Kelompok 7 Auditing Sektor Publik
Kelompok 7 Auditing Sektor Publik
D3 PERPAJAKAN (GENAP)
NAMA ANGGOTA :
• Astuti Fitri
• Muhammad Azhari
• Rayna Almira
• Rona Farisa
• Tri Suci Ramadhayanti
Audit sektor publik di Indonesia dikenal dengan istilah sebagai audit keuangan Negara. Audit
keuangan Negara ini diatur dalam undang-undang Nomor 15 tahun
2004 tentang pemeriksaan keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan
penggantian ketentuan Belanda Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en Verdue
bepalingan voor de Algemene Rekankamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas
pengelolaan keuangan oleh pemerintah. Menurut UU tersebut, pemeriksaan adalah proses
indentifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif,
dan professional berdasarkan standar
pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
TUJUAN AUDITING SEKTOR PUBLIK
Tujuan pengauditan sektor publik
dimaksudkan untuk tetap menjaga
prinsip transparansi dan akuntabilitas dengan
cara memberikan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah
memenuhi prinsip berterima umum, peraturan
perundang-undangan dan pengendalian intern
serta bagian operasi entitas sektor publik
direncanakan secara efisien, ekonomis, dan
efektif. Sehingga laporan keuangan yang
disajikan tersebut tidak
menyesatkan bagi para penggunanya.
FUNGSI AUDIT SEKTOR PUBLIK
Secara umum audit sektor publik memiliki fungsi yang lebih luas
terutama dalam kaitannya dengan tugas dan kewajiban untuk
melaporkan adanya indikasi kecurangan dan korupsi. Pekerjaan auditor terdiri dari
subseksi yang berbeda dan memiliki tujuan masing-masing. Menurut Undang-
Undang Nomor 15 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pemeriksaan
berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan Negara
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
PERAN AUDITING SEKTOR PUBLIK
Perbedaan yang paling mendasar antara audit sektor publik dan swasta adalah
Perbedaan yang paling
pertimbangan mendasar
kebijakan politik.antara
Dalam audit sektor
akhir publik
proses audit,dan swasta adalah
khususnya dalam audit keuangan,
pertimbangan kebijakan politik. Dalam akhir proses audit, khususnya
auditor akan menggunakan objektivitas terbaiknya dan rekomendasi secara dalam audit keuangan,
menyeluruh.
auditor
Auditakan
padamenggunakan
sektor swasta objektivitas terbaiknya
lebih ditentukan dan rekomendasi
oleh interaksi antara pemiliksecara menyeluruh.
Audit pada sektor
perusahaan danswasta lebih perusahaan
manajemen ditentukan oleh
yanginteraksi antara pemilik
banyak ditentukan oleh kontrak- kontrak yang
perusahaan dan manajemen
terjadi di antara mereka. perusahaan yang banyak ditentukan oleh kontrak- kontrak yang
terjadi
Padadisektor
antarapublik
mereka.interaksi antara pemilik, dalam hal ini masyarakat yang
Pada sektor publik interaksi antara manajemen
diwakili oleh legislative, dengan pemilik, dalam halpublic
sector ini masyarakat yangdiatur dengan jelas
(pemerintah)
diwakili oleh legislative,
pada berbagai peraturandengan manajemen sector public (pemerintah) diatur dengan jelas
pada berbagai peraturan Karena itu, audit sektor publik sangat menekankan aspek ketaatan
perundangan-undangan.
perundangan-undangan. Karena itu, audit sektor
terhadap peraturan perundang-undangan yang publik
berlaku.sangat
Juga,menekankan
laporan audit aspek ketaatan
sektor publik
terhadap peraturan
menyediakan perundang-undangan yang berlaku. Juga, laporan audit sektor publik
menyediakan
informasi lebih banyak daripada laporan audit pada sektor swasta.
informasi lebih banyak daripada laporan audit pada sektor swasta.
PERBEDAAN ANTARA AUDIT SEKTOR PRIVAT
DAN AUDIT SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA
Standar audit yang digunakan Standar Profesional Akuntan Publik Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPAP) yang dikeluarkan oleh IAI (SKPN) yang dikeluarkan oleh BPK
Kepatuhan terhadap peraturan Tidak terlalu dominan dalam audit Merupakan faktor dominan karena kegiatan
perundang-undangan di sektor publik sangat dipengaruhi oleh
peraturan dan perundang-undangan
JENIS-JENIS AUDITING
SEKTOR PUBLIK
• Standar Umum
• Standar Pelaporan
2. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Selain standar audit yang telah dibicarakan diatas, terdapat Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang diterbitkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia melalui Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Ta
hun 2007 pada bulan Januari 2007 yang memiliki landasan dan referensi berikut :
Undang Undang
Nomor 15 Tahun
2006 tentang
Badan Pemeriksa
Keuangan.
3. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Referensi :
1 2
Undang-Undang RI Nomor 15 Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2004 Tentang Tahun 2001 tentang Lembaga
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pemerintah Non Departemen
dimana Badan Pengawasan
Tanggung jawab Keuangan Keuangan dan Pembangunan
Negara (BPKP) diatur pada pasal 52
sampai dengan pasal 54
4 3
Peraturan Presiden RI Nomor 9
Peraturan Menteri Negara
Tahun 2005 Tentang
Pendayagunaan Aparatur
Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Negara Nomor: PER/03.1/-
Susunan Organisasi, dan Tata
M.PAN/03/2007 Tentang
Kerja Kementerian Negara RI
Kebijakan Pengawasan Nasional
sebagaimana telah beberapa kali
Aparat Pengawasan Intern
diubah terakhir dengan
Pemerintah Tahun 2007-2009.
Peraturan Presiden Nomor 94
Tahun 2006
KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR
Dalam hal terjadinya pelanggaan yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam
Memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang bersifat
pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008
hanya dikenakan sanksi administrative, berupa : sanksi peringatan, sanksi
Tanggun pembekuan ijin dan sanksi pecabutan ijin.
g Jawab
Auditor
Kewajiban hukum auditor dalam pelaksanaan audit apabila adanya tuntutan ke pengadilan yang
menyangkut laporan keuangan adalah sebagai berikut :
2. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common law (Lialibilities to Third Party) .
3. Kewajiban Perdata menurut hukum sekuritas federal (Liabilities under securities laws)
2. Kegagalan Audit : kegagalan yang terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat audit
yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan-persyaratan standar auditin
g yang berlaku umum.