Anda di halaman 1dari 14

BAB VIII SASTRA INDONESIA

PERIODE 1945
Mata Kuliah : Sejarah Sastra
Dosen Pengampu : Ibu Manguna Eliastuti, M.Pd.

KELOMPOK 5
Putri Tamara Hati 202021500065
Devita Amaliah 202021500033
Siti Nurohana 202021500045
Sherlyana 202021500103
Sri Devi 202021500052
Rahma 202021500009

Kelas : X3A (Non Reguler)


PBSI
A. Gelanggang Seniman Merdeka

Pertengahan 1942 atas usaha Chairil Anwar bertemulah sejumlah seniman seperti Asrul Sani,
Baharudin, Basuki Resobowo, Henk Ngantung, Rivai Avin, M. Akbar Djuhana, Mochtar Apin, dan
M. Balfas, untuk menggerakkan pendirian perkumpulan kebudayaan Gelanggang Seniman Merdeka
pada saat itu 19 November 1946. Dalam perkumpulan ini mengakui diri sebagai generasi
gelanggang di majalah siasat yang di pimpin oleh rosihan anwar.
Dalam pendahuluan menyatakan bahwa Generasi Gelanggang lahir dari pergolakan roh dan pikiran
yang mencipta manusia Indonesia yang hidup.Pada kenyataan-kenyatan tersebut banyak orang
menganggap telah lahir angkatan Baru. Rosihan Anwar dalam majalah Siasat edisi 9 Januari
1949 mengenalkan isitilah angkatan 45 kepada generasi gelanggang tersebut.Nama-nama lain yang
dibuat oleh berbagai pihak adalah Angkatan Kemerdekaan, Angkatan Charil Anwar, Angkatan
Sesudah Perang, Angkatan Pembebasan, dan Generasi Gelanggang. Konsep kepengaranganan
mereka di rumuskan dalam surat terbuka yang diberi nama Surat Kepercayaan Gelanggang (SKG)
disusun oleh Asrul Sani 18 Februari 1950, setahun setelah kematian Chairil Anwar.
B. Lembaga Kebudayaan Rakyat Mukadimah

Rakyat adalah adalah satu-satunya pencipta kebudayaan dan bahwa


pembangunan kebudayaan Indonesia baru hanya dapat dilakukan oleh
rakyat, sehingga dimana pada hari 17 Agustus 1950 didirikan Lembaga
Kebudayaan Rakyat, disingkat Lekra. Pendirian ini terjadi pada proses
perkembangan kebudayaan yang sebagai hasil keseluruhan daya upaya
manusia secara sadar untuk memenuhi, setinggi-tingginya kebutuhan
hidup lahir dan batin, senantiasa maju dengan tiada putus-putusnya.
C. Periode Angkatan 45

Bangsa indonesia dijajah oleh jepang pada tahun 1942-1945, pada masa itu penggunaan bahasa
Belanda dilarang oleh jepang dan penggunaan bahasa Indonesia di sebarkan. maka itu sastra
Indonesia menjadi semakin meningkat, para pengarang dan seniman dikumpulkan bangsa jepang di
Kantor Pusat kebudayaan perkumpulan tersebut pun dinamakan Keimin Bunka Shidosho.
D. Ciri angkatan 45

-Gaya realisme
-simbolik Individualisme menonjol
01 -ekspresionisme.
02

Filsafat eksistensialisme
03 mulai dikenal
E. Karya-karya seniman 45
M. Balfast bersama Sudjati S.
Tahun 1947 Trisno Sumardjo A tahun
dan S. Soedjoyono menerbitkan 1953 mendirikan majalah
majalah Seniman di Solo. Kisah, majalah khusus
cerpen.

Karya-karya Kotot Karya Inu Kertapati


Sukardi antara lain: antara lain: "Sumping
"Bende Matatam". Sureng Pati".

Karya-karya Maria Amin


antara lain: prosa lirik
Karya-karya St. Nuraini antara "Tengoklah Dunia Sana".
lain: "Sajak buat Anak yang
Takkan Lahir" (puisi)
F. Sejarah Lahirnya Angkatan ‘45
Latar belakang yang menyebabkan lahirnya angkatan ’45 ada dua hal yaitu kekejaman
penjajahan dan penderitaan akibat revolusi.
Manifer angkatan 45 termuat dalam majalah siasat pada tanggal 23 oktober 1945 berupa surat
1
kepercayaan gelanggang 18 februari 1950 yang dapat dilihat patokan-patokan angkatan 45 yaitu:

1. Wujud pernyataan fikiran lebih dipentingkan

3 dan ukuran nilai mencipta


2. Kepribadian seseorang hendaknya menjadi pegangan

3. Nilai-nilai baru harus ditempatkan setelah nilai-nilai lama dihancurkan

4. Pencipta harus mempunyai kebebasan penuh dalam penciptaan pengarangnya


5
5. Tekanan difokuskan pada kebudayaan dunia harus bersifat universal.
G. Sifat Kesusastraan Angkatan’45

1 2 3
Isi cerita mengenai Bentuk karangnya Bahasanya pendek-pendek
pendeitaan rakyat yang biasanya berupa novel tapi padat dan agak kasar,
diakibatkan oleh dan cerpen kurang memperhatikan
kekejaman penjajah ejaan.
H. Ciri-Ciri Angkatan ‘45

1 3
4
2 Bertujuan
Memiliki corak
universal
realistis
nasionalis
Berdasarkan pengalaman
hidup dan gejolak sosial,
Bersifat politik, dan budaya
patriotisme,revolusi,dan yang mewarnai
perlawanan terhadap pengalaman angkatan ‘45
penjajah
I. Tokoh-Tokoh Angkatan’45
Chairil Anwar Asrul Sani

Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 juli 1922. Ia Asrul Sani lahir pada 10 Juni 1926 di Rao, Sumatra
mengenyam pendidikan Mulo (SMP) kelas I di Barat. Ia lulusan Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan
Medan kemudian ia pindah ke Mulo Jakarta sampai Bogor. Pada waktu revolusi, ia memimpin Laskar
kelas II. Dia menulis pada tahun 1943 (permulaan Rakyat, kemudian menjadi tentara. Ia menerbitkan
zaman penduduk Jepang dan ia wafat di RSUP harian-perlawanan “Suara Bogor”, korektor di
Salemba Jakarta pada tangga 24 April 1949. percetakan, redaktur “Gema Suasana”. Buah tangannya
pun berupa sajak-sajak, cerita-cerita, dan esai.
Rivai Apin Idrus

Rivai Apin dilahirkan pada tanggal 30 Agustus 1927 di


Padang Panjang. Ia berpendidikan SMA.
Pekerjaanya tukang catut, pembantu pada badan kepolisian, Idrus lahir di Padang pada tanggal 21 September 1921 –
redaktur majalah:”Noesantara”, redaktur:”Gema Suasana”, Wafat di Padang 18 Mei 1979 pada umur 51 tahun. Ia
selanjutnya ia jadi redaktur”Gelanggang” dari warta tamatan SMT. Semasa Jepang, ia bekerja pada Balai
sepekan “Siasat” dan pembantu “Zeinth” sejak Juni 1951. Pustaka dan PUSD (Perserikatan Usaha Sandiwara Jawa).
Rivai Apin bersama-sama dengan Chairil Anwar dan Asrul Prof. Dr. Teeuw berpendapat bahwa menimbang
Sani menyusun Tiga Menguak Takdir.karya-karya yang karangankarangan Idrus adalah agak sukar.
ditulis olehnya: a. Chairil Anwar adalah pelopor Angkatan ‘45
a. Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajar bersama Chairil b. Idrus adalah pengarang prosa yang pertama dari
Anwar dan Rivai Avin, 1950) Angkatan ’45.
b. Gema Tanah Air (1948)
c. Dari Dua Dunia yang Belum Sudah (1972).
J. Sejarah Angkatan ‘45
Angkatan ‘45 merupakan sebuah nama bagi angkatan penyair setelah pudarnya ekstitensi Angkatan Pujangga Baru, kata
Angkatan ‘45 sendiri dipopulerkan pertama kali oleh Rosihan Anwar dalam majalah Siasat yang diterbitkan tanggal 9
Januari 1949 (Teew, 1980:169).Terkecuali bagaimana polemik yang meyertai penamaan tersebut. Karena dalam sastra
tidak bisa dibayangkan rangkaian periode seperti balok-balok batu yang dijajarkan secara berurutan,melainkan saling
tumpang tindih (Wellek via Pradopo, 1995:3).
masa produktif Angkatan ‘45 dari tahun 1943 – 1953. Dari sepuluh tahun masa kejayaan itu kaarya – karya penyair
Angkatan ‘45 150 sudah sulit ditemukan, kecuali karya Mochtar Lubis dan Sitor Situmorang yang pada tahun 1953
masih terus menerbitkan sajak – sajaknya.Sepanjang masa-masa kejayaan tersebut sebagian besar karya-karya penyair
Angkatan ‘45 belum dipublikasikan dalam bentuk buku, sajak-sajak mereka hanya terpublikasikan lewat
majalah.Bahkan sajak-sajak Chairil baru diantalogikan pada. tahun 1949, setelah Chairil Anwar meninggal dunia.
K. Tokoh dan Karya Terbaik Pelopor Angkatan ‘45
Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatra Utara, 26 Juli 1922 – wafat di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun)
Chairil Anwar seorang sastrawan yang dikenal sebagai sebagai penulis buku yang berjudul “Si Binatang Jalang” beliau
adalah pelopor atau penggagas Angkatan ‘45 yang menciptakan trend baru pemakaian katadalam berpuisi yang terkesan
sangat lugas, solid, dan kuat. Dia bersama temannya Asrul Sani dan Rivai Apin memolopori puisi modern Indonesia
Masa-masa kehadirannya merupakan masa-masa yang subur dalam sejarah Angkatan 45 danmenarik dilihat dari
berbagai segi.Secara sosial, saat itu merupakan masa revolusioner, revolusioner sendiri adalah sebuah masa peralihan
atau pergantian dari situasi sebagai bangsa terjajah menuju gairah kemerdekaan dari sebuah bangsa yangmuda.Masa-
masa itu, juga merupakan masa-masa spektakuler yang luar biasa dalam jalan sejarah dan tata dunia.
Salah Satu contoh Karya-karya Chairil Anwar :
A.Buku-buku
1) Deru Campur Debu(1945)
2) Tajam(1949) .
3) yang Terampas dan yang Putus(1949),dsb.
B.Terjemahan dalam Bahasa Asing
1) Sharp Gravel, Indonesia Poems(1960)
2) Cuatro Poemas Indonesions(1962)
3) Chairil Anwar: Selected Poems(1963), dsb.
kesimpulan
Karya sastra Angkatan 45 lahir pada masa peralihan bangsa yaitu dari masa penjajahan
Jepang menuju kemerdekaan. Pada Angkatan 45 karya sastra didominasi oleh puisi,
prosa tampak berkurang. Konsepsi estetik Angkatan 45 tergambar dalam “Surat
Kepercayaan Gelanggang”
Para penggerak Angkatan 45 yaitu para sastrawan yang ada pada masa itu seperti
Chairil Anwar, Idrus, Asrul Sani, Sitor Situmorang, Muhammad Ali, Toto Sudarto
Bachtiar. Para sastrawan Angkatan 45 ini memiliki ciri khas masing-masing.

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai