Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

DIABETES MELLITUS + ULKUS PEDIS DEXTRA

Disusun oleh : Pembimbing :


Rainaldi Prananta dr. Sunarti Sp. PD
Npm : 21710120
BAB 1
PENDAHULUAN

• Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan metabolisme


kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin (WHO, 2016)
DM dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh salah
satunya yaitu ulkus diabetikum yang merupakan suatu komplikasi dari DM
akibat neuropati atau iskemia perifer, atau keduanya sehingga terjadinya
ulkus bahkan gangren ( Grace & Borley, 2010).
PREVALENSI

International Diabetic Foundation (IDF), menyatakan bahwa terdapat 382


juta orang di dunia yang hidup dengan DM, dan 382 juta orang tersebut,
diperkirakan 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga
dimungkinkan berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa di sadari
dan tanpa pencegahan. Pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan
naik menjadi 592 juta orang.
BAB II
LAPORAN KASUS

• IDENTITAS • Keluhan utama


Nama : Tn. S Nyeri pada luka di kaki kanan
Umur : 37 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ds. Klumpit, Nganjuk
No. register : 15315390
Tgl pemeriksaan : 18 Desember 2021
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada luka di kaki kanan. Luka terdapat di kaki
kanan sejak 7 hari yang lalu, Nyeri hebat pada luka dirasakan 3 hari belakangan
dengan karakteristik nyeri cenut-cenut dan tidak ada penjalaran disertai lemas pada
seluruh badan. Luka terjadi secara spontan, awal mulanya tertancap tebon jagung saat
bekerja di ladang dan menjadi luka terbuka. Sudah dilakukan rawat luka di klinik dekat
rumah namun luka tidak kunjung membaik. Pasien merasakan sering kesemutan,
pusing (+), lemah (+), mual (-), muntah (-). Pasien mempunyai riwayat DM, yang
diderita kurang lebih sejak 5 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit Riwayat Keluarga Riwayat Pengobatan
dahulu

• Pasien menderita Diabetes • Hipertensi (-) • Pasien Kontrol rutin setiap 1


Mellitus sejak 5 tahun yang • Diabetes Mellitus (+) bulan sekali
lalu
PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan Umum : Tampak Lemah •Status Generalis
•BB : 58 kg 1. Kepala
•TB : 160 cm •Kulit : Ruam (-), Ikterik (-)
•BMI : 22,6 •Mata : Pupil isokor, refleks cahaya +/+, Anemis -/-,
•Kesadaran : Composmentis
Ikterus -/-
•GCS: 4-5-6
•Hidung: Tidak ada sekret, tidak ada deviasi, dypsneu
2. Vital Sign
(-)
•Tekanan darah : 90/60 mmHg
•Nadi: 90x/mnt
•Mulut: Mukosa bibir basah, sianosis (-)
•RR : 20 x/mnt 2. Leher
•Suhu : 36,1 ℃ •Tidak ada pembesaran KGB
•SpO2 : 98,2 % •Tidak ada pembesaran Kelenjar Tiroid
•Tidak ada peningkatan JVP
3. Thorax Palpasi : Soepel (-), Nyeri tekan (-)

• Jantung • Pemeriksaan Lien

• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat • Metode Schuffner : tidak teraba


• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba • Metode Hacket : tidak teraba
• Auskultasi : S1, S2, tunggal. murmur (-), gallop (-) • Pemeriksaan Hepar

4. Paru • Tidak ada nyeri tekan

• Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak ada pelebaran ICS • Pemeriksaan Ginjal

• Palpasi : gerakan nafas simetris, fremitus suara normal (+/+) • Bimanual : Ginjal tidak teraba -/-

• Perkusi : sonor di seluruh lapang paru • Nyeri Ketok Ginjal : Nyeri ketok -/-

• Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) 6. Ekstremitas

5. Abdomen • Akral : Hangat +/+

• Inspeksi : Datar, distensi (-), luka bekas operasi (-) • Oedem : +/+

• Auskultasi : Bising usus (-) normal, tidak ada bunyi tambahan • CRT : <2 detik
Leukosit 14,97 3.6 - 11.0
Neutrofil 77,6 50 – 70
Limfosit 11,6 25 – 40 PEMERIKSAAN
Monosit 9.6 2–8 PENUNJANG
Eusinofil 1.0 2–4 Kimia Klinik
Basofil Glukosa Sewaktu 549
1 0–1 70 – 120
Eritrosit BUN 51
4.79 4.4 - 5.9 8 – 18
Hemoglobin Kreatinin 2.64
13.5 13.2 – 17.3 0.57 - 1.11
Hematokrit SGOT 20.8
40.2 36-47 5.0 - 34.0
MCV SGPT 19.6 0.0 - 55.0
83.9 80-100
MCH
28.2 26-34 Elektrolit
MCHC
33.6 32-36 Natrium (Na) 133 135 – 147
Trombosit
40 150-400 Kalium (K) 2.5 3.5 – 5
RDW-CV
12.1 11.5-14.5 Kalsium Ion (Ca++) 1.09 1 - 1.15
MPV
11.50 7.2-11.1
PCT
0.05  
LED
83 H 0-10
NLR
FOTO THORAX
• Cor : CTR 51 %
• Pulmo : Corakan bronchovaskuler
normal, Sinus costaphrenicus kanan kiri
tajam, Diafragma normal, Sistema
tulang baik, Soft tissue baik
• Kesimpulan : tidak ada kelainan
FOTO LUKA

- Alignment baik
- Trabekulasi tulang normal
- Tampak Gas Gangren
- Soft tissue swelling (+)
Kesimpulan :
- Ulkus Pedis Dextra
DIAGNOSIS
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada
pasien ini dapat disimpulkan dengan diagnosis :
• DM tipe 2
• Hiperglikemia
• Trombositopenia
• Ulkus Pedis Dextra
• Leukositosis
PLANNING
Diagnostik Terapi Monitoring

• Darah lengkap • Inf. PZ 0,9% 20 tpm • Tanda-tanda vital


• HbA1c • Inj. Ceftriaxone 1x1 • Gds
• Urine lengkap • Santagesic 2x1 • Elektrolit
• Hapusan darah tepi • Pantoprazole 1x1
• Inj. Humalog 3x10 unit s.c
• Inj. Sansulin lg 0-0-10 u sc
• Apidra 3x1
BAB III
PEMBAHASAN
• Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
pada pasien ini, diagnose kerja pasien ini adalah Diabetes Mellitus Dengan Ulkus Pedis
Dextra

• Dari anamnesa di dapatkan gejala nyeri pada luka kaki kanan, sering kesemutan, luka yang
lama sembuh dan badan lemas. Pasien memiliki Riwayat DM sejak kurang lebih 5 tahun
yang lalu. Dan Riwayat keluarga yang menderita DM

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka terbuka di daerah pedis dextra dan juga pembesaran
organ pedis disertai nyeri.
• Ulkus diabetikum adalah salah satu bentuk komplikasi kronik penyakit diabetes mellitus
berupa adanya luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian
jaringan. Pada kadar glukosa darah yang tidak terkendali akan terjadi komplikasi kronik
yaitu neuropati, menimbulkan perubahan jaringan syaraf karena adanya penimbunan sorbitol
dan fruktosa sehingga mengakibatkan akson menghilang, penurunan kecepatan induksi,
parastesia, menurunnya refleks otot, atrofi otot, keringat berlebihan, kulit kering dan hilang
rasa, apabila tidak hati-hati dapat terjadi trauma yang akan menjadi ulkus diabetikum.
Pengelolaan kaki diabetik dibagi
Gejala menjadi dua:

• Sering kesemutan 1. Pencegahan primer

• Nyeri kaki saat istirahat pencegahan terjadinya kaki diabetek dan

• Sensasi rasa berkurang terjadinya ulkus

• Kulit kering 2. Pencegahan sekunder

• Luka yang lama sembuh agar tidak terjadi kecacatan yang lebih parah
• Berdasarkan pengamatan luka, ulkus pada pasien ini cukup dalam sampai ke
jaringan sehingga dapat dikelompokkan pada derajat 2 kriteria Wagner-Meggit

• Berdasarkan pembagian Wagner-Meggit, maka tindakan pengobatan atau pembedahan dapat


ditentukan bahwa pada derajat 0 tidak ada perawatan lokal secara khusus, derajat 1-4
dibutuhkan pengelolaan medik dan tindakan bedah minor, dan derajat 5 tindakan bedah
minor, bila gagal dilanjutkan dengan tindakan bedah mayor seperti amputasi diatas lutut atau
amputasi bawah lutut.
Tabel 1. Kriteria Ulkus Diabetikum menurut Wagner-Meggit

KRITERIA WAGNER-MEGGIT
Derajat Lesi

0 Tidak ada luka terbuka, kulit utuh

1 Ulkus Superfisialis, terbatas pada kulit

2 Ulkus lebih dalam sering dikaitkan dengan inflamasi jaringan

3 Ulkus dalam yang melibatkan tulang, sendi dan formasi abses

4 Ulkus dengan kematian jaringan tubuh terlokalisir seperti pada ibu jari kaki, bagian depan kaki atau tumit

5 Ulkus dengan kematian jaringan tubuh pada seluruh kaki.


• Pada kasus ini pengelolaannya merupakan pencegahan sekunder berupa
kontrol metabolik dengan cara konsentrasi glukosa darah diusahakan
agar selalu normal untuk memperbaiki berbagai faktor terkait
hiperglikemia yang dapat menghambat penyembuhan luka. Kontrol
metabolik pada kasus ini yaitu diberikan insulin.
KESIMPULAN

• Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin di hati dan di jaringan perifer, dan defek pada
sekresi insulin oleh pankreas.

• Salah satu komplikasi kronik dari DM adalah terbentuknya ulkus diabetik yang memerlukan
perawatan lama dan biaya yang besar.

• Ulkus diabetik ini terjadi akibat keterlibatan dari sistem saraf, sistem vaskular, dan sistem
imun.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai