Variabel Kuantitatif :
1. Variabel diskrit atau nominal atau kategorik karena
hanya dikategorikan 2 kutub yang berlawanan, yakni ya
dan tidak. Angka2 digunakan untuk menghitung
banyaknya atau jumlahnya atau dinyatakan sebagai
frekuensi.
2. Variabel kontinum : (ordinal, interval, dan rasio)
Variabel Kontinum :
1. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan2,
misalnya : panjang, kurang panjang, pendek. Atau sebutan lain
lebih “kurang”.
2. Variabel interval, yakni variabel yang mempunyai jarak, jika
dibanding dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat
diketahui dengan pasti. Misalnya suhu udara di luar 31°C. Suhu
tubuh 37° C, maka selisih suhu 6°C. Jarak semarang – magelang
70 km, magelang – yogya 101 km, maka selisih magelang-
yogya, yakni 31 km.
3. Variabel rasio, yakni variabel perbandingan. Contoh : BB Pak
Karno 70 Kg, sedangkan anaknya 35 Kg, maka BB pak Karno dua
kali anaknya.
Berdasarkan perilakunya Variabel
1. Variabel terikat atau dependent variables
2. Variabel bebas, atau variabel tidak
tergantung atau independent variables
3. Variabel perantara atau intervening variable
atau biasa juga dikenal dengan varibael
moderat atau moderate variables.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam
variabel penelitian :
1. Sifat variables
2. Status variable
Populasi Disimpulkan
Kesimpulan
berlaku untuk
populkasi
Sampel
Populasi dan Sampel
• Penelitian sampel dilakukan apabila subjek benar2
homogen ---- berlaku untuk populasi
• Bila sampel tidak homogen kesimpulannya tidak berlaku
bagi seluruh populasi (tidak boleh digeneralisasikan
hasilnya).
• Contoh : Homogen ---- Menguji Air teh manis dalam
sebuah termos air---- memiliki sifat atau karakteristik yang
sama---bisa digeneralisir
• Contoh : Heterogen ---- Menguji kepandaian Mahasiswa
hanya menguji 1 orang hasilnya tidak mencerminkan
keseluruhan populasi mahasiswa.
Keuntungan Menggunakan sampel
1. Tidak terlalu repot dibanding populasi
2. Dikhawatirkan ada yang terlewati karena populasinya
terlalu besar
3. Lebih efisien (waktu, uang dan tenaga)
4. Tidak merusak seluruhnya populasi (pada penelitian
percobaan keampuhan senjata yang dihasilkan pabrik
sperti granat)
5. Tidak memungkinkan melakukan penelitian populasi.
Misalnya meneliti usia remaja umur 15 tahun tentang
suatu pendapat pada se luruh penduduk Indonesia.
Ketentuan Besarnya Sampel (Arikunto,
2002)
• Jika subjek kurang dari 100 sebaiknya diambil
seluruhnya sehingga penelitian populasi;
• Jika subjeknya besar dapat diambil sampelnya antara
10-20% atau 20-25% atau lebih tergantung dari :
Kemapuan peneliti, Sempita atau luasnya wilayah,
besar kecilnya resiko.
• Jika dikategorikan 3 tingkatan klas sosial, 2 jenis
kelamin, 4 jenis pekerjaan, 4 tingkatan pendidikan, 3
kategori pengawasan keluarga, maka sampel dapat
diambil sebesar : 3x2x4x4x3=228.
Penentuan Besarnya Sampel
1. Rumus Jacob Cohen :
L
N 2
u 1
f
Di mana :
N = Ukuran sampel
f² = Effect size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam
penelitian
L = Fungsi power dari u, diperoleh dari tabel
t.s 1%
Power (p) = 0,95 dan efffect size (f²) = 0,1
Harga L tabel dengan t.s. 1% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76, maka
19,76
N = ----------- + 5 + 1 = 203,6 dibulatkan menjadi 204
0,1
Penentuan Besarnya Sampel
1. Rumus Berdasarkan Proposisi oleh :
a. Issac & Michael :
x NP(1 P)
2
s 2
d (N 1) x2P(1 P)
Di mana :
S = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
P = Proporsi dalam populasi
d = ketelitian (error)
X² = harga tabel chi-kuadrat
Penentuan Besarnya Sampel
b. Oleh Leedy :
Z 2
N ( ) ( P)(1 P)
e
Di mana :
N = Ukuran sampel
Z = Standar score untuk nilai yang dipilih
E = Sampling error
P = Proporsi harus dalam populasi
c. Rumus Slovin :
N
n
1 N (d 2 )
Di mana :
N = Jumlah Populasi
n = jumlah sampel
d = nilai kritis
1 = konstanta.
Cara Menarik Sampel
1. Random Sampling (acak sederhana) :
a. Undian (untung-untungan)
b. Ordinal (tingkatan sama)
c. Menggunakan tabel bilangan random (random digit)
2. Sampel bestrata (stratified sample)
3. Sampel wilayah atau area probability sample
4. Sampel proporsi (proportional sample atau sampel imbangan.
5. Sampel bertujuan (purposive sample)
6. Quata sampling
7. Cluster sampling
8. Double sampling.
Unit Analisis
Adalah satuan tetentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian.
Kesimpulan tidak
sesuai dengan Kesimpulan sesuai dengan
kenyataan kenyataan
Uji Instrumen
1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat2
kevalidan atau kesahihansesuatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi, dan sebaliknya mempunyai validitas rendah.
2. Reliabilitas adalah menuju pada satu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tsb sudah
baik. Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius
mengarahkan jawaban responden untuk memilih
jawaban2 tertentu.
Validitas ada 2 macam :
1. Validitas eksternal. Instrumen yang dicapai
apabila data yang dihasilkan dari instrumen
tsb sesuai dengan data atau informasi lain
yang mengenai variabel penelitiannya
dimaksud.
2. Validitas internal. Instrumen dicapai apabila
terdapat kesesuaian antara bagian2
instrumen dengan instrumen secara
keseluruhan.
Menguji validitas eksternal
Rumus 1 :
rxy
xy
( x )( y
2 2
)
Di mana :
x = X X Y Y
y =
Y Y
X = Skor rata-rata X
Y = Skor rata-rata Y
Rumus 2 : N XY ( X )(Y )
rxy
N X ( X ) NY (Y )
2 2 2 2
Menguji validitas Internal
• Dikenal dua validitas, yaknui : validitas butir dan
validitas faktor.
• Validitas butir : sebuah instrumen memiliki validitas
yang tinggi apabila butir2 yang membentuk
instrumen tsb tidak menyimpang dari fungsi
instrumen.
• Vailiditas faktor : sebuah instrumen memiliki validitas
yang tinggi apabila faktor2 yang merupakan bagian
dari instrumen tsb tidak menyimpang dari fungsi
instrumen.
Contoh Validitas Butir
1. Memasukkan butir yang bukan indikator dari variabel yang diteliti.
Contoh 1:
variabel penggantian verban luka, intensitas penggantian verban luka.
Indikator : - Frekuensi penggantian;
- Ketepatan waktu penggantian
- Ketepatan cara penggantian
Kekeliruan : Indikator : Kecepatan cara pemupukan
Contoh 2:
Variabel : Kemampuan perawat dalam memberikan asuhan.
Indikator : Persiapan merawat :
- Kelengkapan peralatan keperawatan
- Ketepatan dalam melaksanakan setiap tahapan proses
- Keserasian pada setiap tahapan proses.
Kekeliruan : Peneliti mencantumkan indikator ferkuensi pengkajian.
Contoh Validitas Butir
2. Membuat pertanyaan yang jawabannya tidak bervariasi.
Butir Benar : Cara Anda mengganti verband luka.
a. Memastikan bahwa tangan dalam keadaan bersih atau steril.
b. Membuka verband balutan luka dengan teliti dan hati-hati.
c. Mengoleskan kapas alkohol 95% pada permukaan luka;
d. Mengoleskan Bethadine pada permukaan luka
e. Menutup luka dengan gas steril kemudian diplaster;
f. Selesai perawatan luka perawat mencuci tangan kembali.
g. Peralatan dimasukkan dalam larutan baycline, kemudian dibersihkan kembali
dan disterilkan siap untuk digunakan;
Butir Salah :
Apakah Anda merawat pasien anda ?
Ya
Tidak
Kesimpulan :
Validitas internal dapat dilakukan dengan dua cara, yakni :
1. Melakukan analisis faktor (anafak).
2. Melakukan analisis butir (anabut).
3. Analisis faktor
Apabila instrumen yang membentuk faktor tersebut sudah valid.
Analisis faktor dilakukan apabila antara dua faktor terdapat
kesamaan. Caranya dengan mengkorelasikan skor faktor dengan
skor totalnya, sesudah terlebih dahulu mengetahui kekhususan
tiap faktor. Misalnya : Korelasi faktor 1 dengan faktor 2, korelasi
faktor 1 dengan faktor 3, korelasi faktor 2 dengan faktor 3.
Sesudah itu :
1. Mengkorelasikan jumlah skor faktor 1 dengan
skor total
2. Mengkorelasikan jumlah skor 2 dengan skor
total
3. Mengkorelasikan jumlah skor faktor 3 dengan
skor total.
2. Analisis Butir :
• Prosedur untuk melakukan analisis butir
sebenarnya sama dengan melakukan analisis
faktor.
• Uji validitas setiap butir, maka skor2 yang ada
pada butir yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor total. Skor butir dipandang
sebagai nilai X dan skor total dipandang
sebagai nilai Y. Dengan ini hasilnya dapat
diketahui butir yang tidak memenuhi syarat.
Reliabilitas
• Reliabilitas adalah menuju pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tsb sudah baik.
Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius mengarahkan
jawaban responden untuk memilih jawaban2 tertentu.
• Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
berapakalipun diambil hasilnya tetap sama.
• Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian
harus reliabel. Ini bisa miss leading.
• Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan
semata-mata instrumennya.
Reliabilitas ada 2 :
1. Reliabilitas Eksternal. Ada 2 cara yakni dengan teknik
paralel, dan teknik ulang.
Teknik paralel menyusun dua stel instrumen
Keduanya sama2 diujicobakan kepada sekelompok
responden saja (responden mengerjakan dua kali)
kemudian hasil dari dua kali tes uji coba tsb dikorelasikan
dengan Product moment atau Pearson correlation.
Oleh karena dalam menggunakan teknik ini peneliti
mempunyai dua instrumen dan melakukan 2 kali tes,
maka disebut teknik double test double trial.
Reliabilitas Eksternal dengan teknik ulang
2 xr1/ 21/ 2
r11
(1 r1/ 21/ 2 )
Dimana :
r1/ 21/ 2 Rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Vd
r11 1
Vt
Di mana :
r11 = Reliabilitas instrumen
V1 = Varians total atau varians skor total
Vd = Varians (varians difference)
d = Skor pada belahan awal dikurangi skor pada
belahan akhir
Misalnya
∑d = 7 ∑d² = 63
K V1 pq
r11 ( )( )
K 1 V1
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan
V1 = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
(proporsi subjek yang mendapat skor 1)
P = Banyaknya subjek yang skornya 1
N
q = Proporsi subjek yang mendapat skor 0
(q – 1 – p)
Rumus K – R 21
k M (k M )
r11 ( )(1
k 1 kVt
Di mana :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
Vt = Varians total
Rumus Hoyt
Vs Vr Vs
r11 1 Atau
r11
Vr Vr
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen
Vr = Varians responden
Vs = Varians sisa