Anda di halaman 1dari 31

SKABIE

S
LAPORAN KASUS

Thesya Oktika Ellysa (170100010)


Laksmitasari Dewi (170100184)

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Identitas Pasien

• Nama : ABC
• Usia : 1 tahun 8 bulan 15 hari
• Jenis Kelamin : Laki – laki
• Tanggal Lahir : 06 – 01 – 2020
• Berat Badan : 7,1 kg
• Panjang Badan : 71 cm

1
Anamnesis

• Keluhan Utama : Kulit bersisik


• Telaah : Kulit bersisik sejak 2 bulan yang lalu, memberat dalam 2
minggu ini, demam (-)

2
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Terdahulu : HIV
• Riwayat Pengobatan : Abicavir 2x60mg, Lamivudine 2x30mg, Nevirapin 1x80mg
• Riwayat Penyakit Keluarga : HIV
• Riwayat Prenatal : Lama kehamilan 38 minggu
• Riwayat Imunisasi : BCG, Hepatitis B
• Riwayat Tumbuh Kembang :
1. BB Lahir : 3,566 gram
2. ASI s/d umur : 3 bulan

3
Grafik Pertumbuhan

Pengukuran pada 25/8/2021

BB/U = < -3 SD (Berat


Badan Sangat Kurang /
Severely underweight)

4
Grafik Pertumbuhan

Pengukuran pada 25/8/2021

PB/U = < - 3 SD
(Sangat Pendek /
Severely Stunted)

5
Status Gizi
Pengukuran pada 25/8/2021

BB/PB = - 3 < SD < - 2


(Gizi Kurang / Wasted)

6
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
• Sensorium : Compos Mentis
• TD : 90/60 mmHg
• HR : 110x/i
• RR : 30x/i
• T : 36,5oC

7
Pemeriksaan Fisik
Thorax

Status Lokalisata: • Simetris fusiformis, retraksi (-)

• Kepala normocephali, LK : cm • Frekuensi jantung : x/menit, reguler, murmur (-/-)

• Mata : Refleks cahaya (+ / +), • Frekuensi napas : x/menit, reguler, ronkhi (-/-).
Abdomen
• Pupil isokor, Ø 2mm / 2mm,
• Konjungtiva palpebra inferior pucat(+ / +) • Soepel, peristaltik (+)

• Mulut : Sianosis (-) dalam batas normal • Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
• Telinga : dalam batas normal
• Hidung : PCH (-), terpasang NGT, O2 nasal kanul • Akral hangat
• CRT < 2 detik
• LLA : 12 cm

8
Status Dermatologis
• Lokasi : Seluruh tubuh
• Distribusi : Generalisata
• Bentuk ruam : skuama, erosi, ekskoriasi, krusta
• Susunan :
• Ukuran :

9
10
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 6,9 g/dL 10,8 – 15,6

Hasil Lab RSUP HAM Eritrosit 2,4 juta /µL 4,5 – 6,5
Hematokrit 21,5 % 33 – 45
Leukosit 10.660 /µL 4.500 – 13.500
Trombosit 10.000 /µL 181.000 – 521.000
MCV 88 fl 69 – 93
MCH 28,3 pg 22 – 34
MCHC 32,1 g/dL 32 – 36
Neutrofil 63,8% 25 – 60
Limfosit 52,8% 25 – 50
Monosit 7,9% 1–6
Eosinofil 7,8% 1–5
Basofil 0.2% 0–1
Ferritin 1430 ng/mL 15 – 150
Besi (Fe/iron) 41 µg/dL 65 - 175
TIBC 221 µg/dL 112 – 346
11 CRP Kuantitatif 1,4 < 0,7
Diagnosa Kerja

• HIV stadium III dengan immunodefisiensi sedang + Norwegian scabies +


anemia ec penyakit kronis + gizi kurang

12
Diagnosa Banding

• HIV stadium III dengan immunodefisiensi sedang + Norwegian scabies +


anemia ec penyakit kronis + gizi kurang
• HIV stadium III dengan immunodefisiensi sedang + Iktiosis vulgaris + anemia
ec penyakit kronis + gizi kurang
• HIV stadium III dengan immunodefisiensi sedang + Dermatitis + anemia ec
penyakit kronis + gizi kurang

13
Tatalaksana

• IVFD D5% NaCl 0,225% 15 gtt/i • Abicavir 2x60 mg


• Inj. Fluconazole 42 mg/24jam • Lamivudin 2x30 mg
• Ivermectin 1x1,5mg • Nevirapin 2x80 mg
• Permethrin 5% • CTM 1x1mg
• Inj. Ceftriaxone 350 mg/12jam
• Cotrimoxazole syr 1x4 ml

14
DISKUSI

15
DEFINISI
Skabies atau dikenal juga dengan
kudis, gudig, dan budug 
penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi kutu Sarcoptes scabiei
varietas hominis.

16
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi skabies di dunia berkisar 300 juta
kasus per tahun.

Paling sering di jumpai di negara tropis  anak-


anak dari masyarakat yang tinggal di daerah
dengan kepadatan yang tinggi, tingkat higiene,
sanitasi dan ekonomi yang relatif rendah.

Data dari Depkes RI (2013)  prevalensi


skabies di Indonesia sebesar 4,6% - 12,95% (3
dari 12 penyakit kulit tersering).

17
ETIOLOGI

• Sarcoptes scabiei var hominis


• Tungau kecil berbentuk oval, punggung
cembung, dan perutnya rata
• Ukuran :
Betina : 300 x 350 mikron
Jantan : 150 x 200 mikron

18
CARA PENULARAN
● Secara langsung : bersalaman, tidur bersama, hubungan seksual
● Secara tidak langsung : pakaian, handuk, sprei, bantal, dll

19
PATOGENESIS

20
DIAGNOSIS
2 dari 4 tanda kardinal

Pruritus nokturna Adanya terowongan


(kunikulus)

Menyerang secara Ditemukan tungau


kelompok Sarcoptes scabiei

21
PEMERIKSAAN FISIK
Predileksi Skabies

• Lesi papul, vesikel, urtika, dan bila


digaruk timbul lesi sekunder berupa
erosi, eksoriasi, dan krusta
• Khas : adanya kunikulus putih keabu-
abuan, panjang 1-10 mm.

22
VARIAN SKABIES
1 2 3

Skabies Klasik Skabies Nodular Skabies Norwegia

23
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kerokan kulit Pengambilan tungau Biopsi irisan


dengan jarum

Biopsi eksisional dan Burrow test Uji tetrasiklin


diperiksa dengan
pewarnaan HE
24
DIAGNOSIS BANDING
“the greatest imitator”

25
PRINSIP PENTATALAKSANAAN

PREVENTIF KURATIF

26
TATALAKSANA

27
EDUKASI DAN PENCEGAHAN

01. Pengobatan meliputi seluruh bagian dari kulit tanpa terkecuali.

Pengobatan yang dioleskan di kulit sebaiknya dilakukan pada malam hari


02. sebelum tidur.

03. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.

Ganti pakaian, handuk, sprei yang digunakan. Cuci dengan terus, bila perlu
04. direndam dengan air panas.

Setiap orang yang tinggal dan kontak langsung bersama penderita harus
05. diobati. 28
KESIMPULAN

Skabies merupakan penyakit menular yang


disebabkan oleh infeksi Sarcoptes scabiei.
Kasus skabies masih sering ditemukan pada
anak-anak yang tinggal di lingkungan yang
padat dengan tingkat higiene, sanitasi dan
ekonomi yang relatif rendah.

29
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai