Anda di halaman 1dari 29

Pneumonia

Pembimbing :
Dr. Rizqi, Sp.Rad

Disusun oleh:
William Sitner
1102012306
Pneumonia

Atelectase
Homogen diffus
Kelainan Parenkim paru

Epitetuberculosa
Radio-opaque Noduler
Infark Paru
Garis – garis / linier

Local
Radioulsen
General / Luas
Deskripsi Kelainan
RADIO OPAQUE

Pebercakan Perselubungan /
Nodul Massa
(patchy) Konsolidasi

Fluffy, cloudlike,
Bercak/noda keras Besar : 2-3 cm Ukuran > 3 cm
hazy

Infiltrat/Bercak
Kecil : 0,5-2 cm Homogen
lunak

Halus/Milier : <0,5 Inhomogen


Pneumonia

Definisi Patologi :
Infeksi jaringan paru yang dapat
ditumbulkan oleh berbagai sebab

Definisi Radiologik :
Suatu proses bertambah padatnya
jaringan/ parenkim paru yang
berjalan cepat mengenai
suatu/beberapa segmen / lobus
Umur >65 tahun
Faktor
Resiko Alkoholismus dan kebiasaan merokok: meningkatkan resiko kolonisasi
kuman, ganggu transpor mukosiliar, ganggu sistem pertahanan seluler

Malnutrisi

Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi mis: gangguan kesadaran,


penderita yang sedang diintubasi

Penyakit penyerta: kardiovasuler, DM

Infeksi saluran nafas atas


Klasifikasi
Berdasarkan klinis dan epidemiologis :
Pneumonia komunitas (Community Acuired Pneumonia =
CAP)

Pnemonia di dapat di Rumah Sakit (Health Care Associated


Pneumonia =HACP)

Pneumonia akibat pemakaian ventilator (Ventilator


Associated Pneumonia = VAP)
(Soepandi, et al., 2014)

Klasifikasi Penumonia berdasarkan Inang dan Lingkungan

Pneumonia komunitas Sporadis, atau endemik; muda atau orang uta

Pneumonia nosokomial Didahului perawatan di RS

Pneumonia rekurens Terjadi berulang kali, berdasarkan penyakit paru kronik

Pneumonia aspirasi Alkoholik, usia tua

Pneumonia pada gangguan imun Pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS


Klasifikasi
Berdasarkan bakteri penyebab / etiologi :
Pneumonia bakterial / tipikal .
• Dapat terjadi pada semua usia
• Tendensi bakteri menyerang sesorang yang peka :
• Klebsiella pada alkoholik
• Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.

Pneumonia atipikal
• (Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia)

Pneumonia virus
Pneumonia jamur
• sering merupakan infeksi sekunder.
• Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)


bakteri

Etiologi

jamur virus
Klasifikasi
Berdasarkan predileksi infeksi :
Pneumonia lobaris.
• >>bakterial
• jarang pada bayi dan orang tua.
• Terjadi pada satu lobus atau segmen
• kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya : pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan

Bronkopneumonia
• Bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru.
• Disebabkan oleh bakterial maupun virus.
• >> bayi dan orang tua.
• Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus

Pneumonia interstisial

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)


Patofisiologi

Inokulasi langsung

Penyebaran melalui pembuluh darah

Inhalasi bahan aerosol

• Terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur.


• Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 -2,0 m melalui udara dapat mencapai
bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi.

Kolonisasi dipermukaan mukosa

• Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian
terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme
• Merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru.
Hiperaemia, eksudasi
cairan intra-alveolar, Konsolidasi eksudatif
Invasi bakteri pada
deposisi fibrin, infiltrasi pada jaringan paru secara Kapasitas vital menurun
parenkim paru
neutrofil(Red lobular, lobar, interstitial
hepatization)

Ventilation-perfusion
Hipoksemia Saturasi oksigen menurun Kerja jantung meningkat
mismatching

Deposisi fibrin dan


disintegrasi sel inflamasi Reabsorbsi dan
makin meningkat Resolusi pengeluaran oleh
progresif (gray mekanisme batuk
hepatization)
Diagnosis
Diagnosis
Anamnesis
• Demam, menggigil, suhu >melebihi 380C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.

Pemeriksaan fisik
• Tergantung dari luas lesi di paru.
• Inspeksi
• Terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
• Palpasi
• Fremitus dapat mengeras
• Perkusi
• Redup
• Auskultasi :
• suara napas bronkovesikuler sampai bronkial
• Mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
Perbedaan gambaran klinis pneumonia atipik dan tipik

Tanda dan gejala P. Atipik P. Tipik


Onset Gradual Akut
Suhu Kurang tinggi Tinggi, menggigil
Batuk Non produktif Produktif
Dahak Mukoid Purulen
Gejala lain Nyeri kepala,mialgia, sakit jarang
tenggorokan
Gejala di luar paru Sering lebih jarang
Pewarnaan gram flora normal atau spesifik kokus gram (+) atau (-)

Radiologis “patchy” konsolidasi lobar

Laboratorium Lekosit N/Rendah Kadang lebih tinggi


Gangguan fungsi hati Sering Jarang
Diagnosis
Gambaran radiologis
• Foto toraks (PA/lateral)
• Penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.
• Infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti.
• Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi, misalnya gambaran
• Pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
• Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus.
• Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk kuman aspirasi. Tetapi
pada pasien yang tidak sadar, lokasi ini bisa dimana saja

Pemeriksaan labolatorium
• Peningkatan jumlah leukosit, biasanya > 10.000/ul - 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran
ke kiri
• Peningkatan LED.
• Pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi Untuk menentukan diagnosis etiologi
• Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati.
• Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Bayangan opak homogen, difus, dan berbatas tegas yang mengenai satu atau
Gambaran beberapa segmen/lobus
Radiologi
Gambaran yang terlihat pada posisi PA harus sesuai dengan posisi lateral karena
mengenai segmen atau lobus

Air bronchogram (+)


bayangan cabang-cabang bronkus yang berisi udara yang melewati suatu proses
infeksi (disekitar bayangan konsolidasi paru)

Kadang – kadang ada pembesaran kelenjar hili

Tidak ada penarikan jaringan sekitar

Volume tetap
Tidak terdapat pengecilan volume

Pada keadaan afebris, gambaran radiologis masih tampak

Stad resolusi:
Bayangan homogen difus berkurang dan diganti bayangan menyerupai sarang
tawon yang kemudian akan menjadi normal kembali

Kadang disertai dengan pleural eusion


Klasifikasi radiologis menurut Heirzman :

• Lobaris

• Lobularis (Bronchopneumonia)

• Interstitial pneumonia
Klasifikasi

Bronkopneumonia
• Perselubungan • Difus bilateral • Bronchial
Pneumonia lobaris.

Pneumonia interstisial
padat pada lobus • peningkatan corakan cuffing
atau segmen bronchovaskular • Corak
paru secara • Infiltrat kecil dan halus
anatomis bronkovaskular
yang tersebar di pinggir
• Batas jelas lapang paru
meningkat
• Volume paru • Bayangan bercak sering • hiperaerasi
tidak berubah terlihat pada lobus
(pada atelektasis bawah
berubah) • Bisa berupa konsolidasi
• Pada masa acinair,segmental atau
resolusi, sering lobar
tampak air • Menyerupai proses
bronchogram spesifik (TBC) tapi
sign (Larger berbeda posisi, pada BP
bronchi seringnya posisi di lapangan
tetap berisi udara tengah atau bawah
paru-paru
Lobar pneumonia
Right upper lobe pneumonia
PA Lateral

• Infiltrat di atas fisura minor


• Batas kanan jantung jelas (lobus superior)
• Infiltrat alveolar pada paru lapang tengah
kanan
(Essentials of Radiology 2nd ed, 2005, Saunders)
Right middle lobe pneumonia
PA Lateral

• Batas kanan jantung tertutup • Konsolidasi anterior dari fisura


perselubungan mayor dan inferior dari fisura
• Silhoutte sign (+)  lobus media minor (lobus media)
Right lower lobe pneumonia
PA Lateral

• Batas kanan jantung jelas


• Infiltrat terletak posterior dari
fisura mayor
• Infiltrat alveolar pada paru lapang bawah kanan
• Silhoutte sign (-)  bukan pada lobus media
BRONKHOPNEUMONIA

Bercak infiltrat/lunak terutama di


lapangan bawah paru  bisa disebut juga
pneumonia infiltrat / mengenai segmen Bronkhopneumonia Kanan

kecil (beberapa alveolus ) / Atypical


pneumonia seperti pada SARS/Flu Burung

• Biasa disebabkan oleh virus


• Corakan paru bertambah dan melebar
• Bercak-bercak konsolidasi Bronkhopneumonia (multifocal
• /lobular)
Patchy appearance
• Peribronchial thickening
• Poorly defined air-space opacities.
Broncopneumonia

• Berupa bercak-bercak jika masih ada jaringan • Berupa awan tipis atau tebal
diantaranya.
• Jika proses meluas; bercak-bercak yang
• Biasanya terutama terdapat disekitar daerah
pericardial.
konfluens

• Bisa terdapat bersama-sama • Bisa terjadi perselubungan ringan pada


dengan efusi pleura seluruh paru-paru bagian tengah dan bawah
Interstitial pneumonia

Interstisial (Focal diffuse)

• Fase akut: bronchial cuffing (penebalan dan edema dinding bronkiolus)


• Corakan bronkovaskular meningkat
• Hiperaerasi
• Bercak-bercak infiltrat dan efusi pleura dapat ditemukan

Patologi:
kerusakan silia sel goblet dan kelenjar mukus bronkiolus sehingga dinding
bronkiolus menjadi edematous. Juga terjadi edema jaringan interstisial peribronkial.
Gambaran Radiologik berdasarkan etiologi:
FRIEDLANDER
STAPHYLOCOCCAL PNEUMONIA
PNEUMONIA

Fissure bulging sign

• Gejala lebih berat , mortalitas mencapau 70-80% dan


• Jarang menyerang dewasa  > anak/bayi/orang tua meninggal pd minggu I

• Karena poreses supurasi  terbentuj Kavitas • Disebabkan oleh Klebsiella pneumonia

• Mungkin disertai efusi pleura • Bayangan opak homogen dan difus yang cepat membentuk
abses
• Air fluid meniscus (+)  belum tampak pada proses supurasi
Staphylo-coccal pneumonia lobus superior kanan dengan
pembentukan abses • Dinding rongga tegas
• Ada fissural bulging
Tatalaksana
Thank you

Anda mungkin juga menyukai