Anda di halaman 1dari 21

MORBILI

OLEH KELOMPOK 2 MHJS


• AGUS
• ARTHA DITA • ARIEF
• EFENDI • ARI YUNTANTI
• RITA SIAGIAN • ERNI ROSA
• SULTAN • LASTRI
• LELIYANA
Pengertian
MORBILI
• Campak atau morbilli adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus
campak yan sangat mmenular dengan gejala bercak kemerahan berbentuk
makulopopular yang sebelumnya didahului panas badan 38 ∙ C atau lebih
juga diserrtai slah satu gejala batuk pilek atau mata merah.

GEJALA KLINIS TERDIRI ATAS 3 STADIUM

STADIUM PRODORMAL = PADA STADIUM INI BIASANYA DITANDAI DENGAN PANAS TINGGI , BIASANYA LEBIH DARI 38 c SELAMA 3 HARI ATAU LEBIH, DISERTAI GEJALA 3 C. YAITU CORYZA / PILEK, CONJUNGTIVITIS, COUGH

STADIUM ERUPSI = TIMBUL RUAM MAKULOPAPULAR ERITROMATEUS PADASAAT SUHU TUBUH SEDANG TINGGI NAMUN BERCAK TAK LANGSUNG MUNCUL DISELURUH TUBUH, MELAINKAN BERTAHAP DAN MERAMBAT.

. STADIUM KONVALESEN = PADA STADIUM INI BERCAK KEMERAHAN MAKULPPAPULAR BERUBAH MENJADI KEHITAMAN, ATAU HIPERPIGMENTASI DISERTAI KULIT BERSISIK
KOMPLIKASI CAMPAK
• SEBAGIAN PENDERITA CAMPAK AKAN SEMBUH, KOMLPIKASI
SERING TERJADI PADA ANAK USIA < 5 TAHUN DAN PENDERITA
DEWASA > 20 TAHUN.KASUS CAMPAK PADA PENDERITA
MALNUTRISI DAN DEFESIENSI VITAMIN A.SERTA DEFESIENSI
IMUNITAS PADA HIV, KEMATIAN PADA PENYAKIT CAMPAK
BUKAN KARENA PENYAKITNYA MELAINKAN KARENA
KOMPLIKASINYA
KOMPLIKASI CAMPAK
• DIARE
• BRONKOPNEMONIA
• MALNUTRISI
• OTITIS MEDIA
• KEBUTAAN
• ENSEPALITIS ( JARANG DITEMUKAN , 1 KASUS DARI 1000)
PENGOBATAN
• ANTIPIRETIK
• VITAMIN A
• ANTIBIOTIK
ASUHAN KEPERAWATAN
•. Pengkajian Keperawatan
• Klien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu pada tanggal 02 Mei 2019 pukul 21:56
WIB. Penulis melakukan pengkajian kepada An.A pada tanggal 03 Mei 2019 sampai 04 Mei 2019
pukul 10:30 WIB di Ruang Melati Lantai 7 kamar 708C, nomor register klien 070233 dengan
diagnosa medis Morbili.
• . Identitas Klien
• Klien bernama An. A, nama panggilan klien adalah Adeleon, An.A bertempat lahir di Jakarta pada tanggal 28 November 2019.
An.A berumur 1 tahun 5 bulan. An. A berjenis kelamin laki-laki dan beragama islam. An. A berbahasa Indonesia. An. A bersuku
bangsa Betawi.
•  
• Identitas OrangTua
• Ayah An.A bernama Tn. Y berusia 48 tahun, berpendidikan S1 dengan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),
beragama Islam, bersuku bangsa Sunda. Sedangkan Ibu An.A bernama Ny. H berusia 45 tahun, pendidikan SMK, pekerjaan
sebagai karyawan swasta, beragama Islam, bersuku bangsa Blitar. Keluarga ini tinggal dalam satu rumah bertempat tinggal di
jalan Mampang Raya No 9 RT 002/03 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Kota Jakarta Selatan.
RESUME
• An. A tiba di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu bersama orangtua pada tanggal 02 Mei
2019 pukul 21:56 WIB, dengan keluhan demam tinggi mencapai 39 oC dan diare 5 kali. An.A sempat
dibawa ke Puskesmas terdekat dari rumahnya yaitu Puskesmas Mampang lalu dirujuk ke Rumah
Sakit Umum Daerah Pasar Minggu.
• Data fokus yang didapatkan : keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, berat badan 16 kg ,
tanda-tanda vital : suhu : 39oC, Nadi : 110x/menit, pernapasan : 20x/menit, diare 5kali dengan
konsistensi cair berwarna kuning, diagnosa medis : morbili.
•  
DATA FOKUS
•DS: Orang Tua mangatakan anak demam mencapai 39 C, diare 5 x dengan konsistensi cair berwarna
kuning, ibu pasien mengatakan anaknya tampak lemas, ibu pasien mengatakan factor pencetus
morbili karena tertular dari tetangga.
•DO: keadaan umum sakit sedang, kesadaran CM, S: 39 C, N 110X/menit, pernafasan 20x/menit diare
5 x dengan konsistensi cair berampas , berwarna kuning. mukosa mulut tampak kering. Anak tampak
lemas. Anak tampak menggaruk- garuk badannya, kulit kering, bertekstur kasar, terdapat ruam pada
leher, muka, lengan dan kaki, mata cekung. Infus Kaen 1B 1400/24 jam,akral hangat.
•HB: 12,4 gr/dl
•Ht: 36,7%
•Eri: 4,66 ribu
•Leukosit: 12,2 ribu/dl
•Trombo: 331 ribu/Ul
•Gds: 98 mg/dl
•Na: 140mEg/L
•Kalium: 4,6 mEg/L
•Chloride : 102 mEg/L
No Data Problem Etiologi
1 DS: Ibu pasien mangatakan anaknya demam sampai dengan 39 C Hipertermi Proses infeksi
DO: Ku sakit sedang kesadaran CM, S:39C. N: 110X/m, Akral
hangat

2 DS: ibu pasien mengatakan demam 39 C dan Diare 5 X cair Resiko kekurangan volume cairan Kehilangan cairan Aktif (Diare)
ampas,  
DO: Diare 5 X cair Ampas, Mukosa mulut Kering , Mata Cekung,

3 DS: Ibu pasien mengatakan factor pencetus morbili karena Gangguan I ntegritas kulit Penurunan imunitas.
tertular dari tetangga
DO: pasien tampak menggaruk- garuk badan nya, kulit kering,
bertekstur kasar, terdapat ruam pada leher, muka, kaki dan
lengan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit


Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif (diare)
Gangguan integritas kulit berhubungan penurunan imunologis.
RENPRA
INTERVENSI HIPERTERMI

• 1. Observasi
•  Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan
panas penggunaan incubator)
•  Monitor suhu tubuh
•  Monitor kadar elektrolit
•  Monitor haluaran urine
• 2. Terapeutik
•  Sediakan lingkungan yang dingin
•  Longgarkan atau lepaskan pakaian
•  Basahi dan kipasi permukaan tubuh
•  Berikan cairan oral
•  Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
•  Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila)
•  Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
•  Batasi oksigen, jika perlu
• 3. Edukasi
•  Anjurkan tirah baring
• 4. Kolaborasi
•  Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
INTERVENSI RESIKO KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
• 1. Observasi
•  Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
•  Monitor frekuensi nafas
•  Monitor tekanan darah
•  Monitor berat badan
•  Monitor waktu pengisian kapiler
•  Monitor elastisitas atau turgor kulit
•  Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
•  Monitor kadar albumin dan protein total
•  Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit, natrium, kalium, BUN)
 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat)
 Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema perifer, edema anasarka,
JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
 Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
• 2. Terapeutik
•  Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
•  Dokumentasi hasil pemantauan
• 3. Edukasi
•  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
•  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
INTERVENSI GANGGUAN INTEGRITAS
KULIT
• 1. Observasi
•  Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
peneurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
• 2. Terapeutik
•  Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
•  Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
•  Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
•  Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
•  Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
•  Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
• 3. Edukasi
•  Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
•  Anjurkan minum air yang cukup
•  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
•  Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
•  Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
•  Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah

Anda mungkin juga menyukai