SISTEM HUKUM PELAKSANAAN

KEBIJAKAN TERKAIT PRAKTIK

KEBIDANAN DI INDONESIA
KELOMPOK 1 :
1. AMELIA PUTRI 0450462105001 8. NURHANASAN 045046215037 15. TESA ALWIYAH 045046215029
2. ASMA SOLIHAH 0450462105002 9. FANI SAFA SALSABILLA 045046215008 16. SINDI NURAENI 045046215025
3. EKA RATIH 0450462105006 10. KEYSHA ALIFIA 045046215012 17. ROSVITA 045046215032
4. ELIS SITI LISTIANI 0450462105007 11.TITA KUSPUJI AYU 045046215030
5. NILASARI 0450462105034 12.WULAN WIDIA 045046215031
6. FITHRAH KHALISHAH 0450462105009 13.HILDA ZAKIAH 045046215010
7. PINGKAN AFIF NR 0450462105019 14.INTAN NUR 0450462105011
 SISTEM HUKUM DI INDONESIA

SISTEM
• SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI BAGIAN-BAGIAN YANG SALING
BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN,SECARA PUNGSIONAL,SALING TERGANTUNG.
• DI BATASI DALAM SUATU LINGAKUNGAN.
• PERUBAHAN SUATU BAGIAN BERAKIBAT PADA BAGIAN YANG LAIN
• MEMBENTUK SUATU KESATUAN KERJA.

• UNTUK EMNCAPAI TUJUAN

SISTEM HUKUM ( HAROLD J.BERMAN )

• KESELUTUHAN ATURAN DAN PROSEDUR YANG SPESIFIK, YANG KAREMA ITU DAPAT
DIBEDAKAN CIRI-CIRINYA DARI KAEDAH SOSIAL YANG LAIN.
• PADA UMUMNYA,DAN KEMUDIAN DARI PADA ITU YANG SECARA RELATIF
KONSISTEN DITERAPKAN OLEH SUATU STRUKTUR OTORITAS YANG PROFESIONAL
• GUNA MENGONTROL PROSES-PROSES SOSIAL YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT
 LAWRENCE M. FRIEDMAN

SISTEM HUKUM
3 BAGIAN/KOMPONEN
1. KOMPONEN STRUKTURAL

BERGERAK DIDALAM SUATU MEKANISME

• LEMBAGA PEMBUAN UUD
• PENGADILAN
• PENEGAK HUKUM

• BADAN YANG BERWENANG MENERAPKAN HUKUM

 2. KOMPONEN SUBSTANSI

HASIL NYATA DARI SISTEM HUKUM

HUKUM IN ABSTRACTO
HUKUM IN CONCRETO
(KAIDAH HUKUM UMUM)
(KAIDAH HUKUM INDIVIDUAL)
 3. KOMPONEN BUDAYA HUKUM
SIKAP PUBLIK/WARGA MASYARAKAT BESERTA NILAI-NILAI YANG DIPEGANG
• HUKUM KELUARGA
• HUKUM WARIS
YONATHAN H. TURNER

ELEMEN SISTEM HUKUM

1. SEPERANGKAT KAIDAH/ATURAN TINGKAH LAKU

2. TATA CARA PENERAPAN

3. TATA CARA MENYELESAIKAN SENGKETA
4. TATA CARA UNTUK PEMBUATAN HUKUM ATAU PERUBAHAN HUKUM
HANS KELSEN

1. SISTEM HUKUM MERUPAKAN SISTEM PERTANGGAN KAIDAH

2. SUATU HUKUM YANG TINGKATNYA LEBIH RENDAH HARUS BERDASAR PADA
HUKUM YANG LEBIH TINGGI SIFATNYA

3. BERSUMBER PADA NORMA DASAR YANG DISEBUT GRUNDNORM

4. TEORI : STUFENBAU
 FULLER

UKURAN UNTUK SISTEM HUKUM

8 ASAS PRINCIPLES OF LEGALITY
1. MENGANDUNG ATURAN-ATURAN
2. PERATURAN HARUS DIUMUMKAN
3. TIDAK BOLEH ADA PERATURAN YANG BERLAKUSURUT
4. DISUSUN DALAM RUMUSAN YANG BISA DIMENGERTI
5. TIDAK BOLEH MENGANDUNG PERATURAN YANG BERTENTANGAN SATU SAMA LAIN
6. TIDAK BOLEH MENGANDUNG TUNTUTAN YANG MELEBIHI APA YANG DAPAT
DILAKUKAN
7. TIDAK BOLEH ADA KEBIASAAN UNTUK SERING MENGUBAH-UBAH PERATURAN
SEHINGGA MENYEBABKAN SEORANG KEHILANGAN ORIENTASI
8. HARUS ADA KECOCOKAN ANTARA PERATURAN YANG DIUNDANGKAN DENGAN
PELAKSANAANYA SEHARI-HARU
MACAM-MACAM SISTEM HUKUM

1. SISTEM HUKUM EROFA KONTINETAL

2. SISTEM HUKUM ANGLO-SAXON

3. SISTEM HUKUM ADAT

4. SISTEM HUKUM ISKAM
 PENGERTIAN DASAR SISTEM HUKUM

1. SUBYEK HUKUM
• SETIAP PIHAK YANG MENJADI PENDUKUNG
• HAK DAN KEWAJIBAN
2. HAK DAN KEWAJIBAN
HAK : SUATU KEBOLEHAN UNTUK MELAKUKAN SESUATU/TIDAK MELAKUKAN
SESUATU
KEWAJIBAN : TUGAS YANG DIBEBANKAN OLEH HUKUM PADA SUBYEK HUKUM
3. PERITIWA HUKUM
• PERISTIWA YANG MEMBAWA AKIBAT HUKUM
• KEJADIAN YANG MENIMBULKAN/MENGHAPUSKAN HAK/KEWAJIBAN
• PERISTIWA SOSIAL BERSEGI HUKUM

4. HUBUNGAN HUKUM
MERUPAKAN HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM HUKUM, SEBAGAI IKATAN HAK DAN
KEWAJIBAN ANTER SUBYEK HUKUM
5. OBYEK HUKUM
YAITU SEGLA SESUATU MENJADI OBYEK DARI HUBUNGAN HUKUM. ADA KALANYA
OBYEK HUKUM DINAMAKAN BENDA YANG DIBEDAKAN :
• BENDA YANG BERWUJUD DAN TIDAK BERWUJUD
• BENDA YANG BERGERAK DAN DENDA YANG TIDAK BERGERAK
 BADAN HUKUM PELAKSANAAN KEBIJAKAN

KEBIDANAN MEMILIKI UUD TERSENDIRI. UUD NO.4 2019 TENTANG KEBIDANAN ADALAH
SEGALA SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN BIDAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
KEBIDANAN PADA PEREMPUAN SELAMA MASSA SEBELUM HAMIL, MASSA KEHAMILAN, MASSA
PERSALINAN, MASSA PASCA PERSALINAN, MASSA NIFAS, MASSA BAYI BARU LAHIR, BAYI
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH, TERMASUK KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN DAN
KELUARGA BERENCANA SESUAI TUGAS DAN WEWENANGNYA.
ASUHAN KEBIDANAN ADALAH RANGKAIAN KEGIATAN YANG DIDASARKAN PADA PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN SESUAI DENGAN
WEWENANG DAN RUANG LINGKUP PRAKTIKNYA BERDASARKAN ILMU DAN KIAT KEBIDANAN.
SERTIFIKAT KOMPETENSI ADALAH SURAT TANDA PENGAKUAN TERHADAP KOMPETENSI BIDAN
YANG TELAH LULUS UJI KOMPETENSI UNTUK MELAKUKAN PRAKTIK KEBIDANAN.
SERTIFIKAT PROFESI ADALAH SURAT TANDA PENGAKUAN UNTUK MELAKUKAN PRAKTIK
KEBIDANAN YANG DIPEROLEH LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI.
PASAL-PASAL YANG MENGATUR KEBIDANAN
PASAL 2 : PENYELENGGARAAN KEBIDANAN BERASASKAN :
1. PERI KEMANUSIAAN
2. NILAI ILMIAH
3. ETIKA DAN PROFESIONALITAS
4. KEADILAN
5. PERLINDUNGAN DAN
6. KESELAMATAN PASIEN
PASAL 3 :
1. MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN BIDAN
2. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
3. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN KEPASTIAN HUKUM KEPADA BIDAN DAN PASIEN
4. MENINGKATKAN DERAJAT MASYARAKAT, TERUTAMA KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR,
BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
KEBIJAKAN HUKUM TERKAIT PRAKTIK KEBIDANAN YANG
BERLAKU
DALAM MENJALANKAN TUGASNYA, SEORANG BIDAN HARUS MEMILIKI KUALIFIKASI AGAR
MENDAPATKAN LISENSI UNTUK PRAKTIK. PRAKTIK PELAYANAN BIDAN PERORANGAN
(SWASTA), MERUPAKAN PENYEDIA LAYANAN KESEHATAN YANG MEMILIKI KONTRIBUSI CUKUP
BESAR DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KHUSUSNYA DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN IBU DAN ANAK.

PIHAK PEMERINTAH DALAM HAL INI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ORGANISASI

IKATAN BIDAN MEMILIKI KEWENANGAN UNTUK PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KEPADA
BIDAN YANG MELAKSANAKAN PRAKTIK.
SUPAYA MASYARAKAT PENGGUNA JASA LAYANAN BIDAN MEMPEROLEH AKSES PELAYANAN
YANG BERMUTU DARI PELAYANAN BIDAN, PERLU ADANYA REGULASI LAYANAN PRAKTIK
BIDAN SECARA JELAS, PERSIAPAN SEBELUM BIDAN MELAKSANAKAN PELAYANAN PRAKTIK,
SEPERTI PERIZINAN TEMPAT, KEUANGAN, PERLATAN PRAKTIK, DAN KELENGKAPAN
ADMINISTRASI SEMUANYA HARUS SESUAI STANDAR.
MENURUT UUD KESEHATAN NO.23 1992 KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN ADALAH MEMATUHI
STANDAR PROFESI TENAGA KESEHATAN, MENGHORMATI HAK PASIEN, MENJAGA
KERAHASIAAN IDENTITAS DAN KESEHATAN PASIEN, MEMBERIKAN INFORMASI DAN MEMINTA
PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT), DAN MEMBUAT SERTA MEMELIHARA REKA MEDIK.
SEBAGAIMANA YANG TELAH DIURAIKAN SEBELUMNYA BAHWA BIDAN MEMPUNYAI
KEWENANGAN DALAM MELAKUKANN ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SESUAI DENGAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN (PERMENKES) NO.28 2017 TENTANG IZIN DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN DISEBUTKAN BAHWA DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN KESEHATAN ANAK SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA PASAL 20 AYAT (1).
SAAT INI MASIH CENDERUNG TERJADI PENYIMPANGAN DALAM PEAYANAN KEBIDANAN,
PENYIMPANGAN DISINI DIARTIKAN SEBAGAI PELAYANAN KEBIDANAN YANG TIDAK SESUAI
DENGAN KODE ETIK BIDAN, STANDAR PROFESI DAN HUKUM, MESKIPUN PARA BIDAN
PRAKTISI DILAPANGAN SUDAH BERUSAHA MENJALANKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR
YANG ADA. SEHINGGA DAPAT DISEBUTKAN SEBAGAI DUGAAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM.