Anda di halaman 1dari 22

Profil farmakokinetika berdasarkan rute infus intravena

Nama Kelompok
Christin Meilpa Sabeti Purba
1801011542
Dian Fitri Br Tobing 1801011291
Irene Vio Halini Ginting 1801011450
Muhammad Rizki Aulianda 1801011191
Ridha Maulina Rezeki 1801011124
Vila liwana 1801011243
BAB 1 PENDAHULUAN
• A.Latar belakang
Infus intravena adalah salah satu metode umum pemberian cairan, nutrisi,
dan pengobatan untuk pasien serta intravena solution merupakan satu-
satunya sumber makanan dan cairan untuk banyak pasien akut (Kozier &
Erb, 1982). Menurut Hinlay, (2006) 60% pasien yang dilakukan rawat
inap mendapatkan terapi cairan melalui infus.
Sedangkan pungsi vena itu sendiri adalah teknik yang mencakup
penusukan vena melului transkutan dengan stilet tajam yang kaku, seperti
angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit (Perry &
Potter, 2000).
Pemberian terapi intravena saat ini merupakan yang paling banyak
digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi pasien. Data statistik
menunjukkan terapi ini belum jelas, tetapi diperkirakan sekitar 80%
pasien
akan diberikan terapi intravena ini. Corporation, 1990).
• B. Rumusan masalah
1.apakah itu invus intravena
2. Apa saja model farmakokinetik dalam kompartemen
3.Bagaimana cara mendesain dan dan menghitung regimen dosis
infus intravena
• C. Tujuan

1. Untuk mengetahui invus intravena


2.Untuk memberikan pemahaman tentang model farmakokinetik
dalam satu kompartemen
3.Menjelaskan cara mendesain dan menghitung regimen dosis infus
intravena
BAB II
PEMBAHASAN
• Obat diberikan kepadapasien melalui salah satu dari
beberapa rute pemberian, seperti : rute pemberian oral,
topikal, parenteral, dll.
• Parenteral routes:
intravenous,
subcutaneous, and
intramuscular
• Intravenous (IV) drug solutions
bolus dose
infused slowly through a vein
• Infus intravena yaitu pemberian sejumlah cairan
kedalam tubuh melalui sebuah jarum, kedalam
pembuluh vena untuk menggantikan cairan hilang
atau zat zat makanan.
• Terapi intravena untuk memberikan cairan ketika
pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, atau syok,
untuk memberikan garam yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau
glukosa yang diperlukan metabolisme dan
membrikan medikasi.
PRINSIP
1.Untuk mempertahankan kadar obat dalam plasma
tetap stabil
2.Pada infus tidak terjadi fluktuasi kadar karena
interval pemberiannya yg frekuensi yaitu pemberian
dalam dosis
kecil dengan interval waktu yg sering.
3.Karakteristik infus : 1 ml sebanding dengan 20 tetes
infus.
Keuntungan dan kerugian pemberian
Rute intravena

A.Keuntungan
• 1.Cepat ; langsung masuk kedalam sistemik
• 2. Efektif
• 3. Tidak melewati first pass effect
• 4. Laju difusi dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan pasien
• 5. Mudah diberikan untuk pasien yang tidak dapat menerima pengobatan p.o
• 6. Infusi konstan mencegah fluktuasi puncak (maksimum) dan (minimum )
kadar obat dalam darah : untuk obat yang mpy IT
• 7. Pemberian obat, makanan, elektrolit dapat dilakukan secara bersamaan mell
dan infus
Keuntungan dan kerugian pemberian
rute intravena
B. Kerugian
• 1. Infeksi pada daerah suntikan
• 2. Merusak pembuluh darah pada area suntikan
• 3. Dapat meninggalkan bekas (goresan jarum suntik)
• 4. Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:
• 5.Kontaminasi mikroba melalui titik akses kesirkulasi dalam
periode tertentu
• 6.Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
• 7.Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagaiobat
tambahan
MODEL KOMPARTEMEN SATU
• Selama infusi pada laju yang konstan, konsentrasi obat pada
setiap waktu (t) dapat dihitung jika laju infusi (R),volume
distribusi (Vd), dan tetapan kecepatan eliminasi (k) diketahui :
R
Cp = ------ (1 – e –kt) Vd k
pada keadaan tunak (waktu tidak terbatas setelah infuse
dimulai), t = sangat besar  e –kt mendekati nol  maka kadar
obat dalam plasma saat keadaan tunak (Cpss)
R
Cpss = -------- Vd k
• Tingkat konsentrasi obat
meningkat dari
konsentrasi nol dan
secara bertahap menjadi
konstan ketika mencapai
steady-state level atau
kadar plateau atau
konsentrasi tunak.

• Konsentrasi tunak
adalah suatu keadaan
dimana laju obat
memasuki tubuh (infusi)
sama dengan laju obat
meninggalkan tubuh.
• Laju infusi akan
meningkatkan kadar
tunak untuk mencapai
waktu keadaan tunak tetap
sama

• Peningkatan laju infusi


tidak mempengaruhi
waktu untuk mencapai
keadaan tunak
Clearence total (ClT)
Clearence total (Cl) mengandung obat T) : volume
cairan yang dibersihkan dari obat persatuan waktu
Ex : Clt=15 ml/menit, Vd 12 L  maka 15 ml dari
12 L volume cairan yang mengandung obat
dibersihkan dari obat per menit
Clearence total (ClT) dapat ditentukan bila
diketahui nilai laju infusi (R) dan kadar obat
dalam plasma saat keadaan tunak (Cpss)
Model kompertemen dua
• sebagian besar jenis obat
yang diberikan IV bolus
penurunan kadar obat dalam
darah terhadap waktu
berbentuk bifase kurva dua
eksponensial
• Bentuk kurva ini merupakan
indikasi bahwa profil
farmakokinetik obat setelah
pemberian intravena dapat
diterangkan dengan model 2
kompertemen.
• INFUSI DENGAN PENAMBAHAN DOSIS MUATAN

R β-k k-α
Cp = --------- ( 1+ --------- e - α t + ----------- e -βt )
Vp k α-β α–β

pada keadaan tunak (waktu tidak terbatas setelah infuse


dimulai), t = sangat besar α e - α t dan e -βt mendekati nol α
maka kadar obat dalam plasma saat keadaan tunak (Cpss)
INFUSI DENGAN PENAMBAHAN DOSIS
MUATAN PADA MODEL KOMPARTEMEN

• Beberapa obat yang diberikan melalui infus


intravena mengikuti kinetika model kompartemen
2.
contoh: lidokain dan teofilin
• Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar
tunak dalam darah bergantung pada waktu paruh
obat  waktu paruh panjang makin butuh dosis
muatan untuk mempercepat pencapaian kadar
tunak
Menghitung T ½ Eliminasi Obat pada pasien yg memakai
Infus

-Hubungan Cp vs t bisa digunakan untuk menghitung atau t


½ eliminasi obat di pasien.
-Informasi t ½ eliminasi di populasi yg umum harus
diketahui, dan 1 atau 2 sampel plasma diambil pada waktu
tertentu setelah infus diberikan.
-T ½ pada populasi yg umum untuk membantu menentukan
saat steady state pada pasien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.Infus intravena adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui
sebuah jarum, kedalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan hilang atau
zat zat makanan.
2. Model kompartemen digunakan untuk menggambarkan kinetika proses
sistem biologis sesuai data eksperimen dari konsentrasi obat dalam darah
terhadap waktu. Model kompartemen adalah model yang banyak digunakan
oleh para peneliti di indonesia dan para peneliti farmakokinetika lainnya
3. Beberapa obat yang diberikan melalui infus intravena mengikuti kinetika
model kompartemen 2. contoh :lidokain dan teofilin
4.Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar tunak dalam darah
bergantung pada waktu paruh obat ,waktu paruh panjang makin butuh dosis
muatan untuk mempercepat pencapaian kadar tunak
5. Pemberian terapi intravena saat ini merupakan yang paling banyak
digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi pasien. Data statistic
menunjukkan terapi ini belum jelas, tetapi diperkirakan sekitar 80% pasien
akan diberikan terapi intravena ini. (Corporation, 1990)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai