Anda di halaman 1dari 36

1

Eksipen Sediaan Farmasi


Apt. In Rahmi Fatria Fajar, M.Farm

Institut Sains & Teknologi Al-Kamal


Genap 2020/2021
2

Pertemuan 7
Eksipien Salut Enterik
SEDIAAN ENTERIK : PENDAHULUAN
• Pelepasan enterik ditujukan untuk menunda
pelepasan obat sampai bentuk sediaan telah
melalui lambung.
• Pendekatan fisikokimia untuk menunda
pelapasan obat tersebut dilakukan dengan
aplikasi salut enterik pada bentuk sediaan yang
berfungsi sebagai barier untuk mengontrol
lokasi pelepasan obat di saluran pencernaan
• Sediaan enterik merupakan sediaan lepas tunda
TUJUAN SALUT ENTERIK
1. Melindungi obat yang tidak stabil terhadap asam
lambung (contohnya enzim, beberapa antibiotik, dan
inhibitor pompa proton seperti omeprazol)
2. Mencegah gangguan lambung atau mual dikarenakan
iritasi obat (contohnya natrium salisilat)
3. Menghantarkan obat yang ditujukan untuk
memberikan efek lokal di usus halus
4. Menghantarkan obat ke situs absorpsi utama dalam
bentuk paling terkonsentrasi (contohnya obat yang
secara optimal diabsorpsi di usus halus atau kolon)
MEKANISME KERJA SALUT ENTERIK
• Polimer salut enterik  polimer sensitif pH berupa asam
lemah umumnya dengan gugus karboksil pada unit
monomernya
• Gugus karboksil pada polimer tidak terionisasi pada pH
rendah lambung (umumnya 1,5 sampai 4,5) tetapi akan
terionisasi bila terjadi peningkatan pH yaitu pada saat
melewati usus halus sehingga penyalut larut.
• Agar dapat terjadi disolusi yang cepat dari polimer maka nilai
pH dari media disolusi harus lebih besar dibanding pKa
polimer.
• Polimer salut enterik yang merupakan poliasam umumnya
terlarut pada pH 5-6.
• Proporsi dari monomer yang dapat terionisasi pada rantai
polimer merupakan salah satu faktor yang menentukan
ambang pH disolusi dari polimer
Karakteristik Eksipien (Polimer) Salut
Enterik Ideal
 Tidak terdisintegrasi atau
terdisolusi di lambung
 Impermeabel terhadap
cairan lambung
 Terlarut atau
terdisintegrasi dengan
cepat di usus halus
 Stabil secara kimia dan
fisika selama
penyimpanan
 Non toksik
 Mudah diaplikasikan
sebagai penyalut
 Ekonomis
Eksipien Salut Enterik
Turunan Selulosa
Cellulose acetate Turunan Metakrilat
trimethylate Poli(asam metakrilat,
Cellulose acetate Turunan Polivinil etil akrilat)
phtalate Poli(asam metakrilat,
Polyvinyl acetate
Hydroxypropyl methyl phtalate metil metakrilat)
cellulose acetate Poli(metil akrilat, metil
succinate metakrilat, asam
Hydroxypropyl methyl metakrilat)
cellulose phtalate

Polimer lainnya
Polimer alam Poli (metil vinil eter/asam maleat)
monoetil ester
Shellac
Poli (metil vinil eter/asam maleat) n-
butil ester
1. Selulosa Asetat Ftalat

Selulosa asetat ftalat adalah


selulosa dengan setengah gugus
hidroksinya terasetilasi dan
sekitar seperempatnya
teresterifikasi dengan satu dari
dua gugus menjadi asam ftalat

Nama kimia:
Cellulose, acetate, 1,2-benzenedicarboxylate

Sinonim:
Acetil phthalyl cellulose; Aquacoat cPD; CAP; cellacephate (Rowe,

Penggunaan sebagai eksipien salut enterik:


Digunakan dengan konsentrasi 0,5 – 9,0% dari bobot tablet inti. Penambahan
plasticizer akan meningkatkan resistensi air terhadap material salut
Mekanisme Kerja: Selulosa Asetat
Contoh Formula Ftalat
Salut Enterik
Selulosa asetat ftalat
kelarutannya tergantung Bahan Komposisi (%)
pH dikarenakan adanya Selulosa Asetat 12
gugus asam ftalat yang Ftalat
dapat terionisasi. Dalam Propilen glikol 4
pH asam di dalam cairan Etil alkohol 40
lambung gugus-gugus
Sorbitan mono-oleat 1,5
ftalat pada selulosa asetat
(Span -80)
ftalat tidak terionisasi
sehingga tidak larut tetapi Dye (Neelicol 1
terionisasi dan terlarut Ponceau 4R)
pada pH 6,0 di dalam usus Talk 1
dan melepaskan zat aktif Titanium oksida 1
Aseton qs s.d 100
2. Hidroksipropil metil selulosa ftalat

• Hidroksipropil metil selulosa ftalat adalah ester asam monoftalat dari


hidroksipropil selulosa.
• Mengandung gugus metoksi (–OCH3 ), hidroksipropoksi (–OCH2CHOHCH3 ),
dan ftalil (o-karboksibenzoil; C8H5O3 ).
• Tingkat substitusi alkiloksi dan karboksibenzoil menentukan sifat polimer
terutama pH media air yang akan melarutkannya.
• Kandungan gugus ftalat pada polimer ini bervariasi antara 21 – 35%.
• Terdapat berbagai tipe hidroksipropil metil selulosa ftalat dengan rentang bobot
molekul 20.000 – 200.000
Hidroksipropil metil selulosa ftalat
Secara komersial berdasarkan kelarutannya terdapat 3 tipe yaitu HP-50,
HP-55 dan HP-55S. HP-55 S adalah tipe khusus HP-55 dengan bobot
molekul, kekuatan film dan resistensi lebih tinggi

Konsentrasi penggunaan sebagai salut enterik


Hidroksipropil metil
selulosa ftalat
Mekanisme Kerja:
Pada pH rendah dalam
lambung, campuran gugus
fungsi asam dan ester
asam tidak terionisasi, dan
karena itu menjadi tidak
larut. Ketika pH
meningkat dalam saluran
usus, gugus fungsi ftalat
terionisasi dan
hidroksipropil metil
selulosa ftalat dapat
mengembang dan terlarut
dengan cepat sehingga
akan melepaskan zat aktif
3. Polivinil asetat ftalat
• Hasil esterifikasi ftalat
anhidrida dan polivinil
asetat yang terhidrolisis
sebagian
• Mengandung tidak kurang
dari 55% dan tidak lebih
dari 62% gugus ftalil (o-
karkoksibenzoil, C 8H 5O 3 )
yang dihitung sebagai asam
anhidrida bebas

Penggunaan sebagai eksipien salut enterik:


Digunakan dengan konsentrasi 9–10%, sering digunakan bersama plasticizer untuk
menghasilkan film yang kontinu, homogen dan tidak mudah retak
Polivinil asetat ftalat
Mekanisme Kerja: Contoh Formula Salut Enterik
Polivinil asetat ftalat
merupakan eksipien Bahan Komposisi (g)
yang kelarutannya PVAP 75,10
tergantung pH (lebih Polietilen glikol 3350 11,30
dari 5). Gugus karboksil Fumed Silica 1,00
bebas pada polivinil Sodium alginat 1,50
asetat ftalat tidak FD&C Yellow No. 6 5,05
terionisasi di dalam Aluminum Lake
cairan lambung tetapi
FD&C Yellow No. 10 6,05
akan terionisasi dan
Aluminum Lake
terlarut sepanjang
saluran usus.
4. Selulosa Asetat Trimelitat
• Turunan selulosa
dengan sebagian gugus
OH terasetilasi dan
sebagian diesterifikasi
dengan asam melosat
• Polimer ini memiliki
rantai utama selulosa
dengan 25-33%
kandungan gugus
trimelitil dan 18-26%
kandungan asetil
Selulosa Asetat Trimelitat
Sifat fisikokimia: Mekanisme Kerja:
Selulosa asetat trimelitat Selulosa asetat
merupakan serbuk trimelitat pada pH
berwarna putih, tidak lambung tidak
larut dalam air dan terionisasi namun pada
etanol, larut dalam pH 5,5 gugus asam
karboksilatnya akan
aseton. Eksipien ini
terionisasi sehingga
memiliki titik leleh 240-
larut.
249 °C. pH optimum
untuk disolusi selulosa
setat trimelitat adalah 5,5
5. Poli(asam metakrilat, metil metakrilat) 1:1

Eksipien ini merupakan kopolimer dari asam metakrilat dan metil


metakrilat dengan massa molekular rata-rata 135.000. Rasio asam
karboksilat terhadap gugus ester 1:1

Eudragit L 100/L 12.5 merupakan produk komersial dari


eksipien poli(asam metakrilat, metil metakrilat) 1:1
Poli(asam metakrilat, metil metakrilat) 1:1
Contoh Formula Salut Enterik
Mekanisme Kerja:
Eudragit L membentuk Bahan Komposisi
film yang resistent Eudragit L 100 600 g
terhadap media lambung Trietil sitrat 60 g
tetapi larut dalam cairan Talk 300 g
usus. Eudragit L mudah
Air 500 g
larut dalam kondisi
Isopropil 8.540 g
netral atau sedikit alkali
(pH 6-7) karena ionisasi alkohol

gugus karboksil
membentuk garam. cukup untuk menyalut 12 kg tablet inti
dengan ukuran rata-rata (diameter 8
mm, bobot 200 mg) atau 3-5 kg pelet
(diameter 0,5 – 1,2 mm)
6. Poli(asam metakrilat, metil metakrilat) 1:2

Eksipien ini merupakan kopolimer dari asam metakrilat dan metil


metakrilat rasio asam karboksilat terhadap gugus ester 1:2

Eudragit S 100/S 12.5 merupakan produk komersial dari


eksipien Poli(asam metakrilat, metil metakrilat) 1:2
Poli(asam metakrilat, metil metakrilat) 1:2
Contoh Formula Salut Enterik
Mekanisme Kerja:
Bahan Komposisi
Eudragit S membentuk
Eudragit S 100 250 g
film yang resistent
Pelarut 7250 g
terhadap media lambung
tetapi larut dalam cairan Polietilen glikol 600 50 g

usus melalui Talk 400 g

pembentukan garam Titanium 300 g

polimerik. Eudragit S dioksida/pigmen

larut pada pH>7 karena Air 100 g


ionisasi gugus karboksil Isopropil alkohol 1.650 g
membentuk garam cukup untuk menyalut 25 kg tablet inti
dengan ukuran rata-rata (diameter 8 mm,
bobot 200 mg) atau 10-20 kg pelet
(diameter 0,5 – 1,2 mm)
7. Kopolimer Asam Metakrilat – Metilakrilat – Metil Metakrilat

Eksipien ini adalah


kopolimer anionic yang
tersusun atas metil
akrilat, metil metakrilat,
dan asam metakrilat.

Struktur Kimia Asam Metakrilat – Metakrilat - Metil Metakrilat


x = Metil Akrilat, y = Metil Metakrilat, z = Asam Metakrilat

Nama kimia : Poly(methyl acrylate, methyl methacrylate, methacrylic acid)

Sinonim : Acryl-EZE, Eudagrit (nama dagang : Eudagrit® FS 30 D)


Kopolimer Asam Metakrilat – Metilakrilat – Metil Metakrilat

Penggunaan sebagai eksipien salut enterik


Eudagrit FS digunakan sebagai penyalut enterik karena
sifatnya yang resisten terhadap cairan lambung. Eudagrit FS
larut dalam pH lebih dari 7.

Sifat Fisikokimia
• Berupa dispersi dalam bentuk larutan, warna putih susu,
memiliki viskositas yang rendah (kurang dari 20 mPa.s)
dan bau yang samar.
• Dapat larut dalam air dan larut dalam cairan usus pada pH
mulai dari 7.
• Merupakan polimer yang sangat fleksibel , yang didesain
untuk penggunaan salut enterik pada sediaan farmasi padat
Beberapa produk
Eudagrit® yang
digunakan untuk
sediaan salut enterik
yang memiliki
kelarutan di pH
yang spesifik
Kopolimer Asam Metakrilat – Metilakrilat – Metil Metakrilat

Contoh Formula Salut enterik dengan


Mekanisme kerja
Eudagrit® FS 30 D (Kshirsagar S.J. et al, 2009)
Kelompok gugus fungsi karboksilat No Bahan Komposisi (%)

dan ester akan terhidrolisis pada pH   Tablet Inti

1 Natrium diklofenak 25
sekitar 6.8 – 7.2 sehingga polimer
2 Microcrystalline cellulose 5
akan terlarut dan menyebabkan
3 Talc 2.5
terjadinya pelepasan zat aktif.
4 Magnesium stearate 2
Eudagrit FS akan larut saat terjadi
5 Lactose monohydrate 65.5
peningkatan pH yang disebabkan
  Coating
karena terjadi ionisasi pada gugus 1 Eudagrit FS 30 D 10 % (b/b
terhadap bobot
karboksilnya yang akan tablet. Bobot
tablet = 200 mg)
menghasilkan garam.
8. Kopolimer Asam Metakrilat – Etil Akrilat (1:1)

Kopolimer ini adalah kopolimer anionic yang tersusun atas asam metakrilat –
etil akrilat yang memiliki bobot molekul sekitar 320.000 g/mol. Kopolimer ini
memiliki rasio gugus karboksilat terhadap gugus ester sekitar 1:1

Monomer Asam Metakrilat – Etil Akrilat

Nama kimia : Poly(methacrylic acid, ethyl acrylate) (1:1)


Sinonim : Eudagrit (nama dagang : Eudagrit L 30 D-55, Eudagrit L 100-55), Eastacryl 30D,
Kollicoat MAE 30 DP
Kopolimer Asam Metakrilat – Etil Akrilat (1:1)

Penggunaan sebagai eksipien salut enterik


Kopolimer asam metakrilat – etil akrilat larut pada
pH diatas 5.5, sehingga pelepasan zat aktif
ditargetkan terjadi di bagian duodenum yang
memiliki pH >5.5.
Kopolimer Asam Metakrilat – Etil Akrilat (1:1)

Mekanisme kerja

Kopolimer ini bersifat anionic yang larut pada pH diatas 5.5 (Rathbone,
Hadgraft, & Roberts, 2003). Kopolimer ini tidak larut dalam media asam tetapi
membutuhkan lingkungan dengan pH mendekati netral untuk memicu
terjadinya ionisasi pada gugus fungsionalnya (-COOH) pada rantai polimernya
sehingga polimer dapat terlarut dan zat aktif dapat dilepaskan
9. Shellac
Shellac adalah kompleks campuran dari asam alifatik dan alisiklik. Komponen
utama dari Shellac adalah asam aleuritic, Jalaric, dan shellilic

Secara struktur tersusun atas ester dari polihidroksi asam karboksilat dan
komponen polar dan non polar lainnya di dalam suatu molekul.
Shellac
Penggunaan sebagai eksipien salut enterik
Gugus asam pada Shellac akan terprotonasi di pH asam yang menyebabkan
Shellac tidak larut dalam cairan lambung. Kombinasi dari plasticizer dan
surfaktan dapat meningkatkan fleksibilitas dari Shellac dan meningkatkan
kekuatan adhesivitas dari lapisan film. Shellac larut di pH 7

Sifat Fisikokimia
• Shellac merupakan bahan yang berasal dari alam, namun saat ini sudah tidak
banyak dipakai dalam pembuatan salut enterik. Shellac adalah resin yang
sudah dimurnikan yang dihasilkan dari serangga Laccifer lacca (Rathbone,
Hadgraft, & Roberts, 2003).
• Shellac merupakan resin alami yang memiliki berbagai macam warna, mulai
dari kuning terang sampai merah tua, dalam bentuk yang keras atau serpihan
dengan atau tanpa lilin, tergantung dari proses pemurniannya
• Tidak memiliki rasa dan memiliki bau yang samar
• Larut dalam larutan alkali dan praktis tidak larut dalam air
Shellac
Mekanisme kerja

Shellac larut dalam larutan alkali pada pH 7.0 sehingga cocok untuk pelepasan
obat di bagian distal usus halus. Secara struktur, Shellac memiliki ester dari
polihidroksi asam karboksilat serta bagian polar dan non polar pada
molekulnya. Kelompok gugus asam pada Shellac akan terprotonasi pada
kondisi lingkungan yang asam seperti di lambung, sehingga Shellac menjadi
tidak larut dalam lambung

(Rajab et al., 2017)


10. Hydroxypropyl Methylcellulose Acetate Succinate (HPMC-AS)

HPMC-AS tersusun dari selulosa sebagai backbone yang mengikat kelompok


gugus fungsi metil, hidroksipropil suksinat, dan hidroksi metil asetat.

Struktur dari HPMC-AS, dimana –R adalah salah satu dari kelompok gugus fungsi :
hidroksil, metoksil, 2-hidroksipropoksil, asetil, atau suksinoil

Nama kimia : Hypromellose Acetate Succinate

Sinonim : Aqoat (nama dagang : Aqoat® AS-HF, AquaSolve), 2-hydroxypropylmethyl ether


Hydroxypropyl Methylcellulose Acetate Succinate (HPMC-AS)

Mekanisme kerja

Dilihat dari struktur kimianya, HPMC-AS (Aqoat®) memiliki gugus asetil dan suksinil
yang membuat sifatnya menjadi gastro-resisten. HPMC-AS merupakan polimer yang
kelarutannya bergantung pada pH dan larut pada pH 7, sehingga akan terlarut di
sepanjang saluran usus
11. Poli (metilvinyl ether/asam maleat)
Poli (metilvinyl ether/asam maleat), atau PMVE-AM yang dikenal juga dengan nama
Gantrez merupakan kopolimer yang berasal dari methylvinylether dan maleat anhidrat.

Struktur Kimia Monoetil Ester dari Struktur Kimia Monobutil Ester dari
Poli(Metil Vinyl Eter/Asam Maleat – Poli(Metil Vinyl Eter/Asam Maleat –
Gantrez ES-225) Gantrez ES-425)
Poli (metilvinyl ether/asam maleat)

Penggunaan sebagai eksipien salut enterik


• Ester yang terdapat di strukturnya tidak larut dalam suasana asam tetapi
dapat larut pada suasana basa. Poli(metil vinyl ether/asam maleat) monoetil
ester atau Gantrez ES-225 terdisolusi pada pH 4,5 – 5,0 sedangkan poli(metil
vinyl ether/asam maleat) n-butil ester atau Gantrez ES-425 terdisolusi pada
pH 5,4 (Rathbone, 2002; Thakur, 2015).

Sifat Fisikokimia
• Dalam bentuk padatan berbentuk serbuk yang mudah mengalir, memiliki
warna putih sampai putih pucat, tidak memiliki bau dan higroskopis.
• Dalam bentuk larutan memiliki warna yang pucat, tidak berbau dan kental

Mekanisme kerja
PMVE-AM ini kelarutannya tergantung pada pH karena gugus ester yang ada di
PMVE-AM tidak larut dalam media asam tetapi dapat larut di media basa
sehingga PMVE-AM ini akan terlarut di pH usus.
Daftar Pustaka
• Allen, L.V., & Ansel, H.C. (2014). Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery
Systems. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.
• Anroop B Nair, et. al. 2010. Formulation and Evaluation of Enteric Coated Tablets of Proton
Pump Inhibitor. Journal of Basic and Clinical Pharmacy
• Chen et al. (2001). United States Patent: US 6,174,548 B1. Omeprazole Formulation.
• Evonik Industries. Eudragit®. 25 Februari 2019 http://healthcare.evonik.com/sites/lists/
NC/DocumentsHC/Evonik-Eudragit_brochure.pdf.
• Fox, S.C.. (2014). Remington Education: Pharmaceutics. London: Pharmaceutical Press.
• Friesen et al. 2008. Hydroxypropyl Methylcellulose Acetate Succinate-Based Spray-Dried
Dispersions: An Overview. Journal Molecular Pharmaceutics. Vol 5(6) : 1003 - 1019
• Giunchedi et al. (1995). Cellulose Acetate Trimellitate Microspheres Containing NSAIDs. Drug
Development and Industrial Pharmacy, 21 (3),315-330.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia V.
• Kshirsagar S.J. et al. 2009. In Vitro In vivo Comparison of Two pH Sensitive Eudragit Polymers
for Colon Specific Drug Delivery. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Vol.1(4) : 61-
70.
• Li, X., & Jasti B. R. (2006). Design of Controlled Release Drug Delivery Systems. New York:
McGraw Hill Companies, Inc.
• Mahesh D. Pawar et al. 2011. Formulation Development and Evaluation of pH and Time
Dependent Drug Delivery using Gantrez® S-97 and PVP K30. Journal of Pharmacy Research.
4(6) : 1603 – 1605
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai