Anda di halaman 1dari 22

JAMINAN KECELAKAAN LALU LINTAS

Dian Aryati,SKM,M.KM
JAMINAN KECELAKAAN LALU LINTAS

ASURANSI LAIN
“Hubungan Kerja”
(Asabri, Taspen, BPJS Ketengakerjaan
JENIS KECELAKAAN YANG DAPAT DIJAMINKAN
a. Kecelakaan Lalu Lintas Ganda Yang Bukan Kecelakaan Kerja dengan
Plafon Biaya perawatan maksimal 20 Juta.
b. Kecelakaan Lalu Lintas Tunggal dalam Transportasi Umum.

Untuk memastikan apakah suatu


insiden masuk kecelakaan lalu
lintas, BPJS Kesehatan dan Jasa
Raharja akan meminta dokumen
Laporan Polisi yang dikeluarkan
oleh Polisi Lalu Lintas

a. Kecelakaan Lalu Lintas Tunggal Yang Bukan Kecelakaan Kerja.


b. Kecelakaan Ganda dengan Plafon Biaya Perawatan > 20 Juta
(setelah plafon 20 Juta dari Jasa Raharja belum mencukupi,
kekurangannya akan ditanggung BPJS Kesehatan).
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 141/PMK.02/2018
tentang Koordinasi antar Penyelenggara Jaminan dalam Pemberian Manfaat
Pelayanan Kesehatan.

Saat ini koordinasi antara BPJS Kesehatan dengan Jasa Raharja telah terintegrasi lewat aplikasi

INSIDEN
(Integrated System for Traffic Accidents)
INSIDEN
(Integrated System for Traffic Accidents)

INSIDEN merupakan sinergi koordinasi manfaat


pelayanan bagi korban kecelakaan lalu lintas berbasis
teknologi informasi dengan menggunakan koneksi
internet oleh rumah sakit dalam melaporkan korban
kecelakaan lalu lintas kepada PT Jasa Raharja yang akan
meneruskan data korban kepada Polri.
*JASA RAHARJA*
Dasar Hukum :

Undang-Undang No. 33 TAHUN 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib


Kecelakaan Penumpang.
Juncto
Peraturan Pemerintah No. 17 TAHUN 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

Tugas PT. JASA RAHARJA (BUMN)

1 2

Memberikan Santunan, kepada Menghimpun Dan Mengelola Dana, dari


masyarakat yang mengalami kecelakaan masyarakat guna memenuhi pemberian
lalu lintas sesuai dengan ketentuan UU. hak masyarakat atas santunan
No. 33 dan 34 Tahun 1964
SUMBER PEMBIAYAAN (Iuran Wajib) UU. NO. 33
TAHUN 1964 JO. PP. NO. 17 TAHUN 1965

“Penumpang alat angkutan umum, Angkutan


Darat,Kendaraan Bermotor Plat Kuning, Kendaraan
Parawisata yang berplat hitam (Izin Dishub), Angkutan
Udara, Pesawat udara (Penumpang Umum/Orang)
Angkutan LautKapal, Ferry, kapal penyeberangan, danau
dan sungai,Penumpang Bu Umum,Penumpang Pesawat
Udara,Penumpang Kapal Laut”.
RUANG LINGKUP JAMINAN ATAU DALAM
PERLINDUNGAN UU. NO. 33 TAHUN 1964
Jo. PP. NO 17 TAHUN 1965
1. SETIAP PENUMPANG YANG SAH Dari Alat Angkutan
Umum Baik Darat, Laut, Maupun Udara.
2. SETIAP PENUMPANG YANG SAH Dari Alat Angkutan
Umum Trayek Tidak Tetap (Kendaraan Dalam Trayek
Insidentil).
3. KORBAN YANG MAYATNYA TIDAK DIKETEMUKAN.
4. PENUMPANG UMUM DALAM JAMINAN GANDA,
diberikan kepada kendaraan bermotor umum (bis/non
bis) yang berada dalam kapal penyeberangan.
MEKANISME PENGUTIPAN PREMI
UU. NO. 33 TAHUN 1964
“Karcis Kendaraan Bus Umum PENUMPANG : DARAT, LAUT DAN
UDARA IURAN WAJIB DIBAYAR BERSAMAAN DENGAN PEMBAYARAN
ONGKOS PENGUSAHA ATAU OPERATOR PT. JASA RAHARJA
(PERSERO)Tiket Kereta Api”

KEWAJIBAN MASYARAKAT UU. NO. 34 TAHUN 1964


Pemilik Kendaraan : RODA DUA,RODA EMPAT Wajib Melunasi
SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-Lintas Jalan)
Pembayaran dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor
Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK
BESARAN SANTUNAN
(PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NO. 36 & 37/PMK.010/2008 TANGGAL 26 FEBRUARI 2009)

Berikut besaran santunan Jasa Raharja bagi korban kecelakaan lalu


lintas :
1. Santunan meninggal dunia: Rp50 juta.
2. Santunan cacat tetap (maksimal): Rp50 juta.
3. Santunan perawatan (maksimal): Rp20 juta.(kecelakaan udara Rp. 25 juta).
4. Santunan penggantian biaya penguburan jika korban tidak memiliki ahli waris:
Rp4 juta.
5. Santunan untuk manfaat tambahan (penggantian biaya P3K): Rp1 juta.
6. Santunan untuk manfaat tambahan (penggantian biaya ambulans):
Rp500.000.
YANG BERHAK MENDAPATKAN SANTUNAN
Untuk KORBAN MENINGGAL DUNIA
Santunan Diberikan Kepada Ahliwaris Sesuai dengan Skala Prioritas sebagai
Berikut :
• Janda atau Dudanya Yang Sah.
• Anak-anaknya Yang Sah.
• Orang Tuanya Yang Sah
• Apabila Tidak Ada ketiganya, maka diberikanPenggantian Biaya penguburan.

Untuk KORBAN LUKA-LUKA


• Santunan diberikan kepada Korban sendiri, atau orang yang membiayai
selama penyembuhan yang diakibatkan kecelakaan lalu-lintas.
HAK ATAS PEMBAYARAN JASA RAHARJA DINYATAKAN TIDAK ADA,
dalam hal-hal  sebagai  berikut :
a. Jika korban/ahli-warisnya telah mendapat jaminan berdasarkan Undang-Undang
No. 33 tahun 1964 tentang  Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan 
Penumpang;
b. Bunuh diri,  percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada pihak
korban atau  ahli-warisnya;
c. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang: dalam keadaan
mabok, Melakukan perbuatan kejahatan, ataupun diakibatkan oleh atau terjadi
karena korban mempunyai cacad badan atau keadaan  badaniah/rokhaniah luar
biasa lain;
d. Kecelakaan yang terjadi tidak langsung disebabkan oleh penggunaan kendaraan
bermotor atau kereta api  yang bersangkutan dalam fungsinya sebagai alat
angkutan lalu-lintas jalan, yaitu misalnya dalam hal-hal sebagai berikut :
Perlombaan Kecepatan (Balapan), Kecelakaan yang terjadi akibat gempa bumi atau
letusan gunung berapi, angin topan, dan sebagainya.
KADALUARSA HAK SANTUNAN MENJADI
GUGUR JIKA…

“Permintaan diajukan dalam waktu 6 (enam) bulan sejak terjadinya


kecelakaanTidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah
hal dimaksud disetujui oleh Jasa Raharja”.
* BPJS KESEHATAN *
DASAR HUKUM

Perpres No. 82 Pasal 53 ayat (1) : BPJS Kesehatan dapat berkoordinasi dengan
Tahun 2018 penyelenggara jaminan lainnya yang memberikan Manfaat pelayanan
kesehatan.
tentang
Pasal 53 ayat (2) b : Penyelenggara jaminan lainnya sebagaimana
Jaminan dimaksud salah satunya pada huruf b adalah PT. Jasa Raharja untuk
Kesehatan program jaminan kecelakaan lalu lintas;

Pasal 4 : Koordinasi pemberian manfaat pelayanan kesehatan antar


Permenkeu Penyelenggara Jaminan dilakukan pada kasus:
No. a. kecelakaan lalu lintas;
141/PMK.02/ b. kecelakaan kerj a;
c. penyakit akibat kerja; dan/ atau
2018 d. kasus lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
KOORDINASI BPJS KESEHATAN
DENGAN JASA RAHARJA

Melalui aplikasi
Batasan plafon yang “INSIDEN”
BPJS kesehatan,
dikeluarkan Jasa sesuai ketentuan
raharja sebesar klaim korban dialihkan
peraturan perundang-
Rp20 Juta undangan

Tujuannya adalah untuk :


•Bertukar data antar BPJS dan Jasa Raharja
•Agar tidak terjadi sistem penjaminan ganda (double klaim)
PENJAMIN PADA KECELAKAAN BERDASARKAN
Permenkeu No. 141/PMK.02/2018

DUGAAN KASUS KEPESERTAAN PENJAMIN


KEJADIAN

KECELAKAA KECELAKAA JAMINANA JAMINAN


N N KERJA N KECELAKAA
LALULINTAS KESEHATAN N KERJA 1 2

1 YA YA YA YA PT JASA BPJS Ketenaga Kerjaan /


RAHARJA PT TASPEN/
PT ASABRI/
2 YA YA YA TIDAK PT JASA Pemberi Kerja / BPJS
RAHARJA Kesehatan

3 YA YA TIDAK TIDAK PT JASA Pasen/Korban/ Keluarga /


RAHARJA
4 YA YA TIDAK YA PT JASA BPJS Ketenaga Kerjaan /
RAHARJA PT TASPEN/
PT ASABRI
PENJAMIN PADA KECELAKAAN BERDASARKAN
Permenkeu No. 141/PMK.02/2018

DUGAAN KASUS KEPESERTAAN PENJAMIN


KEJADIAN

KECELAKAA KECELAKAA JAMINANA JAMINAN


N N KERJA N KECELAKAA
LALULINTAS KESEHATAN N KERJA 1 2

5 YA TIDAK YA YA PT JASA
RAHARJA BPJS Kesehatan

6 YA TIDAK YA TIDAK PT JASA


RAHARJA BPJS Kesehatan

7 YA TIDAK TIDAK TIDAK PT JASA Pasen/Korban/ Keluarga


RAHARJA /
8 YA TIDAK TIDAK YA PT JASA Pemberi
RAHARJA Kerja/Pasen/Korban/
Keluarga /
KESIMPULAN
“Jaminan Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia dibagi menjadi 2, yakni
jaminan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan
hubungan kerja yang dalam hal ini menjadi kewenangan
Taspen, ASABRI, BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek). Sedangkan
Jaminan Kecelakaan Lalu Lintas yang tidak
disebabkan hubungan kerja menjadi kewenangan Jasa
Raharja dan BPJS Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.

Anda mungkin juga menyukai