Anda di halaman 1dari 11

Al Qawa’idul Fiqhiyyah &

Generalisasi Kaidah-kaidah
Hukum Islam

Muhammad Fakhruddin Robbany C91219124


Muhammad Fiqih Albawani C91219133
Martha Aulia Leatemia C91219121
Sub Bab 1
Qowaid Fiqhiyyah dan Generalisasi
Kaidah Hukum Islam

Sub Bab 2
Berisi : Hubungan Qowaid Fiqhiyyah dan Kaidah-
Kaidah Hukum Islam

Sub Bab 3
Kaidah Perspektif Gender dan Mubadalah
Ilmu fiqh mencakup berbagai cabang (furu’) yang
menyebabkan perlunya pondasi yang berfungsi sebagai
akar yang menopannya, semakin kokoh akarnya maka
semakin solid pula cabang-cabangnya. Begitu pula
dengan hukum Islam, apabila akarnya kuat maka
cabang-cabang fiqhnya akan kuat akan terpaan badai
perkembangan zaman, sebab akarnya yang kokoh.
“Qowaid Fiqhiyyah” Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa dengan
mendalami kaidah-kaidah fiqh, mujtahid dapat
mengetahui hukum terhadap permasalahan
kontemporer. Qowaid fiqhiyyah dapat menampung
hukum-hukum syara’ dari bermacam-macam persoalan
yang berlainan antara satu dengan yang lain.
Menjadikan seorang ahli hukum Islam benar-benar
dapat memahami ilmu fiqh dan mampu untuk
menganalisis berbagai masalah kontemporer.

Peranan Qawa’idul Menjadikan hukum Islam selalu fleksibel, karena


Fiqhiyyah terhadap qowaid fiqhiyyah berfungsi sebagai filter yang
menjamin agar fiqh kontemporer yang dibuat demi
pembentukan Hukum menyelesaikan persoalan kontemporer tidak
Islam bertentangan dengan nash.

Memudahkan proses penentuan hukum terhadap


suatu masalah baru yang muncul dengan
mendalilkan pada adanya persamaan ‘illat dan
tidak bertentangan dengan ketentuan sebelumnya.
Hubungan Qowaid Fiqhiyyah
dan Kaidah-Kaidah Hukum Islam Adapun kaidah-kaidah pokok dalam ilmu
fiqh tersebut terdiri dari :

‫اص ِد َها‬
ِ ‫األُمور بِ ِم َق‬
Kaidah-kaidah fiqh yang disepakati para ulama ada
banyak, namun dalam praktiknya tetap berpedoman
pada 5 kaidah pokok. Nilai-nilai yang terkandung
01 ُ ُْ
Segala urusan tergantung dari maksudnya
dalam kaidah-kaidah fiqh tersebut bersifat

ُ ‫اليَ ِق ْي ُن اَل ُي َز‬


َّ ِ‫ال ب‬
universal, yang dapat menyesuaikan dengan
perkembangan. Dari kaidah-kaidah tersebut dapat
02 ِّ ‫الش‬
‫ك‬
diturunkan kembali menjadi kaidah-kaidah cabang Keyakinan tidak dapat dihilangkan dengan keraguan
yang bersifat lebih khusus.

‫ي‬ ‫س‬ِ ‫ش َّقةُ تَجلِب التَّي‬


‫ر‬Setiap َ ‫الم‬
02 َ ْ ْ kesulitan
ُ ْakan melahirkan
َ kemudahan

02 ‫ال‬
ُ ‫ض َرُر ُي َز‬
Kemudharatan َ ‫ ال‬wajib untuk dihilangkan

02  ٌ‫ادةُ ُم َح َّك َمة‬


َ ‫الع‬
َ
Adat kebiasaan dapat dijadikan pedoman
Kaidah Perspektif Gender
dan Mubadalah

Istilah gender berasal dari Bahasa Inggris Sementara keadilan gender atau kesetaraan
yang memiliki arti jenis kelamin. gender yakni terwujudnya suatu kesamaan status
dan kondisi antara laki-laki dan perempuan dalam
Pengertian gender secara umum = rangka mendapatkan dan menikmati hak-haknya
Suatu istilah yang dipakai dan sebagai sesama ciptaan Allah agar sama-sama
dipopulerkan oleh para ilmuwan sosial berperan aktif dalam berbagai aspek
mengenai perbedaan bentukan budaya
sejak kecil atau bawaan antara laki-laki
dan perempuan sebagai makhluk Tuhan.
Mubadalah
Yaitu sebuah relasi kesalingan antara Mubadalah lahir sebagai teori kesetaraan antara laki-laki dan
individu ataupun juga kelompok, perempuan. Mungkin banyak yang menggambarkan bahwa
terutama antara laki-laki dan Mubadalah itu seperti contohnya seorang suami
perempuan. Mubadalah hadir diperbolehkan melakukan poligini, maka istripun juga
terinspirasi dari prinsip rahmatan lil diperbolehkan melakukan polandri. Tentu pemikiran demikian
‘alamin untuk mempopulerkan dan adalah salah, karena yang disalingkan atau yang dijadikan
meneguhkan nilai-nilai keadilan dan objek dari Mubadalah adalah kemaslahatan ajaran Islam,
relasi kesalingan antara laki-laki dan bagaimana antara seorang laki-laki dan perempuan bisa hidup
perempuan dalam kehidupan sehari- saling terelasi dengan adil serta berasaskan kemaslahatan
hari. keduanya.
Istilah dan konsep Mubadalah digagas
oleh Dr. Faqihuddin ‘Abdul Qadir atau
sering disebut Gus Faqih, seorang
aktivis dan feminis asal IAIN Nurjati
Cirebon.
DASAR HUKUM
KESETARAAN GENDER

&
TEORI MUBADALAH

‫ض ۚ يَأْ ُم ُرو َن‬ ٍ ‫ض ُه ْم أ َْولِيَٓاءُ َب ْع‬ُ ‫ت َب ْع‬ ٰ ِ


ُ َ ُ َ ُ ‫َوٱل ُْم ْؤ‬
‫ن‬ ‫م‬‫ؤ‬ْ ‫ْم‬
‫ل‬ ‫ٱ‬‫و‬ ‫ن‬
َ ‫و‬‫ن‬ ِ
‫م‬
‫َّاس إِنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن ذَ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َعل ْٰنَ ُك ْم‬
ُ ‫يَٰٓأ َُّي َها ٱلن‬ ِ ‫وف وي ْنهو َن َع ِن ٱلْمن َك ِر وي‬ ِ ‫بِٱلْمعر‬
َ‫ٱلصلَ ٰوة‬
َّ ‫يمو َن‬ ‫ق‬
ُ َُ ُ ْ ََ ُ ْ َ
َ
‫ُشعُوبًا َو َقبَٓائِ َل لَِت َع َارفُوٓا۟ ۚ إِ َّن أَ ْك َرَم ُك ْم ِعن َد ٱللَّ ِه‬ ِ َّ ِ َّ ‫َوُي ْؤتُو َن‬
ِ‫أَْت َق ٰى ُكم ۚ إِ َّن ٱللَّه َعل‬ ‫ك‬َ ‫ئ‬ٰ َ ‫ل‬
ٓ ‫و‬
۟ ُ
‫أ‬ ۚ ‫ۥ‬
ٓ ‫ه‬‫ل‬
َ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬
ُ ُ ََ َ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ٱل‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ ُ ُ‫ٱلزَك ٰوَة َوي‬
‫يع‬‫ط‬
‫يم َخبِ ٌير‬
ٌ َ ْ ِ ‫سيرحمهم ٱللَّهُ ۗ إِ َّن ٱللَّهَ َع ِز ٌيز ح‬
‫يم‬
ٌ َ‫ك‬ ُ ُ ُ َ ْ ََ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
“Wahai sekalian manusia, sungguh Kami menciptakan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi
kalian dari laki-laki dan perempuan, dan menjadikan sebagian yang lain. Mereka menyuruh ma'ruf dan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mencegah munkar, mendirikan shalat, menunaikan
kalian saling mengenal. Sungguh di antara kalian yang zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertakwa. Mereka itu diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah
Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

Surat Al Hujurat : 13 Surat Al Taubah : 71


CONTOH PENERAPAN
METODE MUBADALAH
QS Ali Imran : 14

‫ض ِة َوٱلْ َخ ْي ِل‬ َّ ‫ب َوٱل ِْف‬ َّ ‫ين َوٱلْ َق ٰنَ ِطي ِر ٱل ُْم َقنطََرِة ِم َن‬
ِ ‫ٱلذ َه‬ ِ ‫ت ِمن ٱلنِّس‬
ِ‫ٓاء وٱلْبن‬ ِ ‫ٱلش َه ٰو‬
َّ ‫ب‬
ُّ ‫ح‬ ِ
‫َّاس‬‫ن‬‫ل‬ِ‫ُزيِّن ل‬
َ َ َ َ َ َ ُ َ
‫اب‬ِ َ‫ٱلد ْنيَا ۖ َوٱللَّهُ ِعن َدهُۥ ُح ْس ُن ٱل َْم َٔٔـ‬
ُّ ‫ْحَي ٰوِة‬ ‫ل‬
َ ُ َ‫ٱ‬ ‫ع‬ ‫ت‬
َٰ ‫م‬ ‫ك‬َ ِ‫ث ۗ ٰذَل‬
ِ ‫ٱلْمس َّوم ِة وٱأْل َْن ٰع ِم وٱلْحر‬
َْ َ َ َ َ َ ُ
Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: perempuan-perempuan,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa salah satu objek yang disenangi manusia
adalah perempuan (istri).Secara literaktur, ayat tersebut menempatkan manusia
yang pasti diartikan laki-laki, tercipta secara natural mencintai seorang wanita,
dan objeknya (yang dicintai) adalah wanita. Berdasarkan pada keterangan
tersebut, posisi wanita menjadi objek dan hanya ditujukan kepada laki-laki,
namun dari sisi perspektif Mubadalah, perempuan juga bisa menjadi subjek dalam
ayat tersebut dan sebagai makhluk yang diberi peringatan untuk waspada dengan
perhiasan-perhiasan gemerlapnya dunawi.
Perspektif dari
Perspektif dari Mubadalah
Mubadalah adalah
adalah menegaskan
menegaskan
bahwasannya hubungan
bahwasannya hubungan antara
antara laki-laki
laki-laki dengan
dengan
perempuan haruslah
perempuan haruslah dirawat,
dirawat, terutama
terutama pada
pada
pasangan suami
pasangan suami istri.
istri. Langkah
Langkah yang
yang bisa
bisa dilakukan
dilakukan
adalah dengan
adalah dengan cara
cara mengaitkan
mengaitkan ayat
ayat Mubadalah
Mubadalah
dengan konsep
dengan konsep keadilan
keadilan dan
dan kesalingan
kesalingan yang
yang ada
ada
dalam ayat
dalam ayat maupun
maupun hadits.
hadits. Apabila
Apabila secara
secara tekstual
tekstual
dikatakan dari
dikatakan dari laki-laki
laki-laki kepada
kepada perempuan
perempuan atau
atau
suami kepada
suami kepada istri,
istri, maka
maka dalam
dalam praktenya
praktenya pun
pun
dapat dilakukan
dapat dilakukan secara
secara kesalingan
kesalingan atau
atau dibalik
dibalik
menjadi dari
menjadi dari istri
istri kepada
kepada laki-laki.
laki-laki. Sehingga
Sehingga pesan
pesan
dari teks
dari teks tersebut
tersebut dapat
dapat diimplementasikan
diimplementasikan oleholeh
kedua belah
kedua belah pihak.
pihak.
Syukran wa dumtum fil khari wal barakati wan najah
Wassalamu ‘alaikum war wab

Anda mungkin juga menyukai