Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

ANASTESI LIMPOMA
DOSEN PEMBIMBING
Wilis Sukmaningtyas, SST., S.Kep, Ns., M.Kes
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

1. DINA RANTE
2. JEFRI BARUS
3. DAUS
4. NOVAL
5. SURATMI BILQIS
6. MUHAMMAD DEF
7. USEP HIDATYATTULOH
8. ARASY
A .Konsep Teori Penyakit

1. Definisi
 limpoma adalah Lipoma merupakan tumor mesenkim jinak (benign
mesenchymal tumors) yang berasal dari jaringan lemak (adipocytes) atau
dengan kata lain Tumor jinak subkutis yang berisi jaringan lemak.
 Biasanya dijumpai pada usia lanjut 40-60 thn tahun ,namun juga dapat
dijumpai pada anak-anak.
 Predileksinya yaitu jaringan subkutan: bahu' punggung' bokong' lengan atas'
terutama pada orang gemuk
2.Etiologi

 Masih belum diketahui


 Kegemukkan tidak menyebabkan terjadinya lipoma
3. Tanda dan Gejala

 Bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.

 Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang menjadi ganas.  Kebanyakan berukuran

kecil , namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm.
 Ukuran terlalu besar bisa nyeri
Type limpoma
1. Pleomorphic
2. Angiolipoma
3. Adenolipoma
4. Adipocites
4. Pemeriksaan Diagnostik / Pemeriksaan
penunjang terkait

Anamnesis Keluhan :
1. Benjolan pada bagian tubuh - tidak nyeri, terkadang nyeri jika lipomanya
berukuran besar
2. Pemeriksaan Fisik Tampak benjolan
• Lunak
• Mobile
• Tidak Nyeri
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Biopsi (FNA)
• Pemeriksaan X- Ray Tampak lipoma pada forearm
• Pemeriksaan CT-Scan tampak femur periosteal lipoma
5. Penatalaksanaan Medis
Biasanya tidak memerlukan penatalaksanaan khusus
kecuali jika :
1. menimbulkan rasa nyeri
2. mengganggu pergerakan
3. kosmetik
4. memberikan rasa tidak nyaman
Penatalaksanaan pada lipoma :
 BedahNon
 bedah
pembedahan (eksisi)
Dilakukan dengan pengangkatan kapsul untuk
mencegah kekambuhan
b. Pertimbangan
anestesi
Definisi

Anestesi berarti “hilangnya rasa atau sensasi”. Istilah yang digunakan


para ahli saraf dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi
kehilangan rasa secara patologis pada bagian tubuh tertentu, atau
bagian tubuh yang dikehendaki (Boulton, 2012).
B. Jenis anestesi
A. General anestesi

Definisi anastesi Anestesi umum merupakan tindakan meniadakan nyeri secara

sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat sementara (reversible).

Anestesi umum menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk ke jaringan otak

dengan tekanan setempat yang tinggi. Anestesi umum mempunyai tujuan

menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar, dan menyebabkan amnesia yang

bersifat reversible (Mangku & Tjokorda, 2010). Komponen dalam anastesi

umum hypnosis, analgesia, arefleksia,relaksasi otot, dan amnesia.


B. Jenis anestesi
b. Regional anestesi

Anestesi regional merupakan suatu metode yang lebih bersifat sebagai analgesik.
Anestesi regional hanya menghilangkan nyeri tetapi pasien tetap dalam keadaan sadar

Oleh sebab itu, teknik ini tidak memenuhi trias anestesi karena hanya menghilangkan
persepsi nyeri saja (Pramono, 2017). Jenis Anestesi Regional menurut Pramono (2017)
digolongkan sebagai berikut :

1. Anestesi spinal Penyuntikan anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid disegmen


lumbal 3-4 atau lumbal 4-5.

2. Anestesi epidural Anestesi yang menempatkan obat di ruang epidural (peridural,


ekstradural).

3. Anestesi kaudal sama dengan anestesi epidural karena kanalis kaudalis adalah
kepanjangan dari ruang epidural
Tehnik anestesi yang digunakan untuk
pasien lipoma
Teknik anestesi yang dipilih yaitu general anestesi
dengan melakukan pemasangan Laryngeal mask
airway (LMA)
Laryngeal Mask Airway (LMA)
Laryngeal Mask Airway (LMA) atau sungkup laring adalah
alat yang sangat penting untuk mengatasi kegawatdaruratan
jalan nafas. Alat ini sudah terbukti efektif dalam menjaga
jalan nafas danmenjamin ventilasi apabila terjadi kesulitan
atau kegagalan intubasi. Alat ini juga dapat digunakan untuk
memasukkan pipa endotrakeal ke dalam trakea. Penempatan
sungkup laring yang benar akan menjagakebocoran lebih baik
dibanding menggunakan sungkup muka dan sebanding dengan
pipa endotrakealpada tekanan ventilasi mencapai 20 cmH20

Dalam pemasangannya, sungkup laring tidak memerlukan


laringoskop, tidak perlu pemberianpelumpuh otot, tidak
merusak pita suara, respon kardiovaskuler sangat rendah
dibanding intubasiendotrakea. Kenyamanan pemasangan
sungkup laring setelah induksi anestesi memerlukan
anestesiyang dalam untuk menekan reflek jalan nafas seperti
batuk, cegukan dan spasme laring
Laryngeal Mask Airway (LMA)
Untuk menjamin jalan nafas pasien selama tidak sadar, maka
dilakukan pemasangan LMA, karena dinilai lebih aman dan
lebih tidak invasive disbandingkan dengan pemasangan
Endotracheal Tube (ET). Dipilih manajemen jalan nafas
dengan LMA karena pertimbangan lama operasi yang tidak
begitu lama, karena LMA tidak dapat digunakan pada pasien
yang membutuhkan bantuan ventilasi dalam jangka waktu
lama. LMA juga tidak dapat dilakukan pada pasien
denganreflek jalan nafas yang intack, karena insersi LMA akan
mengakibatkan terjadinya laryngospasme
Pemeriksaan penunjang

 a. Hematologi rutin
 b. Hemostasis
 c. Kimia klinik
 E . Imunoserologi
 F. Radiologi
Analisa data pra anestesi….
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Mutasi sel limfosit T & B Nyeri akut berhubungan dengan limfoma
DS :

-Pasien mengeluh nyeri Poliferasi jaringan limfoid tidak
terkendali
-Rasa nyeri yang dirasakan pasien seperti tertekan

benda berat Limfoma

Nyeri dirasakan pada bagian tangan sebelah kiri
Mengenai nodus limfe
Skala nyeri yang dirasakan pasien 5 (0-10) ↓
Penekanan pada saraf
Nyeri bertambah saat pasien melakukan aktivitas
(nosiseptor)

Nyeri akut/ nyeri kronis
DO :
Pasien meringis kesakitan saat menggerakkan tangan
kirinya
Skala nyeri 5 (0-10)
Terdapat nyeri tekan
TD : 135/80
N : 112
RR : 24x/menit 
S : 38⁰C 
Analisa data pra anestesi….
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Mutasi sel limfosit T & B Cemas berhubungan dengan kurang
Ds :

pengetahuan dan stress pembedahan
- Klien mengatakan takut Poliferasi jaringan limfoid
tidak terkendali
- Klien mengatakan semalaman tidak

bias tidur karena merasa cemas Limfoma

Do :
Pre operasi
- Akral teraba dingin dan berkeringat ↓
Kurang pengetahuan
- Tangan pasien tampak bergetar

- Pasien tampak gelisah Cemas
-  TD : 135/80
- N : 112
- RR : 24x/menit 
- S : 38⁰C 
Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Pra Anestesi….
Problem Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah diberikan 1. Observasi tanda – tanda vital klien 1. Melakukan observasi tanda – tanda vital S : Klien mengatakan rasa
DS :
asuhan keperawatan
2. Lakukan pengkajian nyeri secara klien nyeri yang dirasakannya
-Pasien mengeluh nyeri diharapkan nyeri
dapat berkurang, komprehensif termasuk lokasi, 2. Melakukan pengkajian nyeri secara sudah berkurang
-Rasa nyeri yang dirasakan
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi frekuensi, komprehensif termasuk lokasi, O:
pasien seperti tertekan benda - Pasien
kualitas dan faktor presipitasi karakteristik, durasi frekuensi, kualitas - Skala nyeri 3
melaporkan rasa
berat 3. Observasi reaksi nonverbal dan dan faktor presipitasi - Pasien tidak tampak
nyeri berkurang
Nyeri dirasakan pada bagian - Skala nyeri ketidaknyamanan 3. Melakukan observasi reaksi nonverbal meringis kesakitan saat
berkurang
tangan sebelah kiri 4. Gunakan teknik komunikasi dan ketidaknyamanan menggerakkan tangan
menjadi <5 (0-10)
Skala nyeri yang dirasakan - Pasien tidak terapeutik untuk mengetahui 4. Menggunakan teknik komunikasi kirinya
meringis pengalaman nyeri klien terapeutik untuk mengetahui - TD : 115/80
pasien 5 (0-10)
kesakitan saat 5. Kaji kultur yang mempengaruhi pengalaman nyeri klien - N : 95
Nyeri bertambah saat pasien menggerakkan
respon nyeri 5. Kaji kultur yang mempengaruhi respon - RR : 20x/menit 
tangan kirinya
melakukan aktivitas 6. Evaluasi pengalaman nyeri masa nyeri - S : 36,7⁰C 
- Tanda – Tanda
vital dalam batas lampau 6. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau A : Masalah nyeri akut
normal
DO : 7. Ajarkan klien melakukan Teknik 7. Ajarkan klien melakukan Teknik relaksasi berhubungan dengan
Pasien meringis kesakitan saat relaksasi nafas dalam nafas dalam limfoma sudah teratasi
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter 8. Melakukan kolaborasi dengan dokter P : Intervensi dihentikan
menggerakkan tangan kirinya
dalam pemberian obat analgetik dalam pemberian obat analgetik
Skala nyeri 5 (0-10)
Terdapat nyeri tekan
TD : 135/80
N : 112
RR : 24x/menit 
S : 38⁰C 
Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Pra Anestesi….
Problem Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah diberikan 1. Observasi tanda – tanda vital klien, 1. Melakukan observasi tanda – tanda vital klien, S : Klien mengatakan rasa
Ds :
asuhan keperawatan
terutama frekuensi pernafasan terutama frekuensi pernafasan cemas yang dirasakannya
- Klien mengatakan diharapkan rasa cemas
dapat berkurang, 2. Identifikasi tingkat kecemasan 2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan sudah berkurang
takut
dengan kriteria hasil : 3. Jelaskan kepada klien bahwa operasi 3. Menjelaskan kepada klien bahwa operasi O:
- Klien mengatakan - Klien melaporkan
dilakukan oleh tim yang ahli dibidangnya dilakukan oleh tim yang ahli dibidangnya - Tangan klien sudah tidak
rasa cemas sudah
semalaman tidak 4. Jelaskan prosedur bedah yang akan 4. Menjelaskan prosedur bedah yang akan bergetar
berkurang
bias tidur karena - Klien tampak lebih dilakukan dilakukan - Pasien tampak lebih
tenang
merasa cemas 5. Gunakan komunikasi terapeutik 5. Menggunakan komunikasi terapeutik tenang
- Tangan klien sudah
Do : tidak tampak - TD : 115/80
bergetar - N : 95
- Akral teraba dingin - Tanda – tanda vital - RR : 20x/menit 
dan berkeringat klien tidak
- S : 36,7⁰C 
mengalami
- Tangan pasien A : Masalah cemas
peningkatan,
tampak bergetar terutama frekuensi berhubungan dengan kurang
pernafasan
- Pasien tampak pengetahuan dan stress
gelisah pembedahan sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
-  TD : 135/80
- N : 112
- RR : 24x/menit 
- S : 38⁰C 
Analisa data intra anestesi….
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Analisa data post anestesi….
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Dilakukan prosedur operasi limfoma Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
DS :

berhubungan dengan pemasangan
-klien mengeluh sesak karena terdapat banyak sekret di Dilakukan pemasangan laryngeal
mask airway (LMA) laryngeal mask airway (LMA)
jalan nafas

-sekret bertambah jika klien berbicara dan akan Produksi sekret meningkat

berkurang saat klien menelan
Sekret menumpuk
DO : ↓
Tidak bisa batuk efektif
-klien batuk – batuk

-terlihat banyak secret yang menumpuk di rongga mulut Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
klien
-terdengar bunyi gargling saat pasien bernafas
TD : 143/78
N : 114
RR : 25x/menit 
S : 36,7⁰C 
Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Post Anestesi….
Problem Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah diberikan 1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya 1. Melakukan auskultasi bunyi nafas, S:
DS :
asuhan keperawatan,
bunyi nafas (misal ronchi, wheezing, catat adanya bunyi nafas (misal ronchi, - Klien mengatakan sudah tidak sesak
-klien mengeluh sesak masalah
ketidakefektifan gargling) wheezing, gargling) saat bernafas
karena terdapat banyak
bersihan jalan nafas 2. Lakukan tindakan suctioning 2. Melakukan tindakan suctioning - Klien mengatakan sekret sudah
sekret di jalan nafas dapat teratasi, dengan
3. Ajarkan batuk efektif dan latihan 3. Mengajarkan batuk efektif dan latihan berkurang jumlahnya dan saat bernafas
kriteria hasil :
-sekret bertambah jika - nafas nafas sudah lebih nyaman
Klien tidak sesak
klien berbicara dan nafas 4. Posisikan pasien semi fowler 4. Memposisikan pasien semi fowler O:
- Tidak terdapat
akan berkurang saat - TTV :
akumulasi secret
klien menelan - Tidak terdengar TD : 110/80 mmHg
suara gargling saat N : 79×/menit
DO :
klien bernafas R : 20×/menit
-klien batuk – batuk
S : 37,3◦C
-terlihat banyak secret - Tidak terdengar bunyi gargling saat
yang menumpuk di klien bernafas
rongga mulut klien - Klien tidak nampak menggunakam otot
-terdengar bunyi nafas tambahan saat bernafas
A : masalah ketidakefektifan bersihan
gargling saat pasien
jalan nafas berhubungan dengan
bernafas
pemasangan laryngeal mask airway (LMA)
TD : 143/78 teratasi
N : 114 P : intervensi dihentikan
RR : 25x/menit 
S : 36,7⁰C 

Anda mungkin juga menyukai