Anda di halaman 1dari 6

1

Provinsi Sulawesi-Selatan dengan


Potensi Kuliner dan Pariwisata
Mendunia
KULINER 2

COTO MAKASSAR
Dalam catatan sejarah yang dikutip dalam arsip pemerintah di Makassar, pada
abad 16, hidangan coto Makassar sebagai kuliner khas juga mendapat pengaruh
dari kuliner Cina yang telah ada saat itu. Hal ini dapat dilihat dari jenis sambal
yang digunakan yakni sambal tauco sebagai salah satu identitasnya.

Kelezatan yang memanjakan lidah ketika menikmati hidangan Coto Makassar ini
tidak terlepas dari pengolaan berbagai jenis bumbu yang digunakan. Tidak
tanggung-tanggung, dalam meramu jenis bumbu yang digunakan pada Coto
Makassar ini dilakukan pencampuran 40 jenis bumbu lokal (rampa patang pulo)
yang terdiri kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli, sereh yang ditumbuk halus,
lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah,
ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, daun
bawang, daun seledri, daun perei, lombok merah, lombok hijau, gula tala, asam,
kayu manis, garam, pepaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk
membersihkan jeroan.
KULINER 3

PALLUBASA
Dari catatan sejarah 10 ikon Makassar, alasan sehingga pallubasa menjadi
makanan murah karena campuran isi atau daging yang ada di dalam setiap
mangkuknya itu bagian yang tidak dibutuhkan oleh pemilik sapi tetapi
diberikan kepada si pemotong sapi sebagai jatah atau upah (tawana
papolonga).

Pallubasa merupakan makanan berkuah lainnya yang sepintas terlihat


sama dengan coto Makassar namun keduanya sangat berbeda.
Letak perbedaannya terdapat pada proses memasaknya. Jeroan untuk
pallubasa direbus dalam waktu yang lama.

Perbedaan lainnya pada kuah pallubasa ditambahkan kelapa parut yang


telah disangrai sehingga kuahnya menjadi kental dan gurih, aromanya pun
karena santan lebih kental dan serbuk kelapa yang menyatu dengan kuah.
Tambahan lain yang membuat pallubasa lebih spesial adalah dengan
ditambahkan-nya telur ayam yang dimasak setengah matang.

Learn More
PARIWISATA 4

Benteng Rotterdam
   Beberapa kali berganti nama, Fort Rotterdam
kerap disebut juga Benteng Ujung Pandang
(Jum Pandang). Dulunya adalah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Mulai
digunakan pada 1545 dan pembangunannya
digagas oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I
manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung
Tumapa'risi' kallonna.
PARIWISATA 5

Wisata Kete Kesu


Jika anda berkunjung ke Toraja Utara, anda akan
menemukan sebuah desa bernama Kete Kesu yang
sangat indah dan unik. Berlokasi sekitar 4 Km dari
Ratenpao, desa ini sudah menjadi sebuah objek wisata
yang paling banyak dikunjungi oleh para pelancong.
Desa Kete Kesu terletak pada kawasan perbukitan dan
persawahan sehingga mampu menyuguhkan view
yang sangat menakjubkan, memanjakan mata dengan
kehijauannya, serta menghirup udara yang masih
sangat alami. 
6

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai