0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan7 halaman
(1) Pasien akan merasa lega setelah diajarkan cara batuk efektif karena dapat mengeluarkan dahaknya.
(2) Tindakan promotif yang tepat untuk mengurangi risiko PPOK di kelurahan tersebut adalah penyuluhan tentang bahaya merokok.
(3) Ketika saturasi oksigen pasien menurun saat suction, tindakan yang tepat adalah melaporkan ke dokter jaga.
(1) Pasien akan merasa lega setelah diajarkan cara batuk efektif karena dapat mengeluarkan dahaknya.
(2) Tindakan promotif yang tepat untuk mengurangi risiko PPOK di kelurahan tersebut adalah penyuluhan tentang bahaya merokok.
(3) Ketika saturasi oksigen pasien menurun saat suction, tindakan yang tepat adalah melaporkan ke dokter jaga.
(1) Pasien akan merasa lega setelah diajarkan cara batuk efektif karena dapat mengeluarkan dahaknya.
(2) Tindakan promotif yang tepat untuk mengurangi risiko PPOK di kelurahan tersebut adalah penyuluhan tentang bahaya merokok.
(3) Ketika saturasi oksigen pasien menurun saat suction, tindakan yang tepat adalah melaporkan ke dokter jaga.
Soal 1 Seorang perempuan (30 tahun) dirawat dengan PPOK. Pasien mengeluh batuk-batuk. Hasil pengkajian : sesak nafas, sulit mengeluarkan dahak, auskultasi ronkhi. Pasien mendapatkan terapi obat Bisolvon dan Ventolin via nebulizer sesuai order dokter. Perawat melatih pasien batuk efektif. Saat ini, perawat menginstruksikan pasien untuk melakukan batuk sesuai dengan yang diajarkan. Bagaimanakah respon pasien yang diharapkan setelah diberikan tindakan tersebut? A. “Saya merasakan semakin sesak nafas” B. “Saya merasa lega dapat mengeluarkan dahak saya” C. “Dada saya terasa nyeri” D. “Nyeri yang saya rasakan berkurang” E. “Saya tidak mengerti cara melakukan batuk yang benar” Soal 2 Sebuah kelurahan ditemukan masalah keperawatan risiko peningkatan gangguan penyakit PPOK. Sebanyak 20% masyarakat pernah dirawat dengan PPOK, 57% masyarakat adalah perokok aktif dan memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah. Apa tindakan promotif yang tepat pada kasus? a.Penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok b.Deteksi kasus PPOK c.Latihan batuk efektif d.Menyarankan masyarakat menggunakan masker e.Melakukan skrining sputum Soal 3 Seorang laki-laki (46 tahun) dirawat di RS dengan PPOK. Hasil pengkajian; kesadaran somnolen, terpasang O2 NRM 10 lpm, terpasang oksimetri (95 %), terdengar ronkhi. Perawat berencana melakukan suction pada saluran napas pasien. Pada saat perawat melakukan suction, saturasi oksigen 80 %. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada pasien ? A. Tetap lanjutkan suction B. Laporkan ke dokter jaga C. Berikan bantuan napas dengan ambu bag D. Berikan konsentrasi O2 lebih tinggi E. Memasang oksigen kembali Soal 4 Seorang laki-laki (18 tahun) akan dievakuasi tim ambulance pasca tawuran antar kampung. Hasil pengkajian: terdapat luka tembus pada dada kanan pasien, nyeri pada bekas luka, napas pendek, terlihat adanya gelembung udara pada luka dan adanya sucking chest wound. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus? A. Melakukan pemasangan kasa tiga sisi B. Melakukan needle crichotiroidetomi C. Melakukan needle thorakosintesis D. Melakukan Jet Ventilation E. Memberikan terapi oksigen 12L/menit dengan simple mask Soal 5 Seorang perempuan (31 tahun) dengan G3P1A1 dibawa ke IGD dengan keluhan sakit kepala, pandangan kabur, kaki bengkak. Hasil pengkajian : Tekanan darah 170/110mmHg, frekuensi nadi: 104x/menit, tampak edema pada ekstermitas bawah dan proteinuria (+). Apakah tindakan yang tepat untuk penanganan klien? A. Pemberian diuretik B. Pemberian MgSO4 C. Resusitasi cairan D. Pemberian NaCl E. Pemasangan cairan koloid