Bab 13. Metode Konservasi Tanah
Bab 13. Metode Konservasi Tanah
Page 2
METODE KONSERVASI
Page 3
METODE VEGETATIF
Fungsi:
(a) Melindungi tanah dari daya perusak butir hujan.
(b) Melindungi tanah dari daya perusak aliran.
(c) Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah (transpirasi tanaman).
Semakin kecil
Padang Rumput Campuran Tanaman semusim dalan barisan
Page 4
MACAM-MACAM METODE
VEGETATIF
(1) Penanaman tanaman penutup tanah secara terus menerus.
Digunakan untuk tanah yang tidak diusahakan (misal kelerengan
tinggi)
(2) Penanaman Strip (Strip Cropping)
Penanaman memotong lereng / menurut kontur
Berselang seling, tanaman semusim dengan penutup tanah
Lebar strip 20 – 50 meter
Kelerengan 6 – 15 %
Page 5
Ada 3 tipe (Kell & Brown, 1938; Tower & Garden, 1946)
Strip Lapangan
Menurut kontur
Lebar seragam, melintang
lereng, dilakukan pada
daerah dengan topografi
tidak seragam
Page 6
Penanaman strip berpenyangga (buffer strip cropping)
- Strip rumput/legume dibuat datar engan strip-strip tanaman
pokok
- Lebar strip bisa seragam / tidak
- Strip rumput diletakkan pada lereng yang kritis
Menentukan Lebar Strip
(Wischmeier & Smith, 1965; USA Tenggara)
Rumus:
W = 27 – ¾ (S – 6)
Dimana: W = lebar strip (meter), S = Lereng (%)
Page 7
(3) Pergiliran tanaman dan pupuk hijau (conservation rotation)
Prinsip, seperti metode strip cropping
(4) Sistem Pertanian Hutan (Agroforestry)
Mengintegrasikan tanaman pohon dengan tanaman rendah
(5) Pemanfaatan sisa-sisa tanaman
MULSA
- Daun/batang tumbuhan dipotong-potong kemudian disebarkan
ke permukaan tanah (setebal 25-30 cm).
- Sebaiknya sisa tanaman yang proses pelapukannya lambat
(batang jagung, sorgum, jerami padi, dsb.)
Page 8
Mekanisme mulsa:
- Mengurangi erosi dengan cara meredam energi hujan yang jatuh
- Mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan
- Mengurangi daya gerus aliran permukaan
- Meningkatkan kegiatan biologi tanah dan dalam proses
perombakannya akan terbentuk senyawa organik penting untuk
pembentukan struktur tanah meningkatkan kemampuan
menyerap air.
PUPUK HIJAU
- Dibenamkan ke dalam lubang tanah (20-30 m) yang memanjang
memotong lereng secara merata di seluruh bidang tanah.
- Bahan dipilih yang mudah lapuk
Page 9
METODE MEKANIK
Page 10
Macam-macam Metode Mekanik
(1) Pengolahan tanah (Tillage)
Perlakuan meknis untuk menciptakan keadaan tanah yang
baik bagi pertumbuhan tanaman (sebagai tempat tumbuh bibit,
daerah perakaran, membenamkan sisa tanaman, dan
memberantas gulma).
Pengolahan Tanah kurang / bahkan merugikan konservasi.
Pengolahan tanah berorientasi konservasi:
- Pengolahan tanah seperlunya saja (minimum tillage)
- Pengolahan tanah pada kandungan air tepat (pF 3 – 4)
- Pemberantasan gulma menggunakan herbisida.
- Merubah kedalaman pengolahan
Page 11
(2) Pengolahan tanah menurut kontur (contour cultivation)
- Pembajakan tanah melintang / memotong lereng
- Lebih efektif jika diikuti penanaman menurut kontur
Keuntungan:
Terdapat penghambat aliran permukaan
Memungkinkan penyerapan air lebih besar di daerah kering
Menghindarkan pengangkutan tanah
Page 12
(3) Guludan (4) Guludan bersaluran
Page 13
(6) Teras
Teras tangga/bangku
Page 14
(7) Balong/waduk, Dam penghambat, Rorak, dan Tanggul
Berfungsi untuk mengurangi jumlah dan kecepatan aliran
permukaan, sehingga air dapat meresap ke dalam tanah.
Selain itu air yang tertampung juga bisa dimanfaatkan untuk
keperluan lain.
Page 15
METODE KIMIA
Penggunaan preparat kimia sintetis maupun alami
Untuk mendukung proses pembentukan agregat/struktur tanah
Sejak 1972 ditambah,
Merubah sifat-sifat hidrofobik/hidrofilik tanah sehingga merubah
kurva penahanan air.
Mengurangi dan meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
tanah memperngaruhi kemampuan tanah untuk menahan
unsur hara
Page 16
Preparat kimia SOIL CONDITIONER (Pemantap struktur tanah)
Keunggulan:
- Tahan terhadap serangan mikroba
- Dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman semusin (pada tanah
liat berat)
- Mempertinggi permeabilitas tanah sehingga erosi berkurang.
Page 17
(1) MCS
Campuran dimethyldichlorosilane dan methyl-trichlorosilane
(Van Bavel, 1950)
Berupa cairan yang mudah menguap, gas yang terbentuk
bercampur dengan air tanah. Senyawa yang terbentuk
membuat agregat tanah stabil.
(2) Krilium (W.P. Martin & G. Taylor, 1952)
merupakan garam natrium dari polyacrylonitrile yang
terhidrolisa.
Page 18
SOIL CONDITIONER mahal, maka dikembangkan bahan lain:
(a) Polimer tak terionisasi: Polyvinyl alcohol (PVA)
(b) Polyanion:
- Polyvinyl acetate (PVa)
- Polyacrylonitrile setengah terhidrolisa (Hp PAN)
- Poly acrylic acid (PAA)
- Vinyl acetate malcic acid copolymer (VAMA)
(c) Polication: Dimethylaminoethylmetacrylate (DAEMA)
(d) Dipole polimer (gugus + dan -) : Polyacrylamide (PAM)
(e) Emulsi Bitumen
Kelompok a,b,c & d bersifat non hidrofobik; Kelompok e bersifat non-
hidrofilik; Kelompok b & e dapat meningkatkan KTK
Page 19
Contoh penggunaan:
PAM bersifat non-hidrofobik, memiliki bagian aktif amide yang mengikat
-OH pada butir liat melalui ikatan hidrogen.
H O
Liat OH N C R Polimer
Cara aplikasi:
-PAM dicampur air denganperbandingan volume tertentu
-Dicampur tanah dengan menyemprotkan emulsi tersebut ke
permukaan tanah kemudioan diaduk dengan cangkul/garu.
Page 20
Pengaruh terhadap perbaikan struktur tanah dipengaruhi:
(1) BM polimer, optimum PAM 106
(2) Kandungan air tanah, optimum pada titik lengkung terbesar pada
kurva pF.
(3) Konsentrasi emulsi, tanah berkadar liat tinggi lebih sedikit
daripada tanah berpasir.
Page 21