Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan V : 1.

Reinforcement
2. Shaping
3. Extinction
4. Shaping dan fading
Nama : Pina Nofalia
Nim : 23358016

1. Reinforcement
Reinforcement/ penguatan pertama kali ditemukan oleh Thorndike pada tahun
1911. Thorndike bereksperimen menggunakan seekor kucing yang lapar di dalam
sangkar dan meletakkan makanan di luar sangkar di tempat kucing dapat
melihatnya. Kucing tersebut berusaha membuka kandang dengan segala cara,
hingga akhirnya kucing tersebut dapat membuka tuas pintu kandang menggunakan
cakarnya. Sehingga kucing berhasil mendapatkan makanannya.
Kemudian Skinner melakukan banyak penelitian tentang prinsip penguatan pada
hewan yang suka bersuka ria seperti tikus dan merpati (Skinner, 1938, 1956).
Sebagai contoh, dalam percobaan dengan tikus, Skinner menempatkan hewan di
ruang percobaan dan memberi sebutir makanan setiap kali tikus menekan tuas yang
terletak pada salah satu dinding kamar.
a. Pengertian reinforcement
Penguatan (reinforcement) adalah respon positif yang diberikan guru kepada
peserta didik pada saat proses pembelajaran, dengan tujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik (feedback), memantapkan dan meneguhkan hal-hal
tertentu yang dianggap baik sebagai suatu tindakan dorongan maupun koreksi
sehingga peserta didik dapat mempertahankan atau meningkatkan perilaku baik
tersebut.
b. Tujuan penguatan
Adapun menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008), tujuan pemberian penguatan
adalah:
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
2) Melancarkan atau memudahkan proses belajar.
3) Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku
belajar yang produktif.
4) Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
5) Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik atau divergen dan inisiatif
sendiri.
c. Prinsip-prinsip penguatan
Menurut Marno, Idris dan Usman (2008) prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan:
1) Kehangatan
Kehangatan sikap guru akan menjadikan penguatan yang diberikan lebih
efektif.
2) Antusiasme
Sikap antusias dalam memberi penguatan dapat menstimulasi siswa
untuk meningkatkan motivasinya
3) Bermakna
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan
penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi
penguatan.
4) Menghindari respon negative
Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif
yang diberikan guru berupa komentar, bercanda menghina, ejekan yang
kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk
mengembangkan diri

d. Jenis-jenis penguatan

Menurut Skinner(1976) penguatan dibagi 2


1) Reinforcement (penguatan) positif, adalah reinforcement penguatan
berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
2) Reinforcement (penguatan) negatif, adalah reinforcement (penguatan)
berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).

Sedangkan menurut Alma (2010):


1) Verbal Reinforcement
Berupa tanggapan, pujian dan dukungan atas kinerja peserta didik
2) Gestural Reinforcement
Penguatan dari guru melalui gerak tubuh atau mimik muka atas kinerja
peserta didik
3) Proximity Reinforcement
Penguatan dengan cara mendekati dapat dilakukan ketika peserta didik
menjawab pertanyaan, bertanya, diskusi
4) Contact Reinforcement
Penguatan yang dilakukan guru melalui kontak terhadap siswa seperti
dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu dan mengangkat tangan
peserta didik ketika menang lomba
5) Activity Reinforcement
Penguatan dengan memberikan bahan pembelajaran, memimpin
permainan dalam pembelajaran, membantu siswa dalam menggunakan
media pembelajaran.
6) Token Reinforcement
Penguatan dengan memberikan hadiah, bintang komentar tertulis pada
buku pelajaran, nama kehormatan
e. Teknik-teknik penguatan
Menurut Winaputra (2003)
1) Reinforcement secara kelompok
Pemberian reinforcement (penguatan) kepada seluruh anggota kelompok
dalam kelas dapat dilakukan secara terus menerus seperti halnya pada
pemberian reinforcement (penguatan) untuk individu.
2) Reinforcement yang ditunda
Penundaan reinforcement (penguatan) pada umumnya adalah kurang
efektif bila dibandingkan dengan pemberian secara langsung.
3) Reinforcement partial
Reinforcement (penguatan) partial sama dengan reinforcement
(penguatan) sebagian-sebagian atau tidak berkesinambungan, diberi
kepada siswa untuk sebagian dari responnya
4) Reinforcement perorangan
Reinforcement (penguatan) perorangan merupakan pemberian
reinforcement (penguatan) secara khusus, misalnya menyebut
kemampuan, penampilan. dan nama siswa yang bersangkutan adalah
lebih efektif dari pada tidak menyebutkan apa-apa.

2. Shaping
a. Pengertian Shaping
Teknik shaping merupakan suatu prosedur yang dapat digunakan untuk
membentuk suatu perilaku yang belum pernah ditampilkan oleh individu di dalam
modifikasi perilaku (Martin et al, 2010:238).
1) Teknik-teknik shapingMenentukan tujuan perilaku: Tujuan perilaku yang
diinginkan ditentukan dengan jelas dan spesifik.
2) Membuat rencana shaping: Rencana shaping diatur untuk mencapai
tujuan perilaku dengan mengidentifikasi tindakan atau perilaku yang
perlu diambil untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Memberikan penguatan: Penguatan positif diberikan secara bertahap
ketika perilaku mendekati tujuan yang diinginkan. Dalam teknik shaping,
penguatan positif dapat berupa hadiah atau pujian.
b. Langkah-langkah teknik shaping
Langkah- langkah teknik shaping menurut B. F Skinner( Komalasari, 2011: 170)
dalam (Budianto, 2020) merupakan sebagai berikut:
1)Membuat analisis ABC
(a) Antecedent ( penyebab sikap)
(b) Behavior ( sikap yang dpermasalahkan)
(c) Consequence ( akibat yang diperoleh dari sikap tersebut)

2)Menetapkan sasaran sikap khusus yang hendak dicapai bersama konseli


3)Tentukan bersama jenis reinforcement positif yang hendak digunakan
4)Membuat perencanaan dengan membuat tahapan pencapaian sikap dari dini
hingga sikap akhir( misalnya bolos jadi tidak bolos)
5)Perencanaan bisa dimodifikasi sepanjang berlangsungnya program shaping.
6)Penetapan waktu pemberian reinforcement pada tiap sesi program, misal
sehabis sebagian kali percobaan sikap sasaran dalam satu sesi.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik shaping
Menurut Komalasari (2011 : 171) dalam (Budianto, 2020), antara lain:
1) Tentukan perilaku target yang ingin dicapai
2) Tentukan apakah membentuk adalah prosedur yang paling benar
3) Identifikasi perilaku awal
4) Memilih tahapanteknik shaping
5) Ketepatan jarak waktu perpindahan tahapan
d. Kelebihan dan kelemahan teknik shaping
Menurut lesmana dalam (Budianto, 2020: 27-28) kelemahan dan kelebihan teknik
shaping adalah
1) Kelebihan
(a) Ada hasil konkrit/nyata yang didapat (yaitu perubahan perilaku). Jika
client centered therapy, humanistik, dll lebih bersifat abstrak dan
menekankan pada insight yang diperoleh konseling
(b) Pembuatan tujuan terapi antara terapis dan klien di awal sesi terapi dan
hal itu dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
(c) Waktu konseling relatif singkat
(d) Kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan
tujuan dan pemilihan teknik
2) Kelemahan
(a) Beberapa perilaku tidak bisa dibiarkan terjadi meski pada saat itu sedang
pada tahap extinction.
(b) Orang tua sering tidak sadr akan prinsip yang ia buat.
(c) Orang tua terlalu banyak berharap akan segala sesuatu pada anaknya.

3. Extinction
a. Pengertian Extinction
Extinction atau kepunahan adalah prinsip perilaku dasar. Itu terjadi ketika
perilaku yang sebelumnya diperkuat tidak lagi diperkuat,dan sebagai hasilnya,
perilaku berkurang dan berhenti terjadi atau bisa disebut juga strategi guna
mengubah atau menurunkan perilaku yang tidak diharapkan dengan cara
menghilangkan hubungan sebab akbibat dari suatu stimulus dengan respon,
yang dimaksudkan respon disini adalah suatu respon yang muncul adalah
bentuk perilaku yang tidak diharapkan terhadap suatu stimulus tertentu.
Kepunahan terjadi ketika:
1) Perilaku yang sebelumnya telah diperkuat
2) Tidak lagi menghasilkan konsekuensi yang menguatkan
3) Perilaku berhenti terjadi di masa depan
b. Faktor yang mempengaruhi
Menurut Martin & pear (2003) ada bebarapa faktor yang perlu diperhatikan
terkait keefektifan motode ini. Yaitu :
1) Mengontrol penggunaan penguat (reinforcement) kepada perilaku yang
akan diturunkan
2) Pengkombinasian pengabaian perilaku (extinction) dengan penguat
positif (positive reinforcement) untuk perilaku-perilaku alternative
3) Extinction yang dimunculkan pada kondisi teertentu perlu
dipertimbangkan dengan tujuan meminimalisir pengaruh reinforcement
disebabkan oleh orang lain yang memungkinkan munculnya perilaku
yang tidak diharapkan meningkat, dan memaksimalkan kebehasilan
melalui program ini
4) Membuat aturan main berupa intruksi dengan kesepakatan Bersama
antara terapis dan klien
5) pengaruh dari extinctin bias menjadi cepat setelah continuos reinformant
6) pelaku bisa saja menjadi buruk sebelum mencapai kearah lebih baik
7) Extinction bisa menimbulakan agresi dimana gresi ini dapat menurunkan
jika Extinction diaplikasikan untuk invertase bersamaan dengan positive
reinforcement sehingga dapat menghambat jalannya program
8) Disarankan untuk mengulang program ini apabila perilaku yang diubah
muncul kembali kedepannya dengan frekuensi yang lebih sedikit
disbanding sebelum pelaku melakukan intervensi
c. Kategori Extinction
1) Extinction Brush (ledakan ekstensi), yakni peningkatan frekuensi, durasi
ataupun intensitas dari tingah laku yang tidak di perkuat saat proses
Extinction.
2) Spontan recovery ialah muncul kembali tingkah laku tertentu setelah
sekian lama tidak muncul
d. Keunggulan dan kelemahan
1) Keunggulan
(a) Prosedur ini terbukti lebih efektif bila dikombinasikan dengan
prosedur lain jika diterapkan dalam berbagagai situasi
(b) Prosedur penghapusan menimbulakan efek yang tahan lama
(c) Prosedur ini tidak menimbulkan efek samping yang negative
daripada prosedur yang menggunakan stimuli aversif dan
hukuman
2) Kelemahan
(a) efek tidak tejadi dengan segera
(b) frekuensi dan intensitas sementara meningkat
(c) perilaku-pelrilaku lain sering muncul termasuk perilaku agresif
(d) imitasi perilaku oleh orang lain
(e) kesukaran menghentikan penguat
4. fading
a. Pengertian Fading
Teknik fading merupakan teknik membentuk tingkah laku dengan jalan mula-
mula memberikan promt (bantuan) penuh kepada siswa untuk melakukan
tingkah laku yang diharapkan, kemudian secara bertahap bantuan itu makin
dikurangi, sehingga akhirnya siswa mampu melakukannya mandiri tanpa
bantuan guru atau orang lain.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi fading
1) Memilih stimulus akhir yang diinginkan (stimulus yang kita harap dapat
menghasilkan perilaku pada bagian akhir dari prosedur fading).
2) Memilih stimulus awal. Penting untuk memilih stimulus awal, yang secara
konstan atau reliabel, dapat membangkitkan perilaku yang diinginkan.
3) Memilih langkah-langkah fading. Penting untuk mengawasi secara dekat
performa pelajar untuk menentukan seberapa lama seharusnya fading
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai