0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan31 halaman
Faktor curah hujan dan kelembaban berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang tinggi atau rendah dapat memberikan dampak baik maupun buruk, seperti menyediakan air atau menyebabkan banjir dan kekeringan yang memengaruhi fisiologi dan produktivitas tanaman.
Deskripsi Asli:
Curah
Judul Asli
5. Curah hujan dan kelembapan_18071e3e5ae48927da835e9cc573aab3
Faktor curah hujan dan kelembaban berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang tinggi atau rendah dapat memberikan dampak baik maupun buruk, seperti menyediakan air atau menyebabkan banjir dan kekeringan yang memengaruhi fisiologi dan produktivitas tanaman.
Faktor curah hujan dan kelembaban berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang tinggi atau rendah dapat memberikan dampak baik maupun buruk, seperti menyediakan air atau menyebabkan banjir dan kekeringan yang memengaruhi fisiologi dan produktivitas tanaman.
Prodi Agronomi FPP Unika Santu Paulus Ruteng Pengertian • Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. • Hujan dihasilkan melalui siklus hidrologi yang terjadi secara berulang di bumi. • Pada kondisi tertentu hujan menjadi sumber air bagi masyrakat. • Selain sumber air bagi masyarakat, hujan juga salah satu sumber utama dalam pengairan tanaman • Hujan berkaitan erat dalam pembentukan iklim /cuaca di suatu wilayah • Perubahan iklim yang terjadi dapat berpengaruh pada produktivitas tanaman. • Salah satu upaya adaptasi yang paling jitu dalam menghadapi dampak perubahan iklim, seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan pergeseran musim, adalah melakukan penetapan pola tanam dan kalender tanam dengan mempertimbangkan kondisi iklim (Runtunuwu et al. 2013). • Selain itu, dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim adalah kenaikan dan penurunan suhu, ketidakstabilan hujan yang turun, dan kejadian pasang surut air laut yang tidak menentu. • Perubahan tersebut berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil komoditas tanaman • Perubahan iklim menyebabkan pergeseran AMH (awal musim hujan ) dan AMK (awal musim kemarau) yang dapat memengaruhi produktivitas tanaman • Menurut Herlina & Pahlevi (2017), dampak yang terjadi akibat perubahan iklim salah satunya adalah pergeseran AMH dan AMK yang dapat dilihat dari sebaran curah hujan • Terjadinya iklim ekstrim berdampak cukup besar terhadap tanaman semusim, terutama tanaman pangan. • Salah satu unsur iklim yang dapat digunakan sebagai indikator dalam kaitannya dengan tanaman adalah hujan. • Mengingat curah hujan merupakan unsur iklim yang fluktuasinya tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman cukup signifikan Variabilitas Hujan di Indonesia • Variabilitas curah hujan bulanan, dan musiman di Indonesia terutama dipengaruhi oleh dua sistem Monsun yaitu Monsun basah/Monsun Asia yang bersamaan dengan perpindahan posisi zona konvergensi antar tropik (ITCZ) pada bulan November ± Maret dan Monsun kering/Monsun Australia dari bulan Mei ± September (Aldrian and Susanto 2003). • Meskipun dua sistem monsun terjadi secara periodik tetapi variabilitas curah hujan musiman dan antar musiman tidak selalu sama di setiap tahun. • Ini disebabkan karena adanya fenomena iklim global El Nino Southern Oscilation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole Mode (IOD) yang mempengaruhi variabilitas hujan di Indonesia • ENSO adalah fenomena iklim global yang dicirikan dengan naiknya suhu permukaan laut diatas normal di wilayah bagian timur lautan Pasifik (yang dikenal dengan istilah El Nino) sedangkan La Nina mempunyai kondisi yang sebaliknya (Trenberth et al. 2002). • Beberapa penelitian telah dilakukan dalam hal mencari keterkaitan antara distribusi curah hujan di Indonesia dengan fenomena ENSO dan IOD. • Aldrian dan Susanto (2003) menyimpulkan bahwa pengaruh ENSO terhadap anomali curah hujan terlihat jelas pada musim kering yaitu Juni - Agustus (JJA), dan pada musim peralihan September - Nopember (SON) dibandingkan saat musim basah Desember - Januari (DJF). • Curah hujan di Indonesia bagian Selatan dipengaruhi oleh ENSO mulai bulan Juni sampai Nopember kecuali Indonesia bagian Barat Laut yang bertipe iklim semi monsunal (Aldrian et al. 2007). • Secara umum anomali curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh variabilitas iklim skala global yaitu ENSO di Samudera Pasifik dan IOD di Samudera Hindia. • Dimana semua aktivitas dan sistem ini berlangsung sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama di setiap tempat dan dapat berubah dari tahun ke tahun. • Fenomena ENSO sangat kuat mempengaruhi daerah Indonesia bagian Selatan Faktor penting dalam curah hujan 1. Jumlah hari hujan 2. Intensitas hujan 3. Banyaknya curah hujan (mm) : - bulanan - tahunan Intensitas hujan • Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh pada periode tertentu. • Pengukurannya dilakukan dengan satuan tinggi diatas permukaan tanah horizontal yang diasumsikan tidak terjadi penguapan atau infiltrasi, run off, atau evaporasi. • Definisi lain curah hujan, yaitu jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas permukaan horizontal. • curah hujan memiliki pengertian lain sebagai air hujan dengan ketinggian tertentu yang terkumpul menjadi satu dalam penakar hujan, tidak meresap, tidak mengalir dan tidak menyerap (utuh dan tidak mengalami kebocoran). • Tinggi air yang jatuh dinyatakan dalam satuan milimiter. Contohnya adalah curah hujan 1 milimeter merupakan ketinggian air hujan dalam luasan penampung 1 meter persegi. Jika dihitung, maka dalam 1 meter persegi akan terkumpul 1 liter air. Banyaknya curah hujan • Jumlah curah hujan adalah volume air yang terkumpul pada permukaan bidang datar pada periode tertentu, seperti harian, mingguan, bulanan serta tahunan. • Pengukuran curah hujan dapat dilakukan dengan bantuan alat bernama ombrometer. • Penakar hujan tersebut adalah alat pengukur jumlah curah hujan yang turun dalam skala per satuan luas. • Prinsip dan cara kerja alat ini adalah mengukur tinggi jumlah air yang tertampung atau tergenang. • Misalnya pengamatan hujan dilakukan di kawasan tertentu dan mendapatkan air tampungan setingga 20 mm, maka lokasi tersebut memiliki curah hujan sebesar 20 mm. • Apabila curah hujan ˂ 10 mm, maka evapotranspirasi akan tinggi • Sebaliknya jika ˃ 10 mm, maka evapotranspirasi akan rendah Jumlah hari hujan • Hari hujan adalah hari dimana terjadi hujan • Dikatakan hujan jika intensitas hujan dalam sehari ˃ 0,5 mm • Sehingga perhitungan dalam satu bulan, berapa hari terjadi hujan bergantung pada intensitasnya tersebut. • Penurunan jumlah hari hujan dapat disebabkan oleh intensitas curah hujan perharinya. • Penurunan jumlah hari hujan dapat berdampak positif maupun negatif pada intensitas hujan, yaitu akan berdampak negatif apabila intensitas hujannya tinggi. • Dampak yang ditimbulkan ialah longsor, banjir, dan lain sebagainya • Faktor meteorologis dalam hal ini curah hujan diketahui menjadi penyebab utama, terutama bila dilihat dari intensitas, durasi, serta distribusinya • Pengaruh curah hujan terhadap tanaman 1. Pengaruh positif: – Menyediakan air bagi tanaman, yaitumensuplay air tanah melalui irigasi – Memelihara kelembaban udara – Air hujan mempercepat pembentukkan tanah 2. Pengaruh negatif: • dapat menimbulkan erosi tanah & pencucianhara (leaching) • dapat menimbulkan kerebahan atau kerusakan mekanis yang lain (cabang patah, buah gugur) • dapat menyebarkan penyakit tanaman Dampak curah hujan bagi fisiologi dan produktivitas tanaman • Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar peranannya dalam mendukung ketersediaan air, terutama pada lahan tadah hujan dan lahan kering (Mardawilis & Ritonga 2016). • Curah hujan yang melebihi batas akan mengakibatkan peningkatan volume air pada permukaan tanah sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. • Curah hujan yang berlebihan akan mempengaruhi produktivitas tanaman yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu • Curah hujan yang berhubungan dengan ketersediaan air bagi tanaman memiliki peranan penting dalam peningkatan kandungan nutrisi dan kualitas tanaman. • Peningkatan curah hujan di suatu daerah berpotensi menimbulkan banjir, sebaliknya jika terjadi penurunan dari kondisi normalnya akan berpotensi terjadinya kekeringan. • Kedua hal tersebut tentu akan berdampak buruk terhadap metabolisme tubuh tanaman dan berpotensi menurunkan produksi, hingga kegagalan panen. • Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman mengalami cekaman bahkan kematian. • Suplai air yang kurang dalam jangka waktu lama, menyebabkan meningkatnya kerusakan vegetatif tanaman, yaitu terhambatnya daun-daun membuka, terjadinya pengeringan daun muda, rusaknya hijau daun, dan juga dapat berakibat seluruh kanopi mengalami kerusakan bahkan bila kondisi sangat ekstrim dapat menyebabkan kematian (Priyo dan Istianto, 2006). • Salah satu penelitian menunjukan, peningkatan ketersediaan air pada tomat, menyebabkan warna kulit buah menjadi lebih menarik, bobot buah dan total asam meningkat, tetapi menurunkan nilai total padatan terlarut (TPT) (Barbagallo et al., 2012). • Penelitian Kuswandi dkk, menunjukan: 1. inisisai pembungaan Syzygium malaccense (Jambu Bol/ Jambu Air) dirangsang oleh lamanya periode kering. 2. persentase tertinggi bunga rontok terjadi pada saat musim hujan. 3. Ukuran buah meningkat seiring dengan curah hujan yang tinggi. 4. Total padatan terlarut menurun ketika curah hujan tinggi. Respon terhadap kelebihan air • Dampak genangan air adalah menurunkan pertukaran gas antara tanah dan udara yang mengakibatkan menurunnya ketersediaan O2 bagi akar, menghambat pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme. • Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara, pengikatan Nitrogen. • Genangan menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah pada tanaman yang tahan genangan. • Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N dan cekaman kekeringan fisiologis Respon terhadap kekurangan air • Kekeringan menimbulkan cekaman bagi tanaman yang tidak tahan kering • Kekeringan terjadi jika kelembaban tanah lebih rendah dari titik layu tetap • Kondisi di atas timbul karena tidak adanya tambahan kelembaban baik dari air hujan maupun irigasi sementara evapotranspirasi tetap berlangsung • Titik Layu Permanen /Tepi(Permanent Wilting Point) adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. • Strategi resistensi thd kekeringan bervariasi dng ikilim dan kondisi tanah: – Berkurangnya luas permukaan daun adalah respon penyesuaian awal terhadap kahat /kekurangan air. – Kahat air memacu gugur daun – Kahat air mendorong perpanjangan akar kedalam tanah yang lebih dalam dan lebih lembab – Stomata tertutup karena kahat air sebagai respon terhadap asam absisat meningkat – Kahat air membatasi fotosintesis dalam kloroplas – Pengaturan osmosis sel membantu tumbuhan menjaga keseimbangan air. – Kahat air meningkatkan resistensi aliran air fase liquid – Kahat air meningkatkan timbunan lilin permukaan daunKahat air merubah pelepasan energi daun – Cekaman osmosis menginduksi metabolisme CAM pada beberapa tumbuhan – Cekaman osmosis merubah ekspresi gen – Gen yang responsif terhadap cekaman diregulasi oleh proses yang tergantung pada ABA dan yang tidak tergantung pada ABA Hubungan curah hujan dan kelembapan udara terhadap tanaman • Kelembapan atau kelembaban adalah konsentrasi kandungan dari uap air yang ada di udara. • Uap air yang terdapat dalam atmosfer bisa berubah wujud menjadi cair atau padat, yang pada akhirnya jatuh ke bumi yang dikenal sebagai hujan. • Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. • Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. • Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. • Kelembaban dapat berupa kelembaban pada udara maupun kelembaban tanah. Pengaruh kelembaban udara • Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. • Jika kelembaban rendah, maka laju transpirasi meningkat dan penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. • Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. • Sebaliknya, jika kelembaban tinggi, maka laju transpirasi rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah . • Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat. • Kelembaban tinggi, suhu rendah penyakit tanaman cepat berkembang • Kelembaban tinggi, suhu tinggi telur hama banyak menetas • Makin lembab, transpirasi makin berkurang • Hama banyak menyerang pada keadaan lembab karena epidermis lunak