Anda di halaman 1dari 12

CLINICAL SCIENCE SESSION

Modul Ulcer
Presentan : Hastami Retriasih

Preceptor : drg. Dwi Suhartiningtyas, MDSc.


Analisis Jurnal
Tittle :
Treatment Of Recurrent Aphthous Stomatitis
Major With Metronidazole And Ciprofloxacin
Penulis :
M. Jusri (Bagian Oral Medicine Unair)
Nurdiana (Residen Oral Medicine Unair)
Penerbit :
Dental Journal-Majalah Kedokteran Gigi
Pendahuluan
Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) adalah inflamasi pada
mukosa oral yang memiliki karakteristik berupa lesi ulceratif
yang terjadi secara berulang dan menimbulkan rasa sakit.
Etiologi RAS
RAS merupakan hal yang umum dan belum diketahui penyebab
pastinya. Terdapat faktor predisposisi timbulnya RAS yaitu:
a. Stres
b. Trauma
c. Haematinic deficiency
d. Alergi
e. Infeksi bakteri/virus
f. Faktor endokrin
Ada 3 tipe RAS yaitu:
1. RAS tipe minor
 diameter lesi < 1cm dan jumlahnya < 6 lesi
 umumnya pada mukosa non keratin
 sembuh sekitar 1 minggu tanpa scars
2. RAS tipe mayor
 diameter lesi 1-5 cm
 pada mukosa non keratin dan berkeratin
 dapat sembuh dalam beberapa minggu, bulan sampai
menahun dan disertai dengan scars
3. RAS tipe herpetiform
 diameter lesi 1-2 mm dengan jumlah 6-100 lesi
Subyektif
Pasien laki-laki usia 22 tahun datang ke Bagian OM FKG
Univ. Airlangga atas rujukan dokter gigi dari Madiun
mengeluhkan sariawan pada pipi bagian dalam sudah
sejak 7 bulan yang lalu. Pasien pernah mengkonsumsi
‘Adem Sari’ lalu sembuh. Pada 1 minggu kemudian
sariawan timbul lagi di area yang sama tapi lokasi yang
beda. Lalu pasien minum ‘Adem Sari’ lagi. Beberapa hari
kemudian sariawan timbul dan terasa sakit. Lalu pasien
pergi ke dokter gigi dan diberi obat. Setelah itu
sariawannya mengecil dan sakitnya berkurang, tetapi
lama kelamaan sariawan membesar dan dan terasa sakit.
Kemudian pasien periksa ke dokter gigi di RS Haji dan
diberi obat asam mefenamat, clindamycin, obat kumur
chlorhexidine. Setelah itu rasa sakitnya berkurang tapi
Gambaran Klinis

 (A) lesi irregular, diameter ± 8mm, menonjol, tepi eritematous, tertutup


pseudomembran putih
 (B) lesi bulat, diameter ± 6mm, menonjol, tepi eritematous, tertutup
pseudomembran putih
 (C) lesi irregular, ukuran 4x10 mm, menonjol, tepi eritematous, tertutup
pseudomembran putih
Differential Diagnosis

RAS tipe mayor dengan karsinoma sel


squamosa
Penatalaksanaan
Kunjungan 1
>Pemeriksaan darah lengkap, sitologi, bakteriologi, SGOT, SGPT dan
gula darah.
>Medikasi: 5% extract sanguine+ 0,1% polidocanol gel (3x1),
chlorhexidine gargle (3x1), H2O2 solution sebagai obat kumur (2x1)
Kunjungan 2
>Anamnesis: rasa sakit menurun dan sariawan mengecil
>Hasil pemeriksaan sitologi dan adanya peningkatan ESR
menunjukkan adanya infeksi kronis. Pemeriksaan bakteriologi
terdapat flora normal (aerob dan anaerob)
>Medikasi: metronidazole 500 mg (3x1), ciprofloxacin 500 mg (2x1),
metronidazole powder (2 tablet digerus dan dibagi mjd 20 dosis)
dioleskan pada lesi, 5% extract sanguine+ 0,1% polidocanol gel (3x1)
Kunjungan 3
>Anamnesis: tidak ada rasa sakit dan sariawan makin mengecil
>Pasien diminta melanjutkan terapi yang diberikan pada
kunjungan 2
Kunjungan 4
> Lesi mengalami penyembuhan, kecuali pada bagian bukal
masih ada lesi dengan diameter 2 mm, datar, ditutupi
pseudomembran putih.
>Pasien diminta melanjutkan terapi sebelumnya
> Medikasi: multivitamin (1x1)
Kunjungan 5:
>Semua lesi telah mengalami penyembuhan disertai scars
>Pasien diminta melanjutkan konsumsi multivitamin (1x1)
Semua lesi telah sembuh dengan scars
Kesimpulan
Pada kasus ini, RAS tipe mayor terkontaminasi oleh
flora normal yang menyebabkan infeksi sekunder pada
lesi. Jadi, penatalaksanaan pada kasus ini utamanya
adalah menangani infeksi sekundernya. Setelah
dilakukan perawatan, lesi tersebut sembuh dalam
waktu 3 minggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai