Khusnus Syifa M (18) Muh. Tauhid (22) Naelya Z (24) Septia P (29) Umi Rosita (30) Sumber : Asih Kusumaningsih GNB (Gerakan Non-Blok) menjadi wadah bagi negara-negara yang tidak ingin terlibat dalam konfrontasi Perang Dingin. Politik luar negeri bebas dan aktif yang dianut oleh Indonesia secara tidak langsung mengisyaratkan adanya peran Indonesia dalam GNB. Pembukaan UUD tahun 1945 “kemerdekaan adalah hak segala bangsa,dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Bangsa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdarsarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan keadilan sosial. Gerakan Non Blok lahir pada tanggal 1 September 1962 setelah dilaksanaknnya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Indonesia. Hal ini diawali saat Perdana Menteri Negara India, Jawaharlal Nehru, memperkenalkan istilah Non Blok. Saat itu ia sedang berpidato yang bertempatkan di Kota Colombo, Sri Lanka pada tahun 1954. Jawaharlal Nehru pada pidatonya mengemukakan 5 poin yang menjadi landasan dasar hubungan kerja sama Sino-India. Kelima poin tersebut kemudian diberi julukan Panchsheel atau bisa diartikan sebagai 5 pengendali. Inti Panchscheel :
(2) Perjanjian Non-agresi (3) Menghormati serta tidak mencampuri urusan negara lain untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam negerinya sendiri (4) Kesetaraan dan kesejahteraan bersamaBerpartisipasi aktif dalam menjaga perdamaian. Baca juga penyebab Perang Dingin, sejarah Perang Dingin, dan negara yang terlibat Perang Dunia 2. Peran Indonesia dalam GNB : • Salah satu pemrakarsa GNB (Gerakan Non-Blok) • Indonesia menjadi salah satu negara yang memprakarsai pendirian Gerakan Non-Blok • Pemimpin Gerakan Non-Blok pada tahun 1991 • Penyelenggara KTT X Gerakan Non-Blok di Jakarta 1 – 6 September 1992 dengan Ketua Presiden Soeharto • GNB mendukung perjuangan Palestina yang perumusannya terdapat dalam Pesan Jakarta atau Jakarta Message.