Anda di halaman 1dari 22

BENDA ASING KONJUNGTIVA DAN KORNEA

z
Pembimbing :
dr. Sisilya Maria Umboh, Sp.M

Agustian Wahyuningrat Darmi, S.Ked


196100802001
z

BENDA ASING KONJUNGTIVA


z ANATOMI KONJUNGTIVA
limbus
Konjutiva bulbi
 Konjuntiva dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
 Konjungtiva Palpebra
 Konjungtiva Forniks Konjungtiva
 Konjungtuiva Bulbi forniks

Konjungtiva palpebra
Pungtum lakrimalis

Konjungtiva
marginalis
 Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu
z
 Arteri palpebralis
 Arteri siliaris anterior
z  Vena-vena konjungtiva lebih banyak dibandingkan arteri konjungtiva.

 Drainase utama dari konjungtiva tarsalis dan konjungtiva bulbi


langsung mengarah ke vena-vena palpebralis

 Beberapa vena tarsalis mengarah ke vena-vena oftalmikus superior


dan inferior, yang akan berakhir pada sinus venosus
 Konjungtiva
z Bulbi : nervus siliaris longus -> cabang dari N. nasosiliaris -> divisi oftalmikus
N.Trigeminus

 Konjungtiva Palpebra superior dan forniks superior : cabang frontal dan lakrimal -> divisi
oftalmikus N.trigeminus

 Konjungtiva palpebra inferior dan forniks inferior : cabang lakrimal divisi oftalmikus
N.trigeminus pada daerah lateral dan dari N. infraorbital dari divisi maxilla N.trigeminus
z DEFINISI
 Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya
cedera mata, sering mengenai sklera, kornea dan konjungtiva.

 Jika masuk ke dalam bola mata -> infeksi -> kerusakan isi bola mata

 Jenis benda yang masuk dibagi dalam beberapak kelompok


1. Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi, tembaga

2. Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian

3. Benda Organik, seperti kayu, kaki serangga

4. Benda inert -> benda yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata dan tidak menganggu
fungsi mata. Contoh : emas, paltina, batu, kaca, dan porselin

5. Benda reaktif -> benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga menganggu
fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga
z ETIOLOGI

 Penyebab cedera mata pada permukaan mata,


antara lain :
 Percikan kaca, besi, keramik

 Partikel yang terbawa angin

 Ranting pohon, dsb


PATOGENESIS
Jika suatu benda
z masuk ke dalam bola mata akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan
berikut :

Benda yang masuk ke


dalam bola mata dapat
Mechanical Effect melalui kornea atau
sklera dan dapat masuk
terus kebagian dalam

Benda asing dapat


memicu timbulnya
Permulaan terjadinya
infeksi dengan
proses infeksi
pembentukan jaringan
granulasi

Non-organized material
dapat menimbulkan
Reaction of ocular tissue proliferasi dan infeksi
dengan pembentuk
jaringan granulasi
PENEGAKAN DIAGNOSIS
z
 Anamnesis

 Riwayat tidak nyaman dan adanya sensasi benda asing pada mata

 Riwayat terjadi trauma

 Mata terasa perih

 Mata menjadi berair

 Pemeriksaan Fisik

 Visus normal

 Terdapat benda asing pada bola mata

 Injeksi konjungtiva (+)

 Discharge cairan dan pengeluaran darah pada subkonjungtiva

 Pola tanda goresan vertical di kornea mengisyaraktkan adanya benda asing terbenam di permukaan
konjungtiva tarsalis palpebra superior

 Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan segmen posterior dan jika diperlukan, melakukan foto polos sinar-x

 Slit lap dilakukan untuk menentukan posisi dan kedalaman dari benda asing
z
PENATALAKSANAAN
z

 Pengambilan benda asing pada konjungtiva :


 Harus dipastikan bahan penyebab gejala adalah benda asing yang dikonjungtiva
 Ketajaman mata pada kedua mata dinilai. Benda asing di konjungtiva bisa menurunkan visus
ataupun tidak
 Sebelum dilakukan penekanan pada mata atau kelopak perlu dipastikan bahwa tidak terjadi
cedera yang telah menembus bola mata
 Jika terdapat sesuatu pada bulbar tapi tidak bisa dilepas dengan kapas (cotton swab) bisa diduga
bahwa benda asing tersebut adalah lesi tembus atau merupakan lesi berpigmen pada konjungtiva
 Pemberian anestesi dilakukan jika dirasa perlu. Anestesi yang digunakan adalah 2 tetes
proparacaine 0,5%
 Benda asing diambil dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan salin, jika tidak berhasil
bisa dilakukan irigasi menggunakan salin. Sebelumnya konjungtiva dibuka terlebih dahulu
 Berikan antibiotic spektrum luas chloramphenicol 1%, gentamycin 0,3% atau flamycetin eye drop
untuk menghindari infeksi
z
z KONSELING DAN EDUKASI

 Memberitahu pasien dan keluarga agar tidak menggosok matanya


agar tidak memperberat lesi

 Menggunakan alat/kacamata pelindung pada saat bekerja atau


berkendara

 Apabila keluhan bertambah berat setelah dilakukan tindakan, seperti


mata bertambah merah, bengkak atau disertai dengan penurunan
visus segera kontrol kembali
z

BENDA ASING KORNEA


ANATOMI KORNEA
z

 Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan


strukturnya sebanding dengan kristal sebuah jam
tangan kecil.

 Sumber-sumber nutrisi untuk kornea berasal dari


pembuluh darah limbus, humor aqueous, dan air
mata.

 Kornea superfisial juga mendapatkan Sebagian


besar oksigen dari atmosfer

 Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang


pertama (opthalmicus) nervus kranialis V
(trigeminus
z ETIOLOGI

 Umumnya, kombinasi dari aktivitas yang berisiko


tinggi dan kurangnya pemakaian pelindung mata :
 Partikel besi, ampelas dan batu bara, pada pekerja infustri

 Sekam padi dan sayap serangga pada pekerja pada lahan


pertanian
 Benda asing umum lainnya adalah partikel debu, pasir,
baja, kaca, kayu dan serangga kecil (nyamuk)
z PATOFISIOLOGI

 Reaksi mata terhadap benda yang tertanam dapat merubah komposisi


dari partikel itu sendiri

 Reaksi ocular dibagi atas tiga tipe :


1. Substansi inorganic tidak menyebabkan reaksi yang spesifik kecuali untuk iritasi
mekanik dan adanya eksudat dan fibroblasitk terisolasi dari benda asing
2. Reaksi kimia bisa memproduksi kerusakan non spesifik atau spesifik

3. Material organic, memberikan respon proliferative dengan karakteristrik adanya


pembentukan jaringan granulasi dengan sel-sel raksasa
z DIAGNOSIS
 Gejala Klinik
 Rasa tidak nyaman, air mata berlebihan dan mata merah, iritasi pada mata
 Nyeri dan fotofobia
 Penurunan penglihatan

 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
 Tanda-tanda peradangan atau truma

 Blefarospasme dan injeksi konjungtiva dan lakrimasi karena iritasi


 Injeksi perikornea dan edema kornea mungkin ada karena trauma tumpul atau menggosok berlebihan
 Eversi palpenra superior -> menemukan benda asing di forniks superior
 Pewarnaan fluoresen -> metode terbaik
 Abrasi kornea menunjukan adanya penertrasi (luka masuk)
 Infiltrasi kornea jika benda asing berada >24 jam
 Tes Seidel : mengetahui adanya perforasi kornea
z PENATALAKSANAAN
 Pasien dengan abrasi kornea umumnya merasa tidak nyaman

 Satu tetes anestesi topical seperti propacaine atau tetracaine pada fornix konjungtiva
inferior dapat dignakan untuk meringankan rasa sakit

 Benda asing superfisial dapat dilakukan irifasi, jika tidak berhasil, dapat digunakan kapas
lidi

 Benda asing yang terkena konjungtiva bulbar harus dikeluarkan, dengan visualisasi slit
lamp menggunakan needle 26G steril setelah anestesi topical xylocaine 2-4%

 Setelah dikeluarkan -> antibiotic salep mata selama 24-48 jam, lalu bebat dan perban
mata untuk immobilisasi palpebra agar tidak berkedip, memungkinkan epitel kornea
untuk bergenerasi tanpa iritasi

 Tetes mata antibiotic (polymyxin B/bacitracin) diberikan 3-4x sehari selama 1 minggu dan
artificial tears, siklopegik dan atau ketorolac untuk mengurangi nyeri
z
z

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai