Anda di halaman 1dari 13

Kimia Katalis

PERTEMUAN 1

PENDAHULUAN

FARADISA ANINDITA, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2021/2022
1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
MATERIAL KATALIS
 Reaksi kimia berdasarkan termodinamika kimia terdiri atas reaksispontan dan
nonspontan. Reaksi spontan adalah reaksi kimia yang memilikinilai AG <0 (negatif),
sedangkan reaksi nonspontan adalah reaksi kimia yangmemiliki AG> 0 (positif).
 Reaksi kimia yang secara termodinamika dapat berlangsung adalah reaksi spontan.
Reaksi spontan dapat berlangsung secara sangat lambat, lambat, cepat, atau sangat
cepat.
 Syarat untuk terjadinya suatu reaksi kimia spontan adalah energi aktivasi suatu reaksi
kimia harus terlampaui. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki agar
suatu reaksi kimia dapat berlangsung.
 Untuk reaksi-reaksi spontan yangberlangsung dengan sangat cepat atau dengan kata
lain memiliki energy aktivasi sangat rendah, tujuan untuk memperoleh produk sebagai
hasil akhir reaksi kimia tersebut dapat segera diperoleh.
 Bagaimana agar reaksi-reaksispontan memiliki energi aktivasi tinggi? Di mana produk
yang diharapkansebagai hasil reaksi baru akan diperoleh dalam waktu berjam-jam,
berhari-hari, bahkan bertahun-tahun?
 Untuk mempercepat berlangsungnya suatu reaksi kimia yang sangat lambat diperlukan
"sesuatu" yang ditambahkan pada suatu reaksi kimia yang lambat. Apakah "sesuatu'"
itu? Sesuatu itu adalah katalis.
2
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Katalis yang dikenal saat ini adalah sesuatu materi atau bahan/zat
yangdapat meningkatkan laju reaksi kimia untuk mencapai
kesetimbangan, dimana katalis terlibat dalam recaksi secara tidak
permanen.
 katalis dan reaktan akan berinteraksi terlebih dahulu sebelum reaksi
berlangsung. Produk interaksinya adalah suatu intermediat reaktif yang
akan membentulk produk.
 Interaksi substrat-katalis dapat terjadi secara homogen, di mana reaktan
dan katalis berada dalam fasesama, biasanya cairan, atau interaksi
dapat terjadi di antara interface keduafase.
 Reaksi terkatalisasi secara heterogen biasanya menggunakan
katalispadat, di mana interaksi terjadi pada interface gas/padat atau
cair/padat.Problem transfer fase dapat terjadi jika reaktan berupa gas
juga terdapat didalam sistem cair/padat.

3
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Walaupun katalis dapat meningkatkan laju reaksi, katalis tidak dapat
digunakan untuk mengawali suatu reaksi yang secara termodinamika
tidak mungkin terjadi (hanya reaksi-reaksi spontan yang dapat
dikatalisasi, sedangkan reaksi nonspontan tidak).
 Entalpi reaksi dan faktor-faktor termodinamika lainnya adalah fungsi
natural reaktan dan produk saja sehingga tidak dapat dimodifikasi oleh
keberadaan katalis.
 Faktor kinetik, seperti laju reaksi, energy aktivasi, keadaan dasar
transisi, dan lain-lain, merupakan karakteristik reaktan yang dapat
dipengaruhi oleh katalis.
 Untuk mendalami fenomena katalis, sejak kapan katalis digunakan dan
apa manfaat, peranan, serta aplikasi katalis di dunia industri, marilah
kita telaah sejarah dan perkembangan katalis, baik dari segi material
maupunproses katalisasi/katalisis.

4
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Manusia telah mengetahui tentang katalisis selama berabad-abad,
meskipun mereka tidak mengetahui tentang proses kimia yang terlibat.
Pembuatan sabun, fermentasi anggur untuk cuka, dan ragi roti adalah
proses-proses yang melibatkan katalisis.
 Salah satu eksperimen formal pertama pada katalisis terjadi pada 1812.
Ahli kimia Rusia, Gotlieb SigismundConstantin Kirchhof (1764-1833),
mempelajari perilaku pati dalam air mendidih. Kirchhof menemukan,
tidak ada perubahan yang terjadi ketika pati hanya direbus dalam air,
tetapi dengan menambahkan hanya beberapa tetes asam sulfat pekat
ke dalam air mendidih maka akan memberikan efek mendalam pada
pati. Dalam waktu yang sangat sedikit, pati itu rusak dan membentuk
gula sederhana yang dikenal sebagai glukosa.
 Ketika Kirchhof menemukan bahwa asam sulfat tetap tidak berubah
pada akhir percobaan, ia menyimpulkan bahwa zat tersebut telah cukup
berperan membantu dalam menkonversi pati menjadi gula.
5
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Katalisis sebenarnya telah digunakan sejak dahulu, seperti proses
fermentasi dari anggur menjadi asam asetat dan pembuatan sabun dari
lemak dan alkali yang dikenal dalam sejarah awal manusia.
 Sir Humphry Davy pada1812 menemukan mekanisme oksidasi belerang
dioksida yang dipercepat dengan penambahan oksida dari nitrogen. Sir
Humphry Davy juga mengamatibahwa platinum mempercepat proses
pembakaran berbagai macam gas.
 Pada tahun 1834, ilmuwan Inggris Michael Faraday mempelajari pelat
platina untuk reaksi rekombinasi gas hidrogen dan oksigen (produk
elektrolisis air)dan menemukan adanya gas lain pada proses tersebut,
seperti etilena dankarbon monoksida, akan menghambat proses reaksi.
Faraday menyatakan bahwa mengaktivitasi permukaan logam sampai
bersih, artinya bebas dari gas pengganggu, merupakan hal penting
sehingga kontak antara gas yang bereaksi dengan permukaan logam
menjadi maksimal. Konsep inilah yang kemudian digunakan sebagai
landasan penting dalam katalisis.
6
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Dari serangkaian penelitian para ilmuwan pada abad ke-18 sampai 19
itulah, fenomena katalisis mulai diperkenalkan pada tahun 1835 oleh
ahli kimia Swedia yang bernama Jöns Jacob Berzelius sebagai suatu
"daya dekomposisi', dilanjutkan oleh Mitscherlich yang memperkenalkan
konsep fenomena 'aksi kontak' (Satterfield, 1980).
 Material yang digunakan pada berbagai reaksi tersebut dinamakan
katalis yang berasal dari dua istilah dalam bahasa Yunani, yaitu kata
(untuk "turun") dan lyein (untuk "melonggarkan").
 Pada tahun 1850 konsep kecepatan reaksi dikembangkan
selamamempelajari reaksi hidrolisis atau inversi gula tebu. Proses
inversi merujukpada perubahan rotasi yang dialami cahaya
monokromatik ketika melewati sistem reaksi. Parameter ini mudah
diukur sehingga dapat memfasilitasi studi reaksi.

7
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Ditemukan bahwa setiap saat laju inversi sebanding dengan jumlah
transformasi tebu dan bahwa reaksi tersebut dipercepat oleh adanya
asam.
 Kemudian, ditunjukkan bahwa laju inversi berbanding lurus dengan
kekuatan asam. Kecepatan reaksi dan percepatan yang dipengaruhi
suhu diteliti oleh ilmuwan-ilmuwan, seperti JH van't Hoff, Svante
Arrhenius, dan WilhelmOstwald, yang semuanya memainkan peran
utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kimia-
fisika.
 Kerja Ostwald pada kecepatan reaksi di tahun 1890 menuntunnya untuk
mendefinisikan katalis sebagai zat yang mengubah kecepatan reaksi
kimia tertentu tanpa perubahan terhadap energi reaksi.

8
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Pada1877, Georges Lemoine telah menunjukkan bahwa dekomposisi
asam iodide menjadi hidrogen dan yodium mencapai titik ekuilibrium
yang sama, yaitu19% pada 350°C (660°F), entah reaksi dilakukan
dengan cepat dengan adanya spons platina atau lambat dalam fase
gas. Pengamatan ini memiliki konsekuensi penting, yaitu bahwa katalis
untuk proses ke depan dalam reaksi juga merupakan katalis bagi reaksi
balik.
 KEP Berthelot, kimiawan Perancis terkemuka, pada tahun 1879
menemukan bahwa reaksi asam organik dan alkohol, yang disebut
esterifikasi, dikatalisis oleh adanya sejumlah kecil asam anorganik kuat.
Demikian pula proses sebaliknya, yaitu hidrolisis ester (reaksi antara
ester dan air).

9
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Aplikasi katalis untuk proses industri secara sadar dilakukan padavabad
ke-19. P. Phillips, seorang ahli kimia Inggris, mematenkan penggunaan
platinum untuk mengoksidasi sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida
dengan adanya udara. Prosesnya dapat berlangsung untuk waktu
tertentu, tetapikemudian terhenti karena hilangnya aktivitas katalis
platinum. Dari penelitian ini ditemukan istilah racun katalis.
 Pada tahun 1871 dikembangkan proses industri reaksi oksidasi asam
klorida yang menghasilkan klorin di permukaan garam tembaga yang
diembankan pada tanah liat (clay). Klorin yang diperoleh digunakan
dalam pembuatan bubuk pemutih.
 Menjelang akhir abad ke-19, studi klasik dari ahli kimia Perancis
terkemuka, Paul Sabatier, pada interaksi hidrogen dengan berbagai
macam senyawa organik dilakukan dengan menggunakan berbagai
katalis logam. Penelitian ini menghasilkan sebuah paten Jerman untuk
hidrogenasi lemaktak jenuh cair ke lemak jenuh padat dengan katalis
nikel.
10
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Pada abad 18 sampai 19 pemahaman konsep katalisis merupakan
suatu metode penentu laju dan arah reaksi kimia, berdasarkan pada tiga
teori katalisis, yaitu: teori geometri, teori elektronik, dan teori
intermediat(Satterfield, 1980).
 Pada tahun 1937, katalis pertama yang digunakan pada proses industri
petroleum untuk bahan bakar melałui mekanisme perengkahan katalitik
(catalytic cracking) adalah clay (lenmpung/tanah liat) yang diaktivasi
asam (acid-treated clay). Dari sini penggunaan katalis dari segi jenis
material katalis mulai berkembang pada penggunaan material sintetis
alumina-silika, kristal zeolit, dan zeolit yang dicampur dengan alumina
scbagai matriks. Pada proses reforming, digunakan katalis
molibdenum/alumina untuk meningkatkan angka oktan fraksi bensin
melalui siklisasi parafin dan dehidrogenasi menjadisenyawa aromatik.

11
Sejarah dan Perkembangan Katalis
 Proses ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat dan Jerman
pada awal Perang Dunia lI, Pada tahun 1950 dilakukan proses reforming
fraksi berat minyak bumi menggunakan katalis platina/alumina.
 Proses hydrocracking (hidrorengkah) mulai diperkenalkan pada masa
Perang Dunia II dengan perkembangan pesat terhadap penemuan
katalis-katalis baru sistem logam/pengemban untuk proses-proses pada
industri petroleum, seperti hidrodesulfurisasi, hidrodenitrogenasi,
hidrodemetalisasi, hidrodeoksigenasi,yang terkenal dengan proses
"hydrotreating/hydroreatment" (Satterfield,1980).
 Sejak Perang Dunia II sampai sekarang telah dikembangkan dan
diaplikasikan sejumlah besar katalis sistem logam/pengemban untuk
proses-proses hydrotreating, seperti katalis bimetal Ni-Mo/y-alumina atau
Co-Mo/yalumina sebagai katalis pada proses hidrorengkah fraksi berat
minyak bumi (Hatanaka dkk., 2002; Bartholday dan Anderson, 2000;
Benito dan Martinez,2002)

12
13

Anda mungkin juga menyukai