Anda di halaman 1dari 10

Self Congruity Theory

Muhammad Syafiq Santosa


12010119410035
ESENSI UTAMA
Self congruity adalah kesesuaian diri dari brand personality dan konsep diri
yang dimiliki konsumen. Kesesuaian tersebut didasarkan atas kesamaan
antara nilai produk-atribut ekspresif (product’s value-expressive attributes)
yang sesuai dengan gambaran diri si pengguna produk (product-user image)
dan konsep diri si pemakai.
ELEMEN UTAMA
Self Image
Setiap orang mempunyai gambaran atau citra mengenai dirinya. Seseorang
bisa memandang dirinya sebagai seorang yang rasional, menyenangkan dan
lain sebagainya. Disadari atau tidak, hal tersebut mendasari seseorang dalam
bertindak. Self-concept / self image adalah sesuatu mengenai individu yang
berdasar pada pikiran mengenai siapa mereka dan mereka ingin seperti apa.
Brand Image
Citra merek adalah pandangan pelanggan saat ini tentang suatu merek. Ini
dapat didefinisikan sebagai kumpulan asosiasi unik dalam benak pelanggan
mengenai suatu produk. Ini adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki
tentang merek tertentu. Singkatnya, ini adalah persepsi konsumen tentang
produk. Ini adalah cara di mana merek tertentu diposisikan di pasar.
PENGGUNAAN TEORI
Self Congruity digunakan dalam lingkup yang cukup luas. Bisa dipakai
untuk kajian psikologi, komunikasi, hingga manajemen. Di lingkup
manajemen sendiri, teori ini dapat digunakan untuk bidang marketing yaitu
untuk melihat preferensi konsumen terhadap suatu brand yang ada di pasar.
Setiap orang pasti memiliki preferensinya masing-masing dalam
memutuskan pembelian atau tindakan. Di sini, teori self congurity bertindak
sebagai kacamata untuk melihat fenomena tersebut.
CONTOH PENGGUNAAN DALAM
MODEL PENELITIAN
Teori Self Congruity ini dapat digabungkan dengan teori tourism and
destination. Tujuannya adalah untuk meninjau personality konsumen yang
berkunjung pada suatu destinasi atau acara yang berlangsung. Hal ini untuk
melihat jenis konsumen untuk destinasi atau acara tertentu sehingga lebih
mudah untuk menargetkan calon konsumen selanjutnya.
Sebagai contoh dalam penelitian untuk meninjau pengunjung dalam acara
Comic Frontier yang berlangsung di Jakarta 2 kali dalam setahun. Comic
Frontier merupakan acara pasar indie yang diramaikan oleh para seniman
amatir yang ingin menjual karya mereka. Comic Frontier dipenuhi oleh para
penggemar budaya Jepang dan Korea. Bisa diperkirakan pengunjung dari
acara tersebut adalah mereka yang menyukai budaya Jepang dan Korea.
Destination Satisfaction
Destination satisfaction has been specifically defined as “the aggregate
feelings that one derives as a result of visiting a tourist attraction” (Cole &
Scott, 2004, p. 81).
Seetanah, Boopen & Teeroovengadum, Viraiyan & Nunkoo, Robin. (2018). Destination Satisfaction
and Revisit Intention of Tourists: Does the Quality of Airport Services Matter?. Journal of Hospitality
& Tourism Research. 109634801879844. 10.1177/1096348018798446.
Destination Satisfaction

Destination
Satisfaction

Destination Destination
Quality Revisit
Brand
Intention
Congruence

Anda mungkin juga menyukai