Anda di halaman 1dari 15

Sistem dan prosedur

pengeluaran up di skpd
Pengertian UP
Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja
dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada
Bendahara Pengeluaran untuk membiayai
kegiatan operasional sehari-hari Satker atau
membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui
mekanisme pembayaran langsung.
UP TUNAI
UP Tunai adalah UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada Bendahara
Pengeluaran/BPP melalui rekening Bendahara Pengeluaran/BPP yang sumber
dananya berasal dari rupiah murni.

UP KARTU KREDIT PEMERINTAH


Kartu Kredit Pemerintah adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas belanja yang dapat dibebankan
pada APBN, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu
oleh Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah, dan Satker berkewajiban melakukan
pelunasan kewajiban pembayaran pada waktu yang disepakati dengan pelunasan
secara sekaligus.
Mekanisme Pembayaran UP Tunai
• UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker
dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme
Pembayaran LS.
• UP merupakan uang muka dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang
dapat dimintakan penggantiannya (revolving).
• Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP
kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp50 juta,
kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
• Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas
Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp50 juta.
Besaran Pembayaran UP Tunai
KPA mengajukan UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker
dalam 1 (satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP.
Pemberian UP diberikan paling banyak :
• Rp100 juta untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP
sampai dengan Rp2,4 milyar .
• Rp200 juta untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP di
atas Rp2,4 milyar s.d. Rp6 milyar.
• Rp500 juta untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan
melalui UP di atas Rp6 miliar.

• Besaran UP tunai sebesar 60% dari besaran UP.


• Besaran UP Kartu Kredit Pemerintah (KKP) sebesar 40% dari besaran UP.
PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN DI SKPD

Pengertian Beban dan Belanja


Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan
ekuitas, dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban.
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Daerah (RKUD) yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah daerah.
Pengakuan Beban dan Belanja

Beban dan belanja diakui saat timbulnya kewajiban,


terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya penurunan
manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan
hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya
kas dari kas umum daerah.
PROSEDUR AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA DI SKPD

Ruang Lingkup Beban

1.) Beban dan Belanja Pegawai


Mekanisme UP/GU/TU diakui jika bukti pembayaran telah disahkan
pengguna anggaran, seperti honorarium non PNS, atau Mekanisme LS
diakui saat diterbitkan SP2D atau saat timbulnya kewajiban pemerintah
daerah (jika terdapat dokumen yang memadai). seperti beban gaji dan
tunjangan .
2.) Beban dan Belanja Barang
Beban barang diakui ketika bukti penerimaan barang atau Berita Acara
Serah Terima (BAST) ditandatangani.
Beban dan Belanja Barang merupakan penurunan
manfaat ekonomi dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, berupa :
1. Pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban akibat transaksi pengadaan barang dan
jasa habis pakai,
2. Perjalanan dinas,
3. Pemeliharaan termasuk pembayaran honorarium non
pegawai dan
4. Pemberian hadiah terkait suatu prestasi.
Prosedur sistem akuntansi pengeluaran kas UP/GU/TU terdiri dari:
1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
2. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)
3. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
5. Penerbitan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
6. Penerbitan Nota Permintaan Dana (NPD)
Pihak terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran UP/GU/TU di SKPD

1. Kuasa BUD
Kuasa BUD menerbitkan dan menyampaikan SP2D
kepada Pengguna Anggaran berdasarkan SPM. Diajukan
paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak
diterimanya pengajuan SPM.
2. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran wajib menyampaikan LPJ-UP;
LPJ-TU; SPJ-Administratif kepada Pengguna Anggaran;
dan SPJ-Fungsional kepada PPKD.  
3. PPK-SKPD
PPK-SKPD bertugas melakukan verifikasi atas semua
jenis pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
sebelum disampaikan kepada Pengguna Anggaran.
4. Fungsi Akuntansi di SKPKD
Fungsi Akuntansi di SKPKD (dalam kapasitas SKPKD
sebagai konsolidator) akan mencatat seluruh SP2D yang
diterbitkan dan disampaikan kepada SKPD sebagai
pengurang saldo kas di kas daerah.
Dokumen-Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengeluaran Kas
Pembebanan UP/GU/TU
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem pengeluaran kas
pembebanan UP/GU/TU menurut DPPKAD Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1 . Surat Penyediaan Dana (SPD)
Surat Penyediaan Dana adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana
untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar Surat Permintaan Pembayaran
(SPP).
42
2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan
pembayaran.
3. Surat Perintah Membayar (SPM)
Dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas beban
pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA SKPD).
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan
sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah
berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM).
5. Laporan Pertanggungjawaban (SPJ)
Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan
penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan
(UP/GU/TU) kepada kepala SKPD melalui PPK SKPD paling lambat 10 bulan
berikutnya.
6. Nota Permintaan Dana (NPD)
Nota Permintaan Dana (NPD) adalah nota yang digunakan untuk mencairkan
dana melalui bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu.
Pada mekanisme ini tidak terdapat surat pertanggungjawaban (SPJ), tetapi
hanya menunjukkan nota atau kwitansi sebagai bukti pertanggungjawaban.
Syarat dan Prosedur Perpanjang STNK Tahunan dan 5 Tahunan
Sesuai aturan, STNK wajib diperpanjang secara berkala. Ada dua jenis perpanjangan
STNK, yakni perpanjang STNK tahunan dan perpanjang STNK 5 tahunan.
Surat Tanda Nomor Kendaraan atau disingkat STNK adalah tanda bukti pendaftaran dan
pengesahan suatu kendaraan bermotor, sesuai identitas dan kepemilikannya yang telah
didaftar.
Di Indonesia, STNK diterbitkan oleh Samsat (Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap), yaitu tempat untuk pelayanan penerbitan/pengesahan STNK oleh 3 instansi (Polri,
Dinas Pendapatan Provinsi, dan Jasa Raharja).
Bagi setiap pemilik kendaraan bermotor, wajib untuk melakukan perpanjangan STNK,
baik itu perpanjang STNK tahunan maupun 5 tahunan.
Perpanjangan STNK tahunan dilakukan setahun sekali, bersamaan saat membayar pajak.
Sedangkan, perpanjang STNK 5 tahunan biasa dilakukan ketika membayar pajak pada
tahun kelima.
Dengan catatan, khusus syarat perpanjangan STNK 5 tahunan, kendaraan diharuskan
untuk cek fisik untuk meastikan kesesuaian nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai