Tidakdiare
() Ya (√) Tidak ( ) Berdarah ( ) Berlendir ( ) Cair
Bising Usus : 20 x/menit
5. Intoksikasi(
) Makanan
( ) Gigitan Binatang(
) Alkohol
( ) Zat kimia
( ) Obat-obatan
( ) Lain – lain : Tidak ada intoksikasi

D. Disability Tingkat
kesadaran :
( ) CM (√) Apatis ( ) Somnolent ( ) Sopor ( ) Soporocoma (Coma)Pupil
: (√) Isokor ( ) Miosis ( ) Anisokor ( ) Midriasis ( ) Pin poin Reaksi
terhadap cahaya :Pupil bereaksi terhadap cahaya
Kanan (√) Positif () Negatif
Kiri (√) Positif () Negatif
GCS : E :4 M:3 V :1
Jumlah : 8

TEST
DIAGNOSTIK
Laboratorium Hasil Nilai Normal

Jumlah Eritrosit 3,17 (4,36-4,46)


Hematokrit 23,5 (37,6-47,6)
Neutrofil 83,2 (50-70)
Limfosit 7,4 (20-40)
JumlahNeutrofil 9,30 (1,50-7,00)
Hemoglobin 12.0 (12,0-16.0)
Jumlahleukosit 9,29 (4.0-10.0)
Calcium Ion 1.260 1.120-12

Terapi dan Obat- Obatan:


InfusNacl 500 ml/8 jam (20 tpm)
Piracetam 3x3 g
Aspilet 1x1 tab
Amlodipin 3x10 mg
Candesartan 3x8 mg
ANALISA DATA

Data Masalah Keperawatan


DS : Hambatan mobilitas fisik
Klien mengatakan tidak mampu melakukan
aktivitas seperti biasanya

DO :
Hasil pengukuran kekuatan otot di dapatkan
eksremitas atas bagian dextrabernilai 2 dan
eksremitas bagian bawahbernilai 1
ekremitas bagian atasbawah sinistra 1

DS : Hambatan komunikasi verbal


Pasien mengatakan sulit untuk menggerakkan
lidahnya

DO :
Pasien tampak terdengar tidak jelas saat
berbicara lidah tidak simetris

DS : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


Pasien mengatakan sesak napas

DO :
Pasien tampak sesak tanpa aktivitas
RR:23x/menit,batuk non produktif,sputum
tidak keluar,pada paru-paru pasien terdengar
bunyi napas ronchi pada lobus kanan atas
paru
ASUHAN KEPERAWATAN

No Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Tujuan : Pengaturan posisi: 1.Mengatur S: Keluarga pasien mengatakan
Pasien akan 1.Imobilisasi atau topang posisi yang nyaman kaki dan tangankanan serta kiri
mempertahankan bagian tubuh yang bagi pasien masih terasalemah, mati rasa
mobilitas fisik yang terganggu dengan tepat. 2.Mengukur dan sulit bergerak
efektif selama dalam 2.Berikan posisi yang tanda-tanda vital O: Pasien hanya terbaring, Belum
perawatan. terapeutik. 3.Memonitoring dapat bergerak dengan aktif,
3. Jangan berikan tekanan terhadap adanya kekuatan otot yang didapatkan
Kriteria hasil : pada bagian tubuh yang tremor 4.Mencatat tangan: dekstra 2 sinistra 1, kaki:
Dalam jangka terganggu.Lindungi bagian keluhan sakit dekstra 1,sinistra1.TTV: TD:150/80
waktu1x24 jam tubuh kepala mmHg,
perawatan pasien yang terganggu.topang 5.Menghindari HR: 92x/i, T:36,7 C, RR:23x/i.
akan menunjukan out leher dengan tepat. kegiatan yang bisa A: Masalah belum teratasi
comes: 4. Posisikan kepala dan meningkatkan P:Semua intervensi dilanjutkan
Pergerakan (0208) leher dengan lurus. tekanan intra kranial
yang diharapkan
meningkat dari 2 Monitor neurologi:
(banyak terganggu) 1. Monitor tanda-tanda
Menjadi 4 (sedikit vital
terganggu). 2. Monitor terhadap
Empat Indikator yang adanya tremor.
diambil yaitu: 3.Monitor gangguan
keseimbangan, kordinasi, visual.
gerakan ototdan berjalan. 4. Catat keluhan sakit
kepala.
5. Hindari kegiatan yang
bisa meningkatkan
tekanan intrakranial,
2. Tujuan : Pengaturan posisi: 1.Mengobservasi S: Keluarga pasien mengatakan
Pasien akan 1.Imobilisasi atau topang kecepatan dan pasien masih sulit berbicara
Mempertahankan bagian tubuh yang tekanan bicara O: Pasien tampak berbicara tidak
komunikasi verbal yang terganggu dengan tepat. pasien, jelas,ekspresi pasien nampak
efektif selama 2.Berikan posisi yang 2.Memonitoring cemas, kecepatan bicara pasien
dalam perawatan. terapeutik. perasaan pasien lambat, lidah tidaksimetris
3. Jangan berikan tekanan terkait dengan A: Masalah belum teratasi
Kriteria hasil : pada bagian tubuh yang perasaan frustasi. P: Semua intervensi dilanjutkan.
Dalam jangka terganggu.Lindungi bagian 3.Mengajarkan
waktu1x24 jam tubuh yang terganggu keluarga untuk
perawatan pasienakan topang leher dengan tepat. memahami respon
menunjukan outcomes: 4. Posisikan kepala dan yang muncul
komunikasi (0902) yang leher pada pasien.
diharapkan meningkat
dari 2(banyak
terganggu)
menjadi 4(sedikit
terganggu).
Empati ndikator yang
diambil yaitu:
menggunakan bahasa
lisan, mengunakan
bahasa isyarat, mengenali
pesan yangditerima,
menggunakan
bahasa non verbal.

3. Tujuan : Manajemen jalan napas 1.Memposisikan S:Keluarga pasien mengatakan


Pasien akan 1.Posisikan pasien untuk pasien untuk pasien sesak,
mempertahankan memaksimalkan ventilasi. memaksimalkan O:Pasien tampak sesak tanpa
bersihan jalan napas 2.Lakukan fisioterapi ventilasi, aktivitas, RR:23x/m, batuk non
yang efektif selama dada, sebagaimana 2.Melakukan produktif, sputum tidak keluar,
dalam perawatan. mestinya. fisioterapi dada, terdengar bunyi nafas ronchi
3. Instruksikan bagaimana 3.Menginstruksikan pada lobus kanan atas paru. A
Kriteria hasil : cara melakukan batuk cara melakukan :Masalah belum teratasi
Dalam jangka efektif. batuk efektif, P:Semua intervensi dilanjutkan.
waktu1x24 jam 4. Auskultasi suara napas, 4.Mengasukultasi
perawatan pasien akan catat adanya suara suara napas,
menunjukan outcomes: tambahan 5.Memonitoring
status pernafasan 5. Monitor status status pernpasan dan
:kepatenan jalan nafas pernapasan dan oksigenasi
(0410) yang diharapkan oksigenasi.
meningkat dari 2 (berat)
menjadi 4
(ringan). 5 indikator
yang diambil yaitu
:Suara nafas tambahan,
dispnea saat aktivitas,
penggunaan otot bantu
nafas, batuk, dan
akumulasi sputum.

Anda mungkin juga menyukai