Anda di halaman 1dari 10

SUMBER HUKUM

EKONOMI ISLAM
Oleh :
Siti Amelia Rahmawati
(201510110311091)
Nabil Makarim
(201510110311138)
Hakekat dan Tujuan Hukum
Ekonomi Islam

 Pada hakikatnya ekonomi Islam adalah metamorfosa


nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk
menepis anggapan bahwa Islam adalah agama yang
hanya mengatur persoalan ubudiyah atau komunikasi
vertikal antara manusia (makhluk) dengan Allah (khaliq)
nya.

 Tujuan ekonomi Islam membawa kepada konsep


kejayaan atau kesejahtraan di dunia dan akhirat.
Ekonomi Islam meletakkan manusia sebagai khalifah di
muka bumi ini di mana segala bahan-bahan yang ada di
bumi dan di langit adalah diperuntukan untuk manusia.
Secara terperinci, tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien, efektif,
hemat dan tidak mubazir.

Distribusi
harta, kekayaan, pendapatan dan hasil
pembangunan secara adil dan merata.

Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang


terpenting. Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan
individu, masyarakat dan negara.

Tercukupinyakebutuhan dasar manusia, meliputi makan,


minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan,
keamanan serta sistem negara yang menjamin terlaksananya
kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang ekonomi.
 Indonesia sudah mengenal prinsip syariah dalam aktifitas
perbankan sejak tahun 1992. Sistem ekonomi syariah
merupakan perwujudan paradigma islam. Dalam islam, tujuan
penggunaan harta dan hubungan antara manusia dan
lingkungan harus didasarkan pada Al-qur’an dan Hadist. Sistem
ekonomi syariah menerapkan bahwa seluruh harta harus
digunakan sesuai dengan petunjuk Al-qur’an, Hadist dan
syariah islam.
Al-Qur’an
Sumber Hukum
Ekonomi Islam

As-Sunnah

Ijma’

Qiyas
Al-Qur’an
 Al-Qur’an merupakan dasar hukum
ekonomi Islam yang abadi dan asli, dan
merupakan sumber serta rujukan yang
pertama bagi syari'at Islam, karena di
dalamnya terdapat kaidah-kaidah yang
bersifat global beserta rinciannya
As-Sunnah
 As- Sunnah atau sering disebut juga al-Hadits
mempunyai arti yang sama, yaitu segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wa sallam baik berupa ucapan, perbuatan maupun
takrirnya.
 As-Sunnah merupakan sumber hukum yang kedua
setelah al-Qur'an, dasar pokok as-Sunnah sebagai
sumber hukum, sebagaimana firman Allah surat an-Nisa
[4] ayat 59.
Ijma’
 Ijma’ ialah kebulatan pendapat Fuqoha
Mujtahidin pada suatu masa atas sesuatu
hukum sesudah masa Rasulallah
shalallahu ‘alaihi wa sallam.
 Dasar ditetapkannya ijma sebagai hukum
yang ketiga setelah al-Qur'an dan as-
sunah, yaitu dalam surat An-Nisa [4] ayat
115.
Qiyas
 Qiyas adalah mempersamakan hukum
sesuatu perkara yang belum ada
kedudukan hukumnya dengan sesuatu
perkara yang sudah ada ketentuan
hukumnya karena adanya segi-segi
persamaan antara keduanya yang disebut
illat.
 Dasar hukum ditetapkannya qiyas yaitu
surat an-Nisa [4] ayat 59.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN

JAZAKUMULLAHU KHAIRAN

Anda mungkin juga menyukai