Anda di halaman 1dari 50

HAKIKAT SASTRA, GENRE SASTRA,

DAN KAJIAN TEORITIS TELAAH


SASTRA

Elissa Hilaliyah
Siti Balqis

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
HAKIKAT SASTRA

Venus
PENGERTIAN KARAKTERISTIK
SASTRA SASTRA

FUNGSI
SASTRA
01
PENGERTIAN SASTRA
PENGERTIAN SASTRA
Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu, castra yang berarti tulisan. Kata sastra biasanya digunakan
untuk merujuk kepada “kesusasutraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu
yang menjadikan bahasa sebagai media serta alat pengungkap gagasan dan perasaan senimannya dari kata
‘sas’ yang berarti “instruksi “ atau “ajaran” dan “tra” yang berarti “alat” atau “sarana” .
Berikut adalah pengertian sastra menurut pendapat ahli:

● Mursal Esten
Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistic dan imajinatif sebagai manifertasi
kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa mendium dan memiliki efek yang positif terhadap
kehidupan manusia (kemanusiaan). (Mursal dalam Surastina, 2018: 4)

● Semi
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi dalam Surastina, 2018:4)
PENGERTIAN SASTRA
● Panuti Sudjiman
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri kenunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. (Semi dalam Surastina, 2018: 4)

● Ahmad Badrun
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alat
dan bersifat imajinatif (Badrun dalam Surastina, 2018:4)

● Eaglon
Sastra adalah karya tulisan yang halus (bele letters), adalah karya yang mencatat bentuk bahasa harian dalam
berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan , dipanjangtipiskan, dan diterbalikkan, dijadiakan
ganjil. (Eagleton dalam Surastina, 2018:4)

● Plato
Sastra adalah hasil penituan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). (Surastina, 2018:4)
PENGERTIAN SASTRA
● Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat.

● Sapardi Djoko Damono


Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan
ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupa itu sendiri adalah suatu kenyataan
sosial. (Sapardi dalam Suhartini, 2018:4)

● Taum
Sastra adalah karya sastra atau fiksi yang bersifat imajinatiff atau sastra adalah penggunaan bahasa yang
indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain (Taum dalam Suhartini, 2018:4)

Suratina.2018. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta:Almatera


02
KARAKTERISTIK SASTRA
KARAKTERISTIK SASTRA
1) KARYA SASTRA SEBAGAI SEBUAH WADAH

Karya sastra sebagai sebuah wadah memiliki fungsi menyampaikan ide-idr atau gagasan-gagasan
seorang penulis. Ide-ide penulis itudapat berupa kritik sosial, politik, budaya, dan pertahanan
keamanan berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar kita.

2) KARYA SASTRA BERSIFAT UNIVERSAL

Sebuah karya sastra menyampaikan kritik sosial kepada masyarakat pembaca dengan menggunakan
medium bahasa. Setiap kata, frasa, atau kalimat yang ada dalam sebuah karya sastra, baik berupa
tokoh, latar, karakter, dan lain-lainnya memiliki sifat universal. Artinya, unsur unsur tersebut: latar,
tokoh, karakter, dan lain-lain memiliki acuan yang ada di luar dirinya dan acuan itu meliputi hal-hal
yang beragam. Acuan inilah yang dikatakan sebagai makna.
KARAKTERISTIK SASTRA
3) KARYA SASTRA MENGALAMI DEOTOMATISASI/DEFAMILIERISASI

Ketika membaca sebuah puisi, prosa, atau drama, akan menemukan “dunia” yang asing. “Dunia” yang
asing yang terjadi dalam karya sastra tersebut disebabkan oleh gejala-gejala deotomatisasi dan
defamiliarisasi

4) KARYA SASTRA MERUPAKAN PROSES MIMESIS DAN KREASI PENGARANG

Karya sastra diangkat dari proses kreatif seorang pengarang. Dari proses meniru, pengarang akan
melakukan kreasi pada karya sastra yang diciptakannya,

Yasa, I Nyoman. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra Sarwati.
03
FUNGSI SASTRA
FUNGSI SASTRA

Fungsi rekreasi Fungsi estetis Fungsi religius

Fungsi
Fungsi didaktif
moralitas
FUNGSI SASTRA

 Fungsi rekreasi, di mana sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan


bagi pembacanya.
 Fungsi didaktif, di mana sastra mampu mengarahkan datau mendidik
pembacanya, karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di
dalamnya.
 Fungsi estetis, di mana sastra mampu memberikan keindahan bagi pembacanya.
 Fungsi moralitas, di mana sastra mampu memberikan pengetahuan kepada
pembaca sehingga dapat mengetahui moral yang baik dan buruk.
 Fungsi religius, di mana sastra mengahasilkan karya-karya yang mengandung
ajaran-ajaran agama yang diteladani para pembaca sastra.
Suratina.2018. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta:Almatera
GENRE SASTRA

PUISI PROSA

DRAMA
01
PUISI
PENGERTIAN PUISI
● Dresden
Puisi adalah sebuah dunia dalam kata. (Suhartini, 2018:4)

● Suyuti
Puisi adalah pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di
dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual
penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan di sosialnya yang diungkapkan
dengan teknik tertentu, sehingga puisi dapar membangkitkan pengalaman tertentu
pula dalam diri pembaca dan pendengarnya.

● William Wordsworth
Puisi adalah luapan secara spontan perasaan yang kuat yang bersumber dari perasaan
yang terkumpul dalam ketenangan. (William Wordsworth dalam Badrun, 1989:2)
PENGERTIAN PUISI
● Lascelles Abrecrombie
Puisi adalah ekspresi pengalaman imajinatif yang bernilai dan berarti sederhana yang
disampaikan dengan bahasa yang tepat. (Lascelles Abrecrombie (dalam Blair, 1953:
xi-xii) dalam Badrun, 1989:3)

● Al-Tenbernd
Puisi adalah pendraman pengalaman yang bersifat menafsirkan dalam bahasa yang
berirama.
(Al-tenbernd, 1970: 2 dalam Badrun, 1989:3)
STRUKTUR BATIN PUISI

TEMA PERASAAN

NADA & AMANAT


SUASANA
STRUKTUR FISIK PUISI

KATA
DIKSI VERIFIKASI
KONKRET

NADA &
AMANAT
SUASANA

Suhartini. 2018. Pengantar Teori Sasta. Yogyakarta. Elmatera


JENIS PUISI
Beradasarkan Waktu Kemunculan

No. Puisi Lama


1. Mantr Mantra merupakan puisi tertua di Indonesia yang kata-kata atau susunan
a kalimatnya mengandung kekuatan gaib. Hal ini dianggap dapat mempermudah
untuk berhubungan dengan Tuhan, dewa-dewi ataupun penguasa alam. Mantra
hanya boleh diucapkan oleh orang tertentu.
2. Bidal Bidal adalah susunan kalimat yang mengandung kiasan. Bidal digunakan untuk
menyatakan sesuatu tidak secara terus terang, melainkan melalui sindiran ataupun
perlambang. Contoh bidal seperti, peribahasa, pepatah, tamsil, perumpamaan,
ibarat, sertea pemeo. Seluruh jenis tersebut dinyatakann dalam kalimat-kalimat
singkat.
3. Pantu Pantun dipergunakan untuk menyatakan berbagai perasaan serta untuk menasihati.
n Pantun merupakan puisi lama Indonesia asli, termasuk jenis sastra yang sangat
terikat oleh berbagai aturan
4. Karmi Karmina adalah pantun yang terdiri atas 2 larik. Karmina. Karmina disebut juga
na dengan pantun kilat. Karmina merupakan pantun yang hanya terdiri atas 2 larik,
masing-masing larik berupa sampiran dan isi. Serta bersajak sama a-a.
JENIS PUISI
Berdasarkan Waktu Kemunculan (Lanjutan)

5. Talibun Talibun termasuk jenis pantun yang jumlah lariknya selalu genap, dengan
jumlah minimal 6, 8, 10, dan seterusnya dalam 1 bait. Talibun juga terdiri
atas sampiran dan isi yang masing-masing setengah bagian.

6. Seloka Seloka yaitu susunan kalimat yang berisi nasihat, sindiran, ataupun seloroh.
Tiap bait terdiri atas 4 larik. Perbedaannya dengan pantun adalah sekola
bersajak a-a-a-a.
7. Gurind Gurindam adalag susunan kalimat berisi nasihat atau petuah, setiap baitnya
am terdiri atas 2 larik. Larik pertama merupakan sebab atau alasan, sedangkan
larik kedua merupakan akibat atau balasan.
8. Syair Syair merupakan puisi lama yang berasal dari bahasa Arab. Syair adalah
susunan kalimat untuk melukiskan atau menceritakan sesuatu yang
mengandung unsur mitos ataupun sejarah. Setiap bait syair bersajak sama
a-a-a-a.
JENIS PUISI
Berdasarkan Waktu Kemunculan

Puisi Baru
No. Jenis Keterangan
1. Distichon Puisi yang terdiri atas 2 larik dalam 1 bait, disebut juga sajak 2 seuntai.

2. Terzina Puisi yang terdiri atas 3 larik dalam 1 bait, disebut juga sajak 3 seuntai.

3. Quatrain Puisi yang terdiri atas 4 larik dalam 1 bait. Disebut juga sajak 4 seuntai.

4. Quint Puisi yang terdiri atas 5 larik dalam 1 bait. Disebut juga sajak 5 seuntai.

5. Sextet Puisi yang terdiri atas 6 larik dalam 1 bait. Disebut juga sajak 6 seuntai.
JENIS PUISI
Berdasarkan Waktu Kemunculan (Lanjutan)

6. Stanza dan Oktaf Puisi yang terdiri atas 8 larik dalam 1 bait, biasanya disebut juga sajak 8 seuntai.

7. Soneta Puisi yang dalam 1 bait mengandung 14 larik. Biasanya soneta dibagi menjadi 4
bait, terdiri atas 1 quatrain dan 2 sextet. Bentuk soneta di Indonesia tidak terlalu
sama dengan soneta asli yang berasal dari Italia.
JENIS PUISI
Berdasarkan Waktu Kemunculan

Puisi modern dapat digolongkan berdasarkan cara pengungkapan penyair, terdiri atas:

Puisi Modern

No. Jenis Puisi Keterangan

1. Puisi epik Puisi yang mengandung unsur epik dan narasi.

2. Puisi lirik Puisi yang mengandung curahan rasa dan suasana hati, sebagai cetusan
isi hati penyair.

3. Puisi dramatik Puisi yang menekankan pada unsur-unsur dramatik berupa tikaian emosi
akulirik.
JENIS PUISI
Berdasarkan Keterbacaan

No. Jenis Puisi Keterangan Contoh Karya Sastra


1. Puisi Diafan Pengimajinasian serta bahasa figuratif dalam Karangan Bunga (Taufiq Ismail)
puisi ini sangat sedikit. Bahasa yang
dipergunakan cenderung sama dengan bahasa
sehari-hari, sehingga secara struktural mudah
dipahami maknanya
2. Puisi Prismatis Tidak terlalu mudah untuk dapat dipahami. Malam Lebaran (Situr
Namun jika dikaji lebih dalam, puisi ini masih Situmorang)
dapat ditelusuri maknanya. Sajak Rajawali (W.S. Rendra)
3. Puisi Gelap Banyak menggunakan kata kias serta bahasa
bersifat individuali. Disebut puisi gelap karena
suka menafsirkannya.
JENIS PUISI

Berdasarkan Pembacaan
No. Jenis Puisi Keterangan Contoh Karya Sastra
1. Puisi Kamar Diciptakan untuk direnungkan dan hanya Malam Lebaran (Situr
cocok dibacakan sendirian. Tidak cocok Situmorang)
untuk dijadikan mislanya teks dalam Puisi tanpa judul karya
lomba membaca puisi. Danarto.
2. Puisi Cocok dibacakan di depan sejumlah Tuhan, Kita Begitu Dekat
Auditorium orang. Puisi yang dibacakan dalam lomba (Abdul Hadi, W.H)
atau pertunjukkan.
02
PROSA
PENGERTIAN PROSA

Menurut KBBI, prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat
dalam puisi)
Prosa dapat menyarankan pada pengertian yang luas, dapat mencakup berbagai karya
tulis yang ditulis dalam bentuk prosa, buka puisi atau drama, tiap baris dimulai dari
margin kiri sampai ke margin kanan. Prosa tidak hanya terbatas pada penulisan yang
digolongkan sebagai karya sastra, melaikan juga berbagai karya non fiksi termasuk
penulisan berita dan surat kabar.
Prosa Fiksi

● Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam intraksinya dengan


lingkungan yang sesama, interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya
dengan Tuhan.
● Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap
lingkungan dan kehidupan.
Contoh Prosa
Unsur Intrinsik Prosa Fiksi
No. Unsur Pengertian
Intrinsik
1. Tema Tema adalah masalah pokok atau gagasan sentral yang mendasar sebuah karya sastra.

2. Amanat Amanat ialah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya kepada
pembacanya atau pesan yang dihasilkan setelah pembaca selesai menuntaskan
pembacaannya terhadap prosa fiksi. Amanat dalam disampaikan pengarang secara tersurat
atau tersirat.

3. Alur Alur yaitu rangkaian cerita yang dijalin berdasarkan sifat logis. Alur digolongkan menjadi
(1) alur maju (progresif), (2) alur mundur (regresif), (3) alur gabugan (coumpund). Gerak
alur dapat dilihat jelas berdasarkan urutan waktu kejadian atau kronologinya.

4. Plot Plot mengandung tahapan berupa (1) perkenalan, (2) perumitan, (3) konflik, (4) klimaks,
(5) antiklimaks, (6) penyelesaian.
Unsur Intrinsik Prosa Fiksi
5. Latar (setting) Latar cerita ialah gambaran tempat atau gejala situasi di tempat kejadian peristiwa.
Terdapat 3 unsur pada latar cerita, yaitu: (1) latar tempat, (2) latar waktu, dan (3) latar
situasi atau latar sosial.

6. Tokoh Tokoh adalah tokoh yang ada di dalam karya sastra. Berdasarkan fungsinya, tokoh
dapat dibedakan digolongkan menjadi: (1) tokoh utama, (2) tokoh pembantu, (3) tokoh
tambahan.

7. Penokohan Penokohan adalah cara kerja pengarang memanajemen tokoh baik dalam bentuk
pemunculan, penggambaraan, maupun pengembangan watak tokoh.

8. Watak dan Watak adalah ciri, cifat, sekaligus sikap yang dimiliki oleh tokoh.
perwatakan Perwatakan merupan cara kerja pengarang untuk menggambarkan watak. Cara kerja
pengarang dalam menggambarkan watak dapat dilakukan melalui metode analitik atau
metode dramatik. Metoe analitik adalah metode penngarang dalam menggambarkan
watak tokoh melalui pendeskripsian dan menjelaskan secara langsung sifat-sifat tokoh.
Unsur Intrinsik Prosa Fiksi
9. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah nuansa maupun cara pengarang memproduksi cerita melalui fitur-
fitur bahasa.
10 Sudut Sudut pandang adalah cara pengarang berposisi dalam cerita yang Semi (1988)
Pandang berpendapat ada 4 jenis pusat pengisahan, yaitu: pengarang sebagai tokoh cerita,
pengarang sebagai tokoh sampingan, pengarang sebagai prngamat atau orang ketiga,
dan pengamat sebagai pemain atau narator.
Unsur Ekstrinsik Prosa Fiksi
● Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun prosa fiksi dari luar. Unsur ekstrinsik terdiri atas 5 yaitu faktor sosial,
faktor keagamaan, faktor budaya, faktor latar belakang pengarang, dan pandangan hidup pengarang, dan nilai
yang terkandung.

N Unsur Pengertian
o Intrinsik
1. Faktor sosial Faktor sosial, misalnya latar belakang masyarakat saat proses penulisan prosa fiksi.
Kondisi politik dan ekonomi pun juga termasuk di dalamnya.

2. Faktor Faktor keagamaan dapat melatarbelakangi suatu karya sastra bisa seperti nilai-nilai
keagamaan yang disematkan dalam karya sastra.

3. Faktor Budaya Faktor budaya, misalnya budaya yang melatarbelakangi karya lahir dan kental di
dalam memengaruhi cerita.
Unsur Ekstrinsik Prosa Fiksi

4. Latar Faktor latar belakang pengarang misalnya dilihat darisisi biografi, psikologis, dan
belakang aliran sastra yang dia yakini
pengarang
5. Nilai yang Nilai yang terkandung dii dalam prosa fiksi yang mendukung keutuhan ccerita
terkandung misalnya nilai mora, nilai pendidikan, nilai religius, nilai buadayam, nilai filososfis,
dan hak asasi.
JENIS PROSA FIKSI
Berdasarkan Pengalaman Estetis dan Orietasi Pengarang.

Prosa Lama

Dongeng Sage

Fabel Nodlehead

Hikayat Cerita Perumpamaan

Legenda Kisah

Mite Anekdot
JENIS PROSA FIKSI
Berdasarkan Pembentukan, Perkembangan, dan Penyebaran

Prosa Modern

Novel Cerpen
03
DRAMA
PENGERTIAN DRAMA
● Menurut Ferdinan Brunetier dan Balthazar Verhagen drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan
sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.
● Menurut Moulton, (dalam Sufiani, 2004:6) drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life
presented in action), menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.
● Menurut Krauss (1999:249) drama adalah suatu bentuk gambaran seni yang datang dari nyayian dan
tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisist dialog dramatis, sebuah konflik
yang penyelesaiannya digambarkan di atas panggung.
● Menurut Sudjiman, drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog.
● Menurut WS Rendra drama atau sandiwara adalah seni yang mengungkapkan pikiran atau perasaan
orang dengan mempergunakan laku jasmani dan ucapan kata-kata.
● Menurut A. Kasim Achmad, drama berasal dari kosa kata Yunani dromai yang artinya berbuat, bergerak,
atau berlaku. Drama berarti laku, yaitu suatu ekspresi kesenian yang memperagakan suatu cerita (hasil
sastra yang disebut lakon) dalan suatu pertunjukkan yang menggunakan laku dan dialog (kata) sebagai
alat ungkapnya.
PENGERTIAN DRAMA
● Menurut Aristoteles (dalam Sufiani, 2004:6) menyatakan bahwa drama adalah “representation of an action”.
Action adalah tindakan yang kelak menjadi akting. Drama adalah penyajian atau peragaan (peniruan) semua
kejadian atau cerita.
● Rahmanto (dalam Rosdiana, 2002:9) mendefiniskan drama sebagai bentuk karya sastra yang
mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya, yang diperagakan di atas panggung (atau
pentas).
● Menurut HB Jasin (dalam Sufiani, 2004:6) mengatakan bahwa drama adalah rentetan kejadian yang
merupakan cerita.

Nuryanto, Tato. 2017. Apresiasi Drama. Depok:Rajawali


UNSUR INTRINSIK DRAMA
● TEMA
● AMANAT
● ALUR
● PLOT
● TOKOH-PENOKOHAN
● WATAK-PERWATAKAN
● SETTING (LATAR-TATA PANGGUNG)
● DIALOG-NOTASI
● BABAK ADEGAN

Sumber gambar: https://m.merdeka.com/trending/5-jenis-teater-yang-perlu-


diketahui-kenali-fungsinya-agar-menambah-wawasan-kln.html
PENDEKATAN TEORETIS
TELAAH SASTRA

Karya sastra merupakan bentuk komunikasi antara sastrawan dengan pembacanya (Siswanto, 2008: 178).

Untuk memahami dan mengapresiasi sebuah karya sastra, pembaca perlu melakukan sebuah kajian/ telaah.
Kajian ini dilakukan dengan berbagai pendekatan sastra. Pendekatan sastra dapat berorientasi pada teks,
pengarang, pembaca, dan konteks.

Mengapa diperlukan pendekatan sastra?

a) Ragam sastra sangat banyak dan berkembang secara dinamis.


b) Kesulitan dalam memahami gejala sastra
Jenis-jenis Pendekatan
Pada Telaah Sastra Menurut Klarer (2005: 78-94)

1. Pendekatan Berorientasi Teks (Objektif)


Pendekatan objektif ialah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menelaah karya sastra tanpa melihat unsur pembangun
eksternalnya.
Pendekatan objektif dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis, diantaranya:

a. Filologi
Filologi adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada seputar permasalahan editorial dan
rekonstruksi teks.

b. Retorika dan stilistika


Pendekatan berorientasi teks saat ini berfokus terutama pada aspek bentuk (tekstual dan narasi struktur,
sudut pandang, alur-pola) dan gaya (kiasan retoris, pilihan kata atau diksi, sintaks, meter). Stilistika
difokuskan pada struktur tata bahasa (lexis, sintaks), unsur-unsur akustik (melodi, sajak, meter, ritme) dan
Jenis-jenis Pendekatan
Pada Telaah Sastra Menurut Klarer (2005: 78-94)
c. Formalisme dan strukturalisme
Formalisme dan strukturalisme ini berusaha menjelaskan pola dan struktur kebahasaan dalam teks
sebuah karya sastra.

d. Kritik
Objek kajian kritik sastra diantaranya adalah kritik evaluatif. Pada Kritik, untuk mempertahankan sikap
objektifnya, seorang kritikus harus fokus pada keunikan teks. Pada pendekatan ini, karya sastra ditelaah
berdasarkan pada dimensi intrinsik teks.

e. Semiotika dan dekonstruksi


Pendekatan ini menganggap bahwa teks sebagai sistem tanda. bahasa dan teks dipandang sebagai
bagian dari sistem yang maknanya diciptakan oleh interaksi tanda-tanda yang berbeda serta fitur internal
yang berbeda dari unsur-unsurnya. Prinsip pendekatan dekonstruksi adalah menangkap makna melalui
paradoks atau pertentangan dari apa yang secara logika dapat diuraikan.
Jenis-jenis Pendekatan
Pada Telaah Sastra Menurut Klarer (2005: 78-94)

2. Pendekatan Berorientasi Pengarang (Ekspresif)


Pendekatan ini menitikberatkan pada eksistensi pengarang sebagai pencipta karya seni (Fananie, 2002: 112).
Pendekatan berorientasi pada penulis dapat dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu: kritik biografi, kritik
psikoanalitik, dan fenomenologi.

a. Kritik biografi
Pendekatan biografi menganggap bahwa setiap karya sastra selalu dipengaruhi oleh latar belakang
penulis. Baik dalam bentuk diksi, jalan cerita ataupun konteks

b. Kritik psikoanalitik
Psikoanalitik merupakan sebuah kritik sastra yang kadang-kadang berkaitan dengan penulis, terutama
mencoba untuk menjelaskan aspek-aspek psikologis umum dalam teks yang tidak selalu berhubungan
dengan penulis secara eksklusif
Jenis-jenis Pendekatan
Pada Telaah Sastra Menurut Klarer (2005: 78-94)

c. Fenomenologi
Pendekatan ini berasumsi bahwa penulis hadir dalam teks dalam bentuk disandikan dan jiwanya dapat
dihidupkan kembali oleh membaca intensif karya lengkapnya.

3. Pendekatan Berorientasi Pembaca (Pragmatik)


Pendekatan pragmatik berorientasi pada pembacanya, artinya suatu karya sastra dikatakan berhasil
apabila bisa memberikan kesenangan dan nilai di dalam suatu karya sastra.

4. Pendekatan Berorientasi Kontekstual (Mimesis)


Pendekatan mimesis pengarang berusaha melukiskan dunia nyata ke dalam bentuk karya sastra, sehingga
pembaca yang membaca menggunakan pendekatan mimesis ini, haruslah memandang suatu karya sastra
yang dibuat oleh seorang pengarang merupakan refleksi dari kehidupan yang coba dilukiskan oleh
pengarang.
Cerpen
“Robohnya Surau Kami”
1. Pendekatan Objektif
tema : Hubungan manusia dengan Tuhan
alur : campuran
penokohan : Kakek  religius, sederhana, psikologis lemah
Ajo Sidi  pembual, suka mengurus urusan orang, berbicara seenaknya
Haji Saleh  religius, sombong
Aku  selalu ingin tahu dan cepet menafsirkan sesuatu
latar : tempat  Kampung, surau, akhirat
waktu  beberapa tahun lalu, malam hari, pagi-pagi
sudut pandang : orang pertama
Cerpen
“Robohnya Surau Kami”
2. Pendekatan Ekspresif
Biografi
A. A. Navis, yang nama lengkapnya Ali Akbar Navis, lahir di Kampung Jawa, Padang Panjang, Sumatra
Barat pada 17 November 1924. Beliau lulus dari Perguruan Indonesche Nederlandsche School (INS)
Kayutanam. Navis pernah menjadi pegawai pabrik porselen di Padang Panjang, Kepala Bagian Kesenian,
Jawatan Kebudayaan Sumatra Barat di Bukittinggi, Ketua Yayasan Ruang Pendidik INS Kayutanam,
Pemimpin Redaksi Harian Umum Semangat, anggota DPRD Sumatra Barat, dan dosen di Fakultas Sastra,
Universitas Andalas.

3. Pendekatan Pragmatik
Nilai sosial yakni kita harus hidup harmonis dan saling menolong dengan orang lain.
Nilai religius yakni agar kita selalu beribadah kepada Tuhan dan juga bermanfaat untuk orang lain.

4. Pendekatan mimesis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai