Anda di halaman 1dari 43

Daftar Pustaka:

McMurry J. 2008. Organic Chemistry. Ed. ke-7.


Belmont: Brooks/Cole. Bab 4.

Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik: Suatu


Kuliah Singkat. Achmadi SS, penerjemah; Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry: A Short
Course. Ed. ke-11. Bab 2.
 Sikloalkana: Hidrokarbon siklik jenuh
(alifatik siklik atau alisiklik)
 Rumus umum (CH ) atau C H
2 n n 2n
 Dapat ditulis sebagai poligon sederhana (rumus garis).

siklopropana siklobutana siklopentana sikloheksana


4.1 Menamai Sikloalkana
(1) Tentukan induknya.
(a)  atom C pada cincin lebih banyak 
alkilsikloalkana.

metilsiklopentana

(b)  atom C pada substituen terpanjang lebih banyak 


sikloalkana dianggap sebagai cabang
(sikloalkilalkana).

3C 4C
siklopropilbutana
4.1 Menamai Sikloalkana
(2) Nomori dan namai substituen.

(a) Pilih salah satu titik percabangan sebagai C1, lalu nomori
substituen sedemikian rupa sehingga jumlah nomor yang
diberikan sekecil-kecilnya.

1,3-dimetilsikloheksana 2-etil-1,4-dimetilsikloheptana
BUKAN 1,5-dimetilsikloheksana BUKAN 1-etil-2,6-dimetilsikloheptana
BUKAN 3-etil-1,4-dimetilsikloheptana
4.1 Menamai Sikloalkana

(b) Bila ada 2 kemungkinan penomoran, substituen dengan urutan


abjad Inggris lebih awal diberi nomor lebih kecil.

1-etil-2-metilsiklopentana 1-bromo-2-metilsiklobutana
BUKAN 2-etil-1-metilsiklopentana BUKAN 2-bromo-1-metilsiklobutana
4.1 Menamai Sikloalkana

Contoh lain:

1-bromo-3-etil-5- (1- 1-kloro-3-etil-2-


metilsikloheksan metilpropil)siklobutan metilsiklopentan
a a a
sec-butilsiklobutana
4.2 Isomer cis-trans pada Sikloalkana
Struktur siklik lebih kaku daripada rantai lurus
 ikatan  tidak leluasa berotasi

Rotasi ikatan C–C siklopropana


mustahil tanpa memutus ikatan.

Bandingkan, misalnya, dengan etana:


4.2 Isomer cis-trans pada Sikloalkana
Karena kekakuannya, struktur siklik memiliki 2 muka: “atas” & “bawah”
 terdapat stereoisomerisme cis-trans pada sikloalkana tersubstitusi

Misalnya, 1,2-dimetilsiklopropana

cis-1,2-dimetilsiklopropana trans-1,2-dimetilsiklopropana
Kedua CH3 sebidang Kedua CH3 tak sebidang

Kedua isomer ini stabil: isomer yang satu tidak dapat diubah menjadi
isomer lainnya tanpa memutus & membentuk kembali ikatan.
4.2 Isomer cis-trans pada Sikloalkana
Contoh lain:

cis-1,3- trans-1-bromo-3-
dimetilsiklobutana etilsiklopentana

cis-1,2-
diklorosikloheksana

Makin besar ukuran cincin, makin lentur. Cincin C25 atau lebih besar
mirip dengan rantai lurus.
Soal-soal Latihan
Problem 4.1–4.7
Problem 4.21, 4.25–4.27, 4.38–4.40
4.3 Kestabilan Cincin Sikloalkana:
Regangan Cincin
Adolf von Baeyer: sikloalkana berbentuk segi-n datar
 cincin kecil dan besar tidak stabil karena regangan sudut

(1) Regangan sudut (angle strain):


simpangan sudut ikatan > atau < dari nilai ideal tetrahedral, 109 o

(2) Regangan torsi (torsional strain):


interaksi tindih atom-atom dan ikatan-ikatan

(3) Regangan sterik (steric strain):


tolakan antara atom-atom tak berikatan yang terlalu dekat
4.3 Kestabilan Cincin Sikloalkana: Regangan Cincin

Regangan cincin =
(Hc sikloalkana per CH2 – Hc alkana asiklik per CH2)   CH2 cincin

Semakin besar regangan cincin, semakin besar kalor dibebaskan.


ada regangan sudut
(teori Baeyer benar)
regangan torsi
Energi (kJ.mol-1)

& sterik dominan


(teori Baeyer salah)

Ukuran cincin
4.4 Konformasi Sikloalkana
SIKLOPROPANA

Cincin ‘dipaksa’ berbentuk segi tiga datar:


• Sudut C-C-C 60o (idealnya 109,5o)  REGANGAN
SUDUT
• Ikatan-ikatan C-H saling tindih  REGANGAN TORSI

Sikloalkana yang paling terikan


(strained).
tindih

tindih
4.4 Konformasi Sikloalkana
SIKLOBUTANA

1. Segi empat datar: sudut 90o & semua atom H saling tindih 
regangan sudut <, regangan torsi > siklopropana

2. Dengan sedikit menekuk, 1 atom C berada 25o di atas bidang 3 atom C


lainnya  Regangan sudut sedikit naik (sudut 88o)
Regangan torsi jauh menurun (tindih HH berkurang)
4.4 Konformasi Sikloalkana
SIKLOPENTANA

1. Segi lima datar: sudut 109o, tetapi semua atom H saling tindih
 bebas regangan sudut, regangan torsi besar.

2. Dengan menekuk salah satu atom C, ada sedikit


regangan sudut, tetapi sebagian besar atom H menjadi
saling silang (regangan torsi jauh menurun).
4.5 Konformasi Sikloheksana
Sikloheksana mengadopsi konformasi bebas-regangan (strain-free)
yang disebut konformasi kursi

Sudut ikatan C-C-C 111,5o (~ 109,5o)


Tidak ada regangan sudut

Semua ikatan C-H silang


Tidak ada regangan torsi
4.5 Konformasi Sikloheksana
Cara menggambar konformasi kursi sikloheksana

Langkah 1 Gambarkan 2 garis sejajar mengarah ke


bawah; 1 garis sedikit di atas garis yang lain.

Langkah 2 Tempatkan C paling atas di sebelah kanan


kedua garis tersebut, hubungkan ikatannya.

Langkah 3 Tempatkan C paling bawah, di sebelah kiri


kedua garis tersebut, hubungkan ikatannya.

Ikatan di belakang (digambar tipis)

Ikatan di depan (digambar tebal)


4.5 Konformasi Sikloheksana
Selain konformasi kursi, terdapat pula konformasi perahu
yang jauh kurang stabil:

1. Meskipun sudut ikatan 109,5o (tak ada regangan sudut), 8 atom


H saling tindih (regangan torsi besar)

H H
HH HH
H H H
H
H H H H
H C H
H H C
H2
H H H2

2. Jarak antara atom H1 dan H4 berdekatan  regangan sterik


(tolakan van der Waals): INTERAKSI TIANG BENDERA.
4.5 Konformasi Sikloheksana
Dengan melentur menjadi konformasi perahu-belit, regangan
torsi dan interaksi tiang bendera berkurang.

regangan sterik

regangan torsi konformasi perahu-belit


(regangan ~ 23 kJ mol-1)

Urutan meningkatnya stabilitas konformasi sikloheksana:

Setengah-kursi Perahu Perahu-belit Kursi


4.6 Ikatan Aksial dan Ekuatorial
pada Sikloheksana
Ada 2 jenis atom H pada sikloheksana:
(1) 6 atom H aksial tegak lurus cincin, sejajar sumbu cincin.
(2) 6 atom H ekuatorial kurang lebih sebidang dengan cincin,
di sekitar ekuator.
4.6 Ikatan Aksial dan Ekuatorial
pada Sikloheksana
Setiap atom C sikloheksana  1 H aksial + 1 H ekuatorial.
Setiap muka cincin  3 H aksial + 3 H ekuatorial, arah selang-seling.

+
4.6 Ikatan Aksial dan Ekuatorial
pada Sikloheksana
Konformasi kursi dapat mengalami pembalikan-cincin (ring
flip):
(a) Atom C paling atas dipindahkan ke bawah, dan atom C paling
bawah ke atas.
(b) Bersamaan dengan itu, posisi aksial dan ekuatorial bertukar.
Soal-soal Latihan
Problem 4.8–4.14
Problem 4.28–4.30, 4.42
4.7 Konformasi Sikloheksana
Monosubstitusi
Pada sikloheksana, pembalikan-cincin tidak berpengaruh pada
kestabilan. Tidak demikian pada sikloheksana tersubstitusi:
substituen di posisi ekuatorial lebih disukai.

CH3 (aksial)
5 1 4 6
6 5 (ekuatorial)
H
CH3
4 3 2 2
3 1
H
Br (aksial)
5 1 4 6
6 5 (ekuatorial)
H
2
Br
4 3 2 3 1
H
Mengapa substituen di posisi ekuatorial lebih disukai?

Atom-atom/gugus-gugus aksial di muka cincin yang sama akan


menimbulkan regangan sterik yang disebut interaksi 1,3-
diaksial.
 CH3 aksial  gugus CH3 di C1 ikut berinteraksi dan
memberikan regangan sterik tambahan sebesar 7,6 kJ mol-1.

 CH3 ekuatorial  interaksi 1,3-diaksial minimum karena


hanya melibatkan 3 atom H.
interaksi 1,3-diaksial
melibatkan gugus CH3-
H
(KURANG STABIL)
H H
H C H H
H H1 H H
3 3
H H H H
H H H CH3
5
H H 5 H H1
H H H H
4.7 Konformasi Sikloheksana
Monosubstitusi
4.7 Konformasi Sikloheksana
Monosubstitusi
Regangan sterik dalam metilsikloheksana aksial (7,6 kJ mol-1)
= 2  regangan sterik dalam butana gauche (3,8 kJ mol-1).

Tidak ada interaksi gauche pada metilsikloheksana ekuatorial.


Substituen yang lebih besar akan memberikan regangan sterik
tambahan yang lebih besar.
4.7 Konformasi Sikloheksana
Monosubstitusi
Persentase setiap konformer dapat dihitung:

E = penghalang energi (J mol-1)


R = tetapan gas ideal (8,314 J mol-1 K-1)
E   RT ln K
T = suhu mutlak (K)
K = tetapan kesetimbangan

Metilsikloheksana: E = 7,6 kJ mol-1


 pada 25 oC, hanya 5% konformer dengan CH3 aksial.

Bromosikloheksana: E = 2,0 kJ mol-1


 pada 25 oC, konformer dengan Br aksial mencapai 25%.
4.8 Konformasi Sikloheksana
Disubstitusi
1,2-dimetilsikloheksana
cis: Kedua CH3 ada di muka cincin yang sama.

CH3
CH3
CH3
CH3
H
CH3 CH3
H
H H
(a,e) (e,a)
4.8 Konformasi Sikloheksana
Disubstitusi
4.8 Konformasi Sikloheksana
Disubstitusi
1,2-dimetilsikloheksana
trans: Kedua CH3 ada di muka cincin yang berlawanan.
CH3

CH3
CH3
H
H
H CH3
CH3
CH3 H
(a,a) (e,e)
4.8 Konformasi Sikloheksana
Disubstitusi

Urutan kestabilan konformer cis-1,2-dimetilsikloheksana:


trans-(e,e) > cis-(a,e) = cis-(e,a) > trans-(a,a).
4.8 Konformasi Sikloheksana
Disubstitusi
1,3-dimetilsikloheksana (Coba urutkan kestabilannya.)
cis: CH3
CH3
H H3C CH3
H
H H
(a,a) (e,e)
trans: CH3
H
H
H CH3
H3C
CH3 H
(a,e) (e,a)
4.8 Konformasi Sikloheksana
Disubstitusi
1,4-dimetilsikloheksana (Coba urutkan kestabilannya.)
cis: CH3 CH3

H H
H3C CH3

H H
(a,e) (e,a)
trans: CH3
H
H H3C
H
CH3
CH3
(a,a) (e,e) H
Contoh:
Gambarkan konformasi paling stabil dari
cis-1-tert-butil-4-klorosikloheksana

Jawab:

Ada 2 konformer yang mungkin. Konformer dengan gugus kloro


aksial lebih stabil, karena regangan sterik lebih kecil ketimbang
jika gugus tert-butil yang aksial (Tabel 4.1).
Soal-soal Latihan
Problem 4.15–4.19
Problem 4.22–4.24, 4.31–4.37, 4.41, 4.43–4.45,
4.49–4.51
LATIHA
N
1. Gambarkan konformasi paling stabil dari cis-1,3-
diklorosikloheksana. Mengapa konformasi tersebut lebih stabil
dibandingkan konformasi cis-1,3-diklorosikloheksana lainnya?

2. Gambarkan sepasang konformasi kursi dari mentol. Tunjukkan


mana konformasi yang paling stabil.
OH
  OH
HO OH

HO OH mentol
OH
3. myo-Inositol, salah satu isomer dari 1,2,3,4,5,6-
heksahidrosikloheksana, berperan sebagai faktor pertumbuhan
dalam hewan dan mikroorganisme. Gambarkan konformasi
kursi paling stabil dari myo-inositol. (McMurry 4.49)
4.8 Konformasi Molekul
Polisiklik
Dekalin (2 cincin sikloheksana terpadu)

cis:

trans:
4.8 Konformasi Molekul
Polisiklik
Steroid

testosteron
(hormon seks pria)
4.8 Konformasi Molekul
Polisiklik
Norbornana (bisiklo[2,2,1]heptana)

Jembatan 1-karbon

Jembatan 2-karbon

Karbon ujung-jembatan
(bridgehead carbons)

kamfo
Soal-soal Latihan
Problem 4.20
Problem 4.46–4.48, 4.52

Anda mungkin juga menyukai