Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 1 :

positive reinforcement

Kelompok M 11(modifikasi perilaku) :

1. Rohmawati (201969110035)
2. Lailiyatul Khabibah (201969110083)
3. Hanifatul Hasanah (201969110081)
4.Aisy Firdausi (201969110033)
Positive reinforcement adalah suatu
stimulus atau rangsangan berupa benda,
atau peristiwa yang dihadirkan dengan
segera terhadap suatu perilaku yang
dapat meningkatkan frekuensi
munculnya perilaku tersebut.
Tujuan Positive Reinforcement
Menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2005: 118) ada lima
tujuan positive reinforcement

1. Meningkatkan perhatian
siswa dan membantu siswa 5. Mengarahkan terhadap
belajar apabila pemberian pengembangan berfikir yang
penguatan digunakan divergen (berbeda) dalam
secara selektif. pengambilan inisiatif yang bebas.
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2005: 118) ada lima
2. Memberi motivasi pada siswa tujuan positive reinforcement
dalam proses
pembelajaran.

4. Mengembangkan kepercayaan
3. Dipakai untuk mengontrol atau diri siswa untuk mengatur diri
mengubah tingkah laku siswa yang sendiri dalam pengalaman
mengganggu, dan meningkatkan cara belajar.
belajar produktif.
Model Penggunaan Positive
Reinforcement

1 Penguatan kelompok

Pemberian penguatan kepada seluruh anggota


kelompok dalam kelas dapat dilakukan secara terus
menerus. Gestural, verbal, tanda, dan kegiatan
merupakan komponen penguatan yang dapat
diperuntukkan pada seluruh anggota kelompok.
Model Penggunaan Positive
Reinforcement
2 Penguatan yang di tunda

Penundaan pemberian penguatan dinilai kurang efektif,


namun penundaan tersebut dapat dilakukan dengan memberi
isyarat verbal bahwa penghargaan akan diberikan kemudian
setelah perilaku dimunculkan.
Model Penggunaan Positive
Reinforcement

3 Penguatan partial(sebagian)

Penguatan partial sama dengan penguatan


sebagian-sebagian atau penguatan tidak
berkesinambungan, diberikan kepada siswa
untuk sebagian responnya.
Model Penggunaan Positive
Reinforcement
4 Penguatan perorangan

Penguatan perorangan merupakan pemberian


penguatan secara khusus. Pemberian
penguatan perorangan dapat dilakukan
dengan menyebutkan nama, perilaku, atau
penampilan siswa yang bersangkutan.
4 Prinsip Penggunaan
Positive Reinforcement
a. hangat dan antusias
Kehangatan dan keantusiasan merupakan aspek yang
penting dalam pemberian penguatan dan ini akan
tampak dari interaksi guru dan murid

b. hindari penggunaan penguatan negatif


Pemberian hukuman atau kritik efektif untuk
mengubah motivasi, penampilan, dan tingkah laku
siswa. Namun akan membawa dampak yang
kompleks dan kontroversial secara psikologis
c..penggunaan bervariasi
Penggunaan komponen dan cara penguatan yang sama dan
berulang- ulang akan mengurangi efektivitas pemberian
penguatan. Namun akan bermanfaat apabila arah
pemberiannya bervariasi atau sebaiknya tidak berurutan.

d. bermakna
Pemberian penguatan menjadi efektif seharusnya
dilaksanakan pada situasi di mana siswa
mengetahui hubungan antara pemberian penguatan
terhadap tingkah lakunya dan melihat itu sangat
bermanfaat bagi siswa.
Implementasi Positive Reinforcement

• Edi Purwanta (2005: 38-66) mengemukakan bahwa


positive reinforcement dapat efektif penerapannya apabila
mempertimbangkan syarat- syaratnya, seperti :
menyajikan penguatan, memilih penguatan yang tepat,
mengatur kondisi situasional, menentukan kuantitas
penguat, memilih kualitas atau kebaruan penguat,
memberikan contoh penguat, menangani persaingan
asosiasi, mengatur jadwal penguatan, dan menangani efek
kontrol kontra.
Contoh Positive Reinforcement
• Pemberian penguatan bisa berbentuk verbal seperti menggunakan kata-kata yang
membangun. Contohnya adalah saat seorang anak mengajukan pertanyaan kepada
guru. Dari situ, guru kemudian memberikan pujian kepada anak tersebut. Karena
diberi pujian, anak tersebut terus meningkatkan kemampuan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang baik lagi.
• Penguatan positif juga bisa menggunakan gerak tubuh atau mimik muka yang
memberi kesan baik kepada peserta didik. Penguatan mimik dan gerakan badan dapat
berupa senyuman, anggukan kepala, acungan jempol, tepuk tangan, dan lainnya.
Contohnya ketika seorang anak di suruh gurunya maju ke depan kelas guna
menceritakan sebuah gambar yang dibuatnya sendiri. Setelah selesai membacakan
cerita tersebut, guru dan teman-teman sekelasnya memberi apresiasi dengan bertepuk
tangan sambil tersenyum. Setelah kejadian itu, anak tersebut terpacu untuk terus
meningkatkan kemampuannya tersebut agar bisa menjadi lebih baik lagi.
THANK YOU FOR
WATCHING

Anda mungkin juga menyukai