Anda di halaman 1dari 31

Pengaruh Faktor Abiotik Pada Tanaman:

Faktor Curah Hujan dan kelembapan

Marlinda Mulu, S.Si., M.Pd


Prodi Agronomi
FPP Unika Santu Paulus Ruteng
Pengertian
• Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari
langit ke permukaan bumi akibat terjadinya
kondensasi.
• Hujan dihasilkan melalui siklus hidrologi yang terjadi
secara berulang di bumi.
• Pada kondisi tertentu hujan menjadi sumber air bagi
masyrakat.
• Selain sumber air bagi masyarakat, hujan juga salah
satu sumber utama dalam pengairan tanaman
• Hujan berkaitan erat dalam pembentukan
iklim /cuaca di suatu wilayah
• Perubahan iklim yang terjadi dapat berpengaruh
pada produktivitas tanaman.
• Salah satu upaya adaptasi yang paling jitu dalam
menghadapi dampak perubahan iklim, seperti
kondisi iklim yang tidak menentu dan
pergeseran musim, adalah melakukan
penetapan pola tanam dan kalender tanam
dengan mempertimbangkan kondisi iklim
(Runtunuwu et al. 2013).
• Selain itu, dampak yang diakibatkan oleh
perubahan iklim adalah kenaikan dan
penurunan suhu, ketidakstabilan hujan yang
turun, dan kejadian pasang surut air laut yang
tidak menentu.
• Perubahan tersebut berpengaruh pada kualitas
dan kuantitas hasil komoditas tanaman
• Perubahan iklim menyebabkan pergeseran
AMH (awal musim hujan ) dan AMK (awal
musim kemarau) yang dapat memengaruhi
produktivitas tanaman
• Menurut Herlina & Pahlevi (2017), dampak yang terjadi
akibat perubahan iklim salah satunya adalah pergeseran
AMH dan AMK yang dapat dilihat dari sebaran curah
hujan
• Terjadinya iklim ekstrim berdampak cukup besar
terhadap tanaman semusim, terutama tanaman pangan.
• Salah satu unsur iklim yang dapat digunakan sebagai
indikator dalam kaitannya dengan tanaman adalah
hujan.
• Mengingat curah hujan merupakan unsur iklim yang
fluktuasinya tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi
tanaman cukup signifikan
Variabilitas Hujan di Indonesia
• Variabilitas curah hujan bulanan, dan musiman di Indonesia
terutama dipengaruhi oleh dua sistem Monsun yaitu Monsun
basah/Monsun Asia yang bersamaan dengan perpindahan
posisi zona konvergensi antar tropik (ITCZ) pada bulan
November ± Maret dan Monsun kering/Monsun Australia
dari bulan Mei ± September (Aldrian and Susanto 2003).
• Meskipun dua sistem monsun terjadi secara periodik tetapi
variabilitas curah hujan musiman dan antar musiman tidak
selalu sama di setiap tahun.
• Ini disebabkan karena adanya fenomena iklim global El Nino
Southern Oscilation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole Mode
(IOD) yang mempengaruhi variabilitas hujan di Indonesia
• ENSO adalah fenomena iklim global yang dicirikan dengan
naiknya suhu permukaan laut diatas normal di wilayah
bagian timur lautan Pasifik (yang dikenal dengan istilah El
Nino) sedangkan La Nina mempunyai kondisi yang
sebaliknya (Trenberth et al. 2002).
• Beberapa penelitian telah dilakukan dalam hal mencari
keterkaitan antara distribusi curah hujan di Indonesia
dengan fenomena ENSO dan IOD.
• Aldrian dan Susanto (2003) menyimpulkan bahwa
pengaruh ENSO terhadap anomali curah hujan terlihat
jelas pada musim kering yaitu Juni - Agustus (JJA), dan
pada musim peralihan September - Nopember (SON)
dibandingkan saat musim basah Desember - Januari (DJF).
• Curah hujan di Indonesia bagian Selatan dipengaruhi
oleh ENSO mulai bulan Juni sampai Nopember kecuali
Indonesia bagian Barat Laut yang bertipe iklim semi
monsunal (Aldrian et al. 2007).
• Secara umum anomali curah hujan di Indonesia
dipengaruhi oleh variabilitas iklim skala global yaitu
ENSO di Samudera Pasifik dan IOD di Samudera Hindia.
• Dimana semua aktivitas dan sistem ini berlangsung
sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari
masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama
di setiap tempat dan dapat berubah dari tahun ke tahun.
• Fenomena ENSO sangat kuat mempengaruhi daerah
Indonesia bagian Selatan
Faktor penting dalam curah hujan
1. Jumlah hari hujan
2. Intensitas hujan
3. Banyaknya curah hujan (mm) :
- bulanan
- tahunan
Intensitas hujan
• Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh pada
periode tertentu.
• Pengukurannya dilakukan dengan satuan tinggi
diatas permukaan tanah horizontal yang diasumsikan
tidak terjadi penguapan atau infiltrasi, run off, atau
evaporasi.
• Definisi lain curah hujan, yaitu jumlah air yang jatuh
di permukaan tanah datar selama periode tertentu
yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di
atas permukaan horizontal.
• curah hujan memiliki pengertian lain sebagai air
hujan dengan ketinggian tertentu yang terkumpul
menjadi satu dalam penakar hujan, tidak
meresap, tidak mengalir dan tidak menyerap
(utuh dan tidak mengalami kebocoran).
• Tinggi air yang jatuh dinyatakan dalam satuan
milimiter. Contohnya adalah curah hujan 1
milimeter merupakan ketinggian air hujan dalam
luasan penampung 1 meter persegi. Jika dihitung,
maka dalam 1 meter persegi akan terkumpul 1
liter air.
Banyaknya curah hujan
• Jumlah curah hujan adalah volume air yang
terkumpul pada permukaan bidang datar pada
periode tertentu, seperti harian, mingguan,
bulanan serta tahunan.
• Pengukuran curah hujan dapat dilakukan
dengan bantuan alat bernama ombrometer.
• Penakar hujan tersebut adalah alat pengukur
jumlah curah hujan yang turun dalam skala per
satuan luas.
• Prinsip dan cara kerja alat ini adalah mengukur
tinggi jumlah air yang tertampung atau tergenang.
• Misalnya pengamatan hujan dilakukan di kawasan
tertentu dan mendapatkan air tampungan setingga
20 mm, maka lokasi tersebut memiliki curah hujan
sebesar 20 mm.
• Apabila curah hujan ˂ 10 mm, maka
evapotranspirasi akan tinggi
• Sebaliknya jika ˃ 10 mm, maka evapotranspirasi
akan rendah
Jumlah hari hujan
• Hari hujan adalah hari dimana terjadi hujan
• Dikatakan hujan jika intensitas hujan dalam
sehari ˃ 0,5 mm
• Sehingga perhitungan dalam satu bulan, berapa
hari terjadi hujan bergantung pada
intensitasnya tersebut.
• Penurunan jumlah hari hujan dapat disebabkan
oleh intensitas curah hujan perharinya.
• Penurunan jumlah hari hujan dapat berdampak
positif maupun negatif pada intensitas hujan,
yaitu akan berdampak negatif apabila intensitas
hujannya tinggi.
• Dampak yang ditimbulkan ialah longsor, banjir,
dan lain sebagainya
• Faktor meteorologis dalam hal ini curah hujan
diketahui menjadi penyebab utama, terutama
bila dilihat dari intensitas, durasi, serta
distribusinya
• Pengaruh curah hujan terhadap tanaman
1. Pengaruh positif:
– Menyediakan air bagi tanaman, yaitumensuplay air
tanah melalui irigasi
– Memelihara kelembaban udara
– Air hujan mempercepat pembentukkan tanah
2. Pengaruh negatif:
• dapat menimbulkan erosi tanah & pencucianhara (leaching)
• dapat menimbulkan kerebahan atau kerusakan mekanis
yang lain (cabang patah, buah gugur)
• dapat menyebarkan penyakit tanaman
Dampak curah hujan bagi fisiologi dan
produktivitas tanaman
• Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang
sangat besar peranannya dalam mendukung
ketersediaan air, terutama pada lahan tadah hujan dan
lahan kering (Mardawilis & Ritonga 2016).
• Curah hujan yang melebihi batas akan mengakibatkan
peningkatan volume air pada permukaan tanah
sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman.
• Curah hujan yang berlebihan akan mempengaruhi
produktivitas tanaman yang mengakibatkan
pertumbuhan tanaman terganggu
• Curah hujan yang berhubungan dengan ketersediaan
air bagi tanaman memiliki peranan penting dalam
peningkatan kandungan nutrisi dan kualitas tanaman.
• Peningkatan curah hujan di suatu daerah berpotensi
menimbulkan banjir, sebaliknya jika terjadi
penurunan dari kondisi normalnya akan berpotensi
terjadinya kekeringan.
• Kedua hal tersebut tentu akan berdampak buruk
terhadap metabolisme tubuh tanaman dan
berpotensi menurunkan produksi, hingga kegagalan
panen.
• Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman mengalami
cekaman bahkan kematian.
• Suplai air yang kurang dalam jangka waktu lama,
menyebabkan meningkatnya kerusakan vegetatif tanaman,
yaitu terhambatnya daun-daun membuka, terjadinya
pengeringan daun muda, rusaknya hijau daun, dan juga
dapat berakibat seluruh kanopi mengalami kerusakan
bahkan bila kondisi sangat ekstrim dapat menyebabkan
kematian (Priyo dan Istianto, 2006).
• Salah satu penelitian menunjukan, peningkatan
ketersediaan air pada tomat, menyebabkan warna kulit
buah menjadi lebih menarik, bobot buah dan total asam
meningkat, tetapi menurunkan nilai total padatan terlarut
(TPT) (Barbagallo et al., 2012).
• Penelitian Kuswandi dkk, menunjukan:
1. inisisai pembungaan Syzygium malaccense
(Jambu Bol/ Jambu Air) dirangsang oleh lamanya
periode kering.
2. persentase tertinggi bunga rontok terjadi pada
saat musim hujan.
3. Ukuran buah meningkat seiring dengan curah
hujan yang tinggi.
4. Total padatan terlarut menurun ketika curah
hujan tinggi.
Respon terhadap kelebihan air
• Dampak genangan air adalah menurunkan pertukaran gas antara
tanah dan udara yang mengakibatkan menurunnya ketersediaan
O2 bagi akar, menghambat pasokan O2 bagi akar dan
mikroorganisme.
• Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi
antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara,
pengikatan Nitrogen.
• Genangan menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan
hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di
dekat permukaan tanah pada tanaman yang tahan genangan.
• Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N dan cekaman
kekeringan fisiologis
Respon terhadap kekurangan air
• Kekeringan menimbulkan cekaman bagi tanaman yang tidak
tahan kering
• Kekeringan terjadi jika kelembaban tanah lebih rendah dari titik
layu tetap
• Kondisi di atas timbul karena tidak adanya tambahan kelembaban
baik dari air hujan maupun irigasi sementara evapotranspirasi
tetap berlangsung
• Titik Layu Permanen /Tepi(Permanent Wilting Point) adalah
kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak
mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi
layu.
• Strategi resistensi thd kekeringan bervariasi
dng ikilim dan kondisi tanah:
– Berkurangnya luas permukaan daun adalah respon
penyesuaian awal terhadap kahat /kekurangan air.
– Kahat air memacu gugur daun
– Kahat air mendorong perpanjangan akar kedalam
tanah yang lebih dalam dan lebih lembab
– Stomata tertutup karena kahat air sebagai respon
terhadap asam absisat meningkat
– Kahat air membatasi fotosintesis dalam kloroplas
– Pengaturan osmosis sel membantu tumbuhan menjaga
keseimbangan air.
– Kahat air meningkatkan resistensi aliran air fase liquid
– Kahat air meningkatkan timbunan lilin permukaan
daunKahat air merubah pelepasan energi daun
– Cekaman osmosis menginduksi metabolisme CAM pada
beberapa tumbuhan
– Cekaman osmosis merubah ekspresi gen
– Gen yang responsif terhadap cekaman diregulasi oleh
proses yang tergantung pada ABA dan yang tidak
tergantung pada ABA
Hubungan curah hujan dan kelembapan
udara terhadap tanaman
• Kelembapan atau kelembaban adalah konsentrasi
kandungan dari uap air yang ada di udara.
• Uap air yang terdapat dalam atmosfer bisa
berubah wujud menjadi cair atau padat, yang
pada akhirnya jatuh ke bumi yang dikenal sebagai
hujan.
• Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam
kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif.
• Alat untuk mengukur kelembapan disebut
higrometer.
• Perubahan tekanan sebagian uap air di udara
berhubungan dengan perubahan suhu.
• Kelembaban dapat berupa kelembaban pada
udara maupun kelembaban tanah.
Pengaruh kelembaban udara
• Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju
penguapan atau transpirasi.
• Jika kelembaban rendah, maka laju transpirasi meningkat
dan penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat.
• Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman.
• Sebaliknya, jika kelembaban tinggi, maka laju transpirasi
rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah .
• Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga
akan terhambat. 
• Kelembaban tinggi, suhu rendah penyakit
tanaman cepat berkembang
• Kelembaban tinggi, suhu tinggi telur hama
banyak menetas
• Makin lembab, transpirasi makin berkurang
• Hama banyak menyerang pada keadaan
lembab karena epidermis lunak

Anda mungkin juga menyukai