Anda di halaman 1dari 81

LISTRIK DAN ELEKTRO

STIMULATOR

Heru Edi Kurniawan,M.Pd.


Fisika Terapan dan Biofisika
Lingkup pembahasan
Pendahuluan

Arus, Konduktor dan isolator

Voltase Ampere dan Intensitas

Pengukuran Energi Listrik

Kelistrikan sel

Kelistrikan tubuh

Kelistrikan otot jantung

Elektrostimulator
PENDAHULUAN
 Setiap benda tersusun dari atom-
atom.
orbit
 Setiap atom tersusun dari inti atom
dan elektron-elektron.
proton Inti
elektron
netron atom • Inti atom terdiri dari :
1. Proton (bermuatan listrik positif)
2. Netron (tidak bermuatan listrik)

• Elektron (bermuatan listrik negatif)


dan selalu bergerak :
1. mengelilingi inti atom (lintasan
edarnya disebut orbit/kulit atom
2. berputar pada sumbunya (spin)
IONISASI
Pada dasarnya atom bersifat netral,
yaitu jumlah muatan positif (proton) sama
denga jumlah muatan negatif (elektron)

IONISASI adalah peristiwa berpindahnya


elektron dari suatu atom ke atom yang
lain
Atom
Atom netral
positif

Akibat ionisasi :
1. Atom yang kehilangan sebuah
elektron atau lebih akan menjadi
atom positif (ion positif)
2. Atom yang mendapat tambahan
sebuah elektron atau lebih akan
menjadi atom negatif (ion negatif)
Atom
Atomnegatif
netral
Contoh model atom
 Inti atom :
6 proton
6 netron
 6 elektron

Atom Carbon

inti atom
(sebuah proton) Atom Aluminium

Dikelilingi  Inti atom:


sebuah elektron 13 proton
13 netron
Atom Hidrogen  13 elektron
MEDAN LISTRIK
Kuat medan listrik bergantung pada kerapatan garis-garis gaya listrik
 Medan listrik antara muatan negatif dan muatan positif sangat besar (karena
adanya kerapatan garis-garis gaya listrik)
 Medan listrik antara muatan negatif dengan muatan negatif atau antar
muatan
positif dan positif kecil (karena tidak ada kerapatan garis-garis gaya listrik)
E = kuat medan listrik ……………….. N/C (Newton/Coulomb)
F = gaya Coulomb ……………….. N (Newton)
q = muatan listrik ……………….. C (Coulomb)

Karena K = Konstanta = ketetapan = 9.10 Nm /C


r = jarak antara dua muatan ……………. m

berarti
Pendahuluan
Kelistrikan memegang peranan penting dalam tubuh manusia.
Beberapa penyelidikan tentang biolistrik:
 1856, Caldani : kelistrikan otot katak mati.
 1780, Luigi galvani : kelistrikan pada tubuh hewan.
 1786, Luigi Galvani : terangkatnya kedua kaki katak
setelah diberi aliran listrik
 1892, Arons : merasakan aliran frekuensi tinggi melalui
dirinya dan asistennya.
 1899, Van Seynek : terjadinya panas pada jaringan akibat
aliran frekuensi tinggi
 1928, Schliephake : pengobatan dengan gelombang pendek
(short wave).
Listrik Eksternal….
Yang dikenal:

Listrik PLN ( arus AC = alternating current)

• PLTA,PLTD,PLTMH,PLTS

Listrik Baterei ( arus DC =direct Current )


Manfaat …

industri
teknologi

Sektor kehidupan….
penerangan transportasi komunikas
i

visual audio dan lain2


Manfaat Listrik dalam Medis
Listrik frekuensi rendah:
20-500.000 Hz  efek merangsang saraf dan otot
sehingga kontraksi otot
50Hz  merangsang saraf sensorik, motorik
dan kontraksi otot
Listrik Frekuensi Tinggi:
- Berfungsi memanaskan, untuk diatermia
Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan
dengan arus bolak-balik (AC).

Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan


berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik
(hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus
frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan
(voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama.
Listrik DC cenderung menyebabkan kontraksi otot
yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar
korbannya dari sumber arus.

Listrik AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku


pada posisinya, sehingga korban tidak dapat
melepaskan genggamannya pada sumber listrik.
Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama
sehingga terjadi luka bakar yang berat.
Efek Diatermia gel.pendek, a.l:
----menghasilkan panas dan peningkatan efek fisiologis
-meningkatkan metabolisme
-suplai darah meningkat
-meningkatkan aktivitas kelenjar keringat
----mempunyai efek terapeutik (pengobatan)

Efek Diatermia gel.mikro, al:


----efek fisiologis : panas pada jaringan yg banyak
mengandung air (otot) &
----efek pengobatan: mengobati penderita trauma ,
peradangan, nyeri, spasme otot,bisul rematik dll
Resiko Listrik Eksternal
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan
arus listrik bisa berakibat fatal.

jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan
ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam  cedera Listrik
Rasa Nyeri pada saraf sensoris akibat arus listrik  syok Listrik

Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi
kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Hukum-hukum dalam biolistrik
1. Hukum Ohm
Oleh George Simon Ohm (1826),
“Beda potensial di antara dua ujung
konduktor berbanding lurus
dengan arus listrik yang
melewatinya.”

Melibatkan:
• V: beda potensial (tegangan) Volt (V)
• I: arus listrik  Ampere (A)
• R: hambatan (tahanan)  Ohm (Ω)
Di dalam konduktor
 terdapat elektron-elektron bebas yang dapat bergerak.
 Arah gerakan elektron berlawanan dengan gerakan
proton
 Gerakan elektron dan proton menimbulkan gerakan
muatan listrik (“arus listrik”)
 Arus listrik berjalan searah dengan gerakan proton
POMPA

Arus air –
Arus listrik

Beda ketinggian -
Beda potensial
Hambatan
Formula:
V/I = Konstan

R = V/I
I = V/R
V = IR
Hukum-hukum dalam biolistrik
2. Hukum Joule (Energi Listrik)

Arus listrik (A) yang melalui suatu konduktor dengan


tegangan (V), dalam waktu tertentu (t) akan
menghasilkan kalor (W atau H).

Melibatkan:
 tegangan listrik (V) dengan satuan Volt (V)
 arus listrik (I) dengan satuan Ampere (A)
 waktu (t) dengan satuan sekon atau detik (s)
 Energi (W) dengan satuan Joule (J)
 Energi panas (H) dengan satuan kalori (Kal)
Hubungan antara unsur-unsur di atas dituangkan
dalam formula:

W = VIt
(dalam satuan Joule)
 
Karena 1 Joule = 0,24 kalori:

H = 0,24. V.I.t
(dalam satuan kalori)
Lampu dihubungkan dengan
konduktor dengan beda potensial 100
Volt, menghasilkan arus listrik 5
Ampere. Berapa ohm hambatan pada
konduktor?
Jaringan otot uterus memiliki
tahanan 2,5 kiloOhm dan
tegangan listrik 120 miliVolt,
berapa miliAmperekah besarnya
kuat arus listrik yang mengalir
pada otot uterus tersebut?
Pada aktifitas otot skelet selama 15
menit, berapa kalorikah energi yang
dihasilkan, jika beda potensial dalam
serabut otot sebesar 100 mV,
sedangkan hambatan pada serabut
otot sebesar 3 kΩ?
Jaringan otot uterus memiliki tahanan 2,5 Diketahui:
• R = 2,5 kΩ = 2500 Ω
kiloOhm dan tegangan listrik 120 miliVolt,
• V = 120 mV = 0,12 V
berapa miliAmperekah besarnya kuat arus
Ditanyakan: I = ?
listrik yang mengalir pada otot uterus Jawab:
tersebut? • I = V/R
• = 0,12 V = …………… A = …………… mA
• 2500 Ω

Jadi besarnya arus listrik adalah ……………….mA.


Diketahui:
• t = …………… 15 menit = …………… s
• V = …………… 100 mV = …………… V
• R = …………… 3 kΩ= …………… Ω
Ditanyakan: H = …………… ?
Pada aktifitas otot skelet selama 15 menit, Jawab: H = 0,24.Vit
• I = V/R = …………… V / …………… Ω
berapa kalorikah energi yang dihasilkan, jika
• = …………… A
beda potensial dalam serabut otot sebesar
Barulah kita cari nilai H
100 mV, sedangkan hambatan pada serabut
• H = 0,24. V.I.t
otot sebesar 3 kΩ? • = 0,24 x …………… x …………… x ……………
kalori
• = …………… kalori
KELISTRIKAN SEL
Sel dibatasi oleh membran sel dengan jaringan lipid (isolator)

Di lingkungan sel terdapat kation-kation dan anion-anion

Yang penting adalah Na+ dan K+.

Distribusi kedua jenis ion tersebut:


Intrasel:
Konsentrasi Na+ berkisar 14 mEq/L
Konsentrasi K+ berkisar 140 mEq/L
 
Ekstrasel:
Konsentrasi Na+ berkisar 142 mEq/L
Konsentrasi K+ berkisar 4 mEq/L
Na+ : kation utama ekstrasel
K+ : kation utama intrasel

Dalam keadaan istirahat terjadi perpindahan ion :


 
difusi (akibat perbedaan konsentrasi ion)
Na+ berdifusi ke spasi intrasel
K+ berdifusi ke spasi ekstrasel
 
transport aktif (pompa yang memerlukan energi)
Na+ dipompa ke spasi ekstrasel
K+ dipompa ke spasi intrasel
G
A
L
V
+40 mV
A
N
O 0 mV
M
E
T
E
R

-90 mV Potensial membran negatif


(polarisasi)
Potensial aksi
Potensial membran istirahat : -90 mV (polarisasi).
Jika diberikan rangsangan pada membran sel maka potensial aksi.

Prosesnya?
 Mula-mula kondisi polarisasi
 Stimulus mencapai nilai ambang datang (mekanik, kimia, listrik, panas
dll.)
 Terjadi depolarisasi:
- Permeabilitas membran sel akan meningkat
- Difusi Na+ ke dalam sel
- Di dalam sel lebih positif (potensial membran +40 mV)
 Terjadi repolarisasi:
- Na+ dipompa keluar
- Di dalam sel lebih negatif (potensial membran –90 mV)
+40 mV

++++++++++++++
------------------ 0 mV
-
------------------
-+ + + + + + + + + + + + + +

-90 mV
+40 mV

Stimulus
++++++--+++++
------- ++------- 0 mV

- - - - - - - + + - - - - --
++++++--+++++

ambang
-90 mV
+ + + + + + - - + + + + + +40 mV
--------++------

------- ++------
++++++--+++++
0 mV

depolarisasi

- - - - - - -- - - - - - - - - -
++++++++++++

++++++++++++ ambang
-90 mV
---------- ------

ANIMASI
--------++---------
+40 mV
++++++--++++++
---
++++++--++++++
--------++--------
0 mV

repolarisasi

+++++++++++++
------------------

------------------ ambang
-90 mV
+++++++++++++

ANIMASI
Kelistrikan saraf dan otot
Coba ingat kembali tentang struktur neuron
Jenis neuron
Neuron sensorik
 Dendrit (memiliki reseptor)
 Badan sel
 Akson (bersinapsis dengan dendrit neuron penghubung)

Neuron penghubung
 Dendrit (bersinapsis dengan akson neuron sensorik)
 Badan sel
 Akson (bersinapsis dengan dendrit neuron motorik)

Neuron motorik
 Dendrit (bersinapsis dengan akson neuron penghubung)
 Badan sel
 Akson (berakhir pada neuroeffector junction menuju efektor)
- Neuromyal junction (berhubungan dengan otot)
- Neuroglandular junction (berhubungan dengan kelenjar)
ARAH IMPULS SARAF

Impuls = perambatan depolarisasi


D B
A A
E
N
D
A
K
D N S
R
I
S O
E
T L N
Penentu kecepatan perjalanan impuls saraf
Diameter akson
 Dalam hal ini akson berdiameter lebih besar akan

menghantarkan impuls lebih cepat.


Adanya selubung myelin pada akson
 impuls yang melalui selubung myelin akan dihantarkan lebih

cepat, karena signal dihantarkan dengan cara meloncat dari


Nodus Ranvier yang satu ke nodus berikutnya. (gerakan
saltatoir)
 Neuron bermielin menghantarkan impuls dengan sangat cepat.
 Cara lain penghantaran impuls sangat cepat : lengkung refleks.
Contoh:
tanpa sengaja menginjak paku, memerlukan jalur lengkung refleks 
impuls sangat cepat  segera diantisipasi  kerusakan tidak parah.
Kelistrikan di sinapsis

 Impuls di sepanjang neuron akan berakhir pada


bagian ujung yang mengandung vesikel sinaptik.
 Vesikel terstimuli  mengeluarkan neurotransmitter
(misalnya asetilkolin).
 Neurotransmitter membantu meneruskan impuls
menuju sel berikutnya.
 Reseptor sinaptik sel berikutnya menangkap
neurotransmitter tersebut  impuls berlanjut ke sel
berikutnya.
Kelistrikan di neuroeffector junction dan otot

 Seperti pada sinapsis, neuromyal junction


meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara
yang sama menuju efektor
 Selanjutnya otot akan mengalami depolarisasi
setelah menerima impuls dari saraf melalui
neuroeffector junction
Kelistrikan otot jantung
Sel otot jantung berbeda dengan sel otot dan sel saraf.
 Membran sel otot dan sel saraf

istirahat  stimulus  natrium berdifusi ke dalam sel 


depolarisasi  repolarisasi  istirahat  menunggu stimulus

 Membran sel otot jantung


ada stimulus terus menerus dari Nodus SA:
istirahat  stimulus SA natrium berdifusi ke dalam sel 
depolarisasi  repolarisasi  istirahat  stimulus SA
ELEKTRO STIMULATOR
Sejarah:
 Sejarah munculnya Elektro Stimulator berawal dari laporan
Scribonius Largus tentang stimulasi listrik untuk
mengontrol nyeri yang digunakan di Yunani kuno, 63 M.
 Pengembangan dari semua stimulasi listrik tersebut
memberi ide dibentuknya Elektro Stimulator yang akhirnya
dipakai dan telah dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun
19
Sejarah:
 Penggantian manipulasi dengan
tangan oleh listrik dilakukan sejak
tahun 1934

 Baru tahun 1954 di kenal kembali


Eropa barat dan amerika serikat sejak
tahun 1970 baru di kenal  setelah
kunjunagn mantan presiden AS
Richard Nixon ke China.
PENGERTIAN
ELEKTROSTIMULATOR

Elektrostimulator adalah suatu instrumen


penunjang yang menghasilkan gelombang listrik
dengan bentuk gelombang, intensitas dan
frekuensi rangsang tertentu
ELEKTROSTIMULATOR
 Alat ini digunakan untuk therapy otot yang mengalami gangguan fungsi
saraf atau penurunan fungsi otot karena faktor usia ataupun kelainan.
 Alat ini memberikan rangsangan terhadap otot otot yang tidak
mendapatkan rangsangan dari otak dengan memberikan pulsa pulsa
listrik dan pemeberian arus listrik.
 Batas frekuensi pemberian terhadap pasien dari 0-400hz untuk
merangsang otot.
 Penggunaan alat ini yaitu dengan cara meletakan elektroda aktif pada
bagian otot yang ingin di therapy dan elektroda pasif pada daerah di
sekitarnya
Komponen Elektrostimulator
• https://www.youtube.com/watch?v=jMnBzKEH4fI
Bagian-bagian Utama Elektrostimulator

Power supply

Keypad (input setting Ossilator

Prosessor

LCD
Elektroda
Elektroda

Kegunaan dari elektroda ialah untuk memindahkan


transmisi ion menuju penyalur elektron.

contoh pemakaian elektroda pada lengan


Elektroda
Contoh pemakaian elektroda dengan Jarum Akupunktur
Operasi Alat Elktrostimulator
• https://www.youtube.com/watch?v=DIWyucJtvhs
EFEK-EFEK FISIOLOGIS YANG
DITIMBULKAN

• Stimulasi saraf sensorik : Apabila arus faradik dialirkan kedalam tubuh, timbul perasaan
seperti ditusuk– tusuk halus.

• Stimulasi Saraf Motorik : Arus faradik dapat merangsang saraf motoris, apabila
intenistasnya cukup besar akan menimbulkan kontraksi otot pada saraf yang dirangsang

• Efek Kontraksi dari otot : Apabila suatu otot berkontraksi akibat stimulasi, maka akan
terjadi penambahan metabolisme yang menyebabkan kenaikan oksigen dari sari-sari
makanan vasodilatasi kapiler dan arteriole sehingga masukan darah keotot bertambah
Bentuk Sinyal Arus
1. Gelombang Kontinue (mode ADJ)

Frekwensi rendah, biasanya pada 2-50 pulsa per detik. Hal ini dapat
menyebabkan kontraksi otot dan meningkatkan ketegangan otot
dan ligamen. Hal ini biasanya digunakan untuk mengobati keadaan
normal, atrofi, dan gangguan otot, tendon otot, dan sendi
Bentuk Sinyal Arus
2. Gelombang Padat (mode D-D)

Frekuensi padat sekitar 5-100Hz. Ini memiliki efek rangsang dan


dapat meningkatkan metabolisme dan sirkulasi darah,
meningkatkan gizi jaringan, menghilangkan edema inflamasi. Hal ini
biasanya digunakan untuk mengobati keseleo sendi, arthritis,
neuralgia, kelumpuhan dan sebagainya
Bentuk Sinyal Arus
3. Gelombang Intermiten (mode D-C)

Gelombang intermiten ini menyebabkan adaptasi dalam tubuh. Hal


ini dapat meningkatkan eksitasi otot. Hal ini biasanya dipilih untuk
atrofi dan kelumpuhan
Bentuk Sinyal Arus
4. Gelombang Ripple (mode RIPP)

Peningkatan amplitudo maksimum dan turun secara bertahap ke


minimum, dan ulangi proses. Hal ini dapat merangsang otot dan
saraf
Bentuk Sinyal Arus
5. Gelombang Pernafasan (mode SAW)

Gelombang secara otomatis dalam bentuk bergerigi 16-20 kali atau


20-25 kali per menit. Frekuensi hampir sama dengan tingkat
pernapasan manusia, sehingga juga disebut gelombang pernapasan
dan dapat digunakan untuk menyelamatkan seseorang dengan
kegagalan pernafasan dengan membuat buatan elektro-respirasi
Efek dan Besar Arus Dalam Tubuh
ARUS EFEK 10.000 OHM 1000 OHM

1 mA Manusia tidak merasakan apa-apa. 10 V 1V

Merasakan sebuah rangsangan, tidak tergambarkan secara penuh.


1-8 mA Sebuah indifidu dapat melepaskan pada pengendali pada muscular dan 10-80 V 1-8 V
tidak berakhir.

Rangsangan penuh, indifidu akan dibiarkan dalam memulai suatu


8-15 mA 80- 150 V 8-15 V
proses kesukarelaan pengontrolan muscular yang tidak berakhir.

Rangsangan penuh. Pengendali muscular dari penyesuaian kehilangan


15-20 mA 150-200 V 15-20 V
muscels, yang tidak dapat dibiarkan.

20-50 mA Mengalami kontraksi otot yang kuat. 200-500 V 20-50 V

Menyebabkan fibrilasi ventrikel dan akan menyebabkan kematian


100-300 mA 1000-3000 V 100-300 V
apabila tidak dilakukan koreksi.

Kontraksi ventricular secara bertahap diikuti dengan irama jantung


6 Ampere 60000 V 6000V
normal (defibrilator) respirasi secara paralys.
Komponen Panel Stimulator

1. Daya : batare atau listrik


2. Tombol power on/of
3. Lampu indikator : power, jenis gelombang , frekwensi.
4. Timer
5. Tombol pilhan gelombang (ADJ, D- D, D C, RIPP, SAW, DET)
6. Tombol pengatur frekwensi
7. Tombol intensitas
8. Tempat unt menamcapkan jek
9. Kabel penghubung alat dengan tubuh pasien
10. Panel pen detector
11. Tempat menamcapkan jek pen detector.
Cara Pemasangan Jek Penjepit Pada
Jarum di Tubuh Pasien

• Jek penjepit ada 2 warna :


Merah : Positif
Hitam : Negatif
• Satu Meridian
Tonifikasi : Searah meridian ( satu meridian) Penjepit merah di no titik
kecil Penjepit hitam di no titik yang yang lebih besar.
Sedasi  : Pemasangan penjepit berkebalikan dari rangsangan tonifikasi.
Jepit merah di no titik besar
Jepit hitam di no yang lebih kecil

Beda meridian
Tonifikasi:
   merah di no meridian kecil dan hitam di no    meridian yg lebih besar 
Sedasi:
    Merah di no yang lebih besar dan hitam di no   yang lebih kecil.
ELEKTROSTIMULATOR AKUPUNTUR
• Elektrostimulator merupakan suatu peralatan elektronik yang
mampu menghasilkan tegangan listrik dengan intensitas dan
frekuensi tertentu untuk merangsang keseimbangan Chi/ energi
tubuh. 
• https://www.youtube.com/watch?v=gKt9Cstuq2A
BEDAKAN

Electro Acupuncture
> dg jarum = Jarum Listrik
> yg bnyk digunakan

APS Electro Puncture


-tanpa jarum
-Katode “pensil” utk merangs tap
-Anode silindris digenggam pasien

Electro Stimulation
-tanpa jarum
-Katode dan Anode ditempel pd
permukaan tap
SEL HIDUP
NORMAL,
ISO POLAR,
ISO POTENSIAL,
SEIMBANG
Luar Sel Dalam Sel
Ekstra Sel Intra Sel
Yang Yin
Lbh bnyk ion Post Lbh bnyk ion Negt
Isopotensial dg beda potensial =
- 70 mVolt s/d – 100 mVolt

Keseimbangan (=isopotensial),
tapi ada perbedaan (=potensial),
seperti prinsip YinYang
Perubh Polarisasi = DEPOLARISASI,
menjadi HYPER atau HIPO,
tdk ISOPOLAR lagi.
Bl Intra Sel mjd LEBIH NEGATIF = HIPER-polarisasi
LEBIH POSITIF = HIPO-polarisasi

FAKTA :
bl KATODE dihub pd tap tjd Depol, tap mjd HIPOPOLARISASI
bl ANODE dihub pd tap tjd Depol, tap mjd HIPERPOLARISASI

Ion Biolistrik mengalir dari yg lebih postf (HIPO-pol)


kearah yg lbh negatif (HIPER-polarisasi) :
+++ (HIPO) ------(HIPER)

RUMUS :
Aliran Biolistrik dari Katode-Negatif ke Anode-Positif
Dari HIPO ke HIPER
PENJALARAN BIOLISTRIK
• = penjalaran impuls
• IMPULS = kegiatan listrik yang dihantarkan keseluruh
bagian sel dan ke sel yang lain;
• Kecepatan Impuls dipengaruhi :
- kuatnya rangs diberikan;
- diameter sel (diameter besar, tahanan besar)
- besarnya bioenergi =Qi’
(Se’ lbh cpt, Si lbh lambat)
- lingkungan sel terutama suhu
(suhu lbh tinggi, impuls lbh cpt)
- jenis / macam sel
(sel syaraf lbh cpt)
ISOPOTENSIAL =ISOPOLAR
Stimulus : jarum, EAA, LASER, Sono, cubitan, etc.

POLARISASI

Kegiatan Listrik

Kecepatan Impuls dipengaruhi :


- kuatnya rangs diberikan
- diameter sel
- besarnya bioenergi = Qi’
- lingkungan sel terutama suhu
- jenis / macam sel

Dialirkan = IMPULS
TINGKAT KEPEKAAN THDP RANGSANGAN
berdasar respons thdp rangs listrik
• Excitable Points
sangat peka
tap
• Least Treatment
peka
rangs lemah
wajah, perut, siku, lutut;
• Average Treatment
kurang peka
perlu rangs agak kuat
kepala belakang, punggung, lengan, paha depan
• Most Treatment
tidak peka
perlu rangs kuat
durasi lebih lama
pinggang, bokong, kaki
PENGETAHUAN DASAR KELISTRIKAN
1. AC = Alternating Current
= Arus Bolak-balik
2 sumbetr listrik : = arus Faradic
= BIFASE
2. DC = Direct Current
= Arus Searah
= arus Galvanic
= MONOFASE
Aliran listrik di DALAM ALAT dr --- ke arah +++
LUAR ALAT dr ++++ ke arah ----
(merah) (hitam)

Arah ARUS LISTRIK :


dr sumber arus (merah) ke pnerima arus (hitam)
PENGETAHUAN DASAR KELISTRIKAN

• A. ARAH Gel Listr


• B. BENTUK Gel Listr
• C. SATUAN Listr
- Kekuatan, Volt
GEL. LISTRK - Arus, Ampere
- Tahanan, Ohm
- Kecepatan putaran, Frek, cps
• D. MACAM Gel Listr
PENGETAHUAN DASAR KELISTRIKAN
MONOFASE
A. ARAH GELOMBANG :
BIFASE

MONOFASIC, DC

BIFASIC, AC

B. BENTUK Gelombang :
1. Siku, Square wave
2. Gerigi, Gergaji, Segi, Spike wave
3. Lengkung, Sinusoid wave
C. SATUAN Listrik
• Volt (V)
= Kekuatan, Tegangan, diukur dg Voltmeter
• Ampere (Amp)
= Kuat Arus, Intensitas, diukur dg Ampermeter
• Ohm ( Ω )
= Tahanan, diukur dg Ohmmeter
• Hertz (Hz)
= Frekuensi, putaran per detik (ppd),
cycle per second (cpc)

D. MACAM Frek
1. Terus teratur (continuous wave)

2. Terus terputus (discontinuous wave)

3. Padat-longgar (dense-disperse)

4. Pernafasan (respiration wave)


EAP= ELEKTRO AKUPUNKTUR
= EAA = ELEKTRO AKUPUNKTUR APPARATUS

APS = utk merangs / Stimulator t.a.p.

EAP
APD = utk mencari / Detektor t.a.p.

Katode, Negatif, Hitam


Elektrode
Anode, Positif, Merah

Aliran Arus Biolistrik : KN AP


Daftar Pustaka

• PAKSI, Penataran Ilmiah Tentang Elektroakupunktur,


Jakarta Desember 1998
• Instruction Manual Multi-Purpose Health Device,
YingDi KWD-808-I
• Advanced Modern Chinese Acupuncture Therapy
Terimakasih

Heru

Anda mungkin juga menyukai