Anda di halaman 1dari 95

Respon Sistem

Kardiovaskular
terhadap Olahraga
Dr. Ikhlas M. Jenie
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelahmengikuti kuliah ini, diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan:
 Perubahan parameter sistem kardiovaskular dan
sirkulasi terhadap olahraga.
 Mekanisme yang mendasari perubahan parameter
sistem kardiovaskluar dan sirkulasi terhadap
olahraga.  
Olahraga dan respon tubuh
 Olahraga adalah kondisi yang menimbulkan stres
pada tubuh.
 Pada saat berolahraga, jaringan tubuh memerlukan
oksigen dan nutrisi yang 20x lebih tinggi dari
normal.
 Untuk mengangkut oksigen yang cukup dari paru-
paru ke jaringan tubuh diperlukan curah jantung
yang meningkat 5-6x normal.
 Maratoner dapat mencapai curah jantung 40 L/menit atau 7-
8x lipat nilai normal.
Pengaruh training terhadap jantung
dan curah jantung
 Curah jantung (cardiac output) atlet (endurance) >40% non-
atlet
Pelebaran bilik jantung
 Hipertrofi jantung Penebalan dinding jantung

 Curah jantung normal saat istirahat

 Optimalisasi volume sekuncup jantung (stroke volume)


daripada frekuensi denyut jantung (heart rate)
Cardiac Volume Changes
 End-diastolic volume (EDV)
 Normal filling of ventricle = 110-120 ml

 Stroke volume (SV)


 Ejection volume = 70 ml

 End-systolic volume (ESV)


 Remaining volume after ejection = EDV – SV
= 40-50 ml

 Ejection fraction (EF)


 SV = 60%
EDV
Cardiac Volume Changes
 Cardiac Output (CO) =
Stroke Volume (SV) x Heart Rate (HR)
= 70 ml x 70 bpm
= 4900 ml
Peran frekuensi denyut jantung
meningkatkan curah jantung saat olahraga
intensitas berat
 Curah jantung ½ maksimum (15-20 L/ menit)

 Volume sekuncup jantung mencapai maksimum

 Pencapaiancurah jantung maks. melalui


peningkatan frekuensi denyut jantung
Hubungan antara
curah jantung & konsumsi oksigen
 Terdapat hubungan yang linear (garis lurus) antara
curah jantung dengan konsumsi oksigen
 Curah jantung meningkat 4-6 L/menit untuk setiap
tambahan 1 L oksigen yang digunakan tubuh
Hubungan VO2 maks dengan
intensitas olahraga
VO2 maks Intensitas Olahraga

<50% Rendah

50-70% Sedang

>70% Tinggi
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung saat olahraga
1) Vasodilatasi pada otot rangka
 Merupakan faktor terpenting yang memicu
peningkatan curah jantung selama olahraga
 Vasodilatasi pada otot rangka karena adanya
peningkatan metabolisme otot rangka saat
olahraga
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung saat olahraga
 Olahraga -- > peningkatan metabolisme otot rangka -> peningkatan
penggunaan oksigen dan nutrisi -- > peningkatan hasil
metabolisme --> vasodilatasi lokal -> penurunan tahanan vaskular
-- > peningkatan aliran darah lokal -- > peningkatan alir balik vena
(venous return) -- > peningkatan curah jantung (cardiac output)
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung saat olahraga
 Peningkatan metabolisme otot saat olahraga meningkatkan kerja
jantung sebagai pompa -- > curah jantung meningkat dari 5
liter/menit menjadi 10-13 liter/menit
 Ditambah adanya perangsangan simpatis, pompa jantung
semakin kuat -- > curah jantung semakin meningkat menjadi 20-
25 liter/menit pada orang biasa dan 35-40 liter/menit pada atlet
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung saat olahraga
2) Perangsangan s.s.simpatis
 Perangsangan s.s.simpatis tidak diperlukan pada
olahraga ringan
 Perangsangan s.s.simpatis sangat diperlukan untuk
meningkatkan curah jantung ke tingkat yang
sangat tinggi pada olahraga berat
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung saat olahraga
Perangsangan simpatis mengakibatkan:
1) Peningkatan pompa jantung
2) Vasokonstriksi pada hampir seluruh pembuluh darah otot
rangka yang berkontraksi -- > peningkatan tekanan pengisian
sistemik rata-rata (mean systemic filling pressure) menjadi 2,5x
normal -- > peningkatan dorongan terhadap darah pada
pembuluh darah perifer yang kembali ke jantung -- >
peningkatan alir balik vena -- > peningkatan curah jantung
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung selama berolahraga

3) Aktivasi serabut simpatis vasodilator pada otot


rangka -- > vasodilatasi pembuluh darah otot
rangka
Mekanisme perangsangan simpatis
pada olahraga
1. Kognitif
Keinginan untuk olahraga -- > perangsangan pusat
s.s. otonom -- > peningkatan kekuatan kontraksi
jantung & vasokonstriksi pembuluh darah perifer -- >
peningkatan tekanan pengisian sistemik rata-rata -- >
peningkatan curah jantung sebesar 50% dari sebelum
olahraga dimulai
Mekanisme perangsangan simpatis
pada olahraga
2. Sinyal dari korteks motoris
Sinyal dari korteks motoris -- > aktivitas motorik otot rangka -- >
transmisi sinyal kolateral ke pusat vasomotor -- > perangsangan s.s.
simpatis -- > menyebabkan:
 Vasokonstriksi, kecuali pada otot rangka, jantung, otak
 Vasodilatasi pada otot rangka
Mekanisme perangsangan simpatis
pada olahraga
3. Jaras sensoris dari sisa metabolisme otot
rangka
Hasil metabolisme selama kontraksi otot rangka -- >
perangsangan s.s.sensoris -- > transmisi sinyal ke
pusat vasomotor -- > perangsangan s.s.simpatis
Faktor-faktor yang meningkatkan
curah jantung selama berolahraga
4) Kontraksi otot perut
Pada permulaan olahraga, ketegangan tubuh menyebabkan
kontraksi abdominal dan kompresi cadangan vena yang besar di
dalam perut -- > meningkatkan tekanan pengisian sistemik rata-
rata 2-3x normal -- > peningkatan alir balik vena -->
peningkatan curah jantung : 30-80% dalam 1-2 denyut jantung,
yang berlangsung sebelum otot rangka memerlukan aliran darah
ekstra
Kesimpulan (1)
 Peningkatan curah jantung terdapat apabila orang
akan olahraga, yaitu melalui stimulasi s.s.simpatis
 Selanjutnya, ketegangan otot-otot perut semakin
meningkatkan alir balik vena -- > meningkatkan
curah jantung
Kesimpulan (2)
 Dalam beberapa detik sesudah olahraga dimulai, terjadi
vasodilatasi pembuluh darah otot rangka karena terjadi
peningkatan metabolisme lokal pada otot rangka itu sendiri
 Kombinasi keadaan hiperdinamik jantung dengan peningkatan
tekanan pengisian sistemik rata-rata -> peningkatan curah
jantung hingga 20-25 L/menit, atau 35-40 L/menit.
Aliran darah ke otot rangka
selama olahraga
Aliran darah ke otot rangka saat
olahraga
 Saat istirahat, rerata aliran darah ke otot rangka
sebesar 3-4 mL/menit
 Selama olahraga, terjadi peningkatan aliran darah ke
otot rangka -- > 13x-25x lipat atau sebesar 40-90
mL/menit
Aliran darah ke otot rangka saat
olahraga
 Penyebab meningkatnya aliran darah ke otot rangka
saat olahraga:
 Peningkatan metabolisme otot rangka -- > zat hasil
metabolisme -- > vasodilatasi -- > aliran darah ke otot
meningkat.
 Peningkatan tekanan darah -- > dinding arteri lebih
teregang -- > resistensi arteri menurun --> aliran darah
ke otot meningkat.
Aliran darah ke otot rangka saat
olahraga
 Selama fase kontraksi otot rangka, aliran darah ke
otot rangka menurun.
 Kelelahan (fatigue) lebih cepat terasa saat olahraga
yang melibatkan kontraksi tonik otot rangka.
 Diantara dua fase kontraksi otot rangka (saat fase
relaksasi), aliran darah ke otot rangka meningkat.
Aliran darah ke otot rangka saat
olahraga
 Penyebab berkurangnya aliran darah saat olahraga
adalah tertekannya pembuluh darah oleh otot
rangka yang berkontraksi (memendek)
 Pada kontraksi ritmik, aliran darah ke otot rangka
berfluktuasi (turun-naik-turun)
 Pada kontraksi tonik, aliran darah ke otot rangka
hampir seluruhnya berhenti
Aliran darah ke otot rangka saat
olahraga
 Saat istirahat, 20-25% kapiler otot terbuka
 Saat olahraga berat, hampir 100% kapiler terbuka >
peningkatan aliran darah kapiler otot rangka yang aktif -- >
pengurangan waktu difusi bagi oksigen dan bahan-bahan
nutrisi dari kapiler ke serabut otot rangka -- > akan tetapi area
permukaan difusi bertambah luas.
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
1) Pengaturan lokal
 Peningkatan hebat aliran darah pada otot rangka
selama olahraga terutama disebabkan pengaruh
lokal yang bekerja secara langsung pada pembuluh
darah arteriol otot rangka sehingga terjadi
vasodilatasi
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Penyebabnya adalah berbagai faktor yang bekerja
secara bersama-sama (multifaktor).
 Salah satu faktor penyebab yang penting adalah
penurunan kadar oksigen otot rangka
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Olahraga -- > peningkatan aktivitas otot rangka -- >
peningkatan penggunaan oksigen -- > penurunan konsentrasi
oksigen pada jaringan (hipoksia jaringan) dan pelepasan
bahan-bahan vasodilator -- > vasodilatasi pembuluh darah
arteriol otot rangka.
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Bahan vasodilator adalah adenosin (hasil pemecahan ATP) -- >
akan tetapi adenosin tidak menyebabkan vasodilatasi otot
rangka secara berketerusan.
 Bahkan ketika pembuluh darah otot rangka itu tidak peka
terhadap pengaruh adenosin, sewaktu otot rangka tersebut
masih beraktivitas -- > pembuluh darah otot rangka yang sama
masih dapat vasodilatasi secara maksimal.
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Bahanvasodilator lainnya yang dilepaskan oleh otot rangka
yang berkontraksi adalah:
 Ion kalium
 Asetilkolin
 ATP
 Asam laktat
 CO2
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
2) Pengaturan sarafi
a) Pada otot rangka terdapat saraf simpatis vasokonstriktor
b) Pada beberapa spesies binatang terdapat saraf simpatis
vasodilator
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
2.a) Saraf vasokonstriktor simpatis
 Serabut saraf simpatis vasokonstriktor mensekresi
norepinefrin (NE)
 Stimulasi s.s.simpatis -- > vasokonstriksi pembuluh darah otot
rangka -- > penurunan aliran darah ke otot rangka sebesar ¼ -
½ dari normal
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Vasokonstriksi pembuluh darah otot rangka adalah
keadaan fisiologis penting ketika terjadi:
 Syok sirkulasi
 Periode lainnya dari keadaan stress,

sewaktu diharapkan adanya pengurangan aliran darah


yang melalui sebagian besar otot.
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 SelainNE yang disekresikan ujung saraf simpatis,
pada olahraga berat kelenjar medula adrenal
mensekresikan hormon NE dan epinefrin (E) ke
dalam sirkulasi
 NE bekerja pada pembuluh darah otot rangka -- >
vasokonstriksi seperti halnya bila dilakukan
perangsangan langsung pada serabut saraf simpatis
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Epinefrin (E) berperan vasodilator sebab merangsang reseptor
adrenergik beta pada dinding pembuluh darah
 Reseptor adrenergik beta bersifat vasodilator, berbeda dengan
reseptor adrenergik alfa yang bersifat vasokonstriktor, yang
dirangsang NE
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
2.b.) Saraf vasodilator simpatis
 Kucing dan beberapa jenis binatang juga dijumpai adanya
serabut simpatis vasodilator yang mensekresi hormon
asetilkolin -- > vasodilatasi
 Pada manusia, hingga sekarang belum dapat dibuktikan
adanya serabut simpatis vasodilator
 Malahan E dalam darah yang berasal dari medula adrenal
(sebagai hormon) bekerja pada reseptor adrenergik beta yang
terdapat dalam pembuluh arteriol otot rangka -- > vasodilatasi
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Pada hewan coba (kucing), perangsangan maksimal pada
serabut simpatis vasodilator meningkatkan aliran darah otot
400% normal.
 Serabut simpatis vasodilator diaktifkan oleh jaras khusus yang
bermula dari korteks serebri, yang erat hubungannya dengan
area motorik-yang mengatur aktivitas otot -- > berjalan ke
bawah melalui hipotalamus dan batang otak -- > medula
spinalis.
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Perangsangan korteks motorik akan merangsang aktivitas otot
rangka dan juga merangsang serabut simpatis vasodilator yang
menuju ke otot rangka yang sedang aktif, sehingga segera
terjadi vasodilatasi yang terjadi beberapa detik sebelum
adanya pengaruh vasodilatasi lokal sebagai akibat dari
aktivitas otot rangka tersebut
Pengaturan aliran darah ke otot rangka
 Pada saat dimulainya aktivitas otot rangka, sistem simpatis
vasodilator berperan penting menginisiasi peningkatan aliran
darah otot rangka
 Serabut simpatis vasodilator mempunyai pengaruh yang kecil
dalam mempertahankan peningkatan aliran darah selama
aktivitas otot rangka.
Pengaturan sirkulasi saat olahraga
 Ada 3 akibat utama yang terjadi saat olahraga
yang berguna bagi sistem sirkulasi agar dapat
menimbulkan peningkatan aliran darah seperti
yang diperlukan oleh otot rangka
1. Aktivasi masal s.s. simpatis
2. Kenaikan curah jantung
3. Kenaikan tekanan darah
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
1. Aktivasi masal s.s. simpatis
Pada permulaan olahraga, rangsangan tidak hanya
dijalarkan dari otak menuju otot rangka untuk
menimbulkan kontraksi akan tetapi juga menuju
pusat vasomotor untuk perangsangan simpatis.
Secara simultan, sinyal parasimpatis menuju jantung
dilemahkan.
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Timbul tiga pengaruh sirkulasi akibat aktivasi masal
s.s.simpatis:
 Stimulasi jantung sehingga kecepatan denyut jantung dan kekuatan
pompanya akan sangat meningkat
 Semua pembuluh darah akan sangat konstriksi, kecuali pembuluh
darah otot rangka yang sedang aktif yang akan dilatasi sebagai
pengaruh dari substansi vasodilator yang dihasilkan oleh otot
rangka itu sendiri, sehingga aliran darah otot rangka akan
meningkat (2 liter/menit).
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Sistem sirkulasi koroner dan serebral terhindar dari pengaruh
substansi vasokonstriktor sebab kedua daerah tersebut sedikit
dipersyarafi serabut simpatis vasokonstriktor.

 Kontraksi sistem vena --> meningkatkan mean arterial filling


pressure -- > meningkatkan venous return ke jantung -- >
meningkatkan curah jantung.
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Di samping rangsangan simpatis yang disebabkan oleh sinyal
langsung dari otak, sinyal refleks yang berasal dari otot rangka
yang sedang berkontraksi dianggap melewati medula spinalis
menuju ke pusat vasomotor dan merangsang saraf simpatis
 Sinyal ini dianggap disebabkan oleh bahan akhir metabolisme
yang bekerja pada ujung-ujung saraf sensoris yang kecil pada otot .
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
2. Kenaikan curah jantung
 Kenaikan curah jantung yang terjadi saat olahraga terutama
disebabkan vasodilatasi lokal yang hebat pada otot rangka
yang sedang beraktivitas
 Vasodilatasi pembuluh darah otot rangka meningkatkan alir
balik vena ke jantung
 Jantung akan memompa darah yang kembali ke jantung
tersebut dan segera mengirimkannya ke seluruh tubuh
termasuk otot rangka melalui pembuluh arteri
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Faktor utama penyebab kenaikan curah jantung adalah otot
rangka yang beraktivitas.
 Meskipun demikian, hal tersebut juga tergantung pada
kemampuan jantung untuk berespon (rangsangan s.s. simpatis
ke jantung, yang mempunyai efek kronotropik dan inotropic
positif).
 Faktor lain yang sangat membantu peningkatan alir balik vena:
perangsangan kuat simpatis terhadap pembuluh vena
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Rangsangan simpatis akan sangat meningkatkan pengisian
sistemik rata-rata, hingga mencapai 30 mm Hg (4x normal),
yang berguna untuk meningkatkan alir balik vena.
 Penurunan resistensi pembluh darah saat berolahraga -- >
meningkatkan venous return.
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Salah satu mekanisme utama yang dipergunakan oleh jantung
untuk meningkatkan curah jantungnya selama latihan adalah
mekanisme Frank-Starling.
 Melalui mekanisme ini bila jumlah darah yang mengalir dari
pembuluh vena menuju ke jantung meningkat dan
mengembangkan ruang-ruang jantung, maka kekuatan
kontraksi otot jantung meningkat. Jadi volume darah yang
dipompakan pada setiap denyut jantung juga akan meningkat
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Sebagai tambahan terhadap terhadap mekanisme intrinsik
dalam jantung ini, jantung juga dirangsang dengan kuat oleh
s.s.simpatis dan penghambatan s.s.parasimpatis yang normal
akan berkurang atau hilang
 Hasil akhir adalah sangat meningkatnya kecepatan denyut
jantung dan hampir selalu berlipatgandanya kekuatan
kontraksi otot jantung
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Kedua pengaruh ini (mekanisme Frank-Starling dan
perangsangan s.s.simpatis) bersama-sama akan menyebabkan
jantung mampu memompa lebih banyak darah sampai paling
sedikit 100% lebih banyak (2x normal) daripada hanya
didasarkan pada mekanisme Frank-Starling
Kurva curah jantung dan
stroke volume
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
3. Kenaikan tekanan darah
 Lepasan sinyal simpatis yang besar di seluruh tubuh selama
berolahraga dan vasokonstriksi sebagian besar pembuluh darah,
kecuali pada otot rangka yang aktif, yang hampir selalu akan
meningkatkan tekanan arteri selama berolahraga.
 Kenaikan ini mulai dari 20 – 80 mm Hg, tergantung pada keadaan
saat berolahraga.
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Apabila seseorang berolahraga dalam keadaan tegang sekali dan
menggunakan sejumlah kecil otot rangka, maka tanggapan
simpatis terjadi di setiap bagian tubuh, sedangkan keadaan
vasodilatasi terjadi hanya pada beberapa otot.
 Hasil akhir utama dari kondisi tersebut adalah vasokonstriksi,
yang seringkali meningkatkan tekanan arteri rata-rata hingga
setinggi 170 mm Hg.
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Sebaliknya, bila seseorang berolahraga dengan seluruh
tubuhnya, misalnya dengan berlari atau berenang, kenaikan
tekanan arteri seringkali hanya 20 – 40 mm Hg. Tidak adanya
kenaikan arteri yang hebat disebabkan oleh karena terjadinya
vasodilatasi yang hebat pada sejumlah besar otot rangka.
Pengaturan sirkulasi saat berolahraga
 Kadang-kadang dapat dijumpai seseorang yang tidak
mempunyai/terblok s.s.simpatis, mengalami penurunan tekanan
arteri saat olahraga, yang dapat mencapai hingga 1/2 dari normal.
Pengaturan sirkulasi saat olahraga
 Pada atlet yang terlatih dengan baik, aliran darah otot rangka dapat
meningkat hingga 20x
 Walaupun kenaikan aliran darah otot rangka ini disebabkan karena
vasodilatasi, kenaikan tekanan arteri juga berperan penting
 Kenaikan tekanan arteri tidak hanya akan mendorong darah
tambahan yang melalui otot rangka akan tetapi juga ikut
melebarkan pembuluh darah, sehingga kenaikan tekanan arteri 20-
40 mm Hg sudah dapat meningkatkan 2x lipat aliran darah perifer
Pengaturan sirkulasi saat olahraga
 Pada binatang atau manusia yang tidak mempunyai/terblok
s.s.simpatis, penurunan tekanan arteri saat olahraga menghambat
kenaikan curah jantung seperti yang terjadi pada keadaan
normal. Pada kondisi ini, curah jantung hampir tidak pernah
meningkat >2x, sedangkan bila tekanan arteri meningkat di atas
normal, curah jantung dapat meningkat lebih besar lagi (4-7x)
Pengaturan sirkulasi saat olahraga
 Kemampuan sistem sirkulasi untuk beradaptasi terhadap
latihan/olahraga adalah sama pentingnya dengan kapasitas otot
rangka itu sendiri dalam mengatur batas yang dapat dihasilkan
oleh kerja otot
Pengaturan aliran darah
 Akut
 Kadar O2
 Nitrit Oxide (NO)
 Otak -> Kadar CO2
 Ginjal -- > TG feedback
 Kronis
 Neovasularisasi
 Kadar O2
 VEGF, FGF, angiogenin.
Kesimpulan (3)
 Kemampuan seorang atlet untuk mempertinggi curah jantung
dan dengan akibat dapat mengirimkan sejumlah oksigen dan
bahan nutrisi lebih banyak ke jaringan merupakan faktor utama
yang menentukan derajat dan durasi olahraga pada seorang atlet
 Sebagai contoh, kecepatan seorang pelari maraton hampir selalu
bergantung kepada kemampuannya untuk meningkatkan curah
jantungnya
RESPON SISTEM SIRKULASI
SAAT OLAHRAGA

Olahraga Tipe

∆ HR
Intensitas

∆ TD
Lingkungan
PENGARUH EMOSI
TERHADAP PARAMETER CV

Emosi Olahraga

Pra Olahraga
Olahraga

Peak HR
Simpatis HR ↑
Peak TD
↑ TD ↑
Tetap
TRANSISI DARI ISTIRAHAT
KE OLAHRAGA

Kontraksi 1 detik SV ↑ 2-3 menit


otot HR ↑ Plateau
rangka CO ↑

Asam Laktat
TRANSISI DARI ISTIRAHAT
KE OLAHRAGA

Kontraksi 1 detik SV ↑ 2-3 menit


otot HR ↑ Plateau
rangka CO ↑

Asam Laktat
RECOVERY

Pasca
Olahraga
Olahraga

SV ↑ SV n
HR ↑ HR n
CO ↑ Slope CO n

Faster Slower

Trained Untrained
Perubahan Curah Jantung, Stroke Volume
dan Denyut Nadi
INCREMENTAL EXERCISE

Kebutuhan
sintesis ATP ↑

Kebutuhan O2 Blood flow


otot ↑ otot ↑

VO2 ↑

CO ↑ HR ↑
DPP ↑

SBP ↑
MABP ↑
DBP Konstan
Tekanan Darah saat
Olahraga Isotonik
MEAN ARTERIAL
BLOOD PRESSURE

MABP = DBP + 1/3 (SBP-DBP)


DOUBLE PRESSURE
PRODUCT

DPP = Double Pressure Product


= SBP x HR

Beban kerja jantung


DOUBLE PRESSURE
PRODUCT
ARM VS LEG EXERCISE

Olahraga Olahraga
menggunakan otot- vs. menggunakan
otot tangan otot-otot kaki

Aktivitas simpatis
>>

Tahanan perifer total Tekanan darah


↑ ↑
BLOOD PRESSURE

BP = CO x TPR
ARM EXERCISE VS.
LEG EXERCISE
INTERMITTENT EXERCISE
INTERMITTENT EXERCISE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARAMETER CV

Intensitas Olahraga

Durasi Olahraga

Kebugaran jasmani

Suhu lingkungan

Kelembaban
Regulasi S. Kardiovaskular selama
Olahraga
 Vagal withdrawal to ♥
 Stimulasi simpatis to ♥
 Vasodilatasi arteriola pada otot aktif.
 Refleks vasokontriksi pada otot inaktif.
Central Command Theory
 Dinisiasi dan dikendalikan CV center sebagai pusat motoris S. KV.
 Dipengaruhi oleh:
 Mechanoreceptor ♥
 Chemoreceptor otot
 Kalium, asam laktat.
 Exercise pressor reflex.
 Mechanoreceptor otot.
 Muscle spindle, organ tendon golgi.
 Kekuatan dan kecepatan gerakan otot.
 Baroreceptor.
 Regulasi tekanan darah.
Exercise Pressor Reflex

Anda mungkin juga menyukai