Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi audit sektor publik

Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan bagi
masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.” Sedangkan
pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai berikut: “Audit sektor
publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan
penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan negara
lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria
yang ditetapkan.”

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit sektor publik 
adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban
(akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money) yang bertujuan untuk
membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit keuangan negara
ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004  tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu
Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh
pemerintah.

Dari definsi tersebut, beberapa bagian perlu mendapatkan perhatian yaitu :

1) Proses sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan
yang logis.

2) Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta kualitas
orang yang melakukan audit.

3) Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari
dukungan terhadap asersi ataupun representasi.

4) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang luas
tentang subyek permasalahn yang diaudit.

5) Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan kecocokan
antara asersi dan kriteria yang ada.
6) Mengkomunikasikan hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

2.2  Regulasi dalam audit sektor publik

          Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik, keuangan


organisasi harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang – undang, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta
kepatutan.

            Keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan serta kepatuhan.  

2.3  Audit sektor publik dan Sektor Bisnis

          Audit sektor publik dan audit sektor bisnis berbeda atau sektor swasta. Audit sektor publik
dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat niralaba seperti  Pemda, BUMN, BUMD,
instan lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara, dan organisasi sektor
publik lainnya seperti yayasan,  LSM, serta partai politik.

Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang berorientasi laba.
Audit sektor publik dan sektor bisnis sama-sama terdiri dari audit keuangan, audit kinerja, dan
audit untuk tujuan tertentu.

1) Persamaan sektor publik dengan sektor swasta

a. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi.

b. Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum; Objectivity,


Cosistency, Materiality, Full Disclosure.

c. Merupakan bagian integral sistem ekonomi di suatu negara.

d. Menghadapi masalah kelangkaan sumber daya (scarcity of resources).

e. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan; membutuhkan


informasi yang handal dan releven untuk melaksanakan fungsi manajemen.

f. Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum.

2) Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta

a. Segi kegiatan dan tujuan.


b. Dalam Akuntansi Pemerintahan terdapat perkiraan anggaran (budgetary accounting)
yang tidak ada dalam akuntansi komersial.

c. Akuntansi pemerintahan menggunakan akuntansi dana. Dalam akuntansi komersial,


semua aset, kewajiban dan ekuitas merupakan bagian dari satu dana.

d. Dalam akuntansi pemerintahan, pengeluaran modal dilaporkan dalam laporan


operasional maupun neraca yang dalam akuntansi komersial tidak dilaporkan dalam
laporan operasional.

e. Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh peraturan-peraturan pemerintah


sehingga bersifat lebih kaku (kurang fleksibel) dibandingkan dengan akuntansi
komersial.

3) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta

Perbedaan Sektor publik Sektor swasta


Tujuan organisasi Nonprofit motive Profit motive
Sumber pendanaan Pajak, retribusi, Pembiayaan internal: modal
utang,obligasi pemerintah, sendiri, laba ditahan,
laba BUMN/BUMD, penjualan aktiva
penjualan aset negara, dsb
Pembiayaan eksternal: utang
bank, obligasi, penerbitan
saham
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada Pertanggungjawaban kepada
masyarakat (publik) dan pemegang saham dan kreditor
parlemen (DPR/DPRD)
Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan Fleksibel: datar, piramid,
hierarkis lintas fungsional, dsb
Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Sistem akuntansi Cash accounting Accrual accounting
Laporan keuangan Neraca, aliran kas dan Neraca, aliran kas, laporan
laporan realisasi anggaran, rugi laba dan laporan
catatan atas laporan keuangan perubahan modal
Standar akuntansi Pernyataan standar akuntansi Pernyataan standar akuntansi
pemerintah keuangan
Auditor Auditor sektor publik Kantor akuntan publik
Standar audit Standar pemeriksaan Standar pemeriksaan akuntan
akuntansi sektor publik publik

2.3 Tujuan Audit Sektor Publik


Untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan sumber daya tersebut
diperlukan audit pada sektor publik. Hasil audit berupa informasi. Informasi yang diperoleh dari
hasil audit sektor publik dapat digunakan oleh pihak internal (entitas yang diaudit) untuk
melaksanakan perbaikan internal. Disamping itu, hasil audit juga diperlukan oleh pihak eksternal
(di luar entitas yang diaudit) untuk mengevaluasi apakah: 1) Sektor publik mengelola sumber
daya publik dan menggunakan kewenangannya secara tepat dan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan, 2) Program yang dilaksanakan mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan, dan 3)
Pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis, dan berkeadilan.

Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini menyatakan bahwa
pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara
secara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4 Karakteristik Audit Sektor Publik

Ditinjau dari proses (metodologi) dan teknik audit, tidak ada perbedaan mendasar antara
audit sektor publik dan sektor privat. Namun demikian, karena karakteristik manajemen sektor
publik yang berkaitan erat dengan kebijakan dan pertimbangan politik serta ketentuan peraturan
perundang-undangan, auditor sektor publik harus memberikan perhatian yang memadai pada hal-
hal tersebut. 19 Perbedaan antara audit sektor privat dan audit sektor publik adalah sebagai
berikut:

Perbedaan Antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia

Uraian Audit Sektor Privat Audit Sektor Publik

Pelaksanaan audit Kantor Akuntan Publik Lembaga audit pemerintah dan juga
(KAP) KAP yang ditunjuk oleh lembaga
audit pemerintah
Objek Audit Perusahaan/ entitas swasta Entitas, program, kegiatan, dan
fungsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara,
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Standar audit yang Standar Profesional Standar Pemeriksaan Keuangan
digunakan Akuntan Publik (SPAP) Negara (SPKN) yang dikeluarkan
yang dikeluarkan oleh IAI oleh BPK
Kepatuhan terhadap Tidak terlalu dominan Merupakan faktor dominan karena
peraturan perundang- dalam audit kegiatan di sektor publik sangat
undangan dipengaruhi oleh peraturan dan
perundang-undangan
Ditinjau dari pelaksana audit, sektor private proses audit dipercayakan kepada lembaga
profesional berupa Kantor Akuntan Publik (KAP) sementara Lembaga audit pemerintah dan juga
KAP yang ditunjuk oleh lembaga audit pemerintah. Perbedaan mendasar lainnya adalah standar
audit yang digunakan, sektor private menggunakan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
yang dikeluarkan oleh IAI sementara sektor publik menggunakan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK.

2.5 Jenis-jenis audit sektor publik

          Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang tercermin dalam
APBN, APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan, LSM, atau partai politik.
Penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan dilaksanakan, serta standar audit yang
harus diikuti oleh auditor merupakan awal.

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan negara, yaitu:

1) Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi
dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar.

2) Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan
perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja
memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang
menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. audit kinerja merupakan perluasan
dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan
pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan
kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan
penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian
hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku,
menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna
laporan tersebut.

Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut:

Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja

Audit Keuangan Audit Kinerja


Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program,
aktivitas/ kegiatan, atau fungsi
Menguji kewajaran laporan keuangan Menguji tingkat ekonomi, efisiensi,
dari salah saji yang material dan dan efektivitas dalam penggunaan
kesesuaiannya dengan prinsip sumber daya untuk mencapai tujuan
akuntansi yang diterima umum
Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatif
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator kinerja, Membutuhkan indikator, standar,
standar, dan target kinerja dan target kinerja untuk mengukur
kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan Biasanya mempertimbangkan
analisis biaya manfaat analisis biaya-manfaat (cost-benefit
analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
(biasanya pada akhir periode
akuntansi)
Audit dilakukan untuk peristiwa Mempertimbangkan kinerja masa
keuangan masa lalu (post event) lalu, sekarang, dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk membantu Dimaksudkan untuk memperbaiki
melakukan alokasi sumber daya secara alokasi sumber daya secara optimal
optimal dan memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan Terdapat rekomendasi audit dan
follow-up audit follow-up audit

3) Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan audit
kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan
tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang
disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-
hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.

2.6 Standar Audit Sektor Publik

Dalam melaksanakan suatu audit, diperlukan standar yang akan digunakan untuk menilai mutu
pekerjaan audit yang dilakukan. Standar tersebut memuat persyaratan minimum yang harus
dipenuhi oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya. Di Indonesia 21 standar audit pada
sektor publik adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja
menurut SPKN adalah sebagai berikut:

(1) Standar Umum

a) Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk
melaksanakan tugas pemeriksaannya.

b) Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan
pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern,
organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
c) Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama.

d) Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar


Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai dan sistem pengendalian
mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu eksternal).

(2) Standar Pelaksanaan Audit Kinerja

a) Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.

b) Staf harus disupervisi dengan baik.

c) Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar yang
memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.

d) Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan dalam bentuk kertas
kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang
berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan 22 pemeriksaan tersebut, dapat
memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung
temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksa.

(3) Standar Pelaporan Audit Kinerja

a) Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk mengkomunikasikan setiap hasil
pemeriksaan.

b) Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup: (1) penyataan bahwa pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan standar pemeriksaan; (2) tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan; (3) hasil
pemeriksaan berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi; (4) tanggapan pejabat yang
bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan; (5) pelaporan informasi rahasia apabila ada.

c) Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, serta
jelas dan seringkas mungkin. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan,
entitas yang diaudit, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diaudit,
pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada
pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku

2.7 Siklus Audit Sektor Publik

Terdapat 17 siklus dalam audit sektor publik yaitu:

1.Perencanaan audit keuangan.


Tahap perencanaan audit menurut indra bastian (2010):
a.Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik
Hal ini sangat penting karena audit sektor publik tidak lagi berfokus pada laporan
realisasi laporan saja tetapi juga laporan keuangan lainnya.
b.Penentuan tujuan dan lingkup audit
Audit harus memastikan bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang telahditetapkan telah
sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
c.Penilaian resiko
Penilaian audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandungresiko
kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendelian ( control risk ), risiko bawaan, dan risiko
deteksi harus dilakukan.
d.Penyusunan rencana audit
Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan perencanaanaudit.
2.Penetapan regulasi audit keuangan
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untukmemberikan
laporan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan auditlaporan keuangan bisa
memberikan opini yang tepat.
3.Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga auditor
Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah langkah selanjutnya adalahmenyusun
perencanaan, perencanaan audit yang matang akan mensukseskan suatuaudit.
4.Temu rencanaan audit tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan, kemudianmereka
bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untukmembicarakan perencanaan
audit yang sudah disusun.
5.Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan
Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personal yangakan
melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalammenjalankan proses
audit.
6.Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
Kemudian regulasi yang telah diterbitkan akan diterima oleh lembaga pemeriksasehingga
bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik.
7.Survei awal karakter industri/ organisasi yang akan diaudit
Lalu langkah berikutnya yaitu mensurvei industri / organisasi yang akan diaudit
8.Pembuatan program audit
Suatu program audit akan berisi
 Tujuan audit untuk setiap area
 Prosedur audit yang akan dilakukan
 Sumber bukti audit
 Deskripsi mengenai kesalahan
9.Penerbitan surat tugas audit
Pihak organisasi sektor publik segera menegeluarkan surat tugas kepada lembaga
pemeriksa untuk melaksanakan audit.
10.Pelaksanaan audit keuangan
1) Menilai pengendalian internal
Suatu proses dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut .
 Keandalan atau reabilitas laporan keuangan
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang telah diatur
 Efektivitas dan efisiensi operasi
Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk
menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan, hal inilah yang
disebut sebagai pengendalian internal.
2) Melakukan prosedur analisis
Ada lima langkah yang harus dilakukan oleh auditor dalam analisis, yaitu
a) Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat
b) Mengembangkan ekspetasi
c) Menganalisis data
d) Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkanyang signifikan
e) Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit.
11.Pembuatan daftar temuan
Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya medapatkan temuan-
temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut lalu didaftar sebagai bukti untuk
pendapat nantinya.
12.Pembicaraan awal tentang daftar temuan 
Berdasarkan temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan pembicaraan dengan 
pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan tersebut. Dalam tahapan ini, auditor
akan melakukan cross&check atas hasil temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.
13.Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
Setelah temuan diperiksa oleh pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian
menyusun draft laporan hasil pemeriksaan.
14.Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang di audit
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun didalamdraft laporan
hasil pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi dilapangan.
15.Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan
Setelah kelengkapan serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai, kemudian
akan di lakukan penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan
akhir.
16. Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan 
Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau
dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik.
17.Penerbitan laporan hasil pemeriksaan
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan
hasil pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang telah
di audit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai