Anda di halaman 1dari 11

Konsep Teoritis Antropologi

Kesehatan dalam Pemberian


Asuhan Keperawatan yang
Peka Budaya Kepada Pasien
KELOMPOK 4:

11 Mohammad Farih Nahdi 20010088 77 Qoriroh Putri Amelinda 20010113

22 Muzayyanah 20010092
Rejila Jepatrika Gumalindi
33 Nafila Nurdiana 20010097 88 20010117

44 Novita Umami 20010101


99 Rofilatul Hasanah 20010121

55 Nur Wahyu Yuliyana 20010105


Singgih Kanthi Wilujeng
Oktofina Yolanda Orbayam 20010109
10
10
66 20010125

Nathalia Dwi Gunitawati 19010103


11
11
!! ANTROPOLOGI KESEHATAN !!
Kata antropologi merupakan dua suku kata yang mana dalam bahasa
Yunani disebut dengan “Antrhopos” dan “Logos”. Antropos mempunyai
arti manusia dan logo adalah ilmu.

Apabila di artikan secara harfiah maka antropologi mempunyai arti


sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari sudut pandang
keanekaragaman fisik dan kebudayaannya.

Antropologi kesehatan adalah subbidang antropologi pada beragam


keilmuan lain seperti sosial, budaya, biologi, hingga linguistik guna
memahami berbagai faktor yang berhubungan dengan kesehatan. Lebih
dari itu, antropologi kesehatan juga berfungsi untuk memahami faktor-
faktor lain seperti kesejahteraan, pencegahan dan pengobatan penyakit,
proses penyembuhan, hubungan sosial, dan kepentingan budaya.
— SECARA SEDERHANA

“Antropologi dapat disimpulkan sebagai disiplin


ilmu untuk dapat memahami mengenai budaya,
sosial, dan kesehatan serta penyakit di
masyarakat”
KEBUDAYAAN DALAM ANTROPOLOGI

Definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan
defenisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari:
“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata
cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”.
Jadi, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek kehidupan.
Istilah ini meliputi cara berlaku, kepercayaan dan sikap, serta hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk
suatu masyarakat atau kelompok tertentu.
MASYARAKAT DAN RUMAH SAKIT

Keperawatan yang berdasarkan budaya dapat meningkatkan kepuasan pasien sehingga dapat
memengaruhi derajat kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
di dalam lingkungannya.
Douglas, et al., (2009)

Menyatakan bahwa perawat perlu


mendapatkan pendidikan tentang
budaya dalam melakukan pelayanan,
sehingga perawat mempunyai
kompetensi atau kemampuan tentang
kebudayaan pasien yang dirawat.

Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...

Gulbu, 2006; Maier-


Lorentz, 2008; Foster &
Anderson, 2009.

“Model keperawatan transkultural adalah panduan yang


baik bagi perawat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien dengan struktur budaya masyarakat yang
bermacam ragam”
Lanjutan...

Nilai kultural adalah prinsip-prinsip atau kualitas yang dianut oleh suatu
kelompok masyarakat dan diyakini tentang hal-hal baik dan berguna bagi
kelompoknya. Setiap kelompok masyarakat mempunyai nilai-nilai yang
berbeda. Perawat sebagai tenaga profesional harus mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang nilai-nilai yang dianut oleh kliennya
sehingga interaksi dapat berjalan dengan baik (Sumijatun, 2011).
Lanjutan...

Perawat perlu melengkapi dirinya dengan cultural competency, terutama bagi perawat yang
bertugas pada tatanan komunitas.
Misalnya apabila klien dirujuk dan dirawat di rumah sakit, klien akan membawa budaya yang
selama ini dianut sehingga perlu bantuan perawat dalam beradaptasi dengan lingkungannya
yang baru.
Oleh karena itu, perawat perlu memahami aspek budaya yang dianut kliennya. Dengan
demikian, pengkajian perlu dilakukan secara komprehensif dan juga melibatkan orang-orang
terdekat klien.

Anda mungkin juga menyukai